Dunia Penyihir

Situasi (Bagian 1)



Situasi (Bagian 1)

0Setelah meninggalkan pasar budak, Angele dan Shiva kembali ke rumah masing-masing dengan kereta kuda yang dipinjamkan oleh pihak pasar.     

Untuk sementara, para budak tinggal di perkemahan di samping danau. Angele meminta para kurcaci membangun rumah dari batu untuk mereka. Rumah mereka akan dibangun di tanah kosong di dekat danau.     

Kedua gadis itu telah diajari cara mengerjakan pekerjaan rumah dasar. Sekarang, mereka mampu membersihkan, menata rumah, dan membuat teh dengan rasa yang enak.     

Angele memberi mereka nama Amy dan Alice, karena pelafalan kedua kata itu mirip dengan 'satu' dan 'dua' dalam bahasa Anmag.     

Semuanya berjalan lancar sesuai rencana.     

Angele tidak menyesali kegagalannya membeli centaur di pasar lelang itu. Jika ia menghabiskan semua uangnya untuk membeli dua centaur itu dan mengekstrak darah kuno mereka, kemungkinan besar kemampuannya akan terekspos, karena keempat penyihir tingkat Kristal di barisan paling depan akan bertanya-tanya mengapa ia mau menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk membeli centaur. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari dan membeli makhluk berdarah kuno di lain waktu.     

Harpy raksasa dari signet-nya masih tidur. Angele menunggu saat harpy itu bangun. Ia ingin berkunjung ke Dunia Mimpi Buruk lagi.     

Saat ini, ia memiliki waktu luang, sehingga ia memutuskan untuk mempelajari sistem penguatan dan mencari cara untuk bergabung dengan Menara Enam Cincin.     

**     

Di Teritori Enam Cincin bagian barat daya.     

Di antara hamparan pepohonan, terdapat sebuah padang rumput. Rumputnya dipotong dengan rapi dan dikelilingi oleh bunga-bunga putih yang tersusun dengan baik.     

Di tengah padang rumput, berdiri sebuah bangunan kelabu yang berbentuk seperti benjolan raksasa di atas rerumputan. Bangunan berbentuk setengah lingkaran itu memiliki bagian depan yang datar sebagai pintu masuknya.     

Di dekat pintu masuk, terdapat empat pilar batu putih untuk menyangga bangunan itu. Dari kejauhan, keempat pilar itu terlihat seperti empat tongkat melayang yang sama sekali tidak ikut menyangga bangunan. Tempat itu terlihat sangat misterius.     

Terlihat sosok-sosok berjubah putih masuk dan keluar melalui gerbang. Para penyihir menghilang menjadi gumpalan asap begitu mereka menapakkan kaki keluar bangunan. Ia juga melihat beberapa orang muncul dari gumpalan asap tepat di depan gerbang.     

Ada juga yang mendarat dengan tunggangan terbang mereka. Mereka melompat turun dan berjalan masuk.     

Sebagian besar penyihir yang ada di sana memiliki ekspresi wajah serius dan tidak menyembunyikan gelombang kekuatan mental mereka sama sekali.     

Di depan gerbang itu, terdapat sepasang patung wanita telanjang yang mengangkat tangan kanan. Terdapat hiasan kristal emas bercahaya di telapak tangan kedua patung itu. Kedua patung itu memiliki sepasang sayap.     

Seorang pria muda berjubah putih berjalan keluar dari hutan dan bergabung dengan kerumunan penyihir di depan. Rambut pendeknya yang berwarna cokelat terlihat mencolok, namun selain itu, ia tidak berbeda dengan penyihir cahaya pada umumnya.     

Tubuhnya tinggi dan kurus. Kulitnya memancarkan cahaya perak. Sepasang matanya berkilau emas.     

"Ini adalah cabang Menara Enam Cincin di bagian barat daya," gumam Angele seraya menatap kedua patung malaikat itu. Kedua patung melepaskan gelombang energi kuat yang terpancar ke semua orang, baik yang masuk atau pun yang keluar gerbang.     

Hanya penyihir resmi yang mampu menahan radiasi energi sekuat itu. Para calon penyihir akan mengalami luka dalam yang permanen jika mereka memaksa masuk.     

"Baiklah. Green, aku harus pergi sekarang. Hati-hati," bisik seorang pria muda di samping Angele. "Katakan saja jika kau butuh sesuatu. Sekarang, aku harus mengantarkan barang untuk master-ku." Rambut penyihir cahaya itu tampak berantakan.     

"Apa kau adalah satu-satunya murid Spencer? Jangan-jangan ia hanya punya satu murid…" Angele menggeleng.     

"Yah, rumahku dekat dengan rumah master… Mungkin itulah alasan ia mengirimku kemari…" kata Averan, penyihir cahaya pengikut Wisp yang baru saja melampaui batasnya beberapa waktu lalu. Belakangan ini, Angele mengetahui bahwa nama asli Wisp adalah Spencer.     

