Singgasana Magis Arcana

Untuk Kembalinya Dirimu



Untuk Kembalinya Dirimu

0Manor Baron Brenzell lebih terbengkalai setelah pemiliknya sudah diganti beberapa kali. Rumput liar tumbuh di tanjakan di belakang manor. Di bawah sinar mentari pagi, embun bergulir di dedaunan.     

Sebuah embun menetes di atas tumpukan tulang, meninggalkan bekas basah.     

Tulang-tulang ular bergetar, tapi kembali tenang. Di sekitar makhluk tersebut, ada harimau bersayap dengan bulu yang sudah rusak serta daging busuk dan nanah kekuningan mengalir kemana-mana. Sementara banyak hantu berkeliaran di langit tanpa takut pada sinar mentari … Tanjakannya seolah sudah menjadi dunia lain yang penuh makhluk undead.     

Di tengah makhluk undead, seorang pria, yang tubuhnya tinggal tulang, menyentuh batu dengan tangan kirinya yang pucat, kemudian menatap kota dengan matanya.     

Di gerbang kota, seorang pria paruh baya memakai jubah uskup sedang berjalan menuju gereja dengan serius.     

"Selamat pagi, Tuan Uskup." Semua orang yang berpapasan dengannya membungkuk dan menyapa. Dia adalah Arroyo, seorang uskup dari katedral kota dan pendeta yang kuat.     

Sambil membuat salib di dadanya, Arroyo memberikan berkah karena kebiasaan, "Tuhan melindungi kita."     

Dia pun perlahan tiba di pintu masuk gereja. Di bawah lindungan beberapa pengawal kesatria, dia menaiki tangga dan masuk melewati pintu.     

Cahaya suci samar menyelimuti gerbang, membuat segalanya terlihat suci.     

Arroyo berhenti di tengah aula dan berdoa dengan khusyuk. "Hanya kebenaran yang abadi!"     

Lalu dia pergi dari pintu samping, melaporkan status keimanan di kota, desa, dan manor sekitar pada jubah merah.     

Setelah laporan selesai, dia mulai memeriksa seluruh gereja jika ada yang lalai atau tak hormat. Setelah memeriksa, waktunya berdoa, pengakuan dosa, dan belajar.     

Itu adalah hidupnya yang monoton dalam 30 tahun ini, kecuali dia sudah berkembang dari pendeta magang di belakang uskup, menjadi uskup paling terkenal di gereja kota ini. Dia sudah menyaksikan bangkit dan jatuhnya banyak keluarga di kota.     

"Kita harus berterima kasih pada berkah Tuhan." Dia berdoa di dalam hati.     

Kemudian, dia menyadari kalau sudah tiba di ruangan tempat lingkaran teleportasi dipasang. Jadi dia memastikan keutuhan tempat tersebut dengan sangat hati-hati, memastikan tak ada orang lain selain petugas yang masuk.     

"Bagus sekali. Tak ada yang aneh." Wajahnya yang suram kini tersenyum sambil menatap lingkaran teleportasi yang bersinar.     

Mendadak, dia mengernyit, merasa kalau lingkaran teleportasinya sangat jahat, sehingga terasa seperti gerbang menuju neraka atau abyss.     

Sebuah pikiran mendadak melintas di kepalanya: Ada pendeta yang berkhianat, lalu Lord of Hell menyusup ke tempat ini!     

"Tidak, ini harus dihancurkan!" Begitu dia mengambil keputusan, dia mendadak tahu kalau tak bisa menghancurkan lingkaran teleportasi dengan cepat menggunakan kekuatan sucinya. Satu-satunya solusi adalah mengonsentrasikan kekuatannya dan meledakkan diri!     

Dengan keinginan pengorbanan yang kuat, dia melangkah maju dan berseru,     

"Hanya kebenaran yang abadi!"     

Beberapa pendeta yang mengikutinya tercengang pada cahaya suci yang terpancar dari tubuh Arroyo. Lalu, seluruh dunia menjadi gelap setelah sebuah ledakan terjadi.     

DHUAAR!     

Lingkaran teleportasi hancur, ruangannya juga runtuh.     

Jubah merah yang mengawasi gereja paling penting, merasakannya dan sangat kaget. Dia tak percaya seorang uskup akan mengkhianati Tuhan dan menghancurkan lingkaran teleportasi milik Tuhan secara sukarela.     

