Dunia Penyihir

Tubuh Kedua (Bagian 1)



Tubuh Kedua (Bagian 1)

Di bawah langit biru yang cerah, cahaya matahari menembus awan-awan yang tipis dan menyinari seluruh negeri.     

Sebuah pesawat terbang di antara awan. Warna hitam pesawat itu tampak sangat mencolok.     

Di ujung pesawat, terdapat panel kontrol berupa ruangan kecil yang sangat gelap.     

Seorang wanita yang mengenakan terusan panjang berwarna merah gelap berdiri di depan panel kontrol. Tangannya bergerak-gerak dengan cepat di permukaan panel itu.     

Kristal-kristal putih bercahaya redup yang menempel di dinding menyinari wanita itu.     

Shing!     

Sosok transparan seorang manusia muncul di samping panel kontrol.     

Sosok itu adalah seorang wanita berkepala botak yang mengenakan pakaian ketat berwarna hitam.     

"Master, para Kepala dari Kota Seribu Air Terjun sudah mengumpulkan prajurit mereka di Sungai Ana. Sepertinya, Black Earth juga ingin berperang melawan kita," kata wanita itu tanpa ekspresi.     

"Kita sudah mengalahkan para kepala di pertarungan sebelumnya. Mereka pasti masih berusaha memulihkan diri. Masalah terbesar saat ini adalah alat sihir mereka, yang mampu menahan kita selama beberapa waktu. Namun, aku tidak mengerti mengapa mereka memilih untuk berkumpul di sungai…" kata Vivian dengan nada terkejut. "Benarkah Black Earth memanggil Pasukan Elemen Tanah mereka, yang diketuai oleh Rumpetto, sang Pengendali Batu?"     

"Tidak, mereka memanggil Pasukan Elemen Listrik," jawab wanita botak itu.     

"Aneh, pasukan terkuat mereka adalah Pasukan Elemen Tanah. Apa mereka lupa jika aku menghabisi pasukan udara mereka beberapa tahun lalu? Jika benar mereka memanggil pasukan elemen Listrik, mereka tidak akan bisa melawan kita…" Vivian tersenyum penuh percaya diri.     

Tiba-tiba, Vivian merasakan ada pergerakan di depan.     

Sebuah benang hitam muncul satu meter di depan wajahnya dan melesat menuju dahinya.     

"Lagi?" Vivian mengangkat tangannya dan melepaskan cahaya merah untuk menangkis serangan itu.     

Shing!     

Benang itu langsung menghilang tanpa jejak begitu menyentuh cahaya Vivian.     

Namun, pada saat yang bersamaan, sebuah tangan transparan muncul dan mencekik lehernya.     

Duar!     

Secercah cahaya merah kembali muncul dari tangannya.     

Cahaya itu menghancurkan tangan transparan di belakangnya.     

Aum!     

Terdengar gema suara raungan seekor hewan buas di dekat tempat itu, tepat saat tangan transparan tersebut hancur berkeping-keping dan menghilang.     

Vivian berbalik. Ekspresi wajahnya dingin dan keji.     

"Ada mata-mata di kapal, periksa identitas semua orang!"     

"Baik!" Wanita botak itu mengangguk dan menghilang. Sepertinya ia tidak heran dengan percobaan pembunuhan seperti itu.     

Di dalam ruang panel kontrol, Vivian kembali mengendalikan kapal seraya melihat peta hasil analisa medan sekitar kapal itu.     

Setelah beberapa saat, ia perlahan mendongak dan menatap langit biru tak berujung di depannya.     

"Dia akan datang… Justin, sang Raksasa Badai…"     

Situasi semakin buruk. Pasukan Vivian sedang menjadi sasaran tiga musuh. Walaupun ia yakin bisa menang, ia tidak tahu apakah ia membawa cukup prajurit dalam peperangan ini.     

Para kepala sedang mengevaluasi dan menyiapkan prajurit mereka di depan, sementara Justin, sang Raksasa Badai, adalah penyihir tingkat 4 yang sangat terkenal. Kemampuannya setara dengan Vivian. Selain itu, dan ia juga memiliki prajurit-prajurit yang terlatih.     