"Terima kasih sudah mengantarku ke gerbang. Kau memiliki master yang hebat." Angele tersenyum. Sampai sekarang, ia masih berbisnis dengan Wisp.     

"Senang mendengarnya, Master Green." Spencer membungkuk hormat. "Sekarang, aku permisi dulu."     

"Silakan."     

Averan mundur dua langkah, lalu ia menghilang ke dalam hutan.     

Angele berbalik dan berjalan masuk ke gerbang.     

Saat menaiki tangga, terlihat para penyihir sedang mengobrol dengan bantuan partikel energi.     

Setelah masuk dan menaiki tangga, Angele melihat sebuah aula seluas ruang mimbar gereja.     

Ia mendongak dan melihat langit-langit ruangan yang berada sekitar sepuluh meter di atasnya. Kursi-kursi kayu hitam berjajar memenuhi ruangan. Ada sebuah jalan kecil di tengahnya untuk membagi kursi-kursi itu menjadi dua bagian.     

Sudah ada beberapa orang penyihir cahaya yang duduk di kursi-kursi itu.     

Sebuah pilar batu hitam panjang berdiri di depan barisan-barisan kursi. Ada seorang penyihir cahaya wanita yang sibuk membaca informasi pada pilar tersebut.     

Aula itu benar-benar sunyi senyap. Walaupun banyak penyihir keluar masuk dari ruangan itu, tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun. Mereka hanya duduk selama beberapa menit sebelum akhirnya pergi. Ada penyihir yang mendapatkan kantong-kantong kecil di pintu masuk, namun ada juga yang tidak.     

Angele memeriksa sekelilingnya dan duduk di salah satu kursi.     

Kursi itu keras, dingin, dan beraroma wangi seperti bunga. Setelah melihat sekelilingnya, ia menyadari bahwa para penyihir akan menutup mata mereka selama beberapa saat sebelum mereka berdiri dan pergi.     

Ia duduk dan meletakkan tangan kanannya di atas dadanya selama lima detik.     

Seorang calon penyihir cepat-cepat berjalan mendekatinya dari sisi kanan.     

"Master, mohon ikut aku." Calon penyihir itu adalah seorang pria paruh baya. Ekspresi wajahnya tampak datar.     

Angele melihat pria itu. Tangan kanan si calon penyihir itu terlihat jauh lebih kuat ketimbang tangan kirinya. Pria itu dikelilingi kutukan dari penyihir kegelapan, yang menunjukkan bahwa calon penyihir itu telah berpartisipasi dalam perburuan penyihir kegelapan.     

"Baiklah." Ia segera berdiri dan berjalan mengikuti calon penyihir itu.     

Mereka berjalan ke arah kiri, masuk ke pintu kayu di samping kiri, kemudian mereka melewati teras dan sampai ke lapangan bertarung.     

Ada beberapa penyihir cahaya yang menunggu di sana. Semuanya diantarkan oleh calon penyihir.     

Beberapa menit kemudian, ada lebih dari dua orang penyihir cahaya yang berjalan masuk.     

Sekarang, ada 6 penyihir cahaya di lapangan berlatih.     

"Rivalia, lagi-lagi kau… Sudahlah, menyerah saja. Kau kemari setiap tahun."     

Seorang pria bertubuh kurus menghina seorang pria muda berwajah tampan di sampingnya.     

"Kau tidak berkaca? Kau juga tidak pernah lulus," jawab pria tampan berambut pirang itu.     

"Ada wajah-wajah baru di sini. Mereka masih muda dan segar," lanjut pria kurus itu seraya melihat sekelilingnya dan menggeleng,     

"Dasar mesum," jawab seorang penyihir bertubuh kekar. "Tim berburu akan menguji kemampuan kita. Jika mereka memasangkan kita, akan kutendang pantat sialanmu itu."     

"Lakukan sekarang. Kenapa harus menunggu nanti?" Pria kurus itu mengedikkan bahunya.     

"Diam kalian berdua! Dasar dua bajing*n cerewet!" teriak seorang penyihir wanita berwajah cantik.     

"Jadi, sebagian besar orang-orang di sini telah melakukan tindak kriminal semasa hidupnya." Rivalia tertawa. Ia menatap Angele dan seorang penyihir pria bertudung dengan penuh kebencian. Mereka berdua-lah yang belum mengatakan apa pun di ruangan itu.     

"Tindakan kriminal? Apa maksudmu?" tanya Angele.     

Semua orang di ruangan itu menatap Angele dengan tatapan terkejut.     

"Kau tidak tahu? Bergabung dengan tim perburuan akan menghapus semua catatan tindak kriminal-mu." Rivalia menjelaskan.     

