Singgasana Magis Arcana

Bayangan di Mana-mana



Bayangan di Mana-mana

0Universitas Sihir Heidler terbuat dari menara sihir dengan ujung lancip. Jika berjalan di antara menara, seseorang akan merasa sedang berjalan di hutan aneh. Cahaya buatan manusia menyebar dari langit, menciptakan pemandangan indah.     

"Tuan Robert adalah murid Tuan Felipe. Dia punya keahlian bagus dalam faktor genetik, memori sel, dan penerapan necromancy. Apalagi, katanya dia baru menukarkan data-data mengenai kekuatan darah yang ditinggalkan oleh Natravos dan memodifikasi darah serta tubuhnya berdasarkan itu. Contohnya, mata kirinya sudah diganti oleh Eye Demon, membuatnya bisa merapal mantra tipe sinar dengan cepat yang memiliki kemampuan bertarung mendekati penyihir tingkat senior. Tangan kanannya mengandung tentakel Mind Stealer, membuatnya bisa mengacaukan skill mental dan menyerap otak serta ingatan musuh…     

"Kalau kau tertarik dengan beberapa bidang yang kusebutkan, lebih baik kalian memilih kelas Tuan Robert. Dia pasti salah satu dari pengajar tingkat menengah paling menonjol, dan dia sama bagusnya dengan pengajar tingkat senior dalam hal pengetahuan dan praktek…"     

Karl mengenalkan pengajar dengan semangat, seperti tulip mekar yang menarik perhatian para murid dan guru yang lewat. Namun, mereka langsung kaget dengan suaranya, membuat orang-orang yang lewat mematung.     

Apakah tidak apa mendeskripsikan kemampuan spesial Tuan Robert seperti itu? Bibir Donnie berkedut. Dia tanpa sadar membayangkan seperti apa wujud Tuan Robert. Dari wajah seperti mayat tanpa ekspresi, bola mata coklat menonjol di sebelah kiri dan terhubung ke rongga mata menggunakan pembuluh darah. Tangan kanannya terbuka, lalu banyak tentakel merah merayap keluar ke segala arah…     

"Seperti monster … Necromancer memang mengerikan!"     

"Tapi setelah kupikirkan lagi, mereka juga sangat keren dan mengancam, bukan?"     

Pikiran aneh muncul di hati Donnie dan hancur. Mendadak dia merasa lengan bagian kanannya mengerat, kemudian dia tersadar karena Sammy sedang menariknya.     

"Donnie, bukankah kemampuan spesial Tuan Robert harusnya rahsia? Kenapa Karl bicara seolah semua orang sudah tahu?" Bahkan pemuda yang sering mengantuk seperti Sammy menyadari kalau ada yang aneh, jadi dia bertanya pelan pada Donnie.     

Melihat Karl masih bicara sangat semangat untuk menyadari keanehan teman-temannya, Donnie juga menjawab dengan suara pelan, "Karl keturunan orang penting…"     

Itu spekulasinya. Biar bagaimanapun, jika Karl adalah orang penting dan sudah melakukan hal besar, dia pasti sudah melihatnya di koran sebelum ini.     

Sammy mengangguk dan berhenti bertanya, tak bertanya Karl anak orang penting mana, karena dia terlalu mengantuk untuk memedulikan hal lain. Apa yang harus dia tahu adalah orang penting yang tak boleh dibuat marah. Apalagi, Karl sedang mengenalkan pengajar dalam struktur tubuh dan faktor genetik, bukan bidang arwah dan jiwa yang dia minati.     

Hantu di belakangnya, setelah terintimidasi dua kali berturut-turut, menyandar malas pada Sammy, seolah butuh tidur juga.     

Mendengarkan Karl dan menatap wajah mengantuk Sammy, Donnie berpikir dalam hati, "Orang yang bisa dibandingkan dengan tuan putri elf dan pembawa Back Spirit yang lebih suka tidur daripada apapun. Aneh sekali teman sekamarku…"     

Iristine, sang putri elf, pernah memberikan pidato di sekolahnya.     

