Singgasana Magis Arcana

Ekspektasi Brook



Ekspektasi Brook

0Di Thunder Hell, menara sihir Fernando...     

Selama dia ada di Allyn dan tak disibukkan hal lain, Lucien akan berkomunikasi dengan gurunya membahas arcana dan sihir satu minggu sekali. Saat dia berjalan ke perpustakaan gurunya hari ini, dia kaget melihat Brook yang berpenampilan kuno dengan wig putih ada di sana.     

Bukankah mereka 'tak suka' bicara empat mata dan lebih memilih melakukannya lewat surat? Pikir Lucien dalam hati.     

Sebelum Lucien menyapanya, Brook sudah mengangkat kacamatanya dan tersenyum. "Naskahmu mengenai sumber sihir ramai dibicarakan di Allyn selama beberapa hari ini. Aku dapat banyak inspirasi juga dari sana. Selamat telah mengajukan model resmi pertama pada esensi sihir."     

Fernando protes dari kejauhan, "Efek pengamat bukan hal bagus. Itu akan membuat dunia jadi tak nyata..."     

Lucien tersenyum. Kegigihan gurunya pada keobjektifan dunia nyaris tak bisa membuat Fernando menganggap efek pengamat bagus, terutama saat penjelasannya tak punya bukti meyakinkan atau kesimpulan yang sangat cermat. Semuanya hanya sekadar 'ramalan' menakutkan yang diajukan secara asal oleh arcanis agung.     

"Terima kasih. Sejujurnya, aku baru mulai. Ada banyak bagian dalam naskah yang masih butuh didiskusikan, begitu pula kondisi lautan energi negatif," kata Lucien jujur. Dia yakin gurunya dan Tuan Brook bisa mengetahuinya juga. Lalu dia sengaja mengubah topik, "Master, Tuan Brook, apa yang kalian bahas?"     

Lucien tak mau menghadapi bentakan gurunya jika bisa menghindarinya.     

"Aku terinspirasi dengan kuantisasi dan medan elektromagnetikmu saat kau mempelajari radiasi spontan. Apalagi, pekerjaan serupa Annick dan Sprint dalam elektron menunjukkan nilai yang bagus. Makanya, aku berharap bisa mengenalkan teori kuantum ke dalam teori elektromagnetik klasik untuk mendirikan teori medan kuantum, jadi elektron dan foton bisa dipelajari lebih baik, lalu esensi gaya elektromagnetik bisa diketahui."     

Saat dia menyebutkan esensi gaya elektromagnetik, wajah tirus dan tua Brook terlihat berbinar. Itu adalah dunia kognitifnya yang tanpa sadar memengaruhi kenyataan.     

Di sisi lain, saat dia menyebutkan tentang pembelajaran di dunia mikro, dia secara hati-hati menggunakan foton alih-alih gelombang elektromagnetik. Jelas jika dia bisa lebih menerima dualitas cahaya gelombang-partikel sekarang. Dia tak menolak teori yang membuat dunia kognitifnya rusak dan tersolidifikasi. Alih-alih, dia sangat bersemangat mempelajarinya.     

Fernando, yang rambutnya selalu berantakan, menambahkan, dengan suasana hati yang buruk, "Lalu, dia menyeretku ke dalam pembelajarannya untuk memecahkan masalahnya, tak peduli kalau aku sibuk mempelajari alasan kenapa reaktor kehilangan kendali, dan juga teori pada interaksi lemah..."     

'Interaksi lemah' adalah nama yang diberikan Fernando dari referensi 'interaksi kuat', gaya nuklir yang diajukan Lucien dan Hathaway.     

Dia tampak enggan, tapi mata merahnya berbinar. Lucien diam-diam terkekeh. Jika gurunya tak mau, tak ada yang bisa atau tak ada yang berani memaksanya mempelajari teori bidang kuantum. Kelihatannya dia bersenang-senang juga dan bersemangat serta termotivasi mendirikan sistem semacam itu.     

Tapi tentu saja, Lucien tahu benar kalau pendirian teori medan kuantum butuh waktu lama dan sangat sulit dari 'kuantisasi kedua', karena masalah yang tak bisa dihindari berkeliaran dalam penghitungan sekarang, seperti kebesaran tak terbatas yang disebabkan oleh perbedaan, yang harus dipecahkan lewat pendekatan matematika baru. Apalagi, itu hanyalah satu dari masalah yang tampak.     

"Setelah pembelajaran baru akhir-akhir ini, kami pada dasarnya sudah mendirikan teori medan kuantum umum, tapi sangat cacat sampai kami berencana menerbitkannya duluan supaya banyak arcanis bisa membahasnya." Balasan senang Brook sudah diduga oleh Lucien. "Syukurlah kau datang. Ada beberapa pertanyaan yang ingin kubahas denganmu."     

Dia langsung memberikan ajakan.     

Fernando sedikit terguncang. Dia mengumpan pelan, "Sialan!"     

Lucien tak menolak. Dia senang bergabung dalam diskusi arcana, yang bisa membantunya mengubah pengetahuan di dalam perpustakaan jiwanya ke dalam pengetahuan yang dia dapatkan sendiri.     

Setelah mengambil naskahnya, Lucien membaca cepat dan berujar, "Ini bukan teori relativitas kuantum?"     

"Itu adalah rencana masa depan. Kini kami fokus memecahkan masalah umum. Kalau kau tertarik, kita bisa membahasnya lebih sering." Brook tak merahasiakannya. Diskusi yang dia katakan jelas masalah yang terus mengekor.     

Kelihatannya gurunya tak mengundang Tuan Presiden untuk bergabung dalam diskusi. Mungkin karena dia khawatir dengan hubungan antara Tuan Brook dan Tuan Douglas? Namun Tuan Brook tak salah kalau penelitian harus dilakukan secara berurutan.     

"Douglas terlalu sibuk menyiapkan lompatan luar angkasa super jauhnya dan mengerjakan proyeknya sendiri untuk memerhatikan bidang lain. Kalau tidak, dia pasti mau bergabung dengan senang hati. Tapi sekarang, menemukan planet mungkin lebih penting daripada hidupnya..." kata Fernando, seolah dia tahu apa yang dipikirkan Lucien, tak peduli pada Brook yang ada di dekatnya.     

Lucien sudah mempelajari masalah itu sebelumnya. Sehingga, dia berhasil bergabung dalam diskusi Brook dan Fernando, lalu memberikan banyak ide yang bagus.     

Fernando dan Brook tak kaget. Mereka tak akan percaya kalau Lucien, yang mengajukan kuantisasi dalam bidang elektromagnetik duluan, tak pernah melakukan penelitian dalam hal itu.     

Waktu berjalan cepat saat mereka berdiskusi. Pada akhirnya, Brook berdiri puas dan mengambil tongkatnya. "Meski masalah paling kritis masih berdiri di depan kita seperti Saint Truth, kita akhirnya punya kemajuan. Fernando, ayo terbitkan naskah ini di akhir bulan agar banyak arcanis bisa membacanya. Semoga mereka bisa memberikan ide yang lebih kreatif dan berguna."     

Setelah pembicaraan sebelum ini, dia paham kalau Lucien juga tak punya solusi terhadap beberapa masalah awal. Tentu saja, dia sudah siap jika pertanyaan sulit itu mungkin tak bisa dipecahkan dalam beberapa tahun. Dia sudah melewati banyak kasus serupa.     

"Kurasa tak lebih dari seratus arcanis di Kongres yang bisa paham dan tertarik dalam teori bidang kuantum..." Fernando terkenal dengan lidah tajamnya. "Mungkin mereka lebih suka kondisi lautan energi negatif dan sumber sihir yang disebabkan oleh ciri aneh dari partikel mikro. Itu semua cocok dengan khayalan mereka.     

"Kondisi lautan energi negatif. Itu agak tak realistis. Aku sulit membayangkan hidup di dalam lautan partikel energi negatif tapi tak bisa merasakannya sama sekali, tapi tak seluruhnya mustahil. Hehe. Mungkin ruang hampa memang benar-benar tak kosong." Dia berkomentar, "Lucien, bagaimana pendapatmu pada lautan energi negatif? Ia memecahkan energi dan materi dalam desain sihirmu."     

"Sebenarnya, saya percaya hal sebaliknya," balas Lucien hati-hati.     

Brook jadi tertarik. "Kau punya ide lain? Bukan tentang kebenaran dunia yang belum bisa kita pelajari, 'kan?"     

"Ideku berdasarkan prinsip ketidakpastian. Tuan Brook, apa kau ingat terbit dan jatuhnya energi secara singkat yang kudeskripsikan dalam naskah?" Lucien mengakui arah pembelajarannya dengan blak-blakan, karena tak bisa dirahasiakan dari gurunya.     

"Fluktuasi ruang hampa?" Seperti dugaannya, Fernando bertanya balik.     

Setelah jeda sesaat, Brook ingat tentang apa isinya. "Karena waktu dan energi adalah sepasang nilai yang cocok dengan prinsip ketidakpastian, semakin pas waktunya, semakin tak pasti energinya ... Dalam jangka waktu sangat pendek, karena prinsip ketidakpastian, energi besar akan mengalir keluar dan mendadak menghilang bahkan di dalam ruang hampa. Dalam keadaan rata-rata, ia tetap sejalan dengan hukum konservatif dan bisa sedikit dirasakan..."     

Itu lebih tak masuk akal daripada keadaan lautan energi negatif. Gelombang energi naik dan mundur di sekitar orang-orang sepanjang waktu, tapi tak satu pun dari mereka merasakan apapun atau terkena efek!     

"Itu bisa dideskripsikan sebagai lautan energi yang tak stabil." Lucien membandingkannya dengan keadaan energi negatif sehingga bisa lebih mudah dipahami.     

Fernando tak pernah menyangkal prinsip ketidakpastian. Apa yang dia sangkal adalah proposisi Lucien pada kualitas intrinsik terhadap materi yang mengekorinya. Sehingga, alih-alih membentak pada 'lautan energi yang pasang surut', dia berujar hati-hati, "Itu juga bisa menjelaskan sumber energi. Apalagi, ia punya sesuatu yang berhubungan dengan bidang teori yang kami kerjakan. Kurasa jika kami mengerjakannya, kami akan menemukan model baru yang mengandung antipartikel."     

"Dalam pembelajaran kami, intensitas medan listrik dan intensitas medan magnet adalah sepasang nilai yang pas dengan prinsip ketidakpastian, berarti mereka tak bisa dalam keadaan nol disaat bersamaan. Jadi fluktuasi elektromagnetik terjadi di sekitar kita sepanjang waktu juga?" Brook mengingat-ingat pembelajaran baru-baru ini.     

Lucien mengangguk. "Secara teori, ya."     

Brook berujar serius dan semangat, "Mungkin kita bisa membuat eksperimen untuk mengamati fluktuasi elektromagnetik semacam itu. Kalau benar, ruang hampa akan benar-benar jadi luar biasa!"     

Setelah dia pergi dengan perasaan bersemangat, Fernando akhirnya berujar pada Lucien, "Kurasa kau tak mengatakan segalanya yang ingin kau katakan dalam diskusi sebelum ini, 'kan?"     

Ketahuan lagi? Lucien tersenyum. "Ini sebagian besar tentang definisi materi. Karena kita menganggap medan elektromagnetik sebagai materi sejak dulu, kenapa kita tak bisa melangkah maju lagi? Mungkin, medan adalah bentuk fundamental materi..."     

"Biar kupikirkan." Fernando memijit dahinya.     

Melihat gurunya lelah, Lucien berpamitan. Kali ini, Fernando berujar keras, "Efek pengamat bukan teori yang bagus. Lebih baik kau tak ketagihan padanya."     

Lalu, setelah hening sejenak, dia berkata, "... Tapi, spekulasimu pada 'ketidakstabilan' pada fondasi materi, pada sumber energi dan materi, dan pada fluktuasi lautan energi di ruang hampa adalah signifikansi penelitian."     

Lucien langsung merasa tergelitik. Master, kau bisa memujiku langsung tanpa harus basa-basi.     

...     

"Pengamat lemah ... Kondisi lautan energi negatif..." Di dalam Kota Suci, Benedict III berujar pelan sambil melihat matahari terbenam di luar jendela.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.