Singgasana Magis Arcana

Hantu Dalam Bayangan



Hantu Dalam Bayangan

0

Bau yang menyengat menyeruak dari wajah busuk Andre. Lucien masih bisa merasakan rasa takut dan sakit yang luar biasa di wajah Andre sebelum kematiannya.

"Para bandit di Aaron bertingkah aneh akhir-akhir ini … Apa itu ada kaitannya dengan kematian Andre?" Lucien sama sekali tak tahu.

Setelah membungkus tangannya dengan selembar kain, Lucien menekan tubuh Andre ke air dengan kuat. Kali ini tubuh Andre tidak tersangkut di jaring besi. Sehingga tubuh itu langsung hanyut menuju Sungai Belem dan menghilang.

Lucien berdiri dan menuju ke atas. Tapi untuk menghindari para pengemis tadi, dia tak mengambil jalan yang sama. Menurut peta yang dia gambar di perpustakaan jiwanya, dia mengambil arah lain sekitar 20 meter dari tempat di mana para pengemis berkumpul. Jika petanya benar, Lucien akan melewati reruntuhan rumah si penyihir dan kembali ke atas dari pintu yang sama dengan yang dia lewati sebelumnya.

Beberapa meter dari sudut, Lucien mendengar suara langkah kaki yang keras dan tiba-tiba berhenti. Langkah kaki itu bergema di saluran pembuangan, terdengar keras dan jelas. Kedengarannya seperti ada sekelompok orang yang mendekat, dan beberapa dari mereka pasti punya badan cukup besar.

Lucien melihat sekeliling dengan tenang. Tak lama dia menemukan sebuah lubang di dinding, cukup besar untuk seseorang bersembunyi. Lucien bersembunyi di lubang dengan menempelkan punggungnya ke dinding.

Beberapa saat kemudian, orang-orang itu berjalan melewatinya dan berbalik beberapa langkah di depan. Di tempat segelap ini, mereka tidak akan bisa melihat Lucien yang sedang bersembunyi di lubang tanpa pemeriksaan yang cermat.

"Lemparkan mayat-mayat ini ke sungai. Cepat." Terdengar suara lirih seorang pria. Namun, dia berbicara tak jelas, seolah dia kehilangan beberapa gigi di depan.

Lucien rasa dia pernah mendengar suara ini di suatu tempat sebelumnya, tapi dia tak ingat di mana.

"Kenapa kalian lama sekali? Ingat, jangan kacaukan seluruh rencana ini." Itu adalah suara pria tua.

Setelah hening selama beberapa detik, pria pertama menjawab dengan sedikit rasa takut.

"Maaf … Tapi dalam 10 hari, kami janji akan selesai … apapun caranya, seperti kata Aaron."

Aaron … Rosan Aaron?

Lucien sekarang mengenali suara pertama tersebut. Itu Jackson, pria yang sudah menghancurkan gubuk Lucien. Lucien jugalah penyebab Jackson tak dapat berbicara dengan jelas sekarang.

Dari percakapan mereka, Lucien menebak kalau geng Aaron sama sekali bukan korban ajaran sesat itu, tapi mereka adalah antek. Andre mungkin terbunuh karena dia tak patuh.

Suara pria tua itu terdengar sangat kesal. "Tolong beritahu Pak Aaron … dan pria lainnya, selama kalian terus berupaya untuk membantu kita berkembang, kalian akan dapat hadiah besar. Aku tahu, di mata kalian, aku hanya seorang pria tua sekarat yang tak berguna. Itu memang benar. Tapi, kita hanyalah cacing kecil di tanah. Para pendeta kami sudah cukup kuat untuk mengalahkan uskup mereka. Kami tidak akan butuh bantuanmu jika bukan untuk mempertahankan …'itu'."

"Iya." Jackson menjawab dengan murung.

"Tapi, Jackson, kurasa kita tak dapat memenuhi persyaratan mereka …" Suara lain terdengar gemetar, "Kita harus memastikan kalau mereka itu orang tak penting. Para gelandangan itu cocok, tapi kita tak bisa menemukan mereka di sini, kecuali pengikutnya …"

"Benar, Jackson. Terlalu sulit mencari 50 orang dalam 10 hari." Seseorang setuju.

Pria tua itu tertawa, "Sisanya berada di dasar Sungai Belem. Belut di sungai akan membersihkannya untuk kita."

"Skar, Aaron menyuruh kita untuk melakukan ini dengan cara apapun. Kita tak harus fokus pada para gelandangan. Jika mereka hanya orang miskin, Aaron bisa menangani ini." Senyuman dingin muncul di wajah Jackson.

"Kau sudah punya target, Jackson?" Skar merasa sedikit terkejut.

"Punya." Wajah Jackson berubah mengerikan, "Mereka harus membayarnya … dua bajingan kecil itu dan keluarga mereka."

Lucien merasa terkejut. Amarahnya membakar hatinya. Lucien tahu Jackson benci mereka, tapi dia tak pernah menyangka kalau penjahat itu bisa begitu kejam dan tak manusiawi sampai-sampai berencana membunuh seluruh keluarga!