"Ya. Hanya kau yang normal." Sebuah suara memasuki telinga Donnie. Tanpa sadar dia mengangguk. Ya, hanya aku orang normal di asrama ini. Tunggu, siapa yang bicara padaku? Bagaimana dia bisa tahu apa yang ada dalam pikiranku?     

Dia buru-buru berbalik dan melihat Jones gendut sedang menatapnya sambil tersenyum. Dia bertanya kaget, "Kapan … Kapan kau datang?"     

"Bukankah kau mengajakku memilih kelas bersamamu?" Jones menjawab tenang tanpa kesal.     

"Ya." Donnie menggaruk kepalanya seperti Sammy. Tapi aku melupakannya! Dia memang teman…     

"Memang teman sekamar yang aneh lainnya," lanjut Jones sambil tersenyum.     

Wajah Donnie kaku. "Kau bisa membaca pikiranku?"     

"Tidak. Jembatan yang kita lewati namanya Jalan Ketenangan. Saat emosimu terlalu intens, pikiranmu akan menggema di koridor. Itu adalah cara para pengajar mengingatkan murid akan pentingnya ketenangan dalam penelitian necromancy. Kalau tidak, kau bisa melukai orang lain dan dirimu sendiri. Apa kau tak mendengar suara dalam hatimu?" Jones menunjuk jembatan hitam putih.     

Cabang di depan menuju ke menara pengajaran dan menara eksperimen. Tak ada jendela di sana. Cahaya samar memancar dari batu bata di dinding dan lantai, memberikan sensasi dingin.     

Donnie mendengarkan dengan saksama. Memang ada suara 'Memang teman…' yang terdengar jauh di udara. Dia menatap Karl dan Sammy dengan malu, namun salah satu dari mereka terlalu sibuk bicara dan yang satu lagi hanya mengangguk. Tak ada yang menyadari hal lain.     

"Untungnya mereka tak dengar…" Donnie merasa lega.     

"Kau tak khawatir denganku?" Suara datar namun aneh terdengar lagi.     

Kaget, Donnie berbalik dan menatap Jones, menyadari kalau dia melupakan pemuda itu lagi!     

"M … Maaf." Sebagai pemuda jujur tanpa batasan, Donnie buru-buru minta maaf.     

Jones melambaikan tangannya dan tersenyum. "Tak apa. Aku cukup senang dengan kemampuanku. Paling tidak, musuh bahkan akan melupakanku saat aku berada dalam bahaya. Aku pernah bertemu dengan manusia kalajengking saat bepergian ke gurun selatan dengan teman-temanku. Setelah pertarungan sengit, dua kelompok mundur, dan aku dilupakan lalu ditinggalkan di tengah medan perang…"     

"Tapi kurasa tak ada gadis yang mengingatmu, bukan? Kalau kau menikah di masa depan, akankah istrimu lupa dia punya suami?" tanya Donnie penasaran.     

Wajah Jones menjadi kaku. Dia tersenyum kecut. "Jangan bicarakan topik sedih begitu…     

"Makanya aku memilih necromancy. Aku berharap bisa mempelajari kekuatan darah dan memodifikasi tubuhku. Aku harus mengubah bakat spesial ini ke dalam kemampuan yang bisa kukendalikan."     

"Semoga beruntung," kata Donnie tulus. "Omong-omong, siapa namamu?"     

"Jones. Aku sudah mengenalkan diriku padamu berulang kali…" Suara Jones seperti hantu.     

"Masa? Kenapa aku hanya ingat saat di asrama? Tapi aku hanya ingat kau mengenalkan diri dan tak bisa mengingat isi spesifiknya…" Donnie semakin merasa kalau orang-orang di asramanya adalah orang aneh kecuali dirinya!     

