Singgasana Magis Arcana

Ketidaksempurnaan



Ketidaksempurnaan

0Di dalam istana kerajaan Kekaisaran Holy Heilz...     

Rudolf II juga membaca 'Dasar Mekanika Kuantum dan Alkimia Baru' yang tak dirahasiakan oleh Kongres lewat saluran intelnya.     

Sejak 'insiden' di istana bawah tanah Sun King, dia terus memerhatikan pembelajaran Kongres Sihir dan mendapat banyak keuntungan dari sana. Normalnya, dia tak akan melepaskan naskah yang mendeskripsikan hukum paling dasar dari dunia mikro, meski itu hanyalah sebuah penjelasan sejauh ini. Biar bagaimanapun, sebagai kesatria perapal, dia tak punya dunia kognitif dan tak takut akan keruntuhan serta kehancuran dunia kognitifnya. Tapi tentu saja, efek sampingnya adalah hasil penelitian dari Kongres Sihir tak bisa langsung membuatnya berkembang. Dia hanya bisa mencari inspirasi dari mereka untuk mencari jalannya sendiri.     

"Absurd! Asal muasal dunia adalah dadu? Determinisme tak bekerja dan semua status awal tak bisa membawa pada hasil unik? Banyak prosesnya tak bisa diubah?" Tak peduli seberapa tak lengkap ingatannya, Rudolf II yakin pada determinisme di dasar hatinya. Itu adalah esensi dari pengalaman dan pengetahuannya di masa lalu. Dia mau tak mau mengkritiknya dengan marah.     

Namun, seiring dia membaca, ekspresinya berubah semakin berminat. Mendadak, tubuhnya terdistorsi dan menyebar, seolah dia ada di mana-mana.     

Awan yang menyebar runtuh, kemudian Rudolf II kembali normal. Dia bicara dengan dirinya sendiri dengan perasaan separuh senang dan separuh bingung, "Superposisi kuantum?"     

Meski dia menemukan cara untuk berubah ke wujud itu dengan mempelajari misteri iblis purba dan tuhan saat dia masih menjadi Thanos, dia hanya tahu aplikasinya saja, tapi tak pernah tahu wujud apa itu dan atas dasar teori apa. Sehingga, jalannya menemui banyak bahaya, dan dia butuh banyak keberuntungan untuk sukses.     

"Lucien Evans terinspirasi oleh Jalan Keabadian, yang mana membuat dia mengasosiasikan misteri demigod dengan misteri dunia mikro?" pikir Rudolf II. Naskahnya memang sangat ingin dia pahami, tapi kurang lebih dia merasa cemas karena tak punya bukti meyakinkan atau atau perkembangan selanjutnya. "Apakah Lucien Evans menyimpan lebih banyak informasi tentang superposisi kuantum pada dirinya sendiri karena ini tentang demigod?"     

Saat itu, determinisme di kepalanya sudah sangat redup, karena wujudnya sendiri memberikan banyak hal. "Kelihatannya determinisme hanya asal muasal dunia makro. Dengan mengubah diri ke wujud superposisi kuantum, seseorang akan bisa masuk ke dunia mikro dan menyingkirkan determinisme, lalu berubah menjadi demigod yang bisa kembali dari sungai takdir?"     

Dia mencoba memahami naskah Lucien berdasarkan pengalamannya. Pada akhirnya, dia menghela napas dan berujar, "Aku butuh lebih banyak eksperimen dan fenomena untuk membuktikannya alih-alih percaya begitu saja. Kalau tidak, akan jadi masalah besar jika terbukti salah di kemudian hari."     

...     

Di dalam Atomic Universe, Lucien sedang menatap langit berbintang yang luas di luar jendela. Setumpuk kertas diletakkan di mejanya, dengan kata serta simbol seperti 'kekuatan pikiran?', 'kekuatan iman?', dan 'kongregasi gelombang elektromagnetik spesial?'.     

Semua itu adalah ide samar yang Lucien dapatkan setelah mempelajari tuhan palsu.     

Suara Pinocchio mendadak terdengar. "Master, Tuan Douglas dan Tuan Fernando datang."     

Lucien mendadak sadar. Setelah menyembunyikan naskah di mejanya, dia keluar untuk menyambut tamu.     

Fernando masih mengenakan mantel sihir berwarna merah cerahnya. Dia bertanya dengan suara keras begitu bertemu Lucien, "Superposisi kuantum yang kau deskripsikan terinspirasi oleh Jalan Keabadian dan wujud di dalamnya?"     

Mereka jelas menemukan hubungannya setelah menenangkan diri.     

Di naskah Lucien, bukan hanya awan probabilitas yang dideskripsikan, tapi dia juga mengajukan gagasan superposisi kuantum dan bahkan menjelaskan beberapa eksperimen menggunakan itu.     

"Benar saya sebagian terinspirasi oleh itu." Lucien mengakuinya 'begitu saja'.     

