Singgasana Magis Arcana

Aktor Opera Termahal dalam Sejarah



Aktor Opera Termahal dalam Sejarah

0Di dalam Teater Agung Kerajaan Rentato, para bangsawan dan penyihir yang mengapresiasi jeda saling berbisik tentang bentuk opera yang sangat berbeda dengan di masa lalu.     

Sejak opera jadi populer, jumlah opera jadi sangat banyak. Meski seseorang sudah memodifikasinya, tak ada yang berani meninggalkan pola sukses. Para bangsawan dan warga Holm juga sudah terbiasa dengan opera. Mereka senang dengan aria yang menyentuh. Sementara plot yang mau ditunjukkan opera, mereka tak terlalu menunjukkannya selain harus merasakan perasaan di balik musik.      

Sementara cerita yang lebih detail dan dialog spesifik, mereka sering mengetahui dan memahaminya setelah mengapresiasi permainan dengan judul serupa di kemudian hari.     

Itu bukanlah masalah di masa lalu ketika plotnya relatif sederhana. Mereka bisa mengapresiasi musik, nyanyian, dan dasar cerita ketika melihat sebuah opera. Namun, seiring penulis naskah peran seperti Oliver menciptakan cerita yang lebih memikat, orang-orang sering merasa kalau nyanyian terpisah dari plot saat mereka mendengarkan opera. Musik dan cerita terpisah.     

Namun, konfliknya tak mencapai titik puncak yang butuh perubahan. Sehingga, setelah mendengarkan bagian pertama dari Valkyrie yang dibuat oleh Lucien Evans, mereka tak terbiasa dan sedang melakukan diskusi panas, melupakan sopan santun mengapresiasi opera.     

"Keseluruhan bagian adalah sebuah angka besar?" Stephine, istri Duke James, bicara pada Jane, anak perempuannya di sebelahnya.     

Rambut hitam Jane keriting alami hingga ke bahu, seperti kesan yang dia berikan. Di antara para bangsawan, dia dikenal sebagai 'boneka diam'.     

"Lebih terlihat seperti sebuah simfoni dibandingkan angka untukku. Temanya adalah isi prelude. Apalagi, batas antara hapalan dan aria agak buram…" Jane mengenalkannya pada Stephine dengan suara pelan.     

Dalam opera sebelumnya, dia merasa kalau plot dan melodinya sangat menyatu sampai dia khusyuk pada suasana yang mereka bangun meski asing. Dia khawatir pada tuan putri, membenci raja baru yang brutal dan Perdana Menteri yang brengsek, lalu bersimpati pada pelayan setia. Setiap kalimat dan setiap melodi seolah menggema di dalam hatinya.     

Sampai jedanya dimulai, Jane akhirnya teringat pada opera barusan. Sebagian dari resitatif punya nyanyian, dan bagian aria juga terdengar seperti resitatif…     

Stephine berujar penuh minat, "Satu bagian sama dengan satu simfoni? Sudah sepantasnya dari Master Evans dari Aalto."     

Di Aalto, kilauan simfoni menutupi segalanya, dan mereka lebih senang memanggil Lucien dengan sebutan master saat membahas musik.     

Setelah diskusi panas, para bangsawan punya pendapatnya masing-masing. Sebagian besar dari mereka yakin kalau bagian pertama Valkyrie nilainya di atas rata-rata meski terasa asing.     

Seorang master memang layak disebut master!     

Di dalam boks, menghadapi keraguan Oliver, Lucien memberitahu ide penciptaannya sambil tersenyum, merasa bangga. Meski modifikasinya berdasarkan reformasi opera milik Tuan Wagner di Bumi, plot, melodi, lagu, dan desain struktur opera diciptakan sendiri olehnya.     

Mendengar jawaban Lucien, Oliver tercengang sesaat, lalu dia berujar sambil tersenyum, "Aku suka idenya. Musik dan nyanyian harus mengiringi plot. Musisi yang mengadaptasi permainanku ke dalam opera tak paham alasan sederhana itu. Itulah kenapa mereka tak bisa menciptakan opera yang disukai banyak orang. Kalau saja aku bekerja sama denganmu lebih cepat."     

Lucien merasa kalau Oliver agak konservatif jika berhadapan dengan perubahan. Tapi ternyata dia menerima dengan mudah, sampai Lucien awalnya terkejut, namun akhirnya lega. Sebagai penulis naskah seni, Oliver jelas lebih bergantung pada plot.     

