Singgasana Magis Arcana

Pertemuan yang Ditakdirkan



Pertemuan yang Ditakdirkan

0Lauren berkata, "Fernando, kau kemana? Tuan League…"     

Fernando mengabaikannya dan bergegas melewati Lauren serta Douglas seperti gumpalan badai yang mengamuk. Mata merahnya terbuka lebar. Jelas dia sangat marah.     

Douglas agak mengernyit, tapi kemudian kembali rileks. Dia melihat Fernando bergegas turun ke ruang rahasia.     

"Fernando!" Lauren akhirnya sadar dan dia buru-buru berteriak, "Jangan bertengkar dengan Tuan League!"     

Brak!     

Fernando membanting pintu ruang rahasia agar suaranya tak keluar.     

"Apa yang harus kita lakukan? Fernando akan membuat marah Tuan League!" Lauren meminta bantuan Douglas. Hanya Douglas, yang memiliki sikap baik dan kekuatan, bisa menghentikan argumen ini sekarang.     

Douglas mengangguk. "Kalau ada yang gawat, aku akan menghentikannya. Tapi memberikan pendapat adalah hak Fernando."     

"Tapi dia menantang wakil presiden!" Lauren tak paham sikap Douglas. Di mata Lauren, Douglas sangat kuat, berpengetahuan, dan sangat berbakat dalam matematika. Tapi cara pikir Douglas sangat aneh. Douglas sangat suka bertanya dan beberapa pendapatnya cukup sulit dia terima. Contohnya, hirarki, sebuah sistem yang dihormati dan diikuti oleh semua penyihir, terlihat tak ada artinya bagi Douglas.     

Douglas hanya tersenyum dan diam. Kali ini, mereka mendengar teriakan Fernando dari ruang rahasia. Pintu saja tak cukup menyimpan kemarahannya di dalam ruangan. Sementara kini suaranya semakin keras, membuat lauren mulai merasa khawatir dinding bisa runtuh kapan saja.     

Dia mendengarkan dengan saksama, mencoba mencaritahu apa yang yang dikatakan Fernando. Kali ini, pintu ruang rahasia dibuka dengan keras, lalu League berjalan keluar. Wajahnya terlihat tak senang saat berjalan di tangga.     

"Aku adalah presiden cabang County Paphos dan aku punya hak! Aku tak butuh kau, Pak tua!" Fernando mengejar League dan berteriak.     

League berhenti dan berbalik. Suaranya sedingin es. "Tak tak lagi punya hak."     

"Lalu kenapa? Saat aku membuat keputusan, aku masih punya hak!" Fernando menatap mata League dengan marah.     

"Anjing gila…" gumam Fernando dan terus berjalan.     

Fernando mengayunkan tangan dan berteriak, "Dasar orang tua antik! Bahkan jika aku salah, ini tak ada hubungannya dengan Douglas! Dia hanya menuruti kalimatku! Dia tak tahu apa-apa dari markas pusat!"     

Lauren kaget, dan dia terus melihat mereka bertengkar. Meski dia tahu sifat mudah marah Fernando, dia tak pernah terpikir kalau Fernando akan membentak wakil presiden! Hanya ada tiga wakil presiden di Union, bahkan presiden pun cukup hormat pada mereka!     

Dia baru akan menghentikannya, tapi seiring mereka terus berdebat, Lauren menyadari niat Fernando. Dia tak beradu mulut dengan League untuk dirinya sendiri, karena dia sudah siap secara mental menerima hukuman saat mengatakan rencana kemarin. Alih-alih, dia bertengkar demi Douglas, karena dia tak paham kenapa Douglas yang harus bertanggung jawab.     

Kali ini, League berjalan melewati Douglas. Dia menenangkan napasnya dan berkata, "Douglas, aku lupa memberitahumu. Sebagai archmage tingkat lingkaran 9, kau layak menghadiri rapat inti yang diadakan lima hari lagi. Jadi kau tak akan pergi ke Ally sampai minggu depan."     

"Baiklah." Douglas tak bertanya tapi hanya mengangguk sopan.     

"Dasar orang tua! Kau tak menerima Douglas kalau kau punya nyali! Banyak organisasi menginginkan archmage!" Fernando tak berhenti.     