Sambil berjalan ke ruang menggambar dengan dipimpin Lucien, Douglas berkata, "Tapi itu adalah wujud yang mendekati demigod. Bagaimana partikel mikro seperti elektron bisa melakukannya? Analogi sederhana dan perbandingan tidak pantas dilakukan."     

Dia terdengar setegas biasanya. Misteri demigod dan keabadian membuatnya lebih bermurah hati, tapi keyakinannya tak bisa diubah dengan mudah. Itu adalah pemahamannya terhadap dunia selama hidupnya.     

"Saat saya memproses data eksperimen dan memikirkan penjelasan fungsi gelombang, saya menyadari kalau akan lebih mudah memecahkan masalah setelah mengenalkan wujudnya, jadi saya melakukannya. Itu hanyalah hipotesis yang berani, dan apa yang harusnya kita lakukan selanjutnya adalah memverifikasi dengan eksperimen," kata Lucien lembut.     

Fernando mengangguk. "Aku memeriksa catatan eksperimenku. Mungkin, penjelasan probabilitas adalah jalan satu arah, tapi probabilitas dan ketidakpastian tak mungkin jadi asal muasal elektron, melainkan disebabkan oleh alasan eksternal. Pasti ada situasi tertentu yang menghasilkan ketidakpastian dan probabilitas elektron. Sebagai hasilnya, wujud kuantum hilang ketika transisi mikro menuju makro terjadi. Selama kita menemukan alasannya, kita akan bisa berubah wujud dan menjadi demigod dengan cacat serta bahaya besar yang lebih sedikit daripada Thanos serta Viken."     

Penjelasan probabilitas jelas menjadi teori terbaik sejauh ini dari sudut pandang eksperimentalisme. Namun Fernando mencapai kesimpulan dari hukum sebab-akibat klasik. Kini setelah hasil probabilitas dan ketidakpastian sudah muncul, pasti ada alasan yang menyebabkannya.     

"Sejauh ini, belum ada pertanda yang menunjukkan indikasi. Mereka hanya bisa dideskripsikan sebagai sifat elektron," kata Lucien lembut namun ngotot. "Atau malah, dalam pembelajaran kita saat ini, belum ada eksperimen yang mendukung alasan eksternal. Jangan memperbanyak entitas tanpa kebutuhan."     

Fernando mendelik padanya, tak bisa memahami hindaran Lucien. "Kita bisa mengasumsi sebuah teori secara terang-terangan yang memasukkan jangkauan lebih luas, sebelum kita memverifikasinya dengan hati-hati. Apa kau lupa? Bagaimana kau akan menjelaskan perbedaan antara skala mikro dan makro? Bagaimana kau mendeskripsikan transisinya? Bagaimana kau akan menjelaskan runtuhnya fungsi gelombang?"     

"Selain itu, aku punya pikiran sendiri terhadap ketidakpastian, dan aku sudah merancang eksperimen bayangan untuk membuktikan kesalahannya." Douglas mendadak menyela ketika mendengarkan debat mereka berdua. Kemudian dia mengeluarkan kertas dan pena, lalu menggambar untuk membayangkan eksperimennya di mana pendekatan tak langsung diambil demi menghitung momentum elektron sambil menentukan lokasinya.     

Fernando jelas sudah melihat eksperimen itu sebelumnya. Dia menatap Lucien lekat-lekat dan mengintimidasi, menunggu jawabannya.     

Lucien mengambil kertas itu dan berpikir. Hitungannya agak berbeda dengan contoh klasik di perpustakaan jiwanya, tapi mekanismenya kurang lebih sama. Setelah membaca dengan saksama setelah beberapa saat, dia berkata, "Tuan Presiden, perubahan massa akan menghasilkan perubahan lain dalam medan gravitasi. Anda tak memikirkan faktor itu..."     

Douglas dan Fernando terus melihat Lucien. Setelah mendengar komentar Lucien, mereka mengalihkan fokus pada kertas.     

Setelah cukup lama, Douglas akhirnya berujar dengan nada kecut, "Aku melupakan teori relativitas umum yang kupelajari akhir-akhir ini."     

Setelahnya, perasaan kecutnya hilang, lalu membalas setegas sebelumnya, "Aku tetap percaya kalau mekanika kuantum milikmu belum sempurna. Paling tidak, kau belum mempertimbangkan bagaimana dunia mikro bisa ditransisi ke skala makro. Mungkin itulah rahasia demigod dan keabadian."     

Simpulannya jelas. Pasti ada alasan internal mengapa fenomena dahsyat dari dunia mikro tak terpantul pada dunia makro.     

Sambil menahan emosi, Fernando menukas pelan, "Aku akan merancang hipotesis untuk menjelaskan runtuhnya fungsi gelombang..."     

Hasil eksperimen dan Jalan Keabadian mengurangi perlawanan mereka terhadap penjelasan probabilitas dan dualitas gelombang-partikel. Alih-alih, mereka mulai mencari ketidaksempurnaan dalam teori Lucien dan berharap bisa menjelaskan segalanya dari level yang lebih tinggi.     