Natasha menyiulkan monolog tuan putri barusan, sementara Fernando mengetuk pegangan pembatas kotak, seolah menanti penampilan selanjutnya.     

…     

Di alun-alun di kota kecil Samara…     

Para warga terbungkam oleh bentuk yang kacau itu. Mereka sangat tergerak oleh cerita, karakter, melodi, dan nyanyiannya pada bagian pertama. Namun mereka merasa aneh dan berpikir kalau opera harus seperti itu.     

"Ini pasti tren baru opera. Tuan Atom Controller adalah master musik. Dia pasti lebih punya pandangan ke depan daripada kita!" Seorang penggemar simfoni mendadak berteriak.     

Suaranya memecahkan keheningan. Para warga ikut berteriak bersamanya.     

"Ya, master musisi memang tahu lebih baik daripada kita!"     

"Opera barusan terdengar lebih baik daripada sebelumnya. Yah, kelihatannya juga lebih baik!"     

"Jadi, seperti itu ternyata penyanyi dan aktor papan atas. Hal-hal yang kita dengarkan sebelum ini tak bisa dibandingkan dengan mereka!"     

"Uang yang mereka dapatkan dalam satu permainan adalah gajimu selama satu tahun!"     

…     

Seraya melihat teater megah pada 'tirai', Banus berujar sambil berpikir, "Sampai hari ini, aku tak pernah menyangka bisa melihat dan mendengarkan penampilan opera terbaik. Tapi segalanya terasa sangat mudah sekarang. Kita bisa melihat opera di Teater Agung Kerajaan Rentato di Samara. Sihir sangat luar biasa!"     

"Ya, aku semakin menantikan 'peradaban sihir' yang disebutkan Suara Arcana. Mungkin, kita akan bisa melihat Rentato tanpa harus pergi keluar rumah…" Ali terpesona dengan gambar yang terus berubah serta suara pada 'tirai'. Itulah kekuatan tuhan yang disebutkan Gereja di masa lalu!     

Memikirkan perubahan yang terjadi dalam hidupnya, Ali merasa agak putus asa. Segalanya berjalan cepat, tapi bagaimana dengan dirinya? Tinggal di kota dan menua, seperti ayah dan kakeknya?     

Prelude bagian kedua Valkyrie terdengar, memberikan suasana yang intens dan tegang dan dicampur dengan kehangatan.     

Dalam bagian ini, Tuan putri Amansa menemui banyak bahaya di hutan dan perlahan berubah menjadi kesatria sejati. Lalu, dalam pertempuran satu sisi, dia jatuh dari tebing dan nyaris mati. Tapi dia diselamatkan oleh seorang kesatria kuat yang kebetulan lewat.     

Kesatria itu adalah pemuda tampan. Dia tinggal menemani tuan putri karena simpati dan menangani anjing raja bersama Amansa. Batin mereka mendekat, lalu percikan cinta mulai terjadi. Penonton seolah menemukan momentum dan dukungan, mulai menantikan masa depan yang indah.     

Diiringi sebuah lagu cinta, bagian kedua selesai.     

Ali mendengarkan opera dan melihat pada bangsawan di aula teater yang sebagian tampak di siaran langsung. Sambil tersenyum, dia berpikir apakah teman penanya juga mendengarkan opera sambil menikmati kisah cinta antara tuan putri dan kesatria…     

Dia membayangkan banyak hal sampai menggumamkan lagunya bahkan setelah bagian kedua selesai.     

Bagian ketika dimulai dengan prelude yang semangat namun membawa aura berbahaya. Tuan putri dan pangeran menjalani misi untuk mengambil alih negaranya. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan rekan baru dan menemukan kesatria yang masih setia dengan mendiang raja. Secara alami, bahaya tak terhindarkan. Selama perjalanan, kesatria berambut pirang lain jatuh cinta dengan tuan putri. Tangan kirinya juga patah demi tuan putri.     

"Cinta membuatku kehilangan kendali atas diriku…" Kesatria berambut pirang mengakui cintanya dengan disertai aria yang menyentuh.     

Saat para penonton khawatir cinta tuan putri akan berakhir masam, tuan putri juga membalas menggunakan aria. "… Kau sesempurna matahari, tapi kau bukan orang yang kusukai dan bukan orang yang kunanti…"     

Setelah ujian cinta, tuan putri terlihat lebih dewasa. Dia memimpin kesatrianya untuk menyerang raja baru serta Perdana Menteri bersama kekasihnya. Dengan tekad yang semakin kuat, tuan putri menghancurkan musuh-musuhnya dan mengirimkan orang jahat, yang dibenci para penonton selama tiga bagian, pada alat pemenggal kepala diiringi melodi kemenangan.     

