Dunia Penyihir

Perubahan (Bagian 1)



Perubahan (Bagian 1)

0Angele berjalan mendekati panel kontrol. Ia menyentuh layar panel itu dan mengambil jubah dari gantungan pakaian di dekatnya.     

Wajah Todd dan kedua anak terlihat bahagia bercampur lega saat mereka masuk ke ruang tamu.     

"Green, sekuat apa pelindung seperti kaca itu? Bisakah pelindung itu melindungi kita dari kumbang-kumbang hitam di luar?" tanya Todd.     

"Tenang saja, sistem pertahanan di sini cukup baik. Aku sudah diserang berkali-kali, dan sekarang kumbang itu sudah tahu sekuat apa pelindungku ini." Angele berjalan ke sofa dan duduk. "Duduklah, kau aman di sini. Percayalah padaku."     

Todd duduk di sofa dan melihat kedua anaknya menatap pelindung di luar dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Green, bolehkah kita melihat pelindung itu dari dekat?" tanya Frey.     

Angele tersenyum. "Tentu saja."     

"Aku akan ikut…" kata Todd dengan ragu.     

"Tidak apa-apa. Tenang saja, pelindung itu tidak akan hancur."     

"Aku percaya padamu, tapi… aku akan ikut mereka." Todd mengangguk perlahan dan menjawab.     

Walaupun pelindung milik Angele terlihat meyakinkan, Todd khawatir jika anak-anaknya akan bertemu dengan makhluk mutan jika mereka tidak sengaja keluar dari jangkauan pelindung.     

Angele telah mengatakan pada Todd bahwa sistem pertahanan itu telah membunuh banyak kumbang, namun Todd tidak percaya sebelum melihatnya sendiri.     

Angele duduk dan bersandar di sofa. Rasanya seperti sedang berbaring di atas spon yang lembut.     

Ia sadar bahwa waktu Todd tidak banyak, namun dengan bantuan perawatan spesial yang ia miliki, Todd akan hidup sedikit lebih lama. Saksi hidup kehancuran kota jamur akan menjadi sahabat terkuatnya dalam menjelajahi Dunia Mimpi Buruk ini.     

Lingkaran-lingkaran sihir tersebut adalah benda terbaik yang dapat ia temukan di pasar umum, sehingga ia tidak yakin akan mampu menangkis semua gelombang sihir yang akan melambatkan pergerakannya. Namun, ia yakin bahwa lingkaran-lingkaran itu cukup kuat untuk melindungi dirinya dari serangan kumbang-kumbang tersebut,     

Tidak lama kemudian, Todd dan kedua anaknya kembali ke rumah, melihat Angele yang sedang beristirahat.     

"Duduklah." Angele menunjuk sofa di depannya.     

Todd membisikkan sesuatu pada kedua anaknya sebelum duduk di depan Angele.     

Kedua anak itu masih melihat-lihat rumah dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.     

"Green, bolehkah kita main di dalam rumah?" tanya Freia dengan lirih.     

"Boleh saja." Angele mengangguk seraya menatap Todd. "Mari kita bicara tentang zona ilusi yang kau ceritakan di tempat persembunyianmu itu. Tempat apa itu sebenarnya?"     

Todd mengangguk. "Tempat perlindunganmu nyaman sekali. Aku senang kau mau merawat anak-anakku."     

Angele adalah satu-satunya harapan Todd sekarang. Jika semua ini tidak terjadi, Todd tidak akan meminta orang asing untuk merawat anak-anaknya. Walaupun Angele sangat ramah, Todd sadar jika Angele ingin melakukan sesuatu. Mereka tidak akan bisa melindungi diri. Sekarang, di Dunia Mimpi Buruk, tidak ada yang namanya aturan atau pun sistem sosial, sehingga Todd percaya bahwa Angele masih memiliki hati yang baik.     

Jika Todd meninggal di ruang bawah tanah itu, kedua anaknya tidak akan bisa melindungi diri.     

"Zona ilusi adalah tempat-tempat aneh dengan fenomena yang tak dapat dijelaskan. Zona itu muncul sesaat setelah dunia ini hancur," jelas Todd. "Aku bisa merasakannya. Dunia ini terkena pengaruh dunia-dunia lain, dan situasi semakin buruk. Sebagai seorang Colin Hunter, aku bertugas untuk mengingatkan orang-orang tentang perubahan dunia lain, karena aku bisa merasakan perubahan itu lebih cepat ketimbang hunter lainnya."     

Angele mengangguk. "Apakah zona ilusi itu berbahaya?"     

"Kau bisa menemukan fenomena-fenomena aneh yang tak dapat dijelaskan dengan nalar, bersama dengan hewan-hewan mutan. Dunia dan lanskap tempat itu akan berubah-ubah, sehingga banyak yang terbunuh. Bayangkan jika kau sedang berjalan di tanah lapang, dan tiba-tiba sebuah bangunan runtuh tepat di atas kepalamu." Todd menggaruk kepalanya, sepertinya sedang mengingat sesuatu.     

