Singgasana Magis Arcana

Petualangan Menakutkan



Petualangan Menakutkan

0Sammy bergerak seperti mesin karena tangan dan kakinya lambat, tapi kecepatannya tidak lambat. Dia sudah tiba di pintu asrama lalu membukanya. Dia pun berjalan ke koridor gelap yang hanya diterangi sebagian oleh beberapa lampu redup.     

"Ayo," kata Karl lagi. Seperti macan kumbang, Karl melompat dari kasurnya.     

Donnie punya banyak pikiran di kepalanya. Dia tak tahu harus melakukan apa, tapi dia tak akan membiarkan temannya pergi seperti ini. Dia tak punya pilihan lain selain ikut dengan Karl.     

Sammy, dengan mata masih terpejam erat, kemudian berjalan dan melompat di tangga. Namun lompatannya tak menimbulkan suara, seolah setiap langkahnya berubah menjadi tumpukan kapas.     

Donnie ketakutan melihatnya. Dia berujar pelan pada Karl, "Kurasa dia tidak sadar. Dia mengikuti insting, atau dia pasti naik lift."     

Asrama mereka terletak di lantai dua Tower Life dan tempat ini dilengkapi lift di setiap lantai. Jarang sekali ada yang mau melewati tangga. Sehingga, banyak lampu sihir yang sudah rusak, tapi tak ada yang peduli.     

Karl melihat Sammy melompat turun di tangga di dekat pojokan.     

"Mungkin dia tak mau naik lift…"     

Barusan adalah suara Karl, tapi Donnie mendengarkan suaranya langsung di kepalanya.     

Donnie agak kaget.     

"Kita bisa melakukan komunikasi batin. Kau tak harus mengucapkannya keras-keras…" kata Karl.     

Karl menebak itu karena semacam item sihir yang dipakai Karl. Sudah pasti Karl punya latar belakang yang sangat tak biasa.     

"Tunggu," kata Donnie bingung, "katamu dia tak mau naik lift. Jadi maksudmu dia dikendalikan seseorang?"     

"Entah. Mungkin sesuatu memanggilnya, atau seperti katamu, dia hanya mengikuti instingnya." Mata Karl agak menyipit dan membuat gerakannya selembut mungkin.     

Di anak tangga, ada dua lampu sihir. Namun yang satu sudah rusak dan satu lagi hanya menyala di satu sisi dan berkedip-kedip. Melihatnya, Donnie berujar panik, "Kalau begitu kita harus memberitahu pengawas. Mereka akan menangani ini."     

Donnie membicarakan tentang penyihir penjaga di menara ini.     

Dalam keadaan lampu berkedip, wajah cantik Karl ini terlihat agak murung. "Tak perlu. Kalau Sammy hanya tidur berjalan karena spectre, kita berdua pasti bisa menanganinya. Memanggil pengawas akan mengagetkannya. Tapi kalau sungguh ada yang mengendalikannya, di Universitas Sihir Heidler, tempat yang dilingkupi mythal seluruhnya, kita tak akan terluka karena pengawas akan datang selama mythal dipicu oleh mantra apapun."     

Setelah perkembangan selama bertahun-tahun, sistem kesehatan di necromancy memberikan nama spesifik pada macam-macam penyakit yang dianggap sebagai iblis di masa lalu.     

Dia menatap Donnie, lalu mata perak-ungunya terlihat agak gugup dan bersemangat. "Apa kau tak mau berpetualang? Kau tak mau menangani ini sendiri? Mungkin Sammy menuju ke harta karun besar atau tempat di mana kekuatan besar tersembunyi…"     

Suaranya terngiang di kepala Donnie. Suaranya terdengar terulang, sehingga apa yang dikatakan Karl pada Donnie seolah memiliki kekuatan yang berhasil memicu hasrat di hati Donnie. Dia mengangguk tanpa sadar dan terus berjalan mengikuti Karl.     

Seseorang memanggil Sammy?     

Sepertiku?     

Donnie memikirkan dirinya sendiri tapi tak punya petunjuk jelas. Seperti Donnie yang dikendalikan Karl, mereka berdua berjalan keluar dari Menara Life.     

Meski tak ada perbedaan antara siang dan malam di Dunia Arwah, karena hanya ada warna hitam, putih, dan abu-abu, ada suatu tempat yang lebih terang dan lebih gelap, sehingga para murid bisa tidur lebih baik di malam hari. Setelah berjalan keluar dari menara, Donnie merasa sekitarnya gelap dan sunyi. Dia juga hanya bisa melihat dasar banyak menara sihir. Dia mendongak, dan jembatan di atas saling bersimpangan seperti jaring laba-laba. Langitnya 'mati' karena tak ada bulan maupun bintang.     

Malamnya dingin. Angin malam membuat Donnie menggigil. Dia melihat sekitar, tapi tak melihat apapun selain mereka berdua.     