Tepat saat itu, badai tersembunyi datang. Kutukan sebelum raja baru mati menampakkan identitas sebenarnya dari kekasih tuan putri. Dia sebenarnya pangeran negara tetangga, yang mencoba merebut negara bersama dengan kembalinya sang putri!     

Namun, cinta tak bisa dikendalikan. Dia jatuh cinta dengan tuan putri. Namun pada akhirnya dia memilih negaranya. Dalam suara drum dan terompet, mereka menarik senjata.     

"Kenapa ini terjadi…"     

"Cinta mereka manis sekali…"     

Para penonton merasakan sakitnya patah hati saat bagian ketiga berakhir. Ali sampai tercengang sampai melihat ke arah teater dengan wajah pucat. Dia nyaris bisa merasakan apa yang dirasakan tuan putri: batasan yang tak bisa dilewati, dan hubungan yang harus diputuskan.     

Prelude bagian keempat meledakkan kekuatan intens dalam suasana putus asa dan muram, seolah menceritakan tuan putri yang akan menyerang.     

Musiknya masuk ke bagian paling klasik sejak Valkyrie dimainkan. Semangat dan antusiasme penonton dinaikkan.     

"Opera ini bisa dibilang klasik hanya dengan mendengar musik di bagian ini…" Oliver mengangguk setuju.     

Pertarungan antara tuan putri dan pangeran berakhir. Pangeran tumbang dan menyanyikan sebuah monolog sedih, sementara tuan putri mengangkat pedang.     

"Apa dia akan membunuhnya?"     

"Tuan putri tak akan sejahat itu, 'kan?"     

Di tengah bisik-bisik, Natasha, yang duduk di dalam boks, mendadak menghela napas panjang.     

Pedangnya ditebaskan dan pangeran tewas. Diiringi melodi sedih dan keras, tuan putri menyanyikan aria yang memilukan.     

Setelah menyaksikan serangan dan mendengar melodi, Ali pucat seperti orang mati. Kelihatannya itu adalah akhir dari imajinasi di dalam hatinya. Jarak antara dirinya dan teman penanya bahkan lebih jauh daripada jarak antara pangeran dan tuan putri. Ceritanya sudah berakhir bahkan sebelum dimulai. Apalagi, temannya tak perlu mengangkat senjata sendiri, karena Ali bahkan tak punya kesempatan pergi ke medan pertarungan…     

Sebuah tragedi cinta selalu membuat seseorang terpuruk, tapi tuan putri meninggalkan kesan mendalam pada semua orang ketika dia mengayunkan pedang di akhir. Saat itu, kesatria dari negara tetangga tiba. Ternyata, mereka dilahap kegelapan dan menjadi budak naga jahat. Mereka ingin menguasai negara tuan putri karena bermaksud mencuri harta karun demi naga!     

Sambil menahan kesedihan, tuan putri memimpin kesatrianya untuk menyerang balik. Tepat ketika mereka akan menang, angin yang disimulasikan dengan instrumen mulai berembus, dan seekor monster raksasa naik ke panggung.     

Monsternya punya kepala seperti kadal dan tubuh kuat yang dilapisi sisik transparan. Sepasang sayap cantik mekar di punggungnya. Di bawah cahaya, mereka semua memancarkan kilauan dingin namun indah.     

Intimidasi yang tak terbayangkan dari naga membuat kaki semua pemain opera gemetar. Nyanyian mereka jadi tak karuan seolah ini adalah nyata.     

"Naga … naga sungguhan?" Para bangsawan di teater merasa mata mereka melompat keluar.     

Banus dan Ali nyaris memejamkan mata karena syok. Apakah naga juga bagian dari pertunjukan?     

Jari dan kaki naga itu memakai macam-macam cincin permata. Di kepalanya juga ada sebuah mahkota serta cape emas di punggung. Kelihatannya naga itu baru saja merampok gudang harta.     

"Serahkan harta kalian!" kata si naga dengan nada seolah sedang bernyanyi.     

Di dalam boks, Lucien tersenyum. "Aku membayar mahal untuk si Kristal Kecil agar bergabung dalam pertunjukan. Dia pasti jadi aktor opera termahal dalam sejarah…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.