Singgasana Magis Arcana

Orang-orang yang Bekerja Sama



Orang-orang yang Bekerja Sama

0Sudah bertahun-tahun sejak Union of Sorcerers mulai menggali Kota Langit. Bagian tengahnya sudah dibersihkan, lalu banyak menara sihir dan rumah sudah didirikan. Jika bukan nilai penelitian reruntuhan lain, pemandangan pertama yang Douglas lihat pasti tak sebobrok ini. Saat ini, sebuah menara sihir di dekat puing-puing menara sihir pusat mengeluarkan suara lonceng. Menurut kesepakatan, suaranya menandakan dimulainya rapat.     

Para penyihir yang sedang bertengkar di alun-alun pun menutup mulut dengan engga, tak siap karena kesempatan langka melepaskan keluhan sudah berakhir. Mereka pun menuju menara sihir lantai lima.     

"Para orang tua itu pasti sudah bertukar pendapat secara rahasia…" Fernando bergumam. Persetujuan sebenarnya seringnya sudah tercapai sebelum rapat, dan rapat hanya kesempatan mengumumkan hasil.     

Douglas melihat penyihir datang dari segala arah, matanya terlihat dalam. Sampai akhirnya alun-alun sudah kosong, dia pun menghela napas. "Ayo masuk juga."     

"Apa kau juga merasa tak ada harapan mengenai argumen mereka? Dalam masa keputusasaan ini, mereka masih enggan melepaskan bias dan keegoisannya. Sejujurnya, aku tak yakin dengan masa depan mereka setelah melihat pertengkaran barusan." Fernando berjalan sambil mengomel.     

Douglas menggeleng dan berkata pelan, "Semua orang egois. Jadi kerjasama yang tulus bukan berdasar membuang seluruh sifat egois, melainkan dengan menunjukkan kekuatanmu, jadi semua orang paham kalau bertarung denganmu adalah keuntungan terbesar mereka.     

"Aku tak membahas soal kekuatan secara umum. Artinya lebih banyak lagi. Contohnya, bahkan jika kita belum cukup kuat, selama kita bisa meyakinkan orang lain jika jalan kita memiliki harapan dan bisa membawa mereka ke jalan itu, maka itu juga bisa menjadi 'kekuatan' kita."     

Dia terlihat serius dan tak memiliki sedikit pun kemarahan.     

"Bukankah itu proses untuk membangun kepercayaan mereka pada kita lewat macam-macam pendekatan? Itu adalah kemampuan sulit dalam bidang ilusi." Fernando mengejek Douglas karena kebiasaan.     

Douglas menghadap ke arah Fernando. "Kau mengenal bidang ilusi dengan sangat baik?"     

Secara pribadi, dia tak ahli dalam teori di bidang ilusi. Dia bisa melakukan banyak ilusi, tapi tak pernah mempelajarinya dalam.     

"Guruku adalah cendekiawan hebat. Sebelum dia dibunuh, dia sudah berhubungan dengan banyak archmage di bidang ilusi. Jadi aku mengenal banyak penyihir yang punya spesialisasi di sana." Fernando menyebut gurunya tapi tak terasa dekat dengannya.     

Douglas tak bertanya lagi, karena mereka sudah tiba di menara sihir. Seorang pria paruh baya yang mengenakan lencana arcana Union of Sorcerers sedang menunggu di pintu. "Apa kau Tuan Douglas? Tuan Presiden memintamu pergi ke ruang tengah di pinggir setelah masuk."     

Dia mengenali Douglas karena ada Fernando di sebelahnya.     

"Baiklah," balas Douglas sopan.     

Sikapnya agak mengejutkan pria paruh baya itu, karena archmage kebanyakan sangat arogan, bahkan termasuk seseorang sebaik dan seramah Presiden Arnold.     

Banyak kursi batu sudah diletakkan di aula. Douglas dan Fernando pun masuk ke ruang tengah.     

"Douglas, biar kukenalkan padamu." Arnold menyapanya sambil tersenyum seperti pria tua kebanyakan.     

Douglas setegas biasanya, tapi Fernando terkekeh pelan. Menilai dari suasana hati si rubah tua itu, negosiasinya pasti berjalan baik.     

Mendengar nama Douglas, puluhan penyihir di ruangan semuanya mengalihkan pandangan. Beberapa bersikap waspada, beberapa bersikap penasaran, dan beberapa menunjukkan aura permusuhan. Apakah dia archmage yang bisa melakukan Time Stop dan membunuh Predator?     

Arnold meletakkan tangannya di bahu Douglas lalu menunjuk pada pria tua gemuk. "Ini adalah Nielson, pemimpin Red Eye dan seorang archmage. Meski dia terlihat gemuk, tubuhnya sekokoh kesatria emas."     

Douglas langsung tahu apa keahlian Nielson. Mungkin di setiap bagian tubuhnya sudah dilengkapi kemampuan tertentu. Penampilannya saat ini hanyalah kamuflase.     

Selain bentuk tubuhnya yang meninggalkan kesan mendalam, mata merah Nielson juga sangat menarik. Dia tersenyum, lalu lemak di pipinya bergetar. "Aku selalu menantikan Antiffler. Archmage dari sana sangat mengesankan."     