"Jangan sampai kehilangan dia," kata Karl.     

Donnie mengangguk gugup, tapi dia bisa mendengar nada semangat di suara Karl.     

Dalam kesunyian dan kegelapan, mereka bertiga, satu di depan dan dua di belakang, sudah berjalan melewati beberapa menara sihir dan akhirnya tiba di depan gerbang kampus.     

Seluruh Universitas Sihir Heidler seperti kota yang berisi menara sihir tinggi dan terpisah dari dunia luar dengan dinding tinggi dan panjang. Gerbang depan sebenarnya adalah sebuah layar cahaya dengan tinggi puluhan meter dan lebar lebih dari 10 meter, di mana banyak pola sihir mengalir seperti air, memberikan hawa kematian yang kuat.     

"Apa dia akan keluar?" Donnie bertanya pada Karl lewat komunikasi batin dengan bingung. Sammy kini berdiri di depan gerbang.     

"Mungkin, bisa jadi, siapa tahu … Kita akan melihat hal menarik selama kita terus mengikutinya. Aku pernah meminta kakakku menjelajahi makan kuno bersamaku saat tengah malam…" kata Karl semangat. Namun cerita panjangnya tak mengalihkan perhatiannya dari Sammy.     

Merasa aneh, Donnie berkata, "Tapi Sammy tak bisa melewati gerbang. Gerbangnya ditutup. Lebih baik kita mencoba membangunkannya atau menunggu sampai dia kembali ke asrama sendiri…"     

Sebelum Donnie menyelesaikan kalimatnya, dia sangat terkejut karena melihat Sammy mengulurkan tangan kanan dan menekan layar cahaya. Kemudian permukaan gerbangnya beriak, mengelilingi tangan Sammy. Satu detik setelahnya, Sammy sudah dilahap oleh cahaya.     

"Dia … Dia keluar!" Donnie tergagap.     

Apa yang terjadi dengan mythal pertahanan? Di mana para pengajar tingkat senior yang menjaga pusat kendali?     

"Ayo! Atau kita akan kehilangan dia!" Karl melompat sambil menarik tangan kanan Donnie.     

Bagaikan kereta uap sihir, Karl bergegas menuju gerbang. Pusaran energi di sana pun menyusut!     

Donnie ditarik oleh karl dan 'terbang' ke gerbang. Dia merasa familiar karena pernah menabrak kerbau saat masih kecil.     

Karl ternyata punya kekuatan lebih besar daripada yang dia kira!     

Donnie mendadak merasa dingin dan basah seolah tercebur ke dalam air, tapi perasaan itu hanya berlangsung kurang dari satu detik. Lalu semua warna yang bisa dia lihat menghilang dengan cepat, menyisakan hitam, putih, dan abu-abu.     

Donnie melihat banyak kuburan di depannya. Batu nisan hitam semuanya miring.     

Kemari!     

Kemari!     

Kemari!     

Jantung Donnie berdegup kencang. Sama seperti dalam mimpinya dan dia ditarik menuju makam oleh sesuatu tanpa bisa dia kendalikan, sementara Sammy juga berjalan menuju bagian tengah Pemakaman Tidur Abadi.     

Bahaya! Tempat itu adalah inti ritual Life Traceback. Pasti bahaya di sana!     

Mereka sudah keluar dari gerbang dan memasuki Dunia Arwah yang sesungguhnya. Pengajar mereka tak akan tahu tepat waktu jika terjadi hal buruk pada mereka!     

Mereka tak boleh terus mengikuti Sammy seperti ini!     

Insting Donnie membuatnya dia berteriak, mencoba menarik perhatian sekolahan.     

Namun teriakan minta tolongnya ternyata tak mengeluarkan suara. Bahkan udara pun mati di sini.     

Tempat ini adalah Dunia Arwah. Siapapun di bawah level legendaris tak bisa mengeluarkan suara sama sekali.     

Dia mencoba merapal beberapa mantra untuk menciptakan suara. Tapi menghadapi kekuatan pemanggilan itu, Donnie tak bisa berkonsentrasi sama sekali. Dia mendengarkan jantungnya yang berdegup kencang, sementara keinginan di dalam hatinya semakin intens.     

"Karl, di depan bahaya. Ayo cari pengajar!" Dia mengingatkan Karl lewat komunikasi batin.     

Karl bahkan tak melihat ke arahnya, melainkan menatap Sammy yang berjalan di depan mereka dengan saksama.     

"Apa yang kautakutkan? Pemakaman juga bagian dari mythal…" kata Karl.     

Donnie terus memberitahu mimpi buruknya pada Karl, tapi Karl tak mau peduli.     

Donnie terus mencoba sampai dia akhirnya melihat makam besar yang familiar. Dia memilih mengikuti keinginan dalam hatinya dan memutuskan lanjut.     