Syukurlah, Lucien ada di sini dan tahu rencana Jackson.

"Aku harus menyelesaikan masalahnya di sini sekarang juga." Rencana membunuh mereka semua di saluran pembuangan muncul dalam pikiran Lucien. Dia tak boleh membiarkan mereka kembali ke atas atau dia takkan bisa melindungi keluarga John lagi.

Lucien harus membunuh mereka semua. Kemudian, Lucien bisa memberitahu John tentang ajaran sesat ini dan tak akan ada yang tahu apa yang terjadi disini.

Bermacam-macam pikiran melintas cepat di kepalanya. Dia kemudian meraih sakunya dan memastikan jika semua bahan sihir sudah dalam posisi. Dengan hati-hati, dia merangkak keluar dari lubang dan menuju sudut.

Mereka punya 9 orang disini, tapi Lucien tak punya pilihan lain. Tetap tetap tenang adalah senjatanya yang terkuat dan terpenting.

......

Setelah melempar karung terakhir ke dalam air, Skar menyodok kantong mayat itu dengan tiang panjang sambil ketakutan. Meski mereka adalah bandit, tapi mencungkil jantung orang hidup-hidup masih terlalu berat bagi mereka, dan mereka juga percaya Tuhan. Sehingga mereka berdoa dalam hati dan memohon pengampunan.

"Jackson, semua kantongnya sudah dibuang." Skar melirik pria tua aneh itu dan bertanya dengan hati-hati, "Kita sebaiknya pergi sekarang … Aku dengar ada banyak zombie air di Sungai Belem."

Jackson menoleh ke pria tua itu, "Apa itu ada hubungannya dengan mayat yang kita buang? Aku tak pernah dengar ada zombie di sungai sebelumnya."

Pria tua itu menggelengkan kepalanya, "Kami tak ingin ada masalah karena kami tak cukup kuat. Aalto adalah kota pusat dari kerajaan sihir sebelumnya. Mungkin semacam kekuatan kematian disegel jauh di dalam sungai dan sekarang segel itu tak ampuh lagi."

"Baiklah." Saat Jackson hendak pergi dengan anak buahnya, dia melihat wajah ketakutan Skar. Di saat yang sama, Jackson mendengar suara lirih yang aneh bergumam di belakang, seperti mantra ….

Dua puluh meter dari mereka, ada bayangan gelap berbentuk manusia berdiri di sana. Setengah badan dan mukanya tersembunyi di area gelap. Dalam kilauan lumut, bayangan misterius itu bahkan terlihat lebih aneh dan mengerikan.

"Han … Hantu!" Skar berteriak sekuat tenaga. Sejak terlibat dalam hal ini, hati nuraninya tersiksa oleh rasa takut kalau orang yang telah mereka bunuh akan datang kembali dan balas dendam. Ketika Skar menutup mata, jantung yang hangat dan berlumuran darah, yang diambil dari dada orang-orang itu saat mereka masih hidup, masih berdetak di benaknya.

Ketakutan yang amat luar biasa menguasainya. Dia bahkan tak dapat bergerak sama sekali saat ini.

Hantu itu mengangkat tangan kanannya dan beberapa bubuk berkilau berjatuhan dari jari-jarinya. Jackson dan pria tua itu mulai berlari begitu mereka melihat hantu tersebut, tapi keadaan mendadak jadi begitu gelap.

Kilau dari lumut menghilang. Kegelapan menyebar begitu cepat seperti sebotol tinta yang tumpah, dan tak ada cahaya yang mampu menembusnya.

Mereka tak bisa melihat apapun. Kecuali pria tua itu, semua pria lain mengayunkan belati mereka dengan buas dan berusaha menjauhkan hantu itu.

Saluran pembuangan itu sempit. Mereka melukai satu sama lain tanpa sengaja, dan beberapa dari mereka mulai berteriak kesakitan. Namun, rasa takut dan panik tak membantu mereka sama sekali.

Darkness, sebuah mantra murid. Mantra ini bisa menghalangi semua jenis cahaya alami di area yang tak lebih besar dari 6x6 meter, membuat keadaan jadi gelap gulita. Untuk saat ini, sebagai penyihir tingkat murid, Lucien dapat mempertahankan mantra ini selama satu menit.

"Dasar bodoh! Tenanglah! Berhenti!" Walau tak bisa merapal mantra apapun, tapi pria tua itu mendengar para pendeta pernah menyebutkan berbagai jenis sihir sebelumnya.

"Aww!" Namun, sebelum pria tua itu sempat memerintah, belati Jackson menyayatnya.

Selama kurang dari 10 detik, dua pria tertusuk oleh serangan belati yang membabi buta dan jatuh ke tanah. Para pria lain juga terluka. Karena merasa begitu takut, Skar dan tiga pria lain mulai berlari mundur. Dalam keadaan gelap, dua pria jatuh ke sungai seperti kantong mayat tadi. Sementara pria tua itu, Jackson, dan penjahat lain mulai bergegas menuju bayangan.

Saat ini, terdengar suara merapal mantra yang aneh lagi.

  1. Darkness, Kegelapan

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.