Dia berkata menanti, tapi tak ada ketulusan sama sekali dalam nadanya.     

Memahami pertikaian dua kekaisaran itu, Douglas mengangguk sambil tersenyum, tak terpengaruh oleh sikap Nielson.     

Berpura-pura tak mendengar indikasi Nielson, Arnold melanjutkan, "Ini adalah Amanata, murid Master of Shadows dan salah satu pemimpin Shadow Singers."     

Amanata, yang memakai mantel sihir hitam, duduk di bayangan di pojokan. Dia hanya mengangguk sebagai salam setelah diperkenalkan oleh Arnold. Jika bukan karena namanya yang menunjukkan laki-laki, Douglas tak akan tahu jenis kelaminnya.     

Arnold berkelakar, "Shadow Singers selalu senang dengan bayangan."     

Tak jauh dari Amanata, ada penyihir yang hawanya dingin dan suram. Dia memakai mantel mewah berwarna hitam, lalu kepalanya hanya menyisakan tengkorak putih, bersama cahaya kecil seperti api yang menari di matanya. Dia adalah lich.     

"Ini adalah Congus, archmage yang menciptakan Supreme Soul sendirian. Dia dipuji oleh Master of Shadows secara pribadi, yang mengatakan dia kemungkinan besar menjadi penyihir legendaris." Arnold memperkenalkan lich yang tak lebih lemah daripada Nielson atau Amanata.     

Congus membuka mulut. Suaranya sangat tak enak didengar, bagaikan seseorang yang mengasah pedang berkarat. "Teman-temanku di Antiffler tak pernah menceritakan tentangmu."     

Dia kelihatannya sangat dekat dengan Antiffler.     

"Karena ada terlalu banyak penyihir yang lebih kuat daripada aku di Antiffler," balas Douglas rendah diri. "Apalagi aku adalah orang aneh."     

"Tetap saja, Antiffler dihancurkan oleh paus," sela Nielson.     

Congus menatapnya dan berkata sinis, "Paling tidak, kekaisaran belum binasa, sementara Asso…"     

Uhuk, uhuk, uhuk. Arnold menghentikan pertengkaran itu dengan suara batuk dan mengenalkan wanita yang sedang memainkan rambut merahnya karena bosan. "Ini adalah Nona Priscilla kami yang cantik, pengendali Tower of Destroyers dan penyihir elemen yang ahli dalam Cracking (Advanced)."     

"Hei, Arnold, kau mau memberiku mantranya?" Priscilla melihat Douglas dengan senyum samar, sebelum dia mengulurkan tangan lembutnya. "Time Stop dan Cracking (Advanced) adalah pasangan terbaik. Sayang sekali aku tak bisa melakukan Time Stop. Kuharap aku bisa belajar darimu suatu hari nanti."     

Dia mungkin orang yang paling ramah.     

"Aku selalu menantikan Cracking (Advanced), Nona." Jelas, Douglas menjabat tangannya dengan sopan.     

Fernando mengikutinya dan bergumam sendiri, memangnya bisa bekerja sama dengan orang-orang yang hanya memikirkan diri sendiri?     

Arnold lantas mengenalkan Douglas dan Fernando pada pemimpin organisasi lain, tapi dia tak mengatakan apapun mengenai kerja sama, seolah hanyalah trivia yang baru saja diputuskan.     

Arnold bersikap ramah dan humoris selama rapat. Mungkin itulah kenapa dia yang memulai rapat alih-alih pemimpin lain.     

"Baiklah, sudah waktunya kita memulai rapat. Ayo katakan berita barunya pada semua orang." Pada akhirnya, dia menunjuk pada gerbang.     

Semua sosok ahli berdiri dan berjalan keluar mengikuti Arnold.     

Karena keselamatan rapat tak dijamin, mereka harus datang menggunakan klon dan proyeksi. Mereka juga tak mengajak banyak penyihir bersamanya. Aula pun tak penuh.     

Setelah para pemimpin keluar, bisik-bisik di aula langsung lenyap.     

"Semuanya, Perang Fajar, yang dinamakan oleh Gereja, sudah berlangsung selama lebih dari 300 tahun. Banyak dari kalian mungkin belum lahir ketika sihir dalam masa kejayaan. Kalian lahir dalam masa panik dan keputusasaan, kalian bersar dalam kegelapan dan kesedihan, dan kalian mungkin akan mati dibakar." Setelah para pemimpin duduk, Arnold mulai pidato.     

Pembukanya yang berat semakin membuat aula hening. Penyihir tua ingat kejayaan terakhir kekaisaran, sementara penyihir muda mengingat pengalamannya sendiri. Tapi mereka sama-sama merasa ketakutan atas mimpi buruk bernama Gereja.     

Setelah hening sesaat, Arnold melanjutkan, "Kekuatan individu sangat lemah dalam kegelapan. Baru jika kita saling membantu, maka kita bisa memotong durinya dan merengkuh matahari terbit. Pertemuan ini adalah untuk memberitahu kalian kalau organisasi yang hadir akan meninggalkan konflik internal dan bertarung bersama-sama agar bisa tetap hidup."     