Mereka berempat pun masuk ke menara pengajaran melewati Jalan Ketenangan dan menemukan tempat pemilihan kelas.     

"Oh, dekat sekali. Aku baru mengenalkan separuh pengajar dan aku belum membicarakan kelas lain. Ini bukan salahku. Ini karena pengajar tertentu punya terlalu banyak data…" kata Karl penuh sesal.     

Itu karena kau terlalu banyak bicara. Kau sudah memberitahu pada kami segalanya tentang Tuan Robert, dari saudara, tetangga, boss, dan istrinya … pikir Donnie dalam hati. Lalu, matanya berbinar dan dia melihat dirinya berada di ruangan yang penuh alat aneh. Alat itu seukuran meja dan dilingkupi cangkang logam perak atau hitam. Di depan mereka, dua cahaya yang berkilauan berkedip. Di atas mereka ada sebuah piringan logam yang mirip dengan layar siaran.     

"Apa ini?" Donnie menatap Karl. Dia pasti tahu jawabannya dan mau memberitahu!     

Wajah Karl penuh semangat lagi, membuatnya bersinar seperti matahari. "Ini adalah AI yang sudah mencampurkan kepingan jiwa tertentu. Ini lebih menyenangkan daripada yang sedang dipopulerkan…"     

"AI?" Tubuh Sammy gemetaran. Matanya terbuka lebar, kantuknya menghilang.     

Donnie juga tertarik. Apakah itu AI yang legendaris?     

"Bagaimana caraku menggunakannya?" Donnie menyela penjelasan Karl.     

Karl tidak marah. Dia berhenti di depan salah satu mesin, melepas lencana api pucat di dadanya, lalu meletakkannya di cekungan di atas AI.     

Kemudian, cahaya merah dan hijau berkedip lebih intens, lantas suara tanpa emosi terdengar. "Selamat datang di AI. Apa yang bisa kubantu, Tuan Karl?"     

"Berikan menunya." Karl berbalik dan tersenyum pada Donnie dan Sammy yang tercengang lagi.     

"Baiklah." Kali ini, piringan metal yang mirip dengan layar suaran mengeluarkan kilauan warna-warni dan berkumpul menjadi hologram di udara. Ada banyak ikon yang ditandai dengan macam-macam kata.     

"Ada sistem pemilihan kelas, sistem gim, sistem ujian, dan macam-macam. Kau bisa mencoba sendiri…" kata Karl cepat sambil mengulurkan tangan kanannya untuk menunjuk ikon di udara dengan jari lentiknya. Dalam sekejap, cahaya dan bayangan pada hologram berubah, sementara kubus berwarna dan berbentuk berbeda jatuh dari atas seperti mainan.     

Melihat Karl menggerakkan jarinya pada hologram dengan cepat seolah sedang merapal mantra, lalu mendengarkan pengenalannya yang tak bisa diganggu, Donnie merasa dia terjebak dalam ilusi.     

"Apakah ini gim AI? Kelihatannya cukup menarik, ya?" Sammy memfokuskan pandangan pada hologram.     

Menggeleng, Donnie berjalan ke AI lain dan meletakkan lencana universitas di slot meniru Karl, meminta jiwa alkimia menampakkan menu.     

Namun, alih-alih memainkan gim, dia langsung menuju ke sistem pemilihan kelas dan menemukan bagian 'struktur tubuh dan faktor genetik'.     

"Elektromagnetik, Kristal Sihir, Penerapan Sinar-X pada Observasi Dunia Mikro, Dasar Mekanika Kuantum, Atom, Molekul dan Sel: Pengenalan Singkat, Komposisi Tubuh Manusia, Struktur Tubuh Naga…"     

Membaca nama beberapa kelas, Donnie tercengang, seolah bisa merasakan dengan jelas Lucien Evans di sana.     

Kenapa? Kenapa kami harus belajar hal-hal itu bahkan di perguruan necromancy?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.