Singgasana Magis Arcana

Meredakan Situasi



Meredakan Situasi

0Di Kota Langit…     

Seorang penyihir tingkat senior menembakkan Dissociation dengan membabi buta, membuat penyihir tingkat menengah dan penyihir biasa sangat ketakutan. Keputusasaan menyebar.     

Mendadak, kabut muncul dan memenjarakan penyihir tingkat senior, menutupi dan menghancurkan mantra Dissociation. Kemudian, sebuah sinar yang hitam menembus kabut dan mengenai penyihir tingkat senior.     

Dalam sekejap, efek sihirnya menghilang, dan dia tak lagi bisa merapal mantra apapun. Meski dia menghina orang-orang dengan sombong, dia tercengang sesaat. Biar bagaimanapun, sihir sudah menjadi instingnya!     

Itulah reaksi kebanyakan penyihir setelah terkena Antimagic Ray.     

Saat itu, mantra datang dari segala arah, benar-benar meredakan penyihir tingkat senior yang mengamuk.     

Perintah yang diberikan Brook pada penyihir Departemen Hukuman adalah mereka mencoba mengendalikan dan menyegel target jika keselamatan mereka bisa dijamin. Tapi jika mereka merasakan bahaya berdasarkan pengalaman bertarung, mereka bisa mengeksekusi target tanpa takut terhadap investigasi atau pinalti di masa depan.     

Sampai akhirnya penyihir sinting di depan diborgol, barulah penyihir tingkat menengah dan tingkat rendah yang putus asa dan ketakutan akhirnya bangun dari mimpi buruk. Mereka melihat orang berjalan keluar dari kabut. Lencana tongkat hitam di dada mereka menunjukkan kalau mereka adalah anggota Departemen Hukuman. Pemuda yang memimpin mereka tersenyum pada penyihir yang belum sepenuhnya pulih dari rasa syok, lalu berkata, "Jangan khawatir. Beberapa orang telah rusak dan kami sudah membersihkan mereka. Tapi lebih baik kau tak berkeliaran di jalanan, untuk jaga-jaga rekanku tak sengaja melukaimu."     

Mendengar suara yang menenangkan itu, penyihir tingkat menengah dan tingkat rendah di sekitar akhirnya merasa lega. Mereka melihat ke depan, hanya untuk menyadari kalau api di menara sihir yang terbakar sudah dipadamkan. Meski asap masih membumbung, ledakan dan tangisan sudah mereda.     

Setelah pemuda tersebut pergi, seorang penyihir tingkat rendah akhirnya bisa memastikan dengan orang lain. "Apa dia Tuan Jurisian?"     

"Ya, itu dia. Kelihatannya yang kerasukan setan purba memang sudah dibereskan!" Penyihir tingkat menengah di sebelahnya menghela napas panjang.     

Jurisian adalah orang aneh di antara para penyihir yang memilih bergabung dalam Komite Umum alih-alih Dewan Ulasan Arcana setelah memenangkan penghargaan tertinggi termasuk Medali Silver Moon. Namun, karena itulah dia salah satu orang paling kuat dan berpengaruh di Komite Umum. Laporannya tak mungkin palsu.     

Penyihir tingkat rendah yang bertanya jelas merasa lega. "Jelas saja. Selain penyihir legendaris yang menjaga cabang besar, semua legendaris sudah kembali. Orang yang dirasuki tak bisa menyebabkan ancaman besar."     

Dia tak percaya penyihir legendaris bisa terkena pengaruh.     

Penyihir tingkat menengah yang menjawab pertanyaannya pun mengangguk, tapi kemudian dia teringat sesuatu dan menunjuk ke langit sambil tersenyum kecut. "Apa yang kita punya di sini hanyalah masalah kecil. Bahaya sebenarnya ada di luar sana."     