"Enam temanku terbunuh karena bangunan yang tiba-tiba berubah…"     

"Bagaimana cara mengetahui bahwa kau sedang ada di zona ilusi?" Angele terus bertanya.     

"Aku tidak tahu." Todd menggeleng. "Jika aku tahu, aku tidak akan mengurung diri beserta anak-anakku di kolong bawah tanah itu. Aku tidak berani berpetualang. Aku tidak ingin mati tercebur dalam lahar panas atau sejenisnya hanya karena ingin melihat-lihat. Ah, selain itu, entah mengapa, terkadang waktu berjalan mundur."     

Angele berpikir seraya menatap Todd. "Di mana kota yang dekat dan ramai di sekitar sini?"     

"Sekitar 15 kitto di arah timur laut, ada sebuah kota besar bernama Awan Hitam. Di sana, hidup nyaris 3 juta orang sebelum kejadian mengerikan itu terjadi." Menurut perhitungan Zero, 15 kitto sama dengan 1,5 kilometer.     

"Terima kasih." Angele segera berdiri. "Pilih kamar yang kau mau di lantai pertama. Di dapur, ada makanan dan minuman. Ada kolam di luar jika kau ingin mandi. Airnya bersih. Aku akan segera kembali, karena aku harus melakukan sesuatu."     

Ia berjalan mendekati tangga rumah dan menoleh.     

"Satu lagi, jangan sentuh pilar-pilar batu itu apa pun alasannya. Pilar-pilar itulah yang menopang pelindung tempat ini."     

"Tunggu, kau mau ke mana? Apa kau butuh bantuan?" Todd segera berdiri. "Aku punya soul stone sekarang, jadi aku bisa membantumu. Lagipula, waktuku sudah tidak banyak."     

"Tidak apa-apa, istirahat saja. Aku hanya mau ke kamar untuk melakukan riset." Angele tersenyum dan berjalan naik.     

Angele menyusuri lorong lantai dua dan membuka pintu ruang baca     

Setelah masuk, ia mengetuk bagian belakang pintu.     

Rune yang berbentuk seperti ular hitam muncul di depan pintu itu. Rune itu bersinar dan berkedip setiap beberapa detik.     

Angele duduk di tempat tidurnya dan menyentuh tanda berbentuk not musik di dadanya dengan tangan kiri.     

Shing!     

Cahaya merah bersinar dari tubuhnya.     

Ia membuka matanya. Kini, di dunianya sendiri, hari sudah siang.     

Cahaya keemasan matahari masuk melalui jendela, membawa kehangatan pada kamar tersebut.     

Rune merah berbentuk kalajengking, yang merupakan rune komunikasi Vivian, bersinar pada punggung tangan kirinya.     

Ia mengangkat tangan kirinya dan menyentuh jari di mana rune tersebut bersinar.     

Rune merah itu bersinar semakin terang, memunculkan simbol kalajengking pada jari telunjuknya.     

Suara Vivian bergema dalam telinganya. "Angele, aku telah mendapatkan posisi untukmu dalam organisasi. Terimalah tawaran ini. Posisi ini sangat berguna untukmu di masa depan. Jangan lupa untuk pergi ke markas pusat sebelum tawaran ini habis, kira-kira dalam waktu setengah bulan. Jangan lupa."     

Angele mengernyitkan alisnya.     

Ia tidak tertarik bekerja untuk kantor pusat Tangan Elemental, namun ia mengerti bahwa Vivian hanya ingin membantunya mengenal lebih banyak orang dalam organisasi, sehingga ia tidak punya alasan untuk menolak.     

Vivian bermaksud baik, dan Angele menyadari itu. Iaa harus menerima tawaran itu.     

"Ah, terserahlah. Aku akan mengurusnya nanti." Ia berbalik, berjalan mendekati jendela, dan melihat ke bawah.     

Hari sudah siang. Di bawah terpaan cahaya matahari, sungai berair hijau mengalir di bawah. Airnya terlihat bersih seperti kristal zamrud. Awan-awan putih di langit berwarna biru terpantul pada permukaan air sungai. Beberapa ekor burung sedang beristirahat di tepi sungai dan meminum air.     

Bau harum bunga merah dan putih tertiup angin.     

Angele duduk di depan meja, mengambil selembar kertas dan pulpen bulu putih, dan menulis sebuah judul, 'Sistem Penyerang Otomatis'.     

Sistem itu adalah sesuatu yang ingin ia bangun setelah ini.     

Lagipula, ia butuh waktu untuk menstabilkan kekuatan mentalnya setelah menguasai tahap ketiga teknik Lautan Pusat Api.     

