Singgasana Magis Arcana

Kartu AS atau Masalah Besar?



Kartu AS atau Masalah Besar?

0Angin dingin berembus, lalu keringat di dahinya nyaris membeku menjadi es. Donnie gemetar keras karena hawa dingin. Namun dia tak tersadar karenanya, melainkan melihat ke tangan kanannya separuh senang dan separuh ketakutan, mengingat gambaran barusan.     

Warna hitam, putih, dan abu-abu, keheningan abadi yang seolah memengaruhi sekitar dan mengalahkan roh jahat, kemudian rampasannya yang langsung menembus pertahanan roh jahat. Tangan kanannya sangat aneh dan kuat!     

Rasanya sangat mirip dengan armor hitam yang dia lihat di mimpi buruk, dan juga warna hitam, putih, abu-abu yang disegel di tengah alam semesta ilusi!     

Apakah ada yang aneh selama mimpi buruk, dan dia terkorosi oleh 'monster' tanpa dia sadari?     

Donnie merasa sangat takut saat memikirkan monster yang bisa memanipulasi mimpi mereka dan mewakili kematian paling murni saat melihatnya. Jadi dia menggeleng keras, membangunkannya dari keadaan melamun. Dia berteriak dalam hati, 'Aku harus mencari Karl secepatnya! Hanya dia dan orang penting di belakangnya yang bisa membantuku menyelesaikan masalah ini! Mereka pasti sangat tertarik dengan monsternya!'     

Teriakan di hatinya mendorong Donnie berjalan maju menuju gerbang kastel yang sebenarnya. Saat ini, dia melihat bubuk berkilau di karpet.     

Bubuk roh jahat?     

Donnie mendadak berhenti. Apakah bubuk itu ditinggalkan oleh roh jahat setelah ia mati?     

Bubuk roh jahat adalah material tingkat menengah yang sangat langka dan berharga. Itu adalah sesuatu yang tak pernah Donnie bayangkan akan dia dapatkan sebelumnya!     

Namun Donnie tercengang. Dia tak mengambilnya dengan tangan kosong atau dengan mantra, dia mendengar suara di dalam hatinya.     

"Roh jahat barusan pasti sekuat penyihir tingkat lingkaran lima. Ada kemungkinan mendekati tingkat senior. Membunuhku harusnya semudah membunuh orang biasa, tapi ia tak bisa menahan tangan kananku di dalam warna hitam, putih, dan abu-abu. Ia hancur seperti gelembung setelah aku menusuknya…"     

"… Apa tangan kananku sekuat itu?"     

"… Kontaminasi monster sendiri sudah membuatku sangat kuat?"     

Setelah merasakan kekuatan di tangan kanannya, Donnie merasa ragu. Bagi orang yang sudah berkembang dari orang bisa menjadi penyihir murid, lalu menjadi penyihir resmi lewat kerja keras, kemampuan seperti ini tak pernah dia bayangkan sebelumnya.     

"Dengan tangan ini, aku akan punya kekuatan mendesak spectre di bawah tingkat senior. Ada kemungkinan aku bahkan bisa memengaruhi yang tingkat senior…     

"Apalagi kelihatannya bisa melenyapkan kemampuan spesial di bawah tingkat senior seperti kekuatan darah Elimination. Mungkin malah lebih kuat daripada itu…     

"Kalau begitu, aku akan bisa berpetualang di Dunia Arwah dan menjelajahi mausoleum yang dianggap berbahaya. Aku akan mendapatkan macam-macam material dan harta astronomi, yang mana akan meningkatkan kekuatanku secara signifikan…     

"… Kekuatan berarti posisi. Aku akan diperlakukan dengan hormat bahkan jika berhadapan dengan bangsawan besar…     

"… Ayah dan ibuku tak perlu khawatir mengenai belanja lagi. Mereka bisa menikmati kemudahan yang dibawa oleh item alkimia … Lily akan punya kesempatan masuk ke sekolah generik alih-alih membantu keluarga dan menunggu menikah tanpa punya hidup sendiri…"     

Otot wajah Donnie tertarik dan membuat ekspresinya jelek.     

"Biar bagaimanapun, tak ada yang tahu kalau ada yang aneh dengan tangan kananku! Paling tidak, Karl dan orang penting di belakangnya tak menyadarinya!"     