"Tidak." Angele menggeleng. "Sejujurnya, aku tidak pergi ke sini untuk hal itu."     

"Benarkah? Kau tahu berapa yang mati di tim pemburu setiap tahun?" tanya pria kurus itu sambil menatap Angele dengan sorot mata penuh rasa ingin tahu.     

Angele menggeleng.     

"Hah? Kukira inilah satu-satunya cara bergabung dengan Menara Enam Cincin." Angele mengedikkan bahunya dan tersenyum kecut.     

Ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara bergabung organisasi itu. Sebenarnya, ia berencana mencari informasi dari orang-orang di lapangan bertarung itu.     

Selain tempat berlatih dan ujian masuk para pemburu, tempat itu adalah titik kumpul yang digunakan oleh pihak organisasi untuk menerima penyihir dan calon penyihir dari Dermaga Sea Hawk melalui portal khusus.     

"Aku mau bergabung dengan departemen penguatan." Sosok di samping Angele melepaskan tudungnya, sehingga terlihat rambut panjang dan lurus berwarna biru. Sosok itu adalah seorang wanita muda; mata kanannya tidak berpupil, dan mata kirinya berwarna biru.     

"Ada berapa departemen di organisasi ini? Bisakah kau memberitahuku?" tanya Angele dengan sopan.     

"Tim penguatan, tim pemburu, ilmu herbal, dan teknik ramuan. Hanya itu yang kutahu," jawab gadis berambut biru itu.     

Angele hendak menanyakan sesuatu, namun wanita itu memotongnya.     

"Para penyihir yang mau bergabung dengan tim pemburu, kemarilah. Para penyihir yang ingin bergabung dengan departemen lainnya, mohon tetap di posisi kalian."     

Suara itu bergema di seluruh lapangan, namun Angele tidak tahu dari mana asal suara itu.     

Hanya si gadis berambut biru dan Angele yang tetap di arena itu, sementara para penyihir lainnya mengikuti seorang calon penyihir memasuki ruangan berbeda.     

Angele memutuskan untuk bergabung dan menepati janjinya pada Wisp untuk tidak menunjukkan bakat meramunya pada ketiga organisasi besar. Ia harus meyakinkan semua orang bahwa dirinya hanyalah seorang peramu biasa.     

Setelah memikirkan perkataan Wisp, ia memutuskan untuk menepati janjinya. Saat ini, ia hanya memiliki pengetahuan dasar tentang teknik meramu, sehingga para peramu akan bertanya bagaimana ia bisa meramu ramuan-ramuan rumit hanya dengan sedikit pengetahuan. Sebenarnya, kemampuan meramunya adalah hasil kerja keras Zero, namun para peramu tidak memiliki chip untuk membantu mereka meramu seperti dirinya.     

Jika ia bergabung dengan Menara Enam Cincin, ia akan mendapatkan banyak pengetahuan baru.     

Tidak lama kemudian, seorang calon penyihir berjalan mendekati Angele dan si gadis berambut biru itu.     

"Master, mohon ikut aku."     

Mereka mengikuti calon penyihir itu melalui lorong dan tiba pada sebuah aula lain.     

"Anda ingin bergabung dengan departemen mana, Master?" tanya calon penyihir itu dengan sopan.     

"Teknik ramuan."     

"Penguatan." Mereka menjawab satu per satu.     

"Baiklah, Cynthia. Bawa dia pada Master yang bertugas di departemen penguatan." Seorang penyihir memerintahkan calon penyihir wanita di samping.     

"Baik."     

Si gadis berambut biru segera diantar keluar dari aula.     

"Master, lewat sini," Calon penyihir itu memanggil Angele dengan sopan.     

Angele mengangguk dan mengikuti calon penyihir itu keluar dari aula. Kemudian, mereka memasuki sebuah taman dengan berbagai macam tanaman. Dua orang penyihir cahaya tua sedang duduk dan mengobrol di samping kolam kecil yang jernih.     

"Master Ander, Master Vista." Calon penyihir itu berjalan maju dan membungkuk pada kedua penyihir.     

Rambut kedua penyihir tua itu berwarna putih dan berantakan. Wajah mereka penuh kerutan, hingga Angele ingin tahu seberapa tua mereka sebenarnya.     

Dengan menggunakan Zero, ia memeriksa gelombang mental mereka berdua, Ternyata, kedua penyihir tersebut adalah penyihir tingkat Cairan.     

Dengan teknik kompresi mental, ia melakukan kompresi pada gelombang mentalnya, sehingga para penyihir lain tidak tahu tingkat kekuatannya yang sebenarnya. Saat ini, ia sedang melepaskan gelombang mental yang identik dengan penyihir tingkat Gas.     

Angele tidak bisa membayangkan reaksi mereka jika mereka sadar bahwa Angele mencapai tingkat Gas sebelum umur 30 tahun…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.