Singgasana Magis Arcana

Terkenal Buruk



Terkenal Buruk

0Tawa Viken tak disembunyi-sembunyikan. Dua orang jubah merah yang berada di luar perpustakaan saling memandang keheranan, bertanya-tanya kenapa Yang Mulia Paus tertawa sinting ketika Kongres Sihir melakukan siaran langsung. Apakah kepala Douglas hancur setelah menjadi demigod, lalu mengumumkan secara publik kalau mereka akan menyerah pada Gereja dalam siaran?     

Selain itu, mereka benar-benar tak bisa memikirkan alasan lain kenapa siaran langsung Kongres Sihir membuat Yang Mulia Paus sangat senang alih-alih marah.     

Tentu saja, mereka tahu benar kalau dugaan itu tak akan terjadi.     

Setelah puas tertawa, Viken kembali menenangkan diri dan menahan perasaannya. Semua itu adalah eksperimen Douglas dan tak bisa dipercayai sepenuhnya. Bagaimana jika pria itu sengaja menipunya? Dia harus mengulang eksperimen beberapa kali untuk memastikan hasilnya sebelum membuat rencana lain.     

Eksperimen kali ini tak terlalu rumit, dan bagian sulitnya merupakan kendali presisi serta pembuatan alat. Bagi Paus Viken yang memiliki pengetahuan alkimia mendalam dan yang terus mempelajari arcana, eksperimennya tak terlalu rumit. Perbedaan terbesar antara dia dan arcanis agung bukan kemampuan praktis, melainkan cara berpikir di bawah sistem arcana. Sehingga, dia mustahil merancang eksperimen semacam itu, dan dia hanya bisa mengikuti kemajuan penelitian Douglas serta Lucien.     

…     

Di alun-alun, seiring Douglas mengulang eksperimen, seruan 'Mustahil!' terus terdengar tanpa henti. Orang-orang biasa yang selalu mendengarkan dan menonton acara Kongres kurang lebih diajari logika dan nalar. Bagaimana mungkin mereka tak gempar oleh fakta bahwa hasil memutuskan proses? Apalagi, sangat berbeda dengan pengalaman sehari-hari dan insting alami mereka sebagai makhluk cerdas!     

Namun, setelah hasil eksperimen dikonfirmasikan lagi dan lagi, rasa takut mereka perlahan padam. Biar bagaimanapun, sihir sendiri adalah sesuatu yang ada di luar nalar mereka. Alasan kenapa jatuhnya hukum sebab akibat tak merusak pikiran mereka adalah karena pikiran mereka sudah dirusak oleh sihir sejak dulu.     

"Sihir sangat luar biasa!" Seorang pria tua berseru senang. "Sihir bisa memperpanjang hidupmu dan mengubah masa lalu!"     

Seorang penyihir, yang kebetulan lewat dan menonton siaran langsung di alun-alun, menatap ke arahnya 'pedih'. Bisakah dua hal itu dibandingkan?     

Kepala dan mata penyihir itu membengkak karena darah. Dia merasa pemahamannya terhadap dunia dan hidupnya diputar balikkan. Segalanya berubah menjadi ilusi dan tak memiliki arti lagi. Biar bagaimanapun, keputusan di masa sekarang bisa mengubah masa lalu!     

Sebelum ini, semua penyihir yakin kalau masa lalu tak bisa diubah dan masa depan tak bisa diprediksi. Namun, masa lalu ternyata bisa diubah?     

Telinganya berdenging seolah guntur bergemuruh. Dia menengok kebingungan, berpikir apakah dia sedang bermimpi.     

Pria tua lain yang memakai soft hat juga berseru dengan semangat. "Ya. Sihir sangat luar biasa. Aku diberitahu kalau penyihir tingkat senior bisa memperpanjang umurnya selama ratusan tahun dan tetap segar seperti saat muda!"     

Mereka lebih fokus pada itu daripada hasil eksperimen bahwa masa sekarang bisa mengubah masa lalu.     

