Singgasana Magis Arcana

Jalan-jalan Santai Sebelum Makan Malam



Jalan-jalan Santai Sebelum Makan Malam

0Layria mengeluarkan dua naskah dari tumpukan jurnal. "Dasar Matematika terus jadi topik diskusi panas bulan ini, dan paradoks tukang cukur menarik paling banyak perhatian. Orang-orang menyebutnya krisis besar dalam matematika."     

Meski Layria juga pintar dalam matematika, dia tetap seorang arcanis yang lebih condong pada elemen dan pembelajaran alkimia, sementara minatnya terhadap matematika lebih pada aplikasinya. Sehingga, dia tak terlalu cemas seperti para arcanis dari Tower. Alih-alih, dia cukup menggebu-gebu.     

Setelah mengambil jurnal Arcana dan Alam, Lucien melihat naskah yang ditulis oleh presiden, gurunya, dan Hathaway mengenai Dasar Matematika. Di sisi lain, mereka telah mengonfirmasi signifikansi Dasar Matematika karena membantu mendorong banyak pembelajaran dalam matematika. Di sisi lain, mereka juga yakin kalau solusi mengenai paradoks tukang cukur harus mengandalkan pada perkembangan dari teori set dan definisinya yang lebih ketat.     

Meski sebelum Dasar Matematika lahir, tak ada konsep teori set yang solid di kongres, jadi banyak arcanis matematika menyadari kalau teori set bisa membantu membangun seluruh istana matematika, sehingga menjadi fondasi semua penemuan matematika. Makanya, semua arcanis agung dan arcanis lain dari Tower berharap mereka bisa menggunakan sebagian besar nilai dari teori set sambil menghindari kemungkinan paradoks.     

Namun, mereka memang punya keyakinan berbeda meski sependapat pada signifikansi teori set. Contohnya, beberapa arcanis seperti Douglas dan hathaway, yakin kalau matematika juga harus mengikuti logika, sementara beberapa lainnya, seperti Fernando dan konsep aksiomisasi matematika Lucien, yakin bahwa matematika mengandung simbol murni dan tak membawa isi substansial. Jadi selama dua teori matematika tak saling kontradiksi, pembelajaran pada keduanya bisa terus berjalan. Sementara itu, masih ada tren lainnya.     

Tentu saja, sangat sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Semuanya bisa memfasilitasi perkembangan matematika sampai ke titik tertentu.     

"Kelihatannya kita belum ketakutan oleh paradoks. Arcanis sedang penuh semangat untuk memecahkan masalahnya." Lucien menyeringai.     

Murid-muridnya sedikit kehilangan kata-kata. Cara guru mereka bicara seperti bukan dirinya yang mengemukakan paradoks itu.     

Lucien membalik-balik jurnal dan melihat naskah Bergner pada 'Dugaan Goldbach'. Bergner mengakui kalau dugaan itu sementara belum bisa dibuktikan, tapi bisa didekati selangkah demi selangkah. Itu bisa dilakukan dulu dengan membuktikan bahwa bahkan angka bisa ditulis dalam jumlah angka M prima dan angka N prima. Dengan kata lain, mereka harus membuktikan 'M+N' dulu, dan ketika mereka mengurangi M dan N menjadi satu, masalahnya bisa diselesaikan.     

"Tuan, mereka memberikan dugaan Anda nama yang menarik, '1+1'. Tapi Tuan Bergner masih berusaha membuktikan '9+9'." Heidi nyengir. "Tapi, Tuan, Anda belum memecahkannya, bukan? Apa Anda melemparkan dugaan pada kami dengan sengaja?"     

"Tidak..." Lucien menggeleng, merasa tergelitik. Dia menduga jurnal Alam akan menerbitkan banyak naskah yang membuktikan 'M+N' dalam beberapa tahun ini, dan dia harap beberapa dekade kemudian, seseorang bisa mencapai '1+2'.     

Setelah diskusi mereka pada jurnal terbaru selesai, ketika Lucien akan kembali ke ruangannya sendiri, Heidi bertanya, "Tuan, saya dengar kalau kerajaan akan mengadakan festival musik Rentato, dan opera Anda yang berjudul Valkyrie akan jadi upacara pembukaan?"     

"Harusnya begitu kalau semuanya berjalan lancar." Lucien mengiakan.     

Mata para murid berbinar seolah mereka sangat menanti operanya. Dalam beberapa tahun belakangan, Lucien sangat fokus mempelajari sihir dan arcana, jadi dia hanya menghasilkan beberapa musik piano pendek dan musik ringan, yang membuat penggemarnya agak kecewa. Katanya opera yang akan datang adalah hasil kerja keras Lucien selama bertahun-tahun, sehingga pasti sempurna dan jadi sebuah karya klasik.     

Sprint bukan salah satu dari mereka. Dia mengerucutkan bibir karena tak paham semangat mereka. Dia tak punya preferensi khusus terhadap musik.     