Kemudian, dua mantra tingkat lingkaran 9 muncul di kepalanya: Brain Scourge dan Memory Meddling!     

Namun, bahkan seorang penyihir legendaris tak bisa memainkan dua mantra tersebut dengan sangat bagus sampai korban akan membantunya mencapai tujuan dengan sukarela tanpa perlawanan!     

Penyihir seperti itu paling sulit dilawan, dan mereka paling mengerikan!     

DHUAAR!     

Di tempat lain di kota, pusat yang mengendalikan lingkaran suci tenggelam oleh kilauan cahaya hasil dari meledakkan diri juga.     

DHUAAR! DHUAAR!     

Setelah mendengar dua ledakan berturut-turut, pria kurus di tengah tanjakan di luar kota berdiri. Matanya terlihat separuh lembut dan separuh kejam.     

Hoooooooo!     

Makhluk undead di tanjakan melolong bersama-sama, kemudian bangkit dari tanah.     

Pria kurus melayang menuju kota. Di belakang dan di bawahnya ada makhluk undead yang sudah kembali dari abyss untuk membalas dendam!     

Penjaga kota sedang memeriksa orang-orang yang masuk ke kota ketika dia merasa langit mendadak gelap. Mereka mendongak tanpa sadar, kemudian gemetar ketakutan hingga wajahnya pucat.     

Di langit, monster yang hanya punya tulang dan daging busuk menutupi matahari dan membawa kematian. Di antara mereka ada necromancer jahat yang tak mengenakan tudung.     

Kaki mereka melembek, kemudian jatuh ke tanah. Orang-orang yang berbaris langsung lari ketakutan, namun jatuh tak lama kemudian karena pasukan makhluk undead di dekat mereka.     

Para makhluk undead tak mengeluarkan suara apapun atau mengamuk. Mereka mengabaikan orang-orang itu, kemudian membanjiri gerbang, masuk ke kota lewat gerbang, dinding, atau langit.     

"Musuh datang!"     

Pendeta dan kesatria berdiri dan tempat yang berbeda di langit, menghadapi necromancer di sana.     

Necromancer itu kelihatannya tercenung. Dia bergumam, "Aku Vicente. Aku kembali…"     

"Bunuh dia!" Cahaya suci dan tombak panjang dilemparkan ke arah Vicente.     

Dengan ekspresi kebencian yang meluap-luap di wajahnya, Vicente mendongak dan mengeluarkan lolongan pilu.     

Begitu gelombang suara menyebar, banyak banshee yang wujudnya buram sedang menari. Semua pendeta dan kesatria yang melayang langsung jatuh ke tanah seperti hujan. Orang-orang yang tak bisa terbang gemetar ketakutan melihatnya.     

Wajah Vicente berubah bengis. Seraya melihat jubah merah yang bersusah payah melawan teriakan banshee, dia mengangkat tangan kirinya dan menunjuk ke arah banshee.     

Banyak helai rambut hitam langsung menguar dari tubuh si jubah merah. Dia layu bagaikan mayat. Kemudian, dia jatuh dari udara tanpa daya menjadi berkeping-keping, tapi tak ada setetes pun darah yang keluar.     

Vicente melihat kota di bawahnya dan mendadak mendarat di depan kesatria paruh baya yang memegang pedang.     

"Jangan … Jangan … Jangan bunuh aku…" Kesatria paruh baya itu menggerakkan matanya panik dan mundur. Kesatria di sekitarnya terlalu takut untuk membantu.     

Vicente berkata dengan suara serak dan menusuk telinga, "Andrew."     

"Kau … Kau mengenalku. Kau … Kau Vicente!" Mata Andrew membelalak setelah mengenali necromancer mengerikan di depannya. Pria tersebut terlihat mirip seperti 20 tahun lalu, kecuali wajahnya tak memiliki daging sama sekali!     

Vicente berjalan perlahan menghampiri Andrew. "Kau yang melaporkanku dan membunuh Shirley."     

"Itu … Itu bukan urusanku. Crazy Hound yang melakukannya. Aku tak pernah menyangka Shirley akan terbunuh." Andrew nyaris menangis.     

"Crazy Hound? Di mana dia?" tanya Vicente dingin, siap menelisik kepalanya jika tak mendapat jawaban.     