Para penyihir legendaris sibuk melindungi diri, jadi archmage tingkat lingkaran 9 bisa dianggap sebagai kekuatan besar bagi setiap organisasi, selain Cabin of Palmeira, yang mana kelompok legendaris. Sejauh ini, seluruh Union of Sorcerers hanya punya dua penyihir tingkat lingkaran 9. Salah satunya adalah Presiden Arnold dan satu lagi adalah League. Dua wakil presiden hanyalah tingkat senior yang hampir naik ke tingkat lingkaran 8.     

League mendengus, tak mau berdebat dengan Fernando. Dia buru-buru berjalan melewati Lauren dan menuju ke ruangan Old Green.     

"Dasar orang tua! Kau masih memikirkan tentang kekuatan dan sumber daya saat menghadapi bahaya besar! Aku bergabung dengan Union karena konsep yang kauajukan, yaitu mendorong kecurigaan dan bias serta menerima semua kelompok dan penyihir! Memalukan! Penyihir tingkat senior bisa pergi kemanapun!" Fernando berteriak di belakang League.     

Punggung Lauren berkeringat. Dia berpikir apakah Fernando pernah membayangkan mengenai balas dendam padanya di masa depan kalau dia terus bersikap seperti ini.     

Dia akan pura-pura tak pernah mendengar kalimat semacam itu dari Fernando!     

League berhenti sejenak, lalu mempercepat langkah dan menghilang di pojokan.     

"Fernando, kenapa kau bicara seperti itu?" Lauren merasa cemas. "Dia bisa memberimu misi sederhana tapi berbahaya!"     

"Kecuali dia bisa membunuhku dalam satu serangan, aku akan memberitahunya betapa berbahayanya badai!" Fernando mendengus. "Apalagi dia juga tak akur dengan presiden."     

Lauren kaget. Dia tak menyangka ada alasan di balik teriakan marah temannya. Lalu apakah bentakan itu sungguhan? Atau dia hanya pura-pura?     

"Pantas kau tak takut dengan Tuan League…" gumam Lauren.     

Fernando berhenti sejenak dan berkata, "Ini tak ada hubungannya dengan rasa takut. Kalau ada presiden berdiri di depanku, aku juga akan melakukan hal serupa!"     

Baiklah, dia tetap Fernando yang dia kenal. Lauren merasa lega, tapi juga agak sedih.     

Fernando menarik napas dalam dan menyisir rambut dengan tangannya. "Di zaman seperti ini, kita bisa mati kapan saja karena anjing bercakar hitam atau pendeta. Jadi kita tak boleh takut pada kematian, karena kematian adalah takdir dan akhir buruk. Lalu kalau kita tak takut pada kematian, kenapa kita harus takut pada presiden atau wakil presiden?"     

Douglas mendengarkan pembicaraan itu dalam diam. Kali ini dia tersenyum dan berkata, "Terima kasih."     

"Aku hanya tidak suka mereka memperlakukan orang-orang dengan tidak adil!" Fernando menatap langit-langit yang berlumut.     

…     

Tiga hari kemudian, ketika Lauren sedang sibuk dengan tugas yang diberikan padanya, yaitu menghubungi sana-sini, Douglas dan Fernando menganggur.     

Namun Douglas dan Fernando tak terlalu mempermasalahkannya. Mereka bahkan menikmati selama tiga hari ini dengan terus mengobrol dan bertukar pikiran. Mereka berdua pun setuju kalau sistem sihir saat ini memang punya masalah fatal yang tak bisa diperbaiki.     

Meski Fernando terus mendengarkan dan belajar lewat obrolan, bakatnya dalam matematika dan sihir memberikan inspirasi pada Douglas. Makanya, Douglas tak hanya mengajari Fernando, jadi mereka berdua punya waktu yang berharga.     

Saat sudah hampir malam, mereka masih mengerjakan masalah matematika meski di lobi hotel sudah sangat remang. Namun mereka berdua merapal mantra di mata agar bisa melihat dalam kegelapan. Ada ikan bakar madu di sebelah mereka, tapi ikan bukan fokus keduanya.     