Setelahnya, Lucien kembali ke ruangannya dan mulai menatap gulungan perkamen di depannya.     

Setelah beberapa saat, dia akhirnya mengambil pena bulu dan mencelupkan ke botol tinta. Dia pun menulis judul—Determinisme, Kemauan Bebas, dan Sumber Sihir.     

Meski judulnya mirip dengan naskah terkenal Tuan Schrödinger bernama Indeterminisme dan Kemauan Bebas, kemiripan isinya hanya sedikit. Setelah menganalisis kontradiksi yang melekat pada determinisme, Lucien mengenalkan kesadaran diri dan menggiring diskusi menuju hubungan antara efek pengamat dan asal muasal sihir. Seperti model laut dalam ruang hampa, tak ada bukti teoritis.     

'... karena kesadaran punya pengaruhnya sendiri pada partikel mikro, basis material di dunia kita terlihat tak terlalu kokoh, jadi segala di sekitar kita bisa berubah ketika kita menambahkan kekuatan spiritual atau pola sihir berkaitan padanya, sehingga menara sihir terbentuk. Contohnya, beberapa dari mantra transformasi kita bekerja dengan cara membentuk ulang tubuh kita dalam level partikel mikro. Sebagian besar mantra sihir yang tak dirapal dengan efek permanen punya jangka waktu yang terbatas. Dulu, kita meyakini bahwa ini dikarenakan efek sihir 'ditolak' oleh alam. Tapi sekarang aku lebih memilih menggunakan efek pengamat untuk menjelaskannya. Begitu 'pengamat' muncul, efek sihir akan runtuh...'     

'Perubahan dalam kekuatan darah bisa datang dari ketidakstabilan pada mikro-level, contohnya, transisi kuanta...'     

'... Beberapa sihir butuh banyak energi, sampai melampaui kekuatan spiritual kita. Tapi pertanyaannya adalah, dari mana energi itu datang?'     

'... Dalam beberapa mantra transformasi, material bisa ditambahkan atau dihilangkan. Sementara pengurangan, kita bisa memahami dengan cara pengurangan material disimpan sementara dalam ruang dan waktu yang dibuat dengan sihir, lalu akan berlanjut setelah waktu mantranya habis. Sementara proses pengurangan ini bisa dipahami, bagaimana tentang tambahan material? Apakah tambahan material muncul begitu saja? Bahkan jika mereka terbentuk dengan cara seperti ini, berdasar hukum konservasi massa dan energi, kebutuhan energinya besar. Lalu dari mana energi datang?'     

'Jadi asumsiku adalah saat merapal mantra transformasi, apa yang akan kita dapat dari lingkungan bukan energi, melainkan substansi dasar. Tapi dari mana substansi dasar itu berasal?'     

'... Mungkin eksistensi 'dunia nyata' bisa memecahkan masalah kita, tapi bagaimana cara 'dunia nyata' eksis? Apakah ia eksis di setiap sudut alam semesta yang berarti ruang hampa sebenarnya tak pernah ada? Apa asal muasal 'dunia nyata'? kenapa ia tak bisa memberikan substansi dasar?'     

'... Bisakah meditasi dideskripsikan sebagai proses peningkatan kesadaran diri? Dengan kata lain, perkembangan penyihir adalah proses pengamat lemah menjadi lebih kuat...'     

Lucien menulis naskah sampai selesai tanpa berhenti. Akhirnya, Lucien mengangkat kertasnya dan menghela napas lega. Dia harus memastikan kalau naskahnya cukup logis, sehingga dia harus membuat orang lain percaya kalau dia terinspirasi dengan model lautan dalam ruang hampa.     

Lucien meletakkan naskahnya dan bertanya dalam hati, 'Lalu bagaimana aku menjelaskan mantra transformasi ... Bagaimana cara kerjanya?'     

Di siang hari, setelah menyerahkan naskah pada Departemen Administrasi Penyihir, Lucien kembali ke Atomic Universe dan melihat Natasha duduk di sofa, melamun.     

Lucien berpikir kenapa mereka berdua hari ini sering melamun. Dia berjalan menghampiri Natasha dan melambaikan tangan di depan matanya.     

"Ada apa?"     

Natasha, yang mengenakan gaun ungu panjang, tersadar dari lamunannya.     

Dia tersenyum. "Sudah mendekati festival musik Rentato, jadi kurasa aku merindukan Aalto."     

"Begitu, ya. Terkadang aku juga merindukannya." Lucien tersenyum dan menarik Natasha dari sofa hingga berdiri. "Kalau mau, ayo jalan-jalan ke Aalto sekarang."     

"Apa?" Natasha agak kaget. Sejak kapan Lucien mulai bertindak tanpa rencana?     

Tapi Natasha pun nyengir. "Baiklah. Kita akan makan malam di Aalto."     

Tak perlu rencana untuk jalan-jalan santai!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.