Setelah perbincangan itu, Douglas dan Fernando pergi. Salah satu dari mereka bertubuh jangkung dan perawakannya santai, sementara satunya lagi bertubuh pendek dengan perawakan sedikit tergesa-gesa, tapi mereka sama-sama keras hati.     

Natasha berjalan masuk ke dalam ruang gambar dan menghela napas. "Tuan Presiden dan Tuan Fernando sama-sama gigih, atau bahkan keras kepala..."     

"Bukannya keras kepala. Mungkin, mereka gigih dalam kebenaran..." komentar Lucien dengan perasaan campur aduk, dan itu membuat Natasha bingung.     

Karena laporan mengenai Jalan Keabadian, Brook, Hathaway, dan Oliver sedikit mengubah sikap mereka dan tak terlalu menunjukkan penolakan terhadap superposisi kuantum dan awan probabilitas. Alih-alih, mereka mulai mencoba membuktikan ketidaksempurnaan dari teori Lucien saat ini, dan dunia akan dalam bahaya serius jika penjelasan Lucien benar!     

...     

Selama beberapa tahun terakhir, Annick dan Sprint sering pergi ke perpustakaan untuk membaca naskah yang baru saja diserahkan tapi belum diterbitkan. Pengetahuan arcana mereka semakin melambung, jadi mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk berpartisipasi dalam diskusi terbaru. Membaca naskah bukan tekanan untuk mereka, membuktikan kalau naskah-naskah itu tak serumit teori relativitas umum atau mekanika matrix.     

Waktu mereka membaca naskah, mereka selalu memeriksa apakah gurunya punya produk baru untuk diteliti. Kali ini, mereka menemukan 'Dasar Mekanika Kuantum dan Alimia Baru' seperti yang mereka inginkan. Sehingga, mereka mulai membacanya sambil berjalan kembali ke institusi.     

Bruk. Annick jatuh karena tersandung oleh kotak di koridor. Dia lupa merapal mantra, tapi dia tetap memegang naskah kuat-kuat, dengan mata yang terus fokus.     

"Penjelasan probabilitas ... Prinsip ketidakpastian..." Dia terus menggumamkan kata serupa, begitu pula Sprint, yang tak menunjukkan tanda-tanda membantu Annick kembali berdiri.     

Mendengar suara jatuh, Heidi berjalan keluar dari institusi, lalu melihat keduanya berdiri dan berbaring seperti patung. Dia tercengang. "Apa kalian jadi seniman pertunjukan sekarang?"     

Karena perkembangan ekonomi, perubahan masyarakat kini jadi tergesa-gesa. Banyak bard mengadaptasi musik ringan menjadi musik populer yang bisa dinyanyikan dan disebarkan dengan lebih mudah. Sebagai hasilnya, banyak seniman muncul di Rentato. Lucien memberi nama mereka sebagai 'seniman pertunjukan'.     

"Awan probabilitas ... Superposisi kuantum..." Mereka berdua mengabaikan Heidi.     

Heidi mengernyit dan merampas naskah di tangan Sprint, mulai membacanya sendiri. Tak butuh waktu lama sampai dia pun menjadi patung.     

Kemudian, perubahan yang sama terjadi pada Katrina, layria, Chelly, Lowi, Blake, dan Alfalia. Sampai akhirnya Heidi menarik napas panjang dan berujar, "Menurut guru kita, dunia mikro lebih aneh daripada sihir dan lebih tak bisa dipercaya daripada imajinasi ... Apa kita sudah memasuki zaman khayalan?"     

"Tapi kurasa itu menjelaskan eksperimen terkini dengan sangat baik. Tak ada alasan kenapa kita tak boleh menggunakannya dari sudut pandang pragmatis." Sprint menyatakan pendapat.     

Katrina juga mengangguk. "Penjelasan teori guru kita sebenarnya konsisten. Determinisme hanya bekerja dalam dunia makro..."     

Mereka sepandai arcanis tingkat senior di bidang alkimia baru serta mekanika kuantum. Selain itu, setelah diajari oleh Lucien dalam waktu lama, mereka lebih fokus pada hasil eksperimen dan tak terlalu terikat oleh pengalaman serta teori lama.     

Annick berdiri. "Kurasa teori guru kita menjelaskan keajaiban dunia mikro, tapi aku juga yakin kalau keajaiban itu pasti punya alasan mendasar."     

Dengan penyebaran semacam itu, naskah Lucien sudah dibaca oleh sebagian besar orang sebelum tahun baru. Sehingga, ketika Onore, Clark, dan murid lain di Perguruan Tinggi Sihir Holt menangis karena buku pake alkimia baru harus direvisi lagi, lalu tiga naskah itu sangat rumit dan tak bisa diterima, mereka merasa jantungnya berdegup kencang tak terkendali.     

"Kalau teorinya terbukti oleh eksperimen ... akan ada banyak orang yang tak bisa berkembang lagi seumur hidup mereka, itupun kalau kepala mereka masih utuh..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.