Singgasana Magis Arcana

Tak Terduga



Tak Terduga

0Time Stop memberikan efek. Kilauan bulan memudar, kegelapan menghilang, kilat membeku di langit, dan tetes hujan berhenti. Seluruh dunia kini hanya memiliki warna abu-abu. Alfonsol seperti serangga yang membeku di es saat berada dalam jangkauan mantra, tetap dalam postur aneh.     

Tepat saat, sebuah retakan melewati waktu yang berhenti dan masuk ke telinga Douglas. Kemudian, warna abu-abunya pecah inci per inci bagaikan kaca pecah. Dunia pun hancur seketika.     

"Siapa itu?" Douglas tak pernah menemui situasi seperti ini ketika dia melakukan Time Stop sejak dia mempelajari mantra tingkat lingkaran 9. Beberapa serangan luar telah menghancurkan efek mantra! Meski dia ahli mengendalikan diri dan sudah memperkuat diri dengan banyak mantra, dia tetap terkejut.     

Serpihan es terhempas, lalu Alfonsol kembali normal. Namun kilat masih lambat, sementara tetes hujan juga masih hampir berhenti. Satu-satunya hal baru adalah sungai yang berkilauan dari langit yang berjalan bagai waktu tanpa bisa dihentikan.     

Sungai waktu membangunkan semua orang yang terkena efek Time Stop, lalu menghancurkan keheningan. Riaknya melingkupi hutan dalam radius puluhan kilometer, kemudian membuat segalanya samar bagaikan ada di bawah air.     

Arnold, Douglas, dan Fernando yang ada di dekat sana, lalu Nielson, Congus, dan Amanata yang berada jauh, semuanya seolah dilempar ke dalam dunia berwarna kuning sawo. Mereka bergerak menuju sungai waktu di tengah dengan perlahan tapi pasti. Ekspresi mereka berbeda-beda, beberapa terlihat marah dan beberapa terkejut. Tapi tak ada yang bisa mengendalikan diri, seperti tak ada makhluk berakal yang bisa melawan berjalannya waktu.     

"Kritonia!"     

Priscilla, yang berada di dalam Tower of Destroyers, berada dalam kondisi yang lebih baik. Dia terkejut karena sumber sungai waktu itu adalah pemuda yang buram. Rambut hitamnya berkibar kencang. Tangan dan pedangnya semua berair, lalu dia melihat ke bawah dengan mata birunya yang mencemooh dan sombong. Dia adalah Kritonia sang Heart of Time!     

Tapi berdasar info, Kritonia masih terdistrak di selatan!     

Setelah pedangnya menebas, pelayan kematian di depan sungai waktu tertebas dari tengah tanpa suara, lalu serpihan daging busuk berubah menjadi abu. Tengkorak, tangan, dan tulang rusuknya berjatuhan.     

Satu serangan pedangnya sudah sangat mengintimidasi!     

"Heart of Time?"     

"Kritonia!"     

"Bagaimana bisa terjadi?"     

"Kenapa dia ada di sini?"     

Congus, Nielson, Douglas, dan yang lainnya menatap Arnold. Bukankah dia mengirimkan League untuk mendistrak pemuda tersebut di selatan? Bukankah dia sudah dipastikan berada di selatan dari bermacam-macam sumber?     

Sementara mereka menatap Arnold, mereka juga melakukan sihir, mencoba untuk membebaskan diri. Namun karena pengaruh sungai waktu, baik pergerakan dan jalan pikirnya melambat. Mereka tak bisa merapal dengan cepat!     

Untuk sesaat, semua orang dikuasai oleh rasa takut, bingung, terkejut, dan putus asa.     

"Kau?" Priscilla nyaris mendengar hela napas panjang dari Arnold.     

"Aku." Seseorang muncul di belakang kritonia. Wajahnya keriput dengan hidung bengkok. Dia adalah League, wakil presiden Union of Sorcererss, juga archmage yang dikirim untuk mendistrak Kritonia!     