"Jika Tuan Presiden tak bisa menghentikan Viken, kita…"     

Untuk sesaat, suasana yang mulai membaik berubah hening dan suram lagi. Semua penyihir di sana mendongak dan menatap pertarungan di langit, di mana takdir seluruh dunia akan ditentukan meski mereka tak bisa melakukan apapun.     

Sungguh kejam namun tak bisa dipungkiri jika beberapa orang bisa memutuskan masa depan mayoritas. Perbedaan kemampuan terlalu jelas. Ini bukan arcana, di mana orang jenius mungkin bisa 'mengalahkan' seorang legendaris karena inspirasi tertentu. Bahkan seseorang sehebat Tuan Evans butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk berlatih sampai bisa mengejar beberapa orang di langit.     

Seiring kekacauan mereda, semakin banyak penyihir di Kota Langit memerhatikan pertarungan di langit. Heidi, Annick, Samantha, Felipe, Ataman … Tak ada pengecualian.     

Hanya Oliver dan Bergner yang berteleportasi ke lantai 34 menara sihir Allyn, siap membantu Brook menghadapi Melmax yang sudah menjadi setan.     

Bukan karena mereka tak percaya dengan Brook. Bahkan jika Brook berduel dengan sosok asli Melmax, Brook tak akan kalah. Saat ini, Melmax sudah tiba sebagai proyeksi di dalam tubuh, dan dia hanya bisa mengerahkan kemampuan setingkat legendaris papan atas selama beberapa saat, jadi Brook tak terlalu sulit untuk menghadapinya dengan bantuan pertahanan Allyn.     

Satu-satunya hal yang menjebak adalah pertarungan harus diselesaikan dengan cepat, atau dipindahkan ke dalam demiplane, untuk jaga-jaga kerusakan besar terjadi di Allyn. Meski kotanya sudah dilindungi dengan baik, mungkin saja tak bisa menerima ledakan yang meledak dari dalam ke luar.     

…     

Di dalam Sekolah Generik Ketiga…     

Gemetaran, Ali dan teman-teman sekelasnya bersembunyi di kelas sambil melihat setan yang tubuhnya berubah raksasa sedang mengejar guru dan petugas kebersihan yang ditugaskan menjaga sekolah. Beberapa dari mereka adalah penyihir atau penyihir murid, beberapa adalah tentara yang sudah pensiun, beberapa adalah guru kesatria yang mengajarkan bertarung serta kode etik kesatria. Meski levelnya tidak tinggi, mereka masih bisa menahan musuh selama sesaat.     

Melihat wajah jelek dan mata membara milik setan, Ali ketakutan dari dasar hatinya. Apa yang terjadi? Kenapa ini terjadi?     

Merasa terteror, dia pun semakin mengagumi para guru yang melindungi mereka dengan sihir atau kekuatan darah. Itu adalah 'kemampuan wajib' setelah semua hiasan luar tak ada, seperti pengetahuan yang dia pilih.     

Teriakan menakutkan terdengar di gedung tanpa henti, menaikkan ketegangan. Seluruh kelas bagaikan gudang yang penuh dengan dinamit alkimia yang menunggu percikan kecil untuk meledak.     

Dhuar!     

Suara keras dan suara hantaman terdengar. Ali tercengang, lalu melihat setan yang semakin kuat dan sedang mendesak gurunya, jatuh ke lantai dan meringkuk sebelum terbelah.     

"Serangan apa itu?"     

"Apakah kesatria datang dan membantu kita?"     

Dalam seruan mereka, Ali melihat sekelompok kesatria berarmor lengkap datang dari kejauhan lewat pesawat, dan pria berambut pirang berdiri di pesawat besar yang memimpin sambil memegang senapan besar. Percikan listrik yang terlihat jelas masih menari dari larasnya.     

"Murid yang terhormat, aku John Wesley, kapten Kesatria Sword of Truth. Tak perlu panik. Situasi sudah bisa dikendalikan. Berikutnya, kami akan menjaga tempat ini dan membersihkan orang-orang yang dirasuki setan. Mohon jangan panik dan berlarian."     