Perlahan, Donnie memasukkan tangan kanannya kembali ke saku mantel sihirnya.     

Brak!     

Angin dingin berembus, lalu jendela yang terbuka terpental dari kusennya.     

Donnie mendadak tersadar. Merasakan hawa dingin menusuk, dia mendadak sadar, dan keinginannya diliputi ketakutan lagi.     

"… Apa yang terjadi padaku barusan? Hawa mengerikan di tangan kananku menjadikan aku kuat, tapi siapa tahu kekuatannya akan merusakku dan mengubahku menjadi zombie tak sadar perlahan?     

"… Kekuatan yang tak bisa dikendalikan dari sumber tak dikenal harus dipelajari dengan hati-hati … Terlalu banyak penyihir tingkat senior yang terbunuh dalam usaha sembrono…     

"Selama aku hidup, selalu ada kesempatan!"     

Donnie akhirnya membuat keputusan dan memutuskan menghubungi Karl, yang sudah memberikan nomor pribadi padanya, langsung setelah kembali ke kota. Kemudian, hasilnya tak mungkin lebih parah daripada kehilangan tangan kanan. Apalagi, dengan keberuntungan apapun, akan ada beberapa kekuatan yang bisa dikendalikan dan tak punya masalah serius.     

Di luar kastel, sosok tinggi itu terkekeh. "Bagus kalau orang itu punya kendali atas hasratnya. Kalau tidak, dia tak akan terkorosi oleh hawa kematian, dan kemungkinan Greed akan terpicu."     

Setan purba tak pernah hilang selama makhluk berakal ada. Mereka akan muncul kembali dan berkumpul dalam 12 tahun, namun mereka tak sekuat sebelumnya untuk beberapa saat.     

…     

Donnie berjalan di hutan sunyi dan gelap sendirian. Raungan hewan buas terdengar sesekali dengan suasana intimidasi. Tapi bagi Donnie, lebih mudah dan lebih aman daripada di kastel. Para hewan buas dan hantu yang digabungkan tak bisa dibandingkan dengan satu Paralyzing Breath dari roh jahat.     

Dia harus meninggalkan catatan untuk Baron Herdos, mengatakan kalau dirinya sudah menyelesaikan masalah mengenai roh jahat. Lalu dia kembali ke kota tanpa menunggu lama.     

Diperkuat oleh sihir, Donnie melihat kota familiar dalam dua jam. Selain stasiun kereta uap sihir yang diterangi lampu cerah, tempat lain sangat gelap dan sunyi.     

Donnie memilih pergi ke stasiun. Dia berjalan menuju kantor dan mengetuk pintunya keras.     

"Siapa?" Pegawai di dalam bertanya ketakutan. Mungkinkah penjahat?     

Banyak kereta uap sihir yang memuat kargo lewat saat malam, jadi seseorang harus tinggal di stasiun untuk melakukan koordinasi. Namun di kota sekecil ini, tak ada staff yang punya kekuatan setara penyihir murid, dan mereka hanya bisa melawan bahaya dengan senapan meledak, tapi para penjahat sudah mendapat pelajaran. Mereka tahu cara menghindari senjatanya dan tak akan menunggu ditembak seperti sebelumnya.     

Jika penjahatnya sekuat pengawal kesatria atau penyihir murid, pasti akan lebih berbahaya. Biar bagaimanapun, senapan meledak butuh bidikan manusia dan tak bisa mengunci target dengan kekuatan spiritual.     

Donnie melepas lencana penyihirnya dan melambaikan di jendela. "Aku Donnie. Aku mau menggunakan telepon di stasiun. Ini hak penyihir."     

Berdasarkan persetujuan Kongres Sihir dan banyak negara, penyihir resmi bisa menggunakan fasilitas komunikasi di tempat publik dengan lencana mereka jika dalam keadaan mendesak.     

Pegawai di dalam sangat lega. Setelah memastikan keaslian lencana, dia membuka pintu. "Masuklah, Tuan Donnie. Teleponnya ada di meja."     

Donnie mengangguk. Tak punya waktu berterima kasih, dia buru-buru pergi ke meja dan menelepon nomor Karl.     

Setelah tiga nada tunggu, suara malas Karl terdengar. "Siapa yang meneleponku tengah malam? Kau tak tahu ini sangat tidak manusiawi?"     

Dia terdengar marah karena dibangunkan.     