Saat ini, masalah terbesar adalah Rumpetto dari Black Earth, sementara prajurit-prajurit elemen Tanah yang dibawanya bukanlah masalah kecil. Sebagai tetua terkuat kedua dari organisasi Tangan Elemental, Vivian jarang mengalami kekalahan dalam pertarungan.     

Gelar tetua pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya tidaklah ditentukan berdasarkan kekuatan, namun posisi itu ditentukan berdasarkan hubungan darah. Setiap tetua memiliki pewaris yang akan menggantikan mereka saat para tetua memilih pensiun atau mati dalam perang. Lautan Pusat Api, bersama dengan lingkaran gravitasi Vivian, adalah warisan dari generasi-generasi sebelumnya, yaitu generasi tetua ketiga sebelumnya. Lingkaran gravitasi itu adalah lingkaran terkuat yang mampu memperkuat kekuatan Lautan Pusat Api. Tanpa lingkaran itu, kekuatannya akan berkurang drastis.     

Seperti Vivian, para tetua lainnya mendapatkan warisan berupa teknik meditasi tingkat tinggi dan kemampuan spesial tertentu.     

Vivian berpikir selama beberapa saat. Ia mengkhawatirkan anaknya. 'Situasi ini semakin buruk untuk Tangan Elemental. Untungnya, Black Earth tidak memutuskan untuk menyerang Angele. Dia akan baik-baik saja.'     

Angele memiliki bantuan Henn, namun Henn membutuhkan waktu untuk menyembuhkan kekuatan mental-nya. Penyihir biasa tidak akan bisa menahan serangan wanita itu.     

Selain Henn, Vivian juga memiliki prajurit khusus untuk melindungi rumahnya tanpa sepengetahuan Angele.     

**     

Dunia Mimpi Buruk, di rumah dekat sungai…     

Seluruh rumah itu dilindungi oleh pelindung energi transparan. Tempat itu terlihat seperti rumah yang dilindungi oleh bola kaca. Bola kaca tersebut memantulkan bayangan-bayangan pohon hijau di sekitarnya.     

Gelombang-gelombang aneh terus muncul dan menggapai seluruh sudut, sementara sulur-sulur hijau terus tumbuh dan membentuk hutan sulur yang lebat di sekeliling rumah itu.     

Semua kumbang segera pergi begitu matahari terbit. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak menyukai cahaya.     

Terdapat bola energi merah berbentuk seperti lonceng di atas permukaan tanah.     

Bola itu berdenyut dan berkedip-kedip, seperti sedang bernafas.     

Namun, setelah beberapa saat, bola itu menghilang dan menunjukkan sosok di dalamnya.     

Angele, dengan rambut coklat pendek, kulit perak, dan tubuh yang kekar, keluar dari tempat itu.     

Ia telah berdiam diri di dalam bola itu selama tiga hari.     

Perlahan-lahan, ia membuka mata dan memeriksa kondisi tubuhnya.     

Sepertinya, wajahnya sedikit berubah, sehingga ia terlihat lebih tampan ketimbang biasanya.     

"Lingkaran sihir ini lebih efektif dari perkiraanku." Ia menjentikkan jarinya. Cairan logam perak berubah menjadi kaos dan celana pendek putih.     

Terlihat sebuah gelang merah pada pergelangan tangan kanannya.     

Permukaan gelang itu penuh dengan rune-rune rumit hasil penggabungan Kotak Dunia Bawah dan Kubus Ratu Christina.     

"Henn telah memberitahuku cara membuat benda ini. Sekarang, aku bisa menyerap api dari kumbang-kumbang itu dengan lebih efisien." Angele menepuk gelang itu perlahan.     

"Tapi, ada yang tidak beres. Kekuatan mentalku hanya meningkat sedikit," gumam Angele. Ia telah nyaris menyelesaikan tahap ketiga.     

Ia menyerap api yang membara di luar seraya mempelajari proses pengukiran lingkaran sihir.     

Setelah menyelesaikan tahap kedua, ia harus mempelajari lingkaran sihir dan teknik pengukiran untuk naