Singgasana Magis Arcana

Mengintai



Mengintai

0Jika orang lain yang melakukannya, mereka hanya bisa menebak samar-samar jangkauan tersangka, tapi Benedict III tahu jelas kalau Lucien hanya mengetahui rahasia mengenai perasaan negatif dan iblis purba, namun tak tahu cara mencuri dan menggunakan kekuatan iman, juga Lucien diam-diam mengembangkan Gereja Uap diam-diam, berniat mengacaukan kekuatan iman untuk Heit, sang God of Craftsmen. Sehingga, kemungkinan besar Lucien Evans dan Gereja Utara bertukar pengetahuan dan menutupi kekurangan masing-masing.     

Tentu saja, dengan kepintarannya, Paus Viken tahu benar daripada mengambil simpulan asal. Kemungkinannya tak bisa dikeluarkan, jika seseorang sengaja melakukannya demi mengacaukan situasi.     

"Kalau benar-benar kau, kemampuan pura-puramu lebih baik daripada semua aktor profesional…" Kemarahan di wajah Benedict III menghilang, tapi dia tetap menggertakkan gigi.     

Ketika dia memikat Lucien sebelumnya, Lucien menolak dengan serius. Pemuda itu mengatakan kalau semuanya hanya eksperimen dan dia mencari misteri alam di dalamnya, tapi tak benar-benar tertarik dalam jalannya. Karena kebenciannya terhadap cara menjadi demigod yang diciptakan oleh Thanos dan dirinya sendiri, sementara sikap arcana-nya yang tegas selama satu dekade lalu, Viken sebenarnya teryakinkan…     

"Pertama, aku harus mencaritahu apakah Belkovsky dan anak buahnya sungguh punya bagian rahasia yang bisa mengombinasikan kekuatan iman dan kekuatan perasaan … Kalau punya, aku harus mempercepat. Aku harus bertindak sebelum mereka naik ke tingkat demigod…" Semua perasaan negatif Benedict III menghilang dan dilemparkan pada Monster Viken lewat hubungan aneh. Dia tak lagi kesal terhadap kemungkinan 'tipuan' Lucien, namun mulai memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang.     

Meski cara menjadi demigod yang diciptakan oleh Thanos dan dirinya sendiri membantu mereka naik ke tingkat demigod, ada banyak kebetulan dan perubahan yang tak dia pahami selama proses. Sehingga, kesempatan berhasilnya sebenarnya lebih mudah dari yang terlihat. Meski ketuhanan dan kekuatan iman yang sudah mereka akumulasi selama beberapa generasi, tetap nyaris mustahil bagi Belkovsky dan anak buahnya untuk menjadi demigod. Lalu jika mereka gagal, mereka akan terluka parah atau harus mencoba lagi satu abad ke depan, atau malah langsung terbunuh.     

Tapi tak peduli seberapa rendah kesempatan berhasilnya, tetap bisa terjadi. Jadi dia harus memastikan pengetahuan mereka dan mengubah rencananya.     

Benedict III menyentuh tongkat platina di sebelahnya dan menatap keluar jendela. "… Di sisi lain, aku harus mendapatkan daftar semua material yang diminta Lucien Evans selama dua tahun belakangan. Mungkin aku bisa menemukan sesuatu … Bird of Death, sudah waktunya kau memainkan peran. Ini bukan ancaman atau perintah, yang mana melanggar syarat kerja sama kita, melainkan hal yang berkaitan dengan masa depanmu juga. Kau harusnya tahu apa yang terbaik untukmu…"     

…     

Satu minggu kemudian, semua material yang ditukarkan Lucien Evans selama tiga tahun belakangan diletakkan di meja Benedict III.     

Setiap penyihir harus melakukan eksperimen terus-menerus dan membuat item serta alat. Sehingga, daftarnya sebanyak ratusan halaman. Seseorang akan merasa pusing saat membacanya dan tak bisa menemukan benda bernilai sama sekali.     

"Jika dilakukan orang lain, mereka tak akan bisa menemukan tujuan utamamu…" Wajah Benedict III sesuram rawa-rawa seraya membalik halaman, lalu menandai material tertentu di sana.     

Dia memeriksa daftar Lucien dan menandai material yang dibutuhkan agar dia bisa naik menjadi demigod. Jika hanya sedikit yang cocok, berarti memang hanya kebetulan. Tapi kalau daftarnya mengandung kebanyakan material, jawabannya sudah jelas. Sebagai penyihir legendaris, Lucien jelas punya hartanya sendiri dan sumber material. Dia juga tak perlu menukar semuanya dari Kongres Sihir.     

Lingkaran hitam digambar di kertas satu per satu, dan wajah Benedict III semakin serius. Setelah ratusan halaman diperiksa, dia akhirnya menatap pada halaman kosong di akhir dengan serius. "Delapan puluh tujuh material yang dibutuhkan untuk naik ke tingkat demigod ada di sini. Mereka berjumlah 73% dari seluruh material yang digunakan…"     

Mendadak, dia sedikit mengangkat kepala. "Delapan puluh tujuh material juga termasuk material untuk melakukan ritual mengombinasikan kekuatan iman dan kekuatan perasaan demi naik ke level demigod! Apakah Lucien Evans mendapatkan langkah terakhir dari sosok legendaris lain? Ataukah dia mengetahuinya sendiri?"     

Jika dilakukan sosok legendaris lain, bahkan termasuk Douglas, Benedict III tak akan berspekulasi sejauh ini. Tapi Lucien terus mempelajari kekuatan iman dan kekuatan perasaan selama bertahun-tahun. Dia juga membuka Ruang Keabadian, melihat misteri keabadian, dan mengajukan teori keajaiban yang tak terbayangkan. Jadi bisa jadi dia menyelesaikan cara menjadi demigod di tangannya dengan pengetahuan yang sudah dia dapatkan!     

"… Aku tak boleh membiarkan berubah menjadi demigod dengan cara apapun. Kalau tidak, dia pasti menjadi tuhan sebenarnya sebelum aku yakin melakukannya…" Benedict III menyipitkan mata.     

Memikirkannya, dia mendadak berdiri. "Ada berita dari Pegunungan Kegelapan barusan kalau Lucien Evans sudah menyelesaikan status transformasi. Memikirkan persiapan materialnya, ada kemungkinan dia akan mencoba naik tingkat dalam satu atau dua tahun…"     

"… Aku harus meminta Bird of Death dan sosok legendaris lain yang bersedia bekerja sama untuk mengawasi keberadaannya dan Gereja Uapnya…"     

…     

Di Bulan Es (Desember), saat setiap tetes air di luar akan langsung menjadi es, Rentato kini diliputi salju.     

Augustus, memimpin Harold, Myrna, dan pendeta utama Gereja Uap, memberikan penghormatan pada bom nuklir perak yang mereka yakini sebagai perwujudan God of Steam, menunjukkan rasa terima kasih pada Tuhan Mahakuasa mereka dan berdoa memohon perlindungan tahun depan.     

Mereka menutup mata dengan tangan kanan dan berlutut di tanah, memuji dan bernyanyi untuk God of Steam di hati mereka.     

Tepat saat itu, 'bom nuklir' perak memancarkan cahaya lembut, dan tubuh mereka diselimuti cahaya buram.     

Mereka menggigil, merasakan kekuatan suci dan luar biasa menghapus kecemasan di dalam hati mereka. Segera, mereka menjadi lebih damai dan tenang. Mereka berdoa bersamaan.     

"Kau mendominasi segalanya. Kau adalah penguasa perbatasan antara hidup dan mati. Kaulah Raja dari segala raja, Tuhan di atas para tuhan."     

Sinar perak melesat keluar dari 'bom nuklir' dan jatuh di kepala Uskup Agung Augustus. Lalu, segalanya kembali normal.     

Augustus berdiri pelan. Dia berujar serius dan bersemangat, "Tuhan sudah mengganti bagian dari doa dan memutuskan kita mengadakan sesi agung di penghujung akhir pekan setiap bukan, jadi kejayaanNya akan menyinari para kurcaci di samping kita, dan mereka bisa diselamatkan dari tuhan palsu!"     

"Kerajaanmu datang, kehendakmu akan diselesaikan, di bumi seperti di surga." Kurcaci lain berkata bersamaan.     

Setelah tinggal dalam waktu lama di Rentato, mereka jelas terpengaruh oleh Saint Truth, yang doanya sebagian melebur ke dalam Mechanical Apocalypse mereka.     

Setelah ibadah selesai, setelah Augustus mengajak pendeta utama untuk ceramah pada kurcaci lain, sebuah gumpalan hitam mendadak muncul di atas bom nuklir perak. Lalu seekor burung yang membawa hawa kematian pekat hinggap di atasnya, mengamati sisa-sisa dalam bom nuklir dengan saksama.     

"Perkumpulan agung setiap bulan dan perubahan doa. Hehe, kau tak bisa menunggu lebih lama, ya?" Burung itu mengeluarkan suara aneh.     

Setelah suara aneh terdengar, burung tersebut lenyap tanpa suara. Kali ini, hawa paling jahat muncul entah dari mana dan berkeliaran di dalam ruangan.     

…     

"Perubahan baru pada Gereja Uap…" Beberapa laporan tentang itu sudah berkumpul di tangan Benedict III.     

Tanpa ekspresi, dia mengetuk meja dan berpikir dalam hati. 'Kelihatannya kemajuannya lebih cepat daripada yang kubayangkan. Dia sudah melakukan persiapan akhir. Kalau bukan karena kesalahan di Gereja Utara, dia pasti sudah menipuku, dan dia pasti sudah jadi demigod begitu aku menyadarinya.'     

Bersandar di kursi, Benedict III bertanya pada dirinya sendiri. "Kemana kau akan bersembunyi untuk naik tingkat, Lucien?"     

Memikirkannya, dia mendadak mendengus. "Kemanapun kau bersembunyi, aku akan menemukanmu. Orang lain mungkin tak bisa melakukannya, tapi selama kau berjalan di jalan kekuatan iman, kau tak akan bisa bersembunyi dariku!"     

Dia mengeluarkan sebuah patung rapuh dari laci. Patungnya kurcaci botak, dengan pola aneh dan mengerikan di kepalanya.     

Viken memejamkan mata dan menyentuh patung kurcaci botak dengan tangan kanannya. Titik-titik cahaya emas yang nyaris tak bisa dilihat oleh orang lain, muncul dan mengelilinginya seperti malaikat kecil.     

Kilauan tak menentu yang tak bisa dijamah dari ketuhanan muncul pada patung kurcaci botak juga. Banyak garis ilusi memanjang dari kekosongan.     

"Kekuatan iman berkumpul di … di …" Viken mendadak membuka mata, lalu menyeloroh,     

"… Di proyeksi Pegunungan Kegelapan di dalam Dunia Arwah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.