Suara John terdengar bergetar. Apa boleh buat. Demi menstabilkan situasi dan mencegah agar perasaan negatif tak terbentuk dari orang-orang di sana, dia menggunakan senapan elektromagnetik tingkat senior barusan. Akhirnya, dia nyaris tak bisa mengendalikan dirinya saat ini.     

Namun, bahkan suara bergetarnya terdengar seperti 'hymne' bagi Ali dan murid lain. Banyak dari mereka menangis. Rasa takut dan kebencian mengalir bersama air mata.     

Ali roboh menabrak tembok. Terlalu berbahaya barusan. Sebuah mayat tergeletak di kelasnya! Jika saat ini adalah kelas musik atau salah satu kelas etiket bangsawan, alih-alih kelas yang berhubungan dengan sihir di mana guru membunuh murid yang dirasuki setan secepatnya, mungkin akan ada konsekuensi besar.     

Etiket bangsawan, bangsawan … Dia mendadak teringat pada Jane dan menjadi cemas. Bagaimana Sekolah Mills? Apakah Jane baik-baik saja?     

Semakin dipikirkan, dia semakin khawatir. Meski dia tahu kalau Sekolah Mills punya pertahanan yang lebih baik daripada sekolahnya, dia mau tak mau masih khawatir.     

Berbahaya jika berlari keluar. Di jalanan berbahaya … Setelah ragu-ragu dan berpikir, Ali mendadak berdiri dan akan berlari menuju Sekolah Mills.     

Mendadak, sebuah bayangan melompat di depannya dan menghentikannya dengan sebuah pedang. "Mau kemana?"     

Tentu saja, dia diperlakukan seperti orang yang dirasuki setan.     

Seraya menatap kesatria di depannya, Ali memutuskan mengatakan hal yang sebenarnya setelah ragu selama beberapa saat. "Tuan Kesatria, aku punya teman di Sekolah Mills. Aku ingin memastikan keselamatannya."     

Kesatria itu mengernyit sedikit. "Orang yang dirasuki setan di Sekolah Mills sudah dibereskan. Karena tak ada guru yang lemah, tak ada orang yang terluka."     

Ali nyaris roboh lagi setelah mendengarnya, merasa beruntung setelah bencana. Dia tak pernah percaya gadis baik seperti Jane akan dirasuki setan.     

Saat itu, John masuk ke kantor dan menyalakan pengeras suara.     

"Teman-teman, ini adalah Suara Arcana. Saya akan menyiarkan perkembangan di Allyn, Rentato, dan tempat lain…"'Nightingale' Louise ditugaskan menenangkan semua orang.     

"… Tuan Raventi menjaga Menara Sihir Royal Holm, dan Tuan Morris pergi ke Istana Nekso untuk mengaktifkan lingkaran pertahanan dan membantu ratu…"     

"… Laporan di Sekolah Mills diberikan oleh Jane, anggota magang stasiun radio kami. Dia mau memberitahu semua teman-temannya kalau dia selamat dan tak perlu khawatir padanya. Selain itu, dia ingin teman-temannya menghubungi XXXXX…"     

Ali langsung tenang. Dia mengalihkan pandangan ke langit dan menatap pemandangan pertarungan yang di luar bayangannya, sambil berdoa dalam hati. "God of Truth yang Agung, Emperor of Arcana, dan Atom Controller, tolong bantu kami menenangkan situasi…"     

Doa serupa juga dilakukan di mana-mana di Rentato.     

…     

Di dalam neraka purba…     

Jiwa yang tersesat dan garis cahaya berwarna-warni bergabung ke dalam tubuh Arrogance, Greed, dan Hypocrisy, membuat mereka semakin besar, tinggi, dan semakin padat.     

"Kau pasti mati!" Abhorrence menyeringai kejam pada Lucien.     

Lucien, yang memikirkan kejadian saat ini, mendadak mendongak. Matanya yang dalam membuat para setan tanpa sadar menutup mulut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.