Dunia Penyihir

Mutasi (Bagian 1)



Mutasi (Bagian 1)

0Angele mengangkat tangannya dan menyentuh leher centaur itu dengan hati-hati.     

"Morria!" Angele berteriak. Mantra itu memiliki arti 'Bangun'     

Cahaya merah menyelimuti tangannya dan menyinari wajahnya dan centaur yang sedang tidur di dalam kotak itu.     

Setelah sekitar sepuluh detik, cahaya itu perlahan menghilang.     

Angele menurunkan tangannya.     

"Hah..." Centaur itu perlahan membuka matanya dan bangun dari tidurnya. Ia menatap Angele dan melihat sekelilingnya dengan sepasang mata besar yang cerah indah.     

"Ah..." Centaur itu berteriak kebingungan.     

Angele mengerutkan dahinya. Ia memegang wajah centaur itu dengan tangan kirinya untuk memeriksa kedua mata makhluk tersebut.     

Kedua mata hijau centaur itu kosong, seperti tak berjiwa.     

"Dapatkah kau mengerti perkataanku?" Angele bertanya dalam bahasa Anmag.     

Centaur itu menatap Angele selama beberapa saat dan berbalik. Ia berusaha berdiri dengan memegang tepian kotak. Sayangnya, tubuhnya tidak cukup kuat bahkan untuk berdiri.     

"Apakah kau memahami perkataanku?" Angele kembali bertanya. Kali ini, ia menggunakan bahasa kuno yang biasa digunakan makhluk-makhluk sihir.     

Centaur itu masih tidak menjawab.     

Angele terus bertanya dengan berbagai bahasa, termasuk bahasa Chaos, yang biasa digunakan binatang sihir. Namun, tetap tidak ada reaksi.     

Ia menatap centaur di dalam kotak tersebut dan menarik selimutnya, sehingga terlihat dadanya yang besar.     

Wush!     

"Ah…" Centaur itu menatap tubuhnya sendiri. Ia tidak mengatakan apa-apa dan kembali berusaha keluar dari kotak.     

Di tengah dada centaur tersebut, terdapat rune berwarna merah darah.     

Rune itu berbentuk seperti jangkar yang dililit seekor ular berwarna merah.     

"Sudah kuduga." Angele menggeleng dan berjalan mendekati kotak kedua dan membuka selimut centaur di kotak itu. Seperti dugaannya, ia menemukan rune yang sama.     

Angele tersenyum kecut dan menatap kedua centaur itu dengan raut wajah kecewa.     

"Jadi, Jangkar Ular Merah telah memakai jiwa kedua centaur ini, dan tubuh mereka dikirim ke pasar lelang. Dua centaur tanpa jiwa... Akan kuambil darah kuno mereka saja."     

Ia mengangkat tangannya, dan cairan logam perak tiba-tiba muncul dari ujung jarinya. Kemudian, cairan itu berubah menjadi lima helai benang. Kelima helai benang itu mengikat dan mengangkat kedua centaur tersebut.     

Dengan mengendalikan sihir logam-nya, Angele membawa kedua centaur itu ke ruang laboratorium sihir.     

Kriet...     

Pintu ruang laboratorium sihir terbuka perlahan.     

Kedua centaur itu diletakkan di lantai gelap yang berukiran rune-rune rumit. Mereka melihat ruangan gelap itu dan berlari ke sudut ruangan. Ketakutan tampak di raut wajah mereka.     

Angele tidak peduli pada kedua centaur yang ketakutan itu. Ia mengambil beberapa peralatan dari laboratorium ramuan.     

Sejak dulu, ia ingin mencoba membedah tubuh seekor centaur untuk melihat struktur tubuhnya. Sekarang, ia telah memiliki kesempatan itu.     

Ia menyunggingkan senyum lembut.     

Angele menutup pintu laboratorium sihir dan menatap kedua centaur itu. Pintu lab bercahaya merah, yang menunjukkan bahwa tempat itu telah terkunci.     

Ia mengaktifkan signet di tangan kirinya, sehingga kedua sayap pada signet itu mengepak perlahan.     