Donnie tak ragu sama sekali dan dia sudah berjalan melewati gerbang makam yang separuh terbuka. Karl berhenti sejenak, tapi dia tetap mengikuti kemudian.     

Gerbang, koridor, dan batu bata … Semuanya sama dengan yang dilihat Donnie dalam mimpi buruknya. Namun begitu mereka berjalan mendekati sudut, mereka terkejut melihat sekelompok mumi datang!     

Dia tidak melihat penjaga apapun dalam mimpinya!     

Jantung Donnie berdegup sangat cepat sampai bisa melompat dari dadanya kapanpun, dan dia merasa sangat putus asa. Mumi adalah makhluk kuat, dan mumi yang datang bahkan bukan mumi biasa. Donnie tahu dari perban berminyaknya.     

Dia melangkah mundur dan punggungnya mengenai Karl, yang mata perak-keunguannya kini terlihat tajam. Ekspresi di wajahnya sangat serius.     

Donnie berharap macam-macam item sihir yang dipakai Karl bisa melindungi mereka, begitu pula kekuatan besar Karl.     

Namun, dia terkejut karena kelompok mimi tersebut mengabaikan mereka dan lewat begitu saja.     

"Kenapa…?" gumam Donnie bingung. Dia mempersiapkan setiap syarafnya untuk bersiap merapal mantra terkuat yang dia tahu. Tapi muminya hanya lewat seolah mereka tidak ada!     

"Aneh," kata Karl singkat, yang mana adalah kejadian langka.     

"Ya … Aneh. Biasanya kalian berdua menarik banyak perhatian," kata suara serak.     

Suara itu nyaris mengagetkan Donnie. Dia bahkan tak menyadari ada yang mengikutinya!     

Si gendut berkata, "Aku terus bersama kalian…"     

Donnie mengeluarkan catatan kecilnya yang terus dia bawa, lalu melihat apa yang dia tulis.     

'Kalau kau melihat orang gendut, pura-puralah saling mengenal, si gendut itu teman sekamarmu, Jones.'     

Donnie tersenyum canggung dan tersenyum, "Jangan mengikuti kami diam-diam seperti ini lagi…"     

Si gendut merasa kesal. Dialah yang selalu diabaikan.     

"Ayo," kata Karl. Suaranya terdengar gugup, tapi semakin bersemangat.     

Di sepanjang koridor, mereka berjalan semakin jauh. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan spectre melayang, naga-lich, dan makhluk undead aneh yang terbuat dari bongkahan daging, tapi tak satu pun dari mereka menyerang pada murid, seolah mereka berada di dimensi berbeda!     

Di depan ada ruangan utama. Donnie mengenalnya. Dia berpikir apakah makhluk undead yang dia lihat dalam mimpi buruknya ada di belakang pintu seperti perkiraannya. Akankah ia bisa melihat mereka?     

Di titik ini, dia sudah tak bisa mengendalikan diri karena kekuatan pemanggil, sementara Karl dan Jones juga semakin dikuasai rasa penasaran.     

Membuka pintu ruangan, mata Donnie mendadak terbuka lebar!     

Sammy sedang berdiri di depan peti hitam raksasa yang menghadap mereka. Matanya masih terpejam erat, tapi senyum di wajahnya terlihat mengerikan.     

"Sammy!" Donnie berteriak, tapi dia tak bisa mengeluarkan suara.     

Kali ini, penutup peti hitam besar mendadak terdorong terbuka. Miasma hitam menyeruak, lalu dari dalam peti, makhluk undead mengerikan merangkak keluar!     

Makhluknya bahkan lebih tinggi daripada raksasa, lebih mengerikan daripada Sewed Body, lebih pucat daripada Dunia Arwah … Mata makhluk tersebut terbuka dan kini berupa api merah pekat. Hawa kematian memenuhi ruangan.     

Donnie merasa dingin dan kaku. Dia tahu Karl dan Jones merasakan hal serupa. Namun Sammy tak terpengaruh dan melompat ke dalam peti.     

Ruangannya mulai berguncang hebat. Ada lubang hitam tak berdasar. Sesuatu yang tak bisa disentuh dan tak bisa dideskripsikan tersembunyi di dalam sana.     

Miasma hitam menggumpal, tapi peti dan makhluk undead-nya mencegahnya agar tak keluar.     

Apa yang ada di sana?     

Kesadaran Donnie perlahan menghilang.     

"Ahhhhhhhh!!"     

Donnie melompat dari kasurnya dan terengah-engah. Dengan tubuh gemetar, dia melihat ke sekitar dan lega ternyata masih ada di asrama. Untungnya itu hanya mimpi!     

Tapi mendadak dia ketakutan karena Sammy, Karl, dan Jones semuanya terengah-engah dengan dahi yang dipenuhi keringat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.