Wajahnya semuram sebelumnya, tapi dia kini memasang senyum licik dan senang. Suaranya bergema di dalam setiap jiwa. "Aku hanya menjual beberapa informasi untuk kepentinganku sendiri dan aku tak pernah berpikir untuk menghancurkan organisasi. Tapi kau mengirimku untuk melakukan misi berbahaya. Kau yang harus disalahkan atas situasimu sekarang!"     

"Haha. Berkat informasi League, akhirnya ada kesempatan untuk menghancurkan organisasimu secara keseluruhan!" Alfonsol tertawa kejam dan terbahak-bahak. Para jubah merah dan kesatria suci di dekat mereka langsung mendekat dan melindunginya.     

"Pengkhianat brengsek!" Itulah yang pertama kali dipikirkan Priscilla, Nielson, Congus, dan Amanata.     

Fernando bahkan berteriak keras, "Dasar pengkhianat bajingan kau, pak tua!"     

Waktu menyapu lembah dan hutan bagaikan air. Semua penyihir dalam jangkauan melakukan banyak kesalahan dalam merapal mantra sehingga tak bisa kabur sama sekali. Mereka putus asa. Para penyihir tingkat senior seperti Congus mulai bersiap bunuh diri agar bisa hidup kembali di tempat lain.     

Setelah menebas pelayan kematian Arnold dan membatasi gerakan semua orang, Kritonia menaikkan pedangnya lagi, lalu semua orang mendengar suaranya yang jelas, "Sayang sekali hanya ada beberapa archmage…"     

Kesombongan samar bisa dirasakan dalam nadanya. Dia tak menganggap Arnold, Douglas, atau mereka yang lain sebagai orang penting.     

Semua orang terlihat muram, seolah kematian ada di tangan, kecuali lich yang hanya punya tulang. Intimidasi dari kesatria legendaris level dua tak bisa diremehkan!     

Tepat saat Kritonia selesai bicara, sebuah wajah mendadak muncul dari kegelapan di belakangnya. Wajah itu sangat besar dan ditutupi oleh tudung hitam. Matanya berupa dua api pucat, lalu dia membuka mulut dan mengeluarkan silabel yang tak bisa didengar orang lain, seolah dia adalah renkarnasi God of Death!     

Pusaran hitam muncul dari bawah kaki Kritonia dan menyelimutinya bersama League.     

Pusaran tersebut seburam asap. Puluhan pendeta dan penjaga malam di bawah tingkat senior tak melakukan apapun selain melihat, tapi tubuh mereka membusuk menjadi kerangka dengan cepat!     

Tulang-tulang pelayan kematian yang Kritonia tebas barusan meledak dan memunculkan asap yang langsung melahap hutan serta lembah. Di sisi lain, tengkoraknya naik dan jatuh di tengah wajah raksasa, memaksa sosok tinggi dan ramping dengan jubah hitam panjang melayang di udara. Wajah para arwah mengepungnya dan menangis pilu, seolah mereka memuji dan bernyanyi untuknya!     

Sosoknya sangat mirip dengan pelayan kematian barusan, kecuali sabit hitam panjang yang diangkat, seolah siap mengambil nyawa.     

"Ahh!!"     

Dalam asap, seorang jubah merah mendadak berteriak. Jiwanya ditarik dari badannya dan melebur di dalam asap.     

Jiwa banyak pendeta, uskup, penjaga malam, dan kesatria suci lain juga keluar dan bergabung dalam karnaval arwah di dalam asap. Pepohonan layu, lalu para makhluk membusuk. Kecuali beberapa penyihir dan beberapa pendeta, tempat itu sudah menjadi dunia kematian tanpa ada kehidupan!     

Asap mulai memudar, kemudian wajah-wajah buram yang kesakitan dan ketakutan bergerak, membentuk sebuah sangkar yang memerangkap pusaran hitam.     