Suara melengking yang aneh bergema dalam ruangan itu. Ini menunjukkan bahwa efek signet tersebut telah aktif.     

Raut wajah kedua centaur itu pun langsung berubah tenang. Mereka berdiri di sudut ruangan tanpa ekspresi.     

"Kemari... Kemarilah..." bisik Angele.     

Kedua centaur itu tidak merespon.     

Sepertinya, mereka kehilangan kemampuan untuk memahami bahasa.     

Akhirnya, ia terpaksa menarik salah satu centaur dan menyeretnya ke tengah ruangan.     

Centaur wanita yang benar-benar telanjang itu berdiri di tengah ruangan tanpa mengatakan apa pun. Kedua tangannya terjatuh seperti tangan boneka yang kehilangan tali. Bagian pinggang ke bawah makhluk itu terlihat persis dengan seekor kuda. Bulu putih menutupi perut makhluk itu.     

Angele mengangkat tangannya dan mengusap bulu di sekitar perut makhluk itu.     

Bulunya halus dan lembut; tidak ada yang aneh. Tekstur kulit centaur itu terasa empuk dan elastis seperti agar-agar.     

Angele mencoba menyentuh sisi kuda dari tubuh makhluk itu. Bulu dan kulitnya tidak selembut daerah sekitar perut.     

Ia berjalan ke sisi belakang makhluk itu dan melihat ekor panjang berwarna pirang tergantung di sana.     

'Bagian bawah tubuhnya sama persis dengan tubuh seekor kuda... Struktur tubuh centaur sangat menarik. Aku ingin tahu apakah bagian kuda dan bagian manusia para centaur memiliki organ yang sama...'     

Angele memeriksa otot centaur itu.     

Ia mengambil sebuah alat suntik seukuran jari dari kotak peralatannya.     

Jarum suntik itu terbuat dari logam perak.     

Setelah mengeluarkan udara dari suntik itu, Angele berjalan ke sisi kanan si centaur dan sedikit menekan lehernya.     

Ia mengangkat tangannya dan menciptakan jarum kecil di ujung jari telunjuknya.     

Shing!     

Titik-titik merah muncul di sekitar jarinya. Ia pun memanaskan jarum tersebut.     

Dengan jarum panas itu, Angele menekan sisi leher centaur itu.     

Lagi-lagi, centaur itu tidak merasakan apa-apa.     

Makhluk itu berdiri diam. Tatapannya kosong.     

Angele mengernyitkan alisnya dan mengembalikan jarum itu. Ia menyadari bahwa serangan elemen api-nya gagal menembus kulit si centaur.     

'Jadi, mereka memang mempunyai ketahanan api yang tinggi.' Puas dengan hasil penelitiannya, Angele berjalan ke kotak peralatan dan mengambil batang kecil berwarna cokelat seukuran rokok.     

Ia kembali ke centaur itu dan mengusap ujung batang itu.     

Shing!     

Cahaya kuning api muncul pada ujung batang itu.     

Setelah beberapa saat, separuh dari batang itu berubah menjadi merah seperti logam yang dipanaskan.     

Angele memadamkan api itu dan menekan sisi leher centaur dengan batang yang telah dipanaskan itu.     

Shing!     

Centaur itu gemetar. Sebagian bulu pada bagian lehernya terbakar menjadi abu. Bagian kulit di area yang tersentuh batang itu mulai memerah.     

Angele menurunkan batang itu dan melihat titik merah pada leher centaur itu.     

Ia menusukkan jarum suntik di tangannya pada titik merah itu.     

Perlahan-lahan, ia menarik suntik tersebut. Darah merah yang berkilauan seperti wine mengisi alat suntik itu hingga penuh.     

Ia mengambil sebuah tabung kaca, membuka sumbat tabung itu, dan memasukkan darah dari alat suntik ke dalam tabung.     

Ia mengulangi proses itu sebanyak empat kali, hingga ia mendapatkan empat tabung darah dari kedua centaur itu.     

