Singgasana Magis Arcana

Mereka Hanya Anjing



Mereka Hanya Anjing

0Shirley kaget dan nyaris berteriak. Dia buru-buru melihat sekitar dan melangkah maju. Dia menyahut tangan Vicente.     

Reaksinya membingungkan Vicente.     

Shirley mencoba tetap memelankan suara dengan meredam rasa takut dan gugupnya. "Vicente, kau harus kabur. Penjaga malam menemukan mayat di ruang bawah tanahmu."     

"Apa?!" Vicente tak memercayai telinganya meski Shirley sendiri yang mengatakannya, dan Shirley lah orang yang dia cintai serta percayai di dunia ini. "Mustahil … Ini tidak mungkin. Bagaimana mereka menemukannya? Kenapa mereka tahu?"     

Tak mungkin penjaga malam bisa mencari setiap rumah di sebuah area karena jumlahnya terlalu sedikit untuk melakukannya.     

Melihat Vicente panik, Shirley memberitahu apa yang terjadi sesingkat mungkin. "Andrew merasa terhina, jadi mereka mencari penjaga malam untuk membunuhmu di ruang interogasi. Pelayanku mendengar mereka merencanakan semuanya."     

"Oh begitu. Begitu … Aku bukan penyihir. Aku tak pernah ingin menjadi penyihir … Kenapa mereka mendesakku…" Vicente merasa marah dan juga cemas. Dia berada di ujung keruntuhan mental.     

Shirley mencoba mempersingkat kalimatnya. "Jangan khawatir. Aku akan meminta ayahku membantumu. Kau hanya perlu menerima permintaan interogasi dan tuhan akan tahu kau bukan penyihir. Tapi kau harus bersembunyi di rawa selama beberapa hari, jadi ayahku bisa menanganinya."     

Penjelasannya yang jelas serta nada tenangnya menenangkan Vicente.     

"Baiklah. Aku akan menurutimu, Shirley," kata Vicente.     

Kali ini, dia harus mengandalkan Baron Brenzell. Semuanya terjadi sebelum seorang bangsawan maju untuk melindungi orang yang dicurigai sebagai penyihir. Tapi, tentu saja, tersangka itu tetap menjalani investigasi ketat dan membuat gereja yakin ini hanya salah paham.     

"Tak ada cukup waktu untuk menyiapkan pakaian dan makanan untukmu. Hati-hati selama beberapa hari ke depan. Kalau segalanya berjalan lancar di pihak ayahku, aku akan meminta penjaga mengukir pohon di sepanjang pinggiran rawa dengan simbol yang sudah kita setujui," kata Shirley.     

Awalnya, baron tak setuju Shirley menikah dengan Vicente, bahkan memutus surat di antara mereka. Jadi kekasih muda ini sudah memutuskan beberapa simbol sederhana untuk saling memberitahu apa yang mereka lakukan. Kini simbolnya jadi berguna lagi.     

Sekarang, Vicente mendadak terlihat sangat cemas. "Aku melihat ada yang datang…"     

Dia punya sepasang mata yang tajam seperti kucing, dan dia bisa melihat lebih baik daripada orang biasa. Mereka kini bersembunyi di kebun dan dikelilingi banyak tanaman serta semak-semak, jadi orang-orang dari luar sulit melihat mereka.     

"Penjaga malam datang…" gumam Shirley. Sebagai tunangan Vicente, dia sudah menduga penjaga malam akan datang untuk menginvestigasi, tapi dia tak tahu mereka akan secepat ini.     

Vicente sangat cemas. Begitu penjaga malam masuk, mereka berdua akan ketahuan!     

Dia tak bisa bersembunyi di ruangan manor ini, karena penjaga malam pasti memeriksa ruangannya satu per satu!     

Atau, haruskah dia bersembunyi di sini dan menunggu kesempatan?     

Kali ini, Shirley mendadak melihat ke atas. "Vicente, kau tetap di sini. Aku akan mengecoh mereka. Lima menit lagi, pergilah ke rawa lewat gerbang sebelah."     

"Ini berbahaya!" kata Vicente. Dalam benak orang-orang biasa, para penjaga malam itu semengerikan penyihir, iblis, dan setan.     