Dalam keadaan sedih, segala macam berita baik bisa dianggap sebagai masa depan indah. Sehingga, semua orang bersemangat dengan kalimat Arnold. Jika begitu banyak organisasi bergabung, mereka mungkin bisa melawan paroki tanpa sosok legendaris…     

Fernando mendengus jijik tapi tak mengatakan apapun.     

Arnold tak mengatakan apapun mengenai koalisi. Dia tahu itu tak realistis. Tanpa cukup kekuatan, menggabungkan organisasi tunggal hanya akan meruntuhkan organisasinya sendiri.     

Setelah mendeskripsikan masa depan yang indah, Arnold mengakhiri pidatonya. Kali ini, seorang penyihir berdiri dan bertanya, "Tempat tinggal apa yang akan kita dapatkan di masa depan?"     

Kini setelah keriuhan mereda, para penyihir semakin curiga dan khawatir. Pengalaman mereka mengatakan kalau kewaspadaan berarti hidup panjang, karena mereka nyaris tak punya kesempatan mengulang jika membuat keputusan yang salah.     

"Hei, kau tak sebodoh yang kupikirkan." Fernando mengejek pelan.     

Tak mungkin Arnold mengatakan syarat kerja sama. Jadi dia hanya berkata, "… Kerja sama kita yang berhasil akan menjadi contoh bagi orang lain. Semakin banyak penyihir akan bergabung dengan kita, bahkan termasuk penyihir legendaris … Gereja pasti bisa dikalahkan. Banyak legendaris sudah berkumpul di Rentato. Apalagi, musuh Gereja ada vampire, naga, klan laut, elf, iblis, dan setan…"     

Harapan para mendengar meredam kecurigaannya sementara. Apalagi, sebagai orang elit di kelompok masing-masing, mereka tahu kalau para pemimpin diam-diam sudah mencapai kesepakatan, jadi mereka hanya membayangkan masa depan indah.     

"Ya. Kita bisa bekerja sama dengan makhluk supernatural dan menyerap elemen sihir dari mereka.     

"Tapi bisakah sihir dibandingkan dengan kekuatan suci? Paling tidak, saat berkaitan dengan menghasilkan sosok legendaris…"     

Setelah pidato Arnold selesai, para penyihir berpikiran macam-macam. Beberapa mengingat keuntungan bekerja sama dengan makhluk supernatural dan perkembangan sihir, beberapa mengingat keputusasaan sihir sejak dimulainya Perang Fajar … Harapan, rasa takut, keputusasaan, dan harapan memenuhi mereka.     

Nielson, Congus, Priscilla, Amanata, dan yang lain memberikan pidato singkat untuk menunjukkan dukungan, tapi tak satu pun dari mereka mengatakan syarat kerja sama.     

"Karena kita adalah rekan, biarkan kuperkenalkan penyihir di sebelahku, Douglas dari Antiffler. Dia ahli menggunakan Time Stop, dan dia menyerang Inkuisisi dengan Fernando." Arnold menunjukkan kekuatan Union dengan puas.     

Orang-orang saling berbisik kaget. Arnold mengangguk melihat reaksi mereka dan berkata pada Douglas sambil tersenyum, "Bagaimana kalau kau mengatakan sesuatu pada semua orang?"     

Douglas berdiri tegak. Arnold sedikit tercengang. Kenapa dia terlihat seperti itu? Apa yang akan dia katakan?     

Fernando menyadari wajah aneh Douglas juga, karena dia tak menyunggingkan senyum hangat dan menenangkan. Dia juga tak tahu kenapa Douglas bersikap seperti ini. Sementara Nielson dan yang lain yang tak kenal dengan Douglas, mereka tak merasa aneh sama sekali.     

Douglas melihat ke seluruh aula, mendiamkan bisik-bisik penyihir, sebelum dia berkata dengan nada rendah dan jelas.     

"Tuan dan nyonya, bertahun-tahun lalu, leluhur manusia belajar bagaimana menggunakan kekuatan spiritual dari naga, elf, raksasa, iblis, setan, dan makhluk sihir lain. Kemudian, dengan menganalisis struktur tubuh dan kualitas darah mereka, kita meleburkan garis darah mereka, memodifikasi tubuh kita, dan menemukan macam-macam metode meditasi untuk membangun kekuatan spiritual. Kita juga menciptakan macam-macam sihir dengan meniru pola sihir di tubuh mereka, sehingga bisa mendapatkan kekuatan besar. Kita mengusir iblis ke abyss dan menendang setan kembali ke neraka. Para raksasa, elf, dan naga pun mundur ke pegunungan tak berpenghuni, alam liar, dan dimensi lain, atau berlutut di depan kaki kita."     

Kalimat pembukanya adalah ulasan singkat asal-muasal dan kejayaan zaman sihir. Kalimatnya membuat Arnold dan Fernando merasa cemas, karena Douglas jelas bukan orang yang akan membahasnya tanpa alasan. Di sisi lain, para penyihir seolah merasakan kejayaan di awal. Mereka semua terlihat tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.