Setelah mematikan signet ilusi, ia berjalan ke ruangan bahan untuk mengambil kacang-kacangan untuk kedua centaur itu. Ia ingin merawat dan membiarkan kedua makhluk itu tinggal di ruang bawah tanah.     

Dengan berbekal empat tabung darah, Angele masuk ke ruang ramuan dan segera mencoba mengekstrak darah kuno makhluk itu.     

Tiga hari kemudian...     

Angele berjalan keluar dari ruang ramuan sambil membawa sebuah tabung kecil serukuran jari berisi cairan berwarna hijau. Tabung itu hanya terisi setengahnya.     

"Akhirnya, selesai juga!" seru Angele. Ia puas dengan hasil yang ia dapatkan. Selama tiga hari, ia telah gagal berkali-kali, sehingga ia harus mengambil darah kedua centaur itu berkali-kali pula. Kedua centaur itu tidak mati karena mereka mereka bisa pulih dalam hitungan jam. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya ia berhasil mendapatkan darah kuno murni para centaur.     

Darah centaur kuno adalah darah kombinasi antara kepala suku centaur dan unicorn legendaris.     

Angele tidak tahu kekuatan spesial seperti apa yang bisa didapatkan dari darah kuno gabungan kepala suku centaur dan unicorn. Namun, apa pun kekuatan yang bisa ia dapatkan, darah kuno masih tergolong sangat berharga.     

Ia memegang tabung itu dan menatapnya sesaat dengan ragu.     

Akhirnya, ia menutup tabung itu dengan penyumbat dan berjalan masuk ke ruang laboratorium sihir.     

Beberapa hari ini, ia memberi makan kedua centaur itu dengan kacang-kacangan, sehingga ruangan laboratorium menjadi penuh kotoran dan sisa-sisa kulit kacang. Melihat kedatangan Angele, kedua centaur itu berlari ke arahnya dengan senang.     

Angele mengernyitkan alisnya. Ia pun membuka pintu dan membiarkan kedua centaur itu berjalan-jalan di lorong bawah tanah.     

Ia mengangkat tangan kanannya dan mengaktifkan rune komunikasi.     

"Nancy, suruh seseorang untuk membersihkan ruang bawah tanah."     

"Baik." Nancy menjawab dalam beberapa detik.     

Angele berjalan ke atas sambil membawa tabung itu. Ia membiarkan pintu laboratorium sihir terbuka. Ia yakin bahwa para budak tidak akan bisa masuk ke ruang lain yang telah dikunci. Semua pintu di ruang bawah tanah dikunci dengan logam spesial dari sihirnya. Jika ada yang berani membuka pintu secara paksa, ketiga lingkaran pertahanan akan aktif, sehingga Angele akan mengetahui siapa yang melakukan itu.     

Amy menunggu di dekat tangga. Ia membungkuk pada Angele, dan masuk ke ruang bawah tanah membawa pengki dan sapu pada kedua tangannya.     

Angele mengangguk kecil. Ia berjalan naik ke lantai dua menuju laboratorium biologis-nya.     

Bayangan hitam melesat cepat dan mendarat pada pundaknya. Bayangan itu adalah Night Sparrow bersayap empat ciptaannya.     

Ia mengunci pintu dan berjalan ke meja berbentuk kerang di depannya.     

"Korby, kemarilah." Angele berbisik pada burung di pundaknya dan menunjuk ke meja. Ia memutuskan untuk menamai burung itu beberapa waktu lalu.     

Korby melompat ke meja dan menatap Angele dengan wajah yang sangat imut.     

Angele tersenyum dan berjalan ke sudut ruangan. Ia mengambil kura-kura kecil yang ditangkapnya beberapa waktu lalu.     

Kura-kura itu sangat kotor. Cangkang hitam-kuningnya memberi kesan menjijikkan. Keempat kaki kura-kura itu bergerak perlahan. Ia mencoba kabur.     

Kura-kura Barry itu sangat mudah ditemukan di danau mana pun.     

Angele membawa kura-kura itu ke meja sambil membawa tabung yang berisi cairan hijau.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.