Donnie tercengang sesaat. Suara Karl tak terlalu aneh di telepon. "Karl, ini Donnie. Aku bertemu hal aneh."     

"Donnie? Hal aneh apa?" Karl bangun. Kemudian dia berkata seperti biasa, "Kalau tidak aneh, kau harus minta maaf padaku. Mengganggu mimpi indah orang lain bisa dihukum penjara. Aku harus tetap segar untuk mendengarkan konser Kakek Victor besok, yang mana akan jadi konser terakhirnya. Aku tak boleh melewatkannya dan tak boleh menguap saat menonton…"     

"Monster armor hitam dalam mimpi buruk menempel di tangan kananku," kata Donnie tanpa basa-basi. Itulah salah satu cara menghentikan Karl.     

Sebenarnya, dia juga tahu konser Victor akan diadakan di Rentato besok karena diberitahu oleh Suara Arcana.     

Sebagai guru musik Tuan Evans, dia terlalu tua untuk mengadakan konser meski dia meminum ramuan sihir. Katanya dia akan mengadakan konser perpisahan di Aalto dan Rentato untuk menunjukkan kalau dia memperlakukan musik klasik dan musik pop setara.     

Meski Victor dikenal karena muridnya, semua pecinta musik tahu kalau pencapaian Tuan Victor dalam musik cukup untuk membuatnya disebut master. Beberapa murid lainnya juga menonjol dalam musiknya meski tak sebaik dirinya atau Tuan Evans. Jadi dia dipuji sebagai guru musik terhebat.     

Karl mendadak menaikkan suaranya, "Monster armor hitam di mimpi buruk? Apa tangan kananmu menunjukkan warna hitam, putih, dan abu-abu, mendesak makhluk undead dan melenyapkan mantra?"     

"Bagaimana kau tahu?" Donnie agak kaget.     

Karl tersenyum. "Tentu saja. Ayahku melihatnya dan memberitahu padaku sebelumnya. Hehe. Baguslah kau memberitahuku, atau vitalitasmu akan menghilang dengan cepat. Mungkin dalam dua tahun, tubuhmu mulai membusuk…"     

"Lalu apa yang harus kulakukan?" Donnie lega dia membuat pilihan yang tepat.     

Setelah ragu sejenak, Karl berkata, "Tak masalah untuk sementara ini. Aku akan menemuimu setelah konser Kakek Victor. Kalau tidak, kau bisa naik kereta paling pagi menuju Rentato besok pagi. Aku akan menyuruh seseorang menjemputmu."     

"Aku akan ke sana besok!" Donnie tak berani menunda dan memutuskan pergi ke Rentato besok pagi. "Terima kasih, Karl. Aku tak akan mengganggumu lagi. Aku harus istirahat."     

Karl terkekeh. "Kau membangunkanku dan kau mau tidur? Tidak, kau harus menemaniku mengobrol!"     

"Tapi kau ada konser besok…" Donnie tak bisa menolak. Dia merasa dirinya lelah.     

Meski Karl cerewet, dia jelas peka. Menyadari keengganan Donnie, dia menutup telepon.     

Donnie pulang diam-diam. Dia tak berani tidur, takut akan mimpi buruk lagi. Jadi dia mulai bermeditasi.     

…     

Di tengah meditasi yang buram, tubuh Donnie mendadak gemetar. Dia merasa pemandangan di depan matanya berubah hebat. Di sekitarnya ada warna hitam, putih, abu-abu di mana gunung, sungai, kota, desa terpantul dan banyak makhluk undead sedang berkeliaran di mana-mana tanpa sedikit pun suara atau warna.     

"Dunia Arwah? Aku mimpi buruk lagi?" pikir Donnie kaget. Dia masuk ke dunia mimpi tanpa tidur?     

"Kota ini berantakan tapi terlihat tak asing … Ini Aalto, Ibukota Musik, yang disebutkan acara dokumenter TV Sky!"     

Donnie tak pernah menyangka dia akan tiba ke kota di seberang benua.     

Di luar kota, dua orang yang terlihat nyata dan ilusi menatap pada kesunyian. Salah satu dari mereka berkata pelan, "Kak, bukankah kita akan melakukan sesuatu?"     

Itu adalah suara Karl. Ternyata, dia bisa bicara di Dunia Arwah meski sosoknya juga berwarna hitam, putih, dan abu-abu sekarang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.