Seorang penyihir tingkat senior duduk di dekat mereka untuk mendengarkan pembicaraan karena penasaran. Tapi kemudian dia berjalan pergi karena pusing.     

Kali ini, gerbang yang separuh tertutup dibuka, lalu angin malam yang sejuk langsung mengusir hawa lembab dan hangat di lobi.     

"Green, dua ikan bakar!" Suara yang serak dan dalam terdengar duluan sebelum orangnya muncul.     

Setelah kembali dari misi, Lauren duduk begitu saja. Dia yakin Fernando kini punya saingan dalam berteriak.     

Douglas dan Fernando melihat bersamaan karena merasakan orang itu adalah kesatria. Apakah dia teman Green?     

Karena Green, banyak kesatria senang datang kemari, membuat para penyihir merasa cemas. Tapi ini juga membantu mereka bersembunyi dari pencarian Gereja secara efektif. Apalagi, Green memilih tamunya. Jika seorang kesatria yang cukup memusuhi penyihir atau sensitif terhadap topik yang berkaitan dengan sihir, dia akan menemukan alasan untuk marah dan mengusir kesatria itu dari hotel selamanya. Kalau adalah seorang kesatria di hotel, Old Green akan memasang penanda rahasia di luar hotel, supaya penyihir yang datang bisa bersiap. Saat Fernando dan Douglas tiba, tak ada kesatria di hotel.     

Tak ada yang menyangka kalau tempat berkumpul bagi kesatria adalah markas rahasia penyihir!     

Brak! Mendengar suara itu, gelas kayu yang dilap Green jatuh dari tangannya ke konter.     

Dia menatap pintu masuk, lalu mata hijaunya yang mati menguarkan lingkaran gelombang yang bisa memberikan efek pada lingkungan sekitar.     

"Apa yang membuatmu kemari?" tanya Old Green.     

Sementara itu, dia memberikan lirikan peringatan pada Douglas dan Fernando. Mereka langsung paham dan menyembunyikan kertas draft di meja.     

"Kau tak ingin gelar maupun harta. Apa yang kauinginkan hanya hotel yang menjual ikan bakar madu? Apa kau akan membuang gelarmu sebagai kesatria, Fatal Left Eye?" Orang yang berjalan bertubuh tinggi dan kuat. Dia mengenakan setelan kesatria ketat berwarna abu-abu. Alisnya tebal, hidungnya mancung. Dia terlihat cukup muda, tapi jika dilihat baik-baik, keriput samar bisa dilihat. Hanya mata birunya yang penuh semangat, seperti mata riang seorang remaja.     

Orang yang mengikuti di belakangnya adalah gadis sekitar sebelas atau dua belas tahun. Wajahnya cantik tapi dia pura-pura memasang ekspresi serius.     

Dia punya poni yang rapi, membuatnya terlihat seperti boneka. Pedang berat yang dia bawa lebih tinggi daripada dirinya sendiri. Saat ini, dia berusaha menyeret pedangnya.     

Matanya juga cukup tegas. Dia punya mata perak keabu-abuan yang dingin dan tajam.     

"Lalu dia?" tanya Old Green bingung.     

Pria yang mata birunya terlihat muda pun tersenyum. "Aku gurunya sekarang, melatihnya menjadi kesatria."     

Gadis kecil itu merentangkan bahunya sendiri. Tapi kaki kanannya tersandung kaki kiri, sehingga dia terjerembab.     

"Haha, dia bahkan tak bisa jalan. Mana mungkin dia jadi pengawal kesatria?" Fernando menyeringai dan berkomentar.     

Gadis itu masih memegang pedang. Di lantai, dia mendongak, lalu alisnya yang cantik mengernyit marah. "Tak ada yang tahu cara berjalan sebelum mempelajarinya!"     

Umm? Fernando tak langsung paham.     

"Jadi dia adalah keturunan…" Ekspresi di wajah Old Green berubah aneh. Ekspresinya terlihat serius dan lucu.     

Pria dengan mata cantik itu tersenyum. "Ya. Aku juga tak menyangka sama sekali."     

Kemudian dia berbalik dan berkata pada si gadis, "Baiklah, berdiri pelan-pelan, Hathaway. Kau akan menjadi kuat suatu hari nanti."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.