Andrew bersedia mengatakan apapun untuk menyelamatkan dirinya. "Crazy Hound diberi penghargaan oleh kardinal agung duchy karena membunuh banyak penyihir sehingga dipromosikan ke Cocus."     

"Cocus? Aku akan menemukanmu…" Vicente melihat ke utara. Matanya penuh kebencian dan sangat dingin.     

Kemudian dia menatap Andrew lagi. "Siapa lagi yang terlibat?"     

"Ada … Ada Lotell, Goon, Tamer, dan Bone Digger. Mereka ada di Inkuisisi di sini." Andrew mengatakan semua orang yang terlibat.     

"Bagus. Untuk berterima kasih atas kejujuranmu, aku tak akan membunuhmu sendiri." Vicente memberikan senyum brutal. Pasukan makhluk undead di belakangnya berjalan maju dan menenggelamkan Andrew.     

"TIDAAAAAAAK!"     

Teriakan pilu dan kesakitan terdengar tanpa henti sementara makhluk undead mencabik dan melahap daging Andrew sampai hanya menyisakan tulang.     

Vicente menatap pada bangsawan yang berkumpul. Setelah mereka mendorong Lotell dan Goon keluar, dia mengayunkan tangan, membuat dua bangsawan tersebut membusuk dan berubah menjadi zombie.     

"Vicente, kami tak ada hubungannya dengan apa yang terjadi. Kami sangat sedih dengan kematian Keluarga Brenzell juga. Kami tak akan menghentikanmu balas dendam, tapi tolong jangan bunuh orang tak bersalah." Kesatria yang memimpin mencoba menenangkan dan memohon.     

Vicente berujar dingin, "Kau bisa menyelamatkannya, tapi kau tak melakukan apapun."     

Lantas, pasukan makhluk undead menyeruak maju, melahap semua bangsawan.     

Setelah beberapa menit, Vicente tiba di gerbang inkuisisi sambil menginjak tumpukan tulang. Kebanyakan penjaga malam di sini, termasuk Tamer, telah terbunuh dalam pertarungan barusan.     

"Tuhan tak akan mengampunimu!" Para penginterogasi yang lain di Inkuisisi mendelik pada Vicente.     

Tanpa mengatakan apapun, Vicente membiarkan pasukan makhluk undead melahap mereka, hanya menyisakan teriakan serta Bone Digger yang rambutnya sudah berubah abu-abu.     

"Aku hanya menyesal karena tak menemukan keberadaanmu!" Bone Digger terlihat khusyuk.     

"Kau akan punya banyak waktu untuk menyesalinya," kata Vicente serak dan lembut, tak ingin berdebat dengannya.     

Api pucat muncul dari jiwa Bone Digger, membakar dan membuatnya teriak kesakitan.     

"Tuhan akan … Ahh! … menghukummu!"     

"TIDAAAAAAAAAK!"     

"Ahh! Sialan! Ampuni aku! Ampuni aku!"     

"Ampuni aku!"     

Vicente berjalan menuju pemakaman tanpa menoleh, meninggalkan orang yang memohon di sana. Perlahan, teriakannya menghilang. Karena orang-orang biasa terlalu takut untuk bernapas, seluruh kota jadi sunyi bagikan kota mati.     

Dalam keheningan macam itu, Vicente masuk ke makam dan tiba di makam yang sudah dia lihat berkali-kali dalam mimpinya.     

Makamnya terbuka tanpa suara, kemudian petinya naik.     

Vicente berjalan ke satu sisi peti, berlutut dengan satu kaku, lalu membuka petinya dengan lembut.     

"Shirley, aku kemari untuk menjemputmu." Begitu petinya terbuka semakin lebar, mata dinginnya semakin berubah lembut, dipenuhi dengan sorot cinta dan rasa bersalah.     

Di dalam peti, sebuah kerangka berbaring.     

Vicente menunduk dan mencium mulut tengkorak perlahan, sambil bicara seolah ada di dalam mimpi, "Shirley, semuanya akan baik-baik saja. Segalanya akan baik-baik saja. Kita akan bersama selamanya."     

Air mata menetes dari matanya dan jatuh di wajah Shirley.     

Rusak jiwanya dan kejar kematian. Bukan untuk kehidupan abadi, melainkan untuk kembalinya dirimu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.