Shirley menggeleng mantap dan berkata, "Aku adalah bangsawan. Mereka tak akan melakukan apapun padaku. Pergi dan bersembunyilah. Sekarang!"     

…     

Di luar manor, pemimpin penjaga malam yang nama sandinya adalah Crazy Hound berkata pada penjaga malam lain, "Kalian berpencar dan jaga semua pintu keluar. Aku akan masuk ke manor bersama Tamer."     

Dalam situasi seperti ini, penjaga malam yang dipanggil Tamer lebih berguna daripada yang lain karena banyak makhluk sihir yang dia latih.     

"Tuan, mereka semua bilang Vicente sudah pergi ke rawa, dan kami kemari hanya untuk menemukan area rawa yang sering dikunjungi Vicente. Haruskah kita membesar-besarkan seperti ini?" Seorang penjaga malam meyakini kalau mereka harus pergi ke rawa secepatnya alih-alih membuang waktu di manor.     

Meski dipanggil Crazy Hound, dia bersikap waspada kali ini. "Tak peduli kapan, kita harus menutup tempat, baru masuk. Inilah prinsip kita. Bisakah kau yakin kalau hanya ada Vicente di manor ini? Bagaimana kau tahu tunangannya tak dipancing? Bagaimana kau tahu apakah baron diam-diam mendukung penyihir atau tidak?"     

Penjaga malam yang bertanya barusan terus meminta maaf.     

Pantas pemimpin mereka membawa seluruh tim. Crazy Hound khawatir ada bangsawan yang terlibat dalam masalah ini.     

"Berdasar investigasi sebelum ini, Vicente dan Nona Brenzell sangat dekat. Kalau kita terus mengawasinya, kita mungkin tak perlu mencari ke rawa," tambah Tamer.     

Kali ini, Crazy Hound mencium sesuatu dan mendadak memerintah, "Sembunyi!"     

Timnya langsung mengikuti perintahnya dan bersembunyi di lapangan serta pepohonan.     

Tiga puluh detik kemudian, seorang gadis muncul di samping gerbang manor. Dia berpakaian seperti pelayan, namun memakai topi berenda hitam. Penutup wajah yang menggantung, menutupi wajahnya.     

Dia melihat sekitar dan memastikan tak ada siapapun di sekitar. Kemudian dia buru-buru pergi ke rawa.     

"Dia Shirley. Dia tak bisa bersembunyi dari hidungku." Crazy Hound menyeringai pada Tamer.     

Tamer juga memasang senyum mengerikan. "Dia pasti memberitahu Vicente. Dia tak bisa meminta pelayan atau pengawal melakukannya."     

Kemungkinan besar pelayan dan pengawalnya akan menjualnya jika Shirley melakukannya.     

"Kau benar. Kelihatannya tugas ini akan sangat mudah." Crazy Hound memasang senyum brutal di wajahnya, karena mereka akan mendapat hadiah dari Inkuisisi dan juga Andrew. Jika mereka bisa membuat kejadian ini semakin besar dan membuat semakin banyak orang terlibat, mereka akan dapat lebih banyak uang!     

Saat Shirley berjalan cukup jauh, Crazy Hound bersiul dan mengumpulkan timnya lagi.     

"Kita ikuti dia. Tamer, kau tinggal di sini dan jaga manornya untuk jaga-jaga," perintah Crazy Hound.     

"Baik, Ketua," kata Tamer hormat. Dia punya banyak 'peliharaan'. Meski dia tak bisa mengawasi seluruh manor, menjaga gerbang utama dan mengawasi baron bukanlah masalah.     

Crazy Hound memutuskan memimpin seluruh tim karena takut Vicente mendapat bantuan. Mereka diam-diam mengikuti Shirley lewat lapangan hijau, pohon kecil, dan akhirnya tiba di rawa yang penuh dengan miasma.     

Kali ini, mata Crazy Hound mendadak membelalak, karena dia melihat Shirley berjalan kembali!     

Apa yang dia lakukan? Bagaimana dia memberitahu Vicente?     

Tidak! Mereka ditipu olehnya!     