Dengan bantuan teknik meditasi tingkat tinggi, ia bisa langsung naik ke tingkat 3 dan 4, tanpa perlu melalui tingkat Gas, Cairan, dan Kristal seperti penyihir dari perbatasan barat. Jika ia berhasil menyelesaikan tahap keempat teknik Lautan Pusat Api, ia akan naik peringkat.     

Ia baru saja menyelesaikan tahap ketiga dan menjadi seorang penyihir tingkat 2, sehingga ia tidak tahu banyak sihir tingkat 2.     

Untuk menjadi penyihir tingkat 3, ia harus mempelajari tahap keempat teknik Lautan Pusat Api.     

Tahap keempat sangatlah penting, jadi Angele harus benar-benar siap sebelum mencoba.     

Empat tahap pertama adalah tahap pembelajaran partikel-partikel energi Api, tahap kelima sampai kedelapan adalah pembelajaran partikel energi Bumi, sementara empat tingkat terakhir adalah kombinasi dari semua yang telah dipelajari sebelumnya. Lautan Pusat Api bukanlah teknik yang mudah dipelajari.     

Angele menghabiskan beberapa hari untuk mempelajari sistem penyerang otomatis. Ia harus memastikan bahwa sistem itu dapat digunakan dalam berbagai situasi dan tidak mudah kalah atau pun hancur dalam situasi yang tidak diinginkan.     

Setelah menyuruh chip-nya melakukan perhitungan, ia membagi rencana tersebut menjadi beberapa bagian.     

**     

Lima hari kemudian.     

"Master Angele, Master Seth dan Master Nicole telah datang."     

Terdengar suara Lyn dari luar.     

"Aku akan ke sana sekarang." Angele segera menyingkirkan kertas-kertas yang ada di atas mejanya. Ia telah menghabiskan beberapa hari untuk mendesain sistem tersebut, namun ia masih harus menunggu hasil perhitungan Zero. Seth dan Nicole, murid-murid Vivian, memiliki hubungan seperti kakak-adik dengan Angele, karena mereka juga mendapatkan Lautan Pusat Api dari Vivian.     

Angele menarik nafas dan segera berdiri     

Otot wajahnya terasa kaku. Ia segera keluar dari ruang baca dan berjalan menuruni tangga.     

Seth, bersama dengan seorang gadis cantik berkulit mulus, menunggunya di ruang tamu.     

"Seth, Nicole, ada perlu apa sampai kalian harus kemari?" Angele tersenyum lembut.     

Seth dan Nicole berdiri dan memeluk Angele.     

Seth mengenakan jubah kuning dan celana pendek. Kulitnya yang coklat membuatnya seperti orang yang hidup di laut. Di bawah rambut hitamnya, terdapat sebuah pengikat kepala berwarna emas.     

Seth terlihat seperti pria berumur 30 tahunan. Ia tidak terlalu tampan, namun senyumnya sangat menarik hati.     

Nicole hanya diam. Wanita itu berpenampilan seperti gadis biasa. Ia mengenakan terusan putih dengan tongkat berwarna senada. Batu rubi merah menghiasi ujung tongkat itu.     

Rambut panjang hitamnya tergerai di atas bahunya, dan wajahnya seperti wanita yang baru berumur 21 tahun. Pakaian putih yang ia kenakan terlihat transparan, sehingga memperlihatkan tubuhnya yang mulus. Ia menatap Angele dengan mata merahnya. Senyum lembut tersungging di wajahnya.     

"Sudah lama aku tidak mengunjungimu. Kudengar, kau dihukum tidak boleh keluar rumah. Benarkah itu?" tanya Nicole dengan santai.     

Ketiga penyihir itu segera duduk, dan para pelayan mulai menyajikan teh.     

"Benar, aku tahu apa yang terjadi. Situasinya rumit, namun kudengar bahwa Angele bertarung keras dengan Master Shozo, jadi ia disuruh tinggal di rumah sampai ia berhasil menguasai tingkat keempat teknik Lautan Pusat Api." Seth tertawa.     

"Kau tidak jauh-jauh ke sini untuk menertawakanku, kan?" Angele memutar matanya. "Seth, kukira kau akan menetap di kantor lebih lama. Mana hadiah yang kau janjikan?"     

"Yah… Situasiku juga rumit sekarang…" Seth mengerutkan bibirnya. "Kami dikeluarkan. Aku bertemu Nicole di tengah perjalanan. Aku mau mengajaknya pergi bersama, tapi kemudian terjadi hal yang tidak diinginkan…"     

Nicole menghela nafas dan menggeleng. "Kejadian tidak diinginkan? Katakan saja bahwa kau bertarung gara-gara memperebutkan wanita, jadi kita dikeluarkan… Untuk apa menyembunyikan kejadian itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.