Sebuah retakan mendadak muncul pada pusaran hitam, kemudian riak air menyebar. Sementara itu, seorang jubah merah dan kesatria suci di belakang Alfonsol mendadak mengamuk. Salah satu dari mereka memanggil badai api, sementara yang lain bunuh diri. Alfonsol, karena tak siap, tercerai-berai menjadi serpihan.     

"Kau?" Alfonsol, yang masih merasa menang, tak menduga sama sekali. Ekspresi terkejut masih tersisa meski dia sudah mati.     

Kritonia, dengan pedangnya, keluar dari pusaran hitam dan kebetulan melihat kejadian. Namun League sudah berubah menjadi mayat yang tak punya air sama sekali. Dia jatuh dari langit, sementara tak satu pun dari mantra penyelamat nyawanya berguna. Ekspresi tak percaya dan ketakutan tersisa di wajahnya.     

"Brain Scourge, Memory Meddling, Death Storm, Fog of Spirits…" Kritonia awalnya menggumamkan sesuatu, sebelum dia menatap sosok misterius di luar kabut dengan sorot serius dan terkejut. Sosok itu 'dipuja' oleh para arwah. "Tannanois…"     

Saat bicara, tubuhnya berubah buram, dan dia melesat ke depan bersama pedangnya seolah sedang berkelana di dimensi berbeda untuk menghindari halangan Fog of Spirits.     

Perubahan terjadi sangat cepat, sampai Priscilla, Nielson, dan yang lain tak sadar apa yang sedang terjadi, sampai mereka mendengar kalimat Kritonia.     

"Liege of Death!"     

Nielson terdengar sangat senang.     

"Liege of Death!"     

Congus, Priscilla, dan Amanata sangat kaget sampai sulit percaya.     

Douglas orang pertama yang tersadar, tapi dia tak menyela beberapa saat lalu, karena dia sadar tak cukup kuat terlibat dalam pertarungan!     

Saat ini, dia menatap kaget pada Arnold dengan sorot bingung, kaget, dan terhibur. Bagaimana bisa pelayan kematiannya berubah menjadi Tannanois sang Liege of Death, seorang legendaris papan atas di masa lalu dan konsulat terakhir Kekaisaran Asso? Berapa banyak hal yang orang ini rahasiakan?     

"Rubah tua, apa maksudnya semua ini?!" teriak Fernando yang merasa dia ditipu. Keterlibatannya dalam misi tak ada artinya!     

Arnold tak terlihat kaget sama sekali. Dia terbatuk dan berkata, "Ayo keluar dari sini dulu. Atau malah, kau ingin terlibat dalam pertarungan para legendaris?"     

Setelah bicara, sebuah pelangi warna-warni keluar dari tangannya dan meledak menjadi api indah di langit.     

Tak punya waktu bertanya dan 'menghajar' Arnold, Priscilla mendelik padanya dan membiarkan Tower of Destroyers kabur. Congus, Nielson, dan Amanata berbalik kemudian pergi menuju tempat yang sudah disepakati.     

Douglas dan Fernando mengikuti Arnold kabur lewat hutan. Mendadak, mereka merasakan sesuatu dan mengangkat tangan, lalu menyadari kalau sebuah celah beriak di langit tempat pertarungan terjadi, lalu seorang pria tua kurus berjalan keluar sambil memejamkan mata. Dari utara, seorang gadis yang cantik dan dingin bagaikan pahatan es juga menghampiri.     

"Mental Storm!"     

"Aurora Wall!"     

Dua suara itu terdengar dari kejauhan. Fernando mendelik pada Arnold. "Jadi target utama misi ini ternyata Heart of Time? Apa-apaan soal League barusan? Apa Liege of Death sudah kembali naik ke level tiga?"     

"Uhuk. Seperti yang kukatakan sebelumnya, terkadang pengkhianat lebih berharga pada kita daripada untuk musuh." Arnold menatapnya sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.