Crazy Hound marah, tapi dia tahu terlalu terlambat jika dia memimpin seluruh tim kembali. Jadi dia dan timnya langsung melompat keluar dan mengepung Shirley.     

"Siapa kalian?! Apa yang kalian inginkan?!" teriak Shirley.     

Crazy Hound berkata geram, "Nona Shirley, di mana Vicente?"     

"Aku tak tahu. Bagaimana aku tahu? Dia belum kembali dari rawa," kata Shirley setenang yang dia bisa.     

"Lalu kenapa kau kemari?" Crazy Hound hampir kehilangan kendali diri.     

Shirley membalas ketus, "Untuk mencarinya. Tapi saat aku melihat rawa, aku tahu tak mungkin bisa menemukannya di sini. Aku adalah bangsawan! Jadi aku memutuskan kembali. Lebih baik dia mati di sana."     

"Kalau kau tak mengubah pikiran, aku harus membawamu ke Inkuisisi." Mata Crazy Hound mulai memerah.     

"Beraninya kau! Aku bangsawan!" kata Shirley keras.     

Crazy Hound mendengus. "Lalu kenapa? Selama bangsawan ada hubungannya dengan penyihir, dia juga akan digantung di tiang pembakaran!"     

"Bawa dia!" perintah Crazy Hound. "Dia akan tahu bagaimana interogasi berjalan di inkuisisi!"     

"Dasar anjing gila! Ayahku akan protes pada Gereja. Kalian semua akan dihukum berat!" teriak Shirley, karena dia tak memercayai telinganya.     

"Silakan!" Crazy Hound tak akan mengubah pikiran.     

…     

"Para penjaga malam membawa Shirley ke Inkuisisi?!" tanya Baron Brenzell kaget dan marah.     

Setelah memastikan informasinya benar, dia jadi murka. "Dasar orang sinting! Mereka bahkan tak mematuhi hukum! Aku akan menemui viscount!"     

Dia pun bergegas dengan marah.     

Setelah setengah hari, baron kembali dengan ekspresi yang sangat terkejut. Menghadapi istrinya, yang terus bertanya, baron akhirnya berkata,     

"Aku tak tahu. Aku tak pernah menduga hal ini. Gereja tak peduli dengan pendapat Gereja sama sekali. Mereka … Mereka bahkan mengancamku. Mereka bilang akan menahanku juga kalau mereka menemukan aku terlibat."     

"Mereka gila?! Para bangsawan akan protes bersama!" Istri baron tak bisa memercayainya.     

Brenzel menggeleng kuyu. "Protes? Bagaimana? Kita tak bisa mengalahkan Gereja."     

…     

Di ruang interogasi, teriakan seorang gadis menggema.     

"Dia masih tak mengatakan apapun?" tanya Crazy Hound.     

Penginterogasi berkata muram, "Belum. Dia lebih keras kepala daripada siapapun yang kutemui. Kita sudah membuat tubuhnya luka parah, tapi dia tetap tak mengatakan apapun."     

"Kalau begitu gunakan mantra suci," kata Crazy Hound putus asa.     

Penginterogasi itu kaget. "Dia akan mati. Dia adalah bangsawan."     

"Tak apa. Dia hanya bangsawan," kata Crazy Hound. Sikap yang ditunjukkan Gereja hari ini semakin mendukung Crazy Hound dan membuatnya semakin gila. Di benaknya, gadis bangsawan yang mau menikahi penyihir pasti bersalah, begitu pula keluarganya. Dia yakin tuhan juga akan berada di pihaknya.     

Penginterogasi itu akhirnya memasang senyum jahat dan licik. "Baiklah. Sudah waktunya bangsawan paham siapa mereka. Mereka hanya anjing yang kita besarkan."     

Dia berjalan ke ruang interogasi dengan langkah panjang. Kemudian, teriakan perempuan perlahan berubah menjadi teriakan memilukan bagaikan mimpi buruk. Para akhirnya, teriakan itu pun menghilang.     

"Mati. Sayang sekali. Dia punya wajah yang cantik." Penginterogasi itu berjalan keluar dengan ekspresi semangat di wajahnya. Jelas, dia menikmati prosesnya.     

Ruang interogasi kini sunyi, seolah gadis bernama Shirley tak pernah ada di sini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.