Banyak bard dan penulis naskah peran di sekitar sana, setelah meredakan syok, kini jadi menggebu-gebu. Eksperimen sehebat itu memberikan mereka inspirasi. Mereka tak sabar membuat cerita yang spektakuler. Contohnya, ketika seorang 'pengamat kuat' membunuh seseorang, semua jejaknya di masa lalu akan dihapus dan digantikan oleh orang lain dan hal lain. Sehingga, tak ada yang akan mengingatnya lagi, dan tak akan ada yang tahu orang seperti itu pernah hidup di dunia ini…     

Semakin mereka berpikir, semakin bersemangat mereka dibuatnya. Beberapa dari mereka bahkan berjongkok dan mencatat inspirasi dengan pena dan kertas.     

Bisa dilihat kalau misteri dunia mikro akan memberikan banyak bahan pada para bard dan penulis peran.     

Tak sesederhana dan segembira mereka, para murid di sekolah generik dan sekolah bangsawan kini menderita. Eksperimen yang dilakukan Tuan Presiden dan Tuan Evans memutarbalikkan nalar paling dasar dan melanggar logika paling dasar. Mereka memegangi kepala yang hampir terbelah. Di satu sisi, ini adalah dunia biasa dengan pengetahuan normal. Sementara di sisi lain, ternyata dunia ini tak bisa dipercaya setelah dibuktikan oleh eksperimen. Mereka bertarung sangat intens di dalam otak bagaikan malaikat dan iblis.     

Kali ini, mereka merasakan apa itu rasa sakit dan disrupsi. Untuk pertama kali dalam hidup, mereka menyesal mengambil begitu banyak pengetahuan arcana!     

Kenapa … Kenapa aku melihat eksperimen yang melibatkan Tuan Evans?     

Kenapa aku ingin bunuh diri?     

Ali tercenung. "Apa aku nyata sekarang? Apakah setiap pikiranku sekarang mengubah diriku sebelum ini?"     

"Tidak, tidak. Pasti ada penjelasan lain. Tak ada matematika yang bisa mendeskripsikan ini…" Longman mencoba menenangkan diri, tapi dia tak bisa menghentikan gumamnya.     

Sementara mereka merasa kesakitan dan bingung, para penyihir murid dan arcanis membisu, seolah mereka bahkan tak bernapas. Orang lain mau tak mau merasa khawatir kepala mereka akan meledak disaat bersamaan.     

Di studio, Douglas mengulang eksperimen dan mendapat hasil serupa. Tapi dia tak berhenti dan melanjutkan secara mekanis tanpa ekspresi di wajahnya.     

Sampai akhirnya Lucien terbatuk, barulah Douglas menghela napas panjang dan menghentikan eksperimen. Dia berkata pada semua penonton, "Aku yakin kalau posisi paling fundamental semua arcanis adalah menghormati eksperimen, fenomena, dan matematika."     

Suaranya terdengar seperti pengumuman. Samantha, Louise, dan arcanis lain yang terlibat dalam siaran langsung nyaris tak bisa berdiri sendiri. Mereka jatuh di lantai, seperti bagaimana pengetahuan mereka, nalar, dan insting natural sebelum ini tak bisa lagi mendukung pandangan terhadap dunia.     

Di Allyn, Rentato, dan setiap tempat yang menyiarkan, para arcanis punya reaksi serupa. Para penyihir yang ahli dalam astrologi, terisak dalam diam, seolah berduka atas matinya determinisme dan hukum sebab akibat yang mungkin telah disabotase.     

Selama beberapa tahun ini, determinisme telah mencapai ujung kehancuran. Tapi mereka selalu enggan mengakuinya dan tak menghadapi kenyataan, sampai mereka mengalami serangan kuat dan disruptif. Mereka sangat lemah.     

Kesedihan, duka, kebingungan, dan keputusasaan yang tak terdeskripsikan mengelilingi Kota Langit dan cabang besar Kongres Sihir.     

Douglas melihat ke studio. Dia melihat, selain Brook, Fernando, dan beberapa penyihir legendaris yang memikirkan pertanyaan dengan serius, arcanis lain terlihat lemah dan kewalahan. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Hal paling penting bagi kita sekarang adalah mencaritahu kenapa hasil tersebut muncul. Harus dicatat jika partikel mikro adalah sebuah materi yang bisa muncul di mana-mana. Mungkin kita bisa menemukan penjelasan dalam cara lain, alih-alih memaksa kita meyakini kalau masa sekarang bisa mengubah masa lalu."     

Kalimatnya memberikan kekuatan pada para arcanis yang syok, lalu perlahan memulihkannya.     

Setelah siaran langsung selesai, Douglas menghela napas pelan seiring melihat Samantha dan arcanis lain pergi dalam kesedihan. "Pokoknya, sudah saatnya mereka memerhatikan masalah determinisme. Dalam zaman perkembangan besar arcana, ada banyak kemenangan, rasa senang, semangat, kemegahan, yang setara dengan penderitaan, rasa sakit, dan putus asa. Ini adalah masa senyum dan air mata."     

"Tapi setelah hari ini, tanpa penemuan teori, kebanyakan arcanis di Kongres akan stagnan selama 10 tahun karena ketidakstabilan dunia kognitif akibat disrupsi prinsip fundamental." Brook, yang memiliki pengalaman serupa, berjalan keluar dengan perasaan campur aduk.     

Fernando menatap alat eksperimen, tapi dia tetap segalak sebelumnya. "Lebih baik stagnan sekarang daripada stagnan di masa depan, di waktu hidup mereka akan stagnan selamanya. Saat ini, kita punya satu demigod dan empat penyihir legendaris papan atas. Sudah cukup melindungi mereka sambil membentuk ulang pandangan terhadap dunia."     

Langkah kaki menggema di luar. Annick, Sprint, Heidi, dan murid Lucien yang lain menghampiri studio. Setelah mereka melihat eksperimen, mereka tak bisa mengendalikan diri dan ingin bertanya pada gurunya secepat mungkin.     

Melihatnya, Douglas tersenyum pahit. "Kaulah yang mengajukan dua eksperimen bayangan itu, Evans. Jadi aku yakin kebanyakan arcanis, penyihir murid, dan orang biasa dengan nalar arcana dasar akan ketakutan begitu namamu disebutkan setelah siaran ini."     

"Sungguh terkenal jahat sekali diriku…" Lucien mengusap dagu dan tersenyum tanpa daya.     

"Master, apakah ini sungguh kontradiksi terhadap hukum sebab akibat? Saya tak berpikir demikian…" Meski introvert dan pemalu, Annick selalu gigih menghadapi pertanyaan arcana. Jadi, setelah menyapa para arcanis agung, dia bertanya pada gurunya tanpa menunggu lama, lalu mengungkapkan pendapat.     

Mendengar pertanyaannya, Douglas, Hathaway, Oliver, dan orang lain menatap Lucien juga. Mereka juga penasaran terhadap pendapat Lucien pada eksperimen.     

Lucien seolah sudah menduga pertanyaan Annick. Tanpa berpikir, dia menjawab, "Ada kemungkinan opini Tuan Presiden benar. Elektron ada di mana-mana di luar angkasa dan datang dari semua jalur. Baru setelah kita memilih hasil yang ingin kita lihat, maka mereka jadi ada dalam satu atau dua jalur. Bukan karena masa kini mengubah masa lalu, tapi karena elektron belum hancur sebelum pilihan dibuat, dan jalurnya tak ditentukan sampai saat itu."     

Sebelum pilihan dibuat … Mata Annick membelalak. "Efek pengamat?"     

Penjelasan seperti itu memecahkan kontradiksi terhadap hukum sebab akibat, tapi juga menekankan pada efek pengamat!     

Bibir Lucien mengatup. Dia tersenyum pada Annick tapi tak mengatakan hal lain.     

Fernando dan yang lain menggeleng, masih enggan menerima efek pengamat. Sehingga, mereka semua pergi dan kembali ke rumah masing-masing, berpikir dan mencoba mencaritahu penjelasan yang tak menekan efek pengamat maupun tak merusak hukum sebab akibat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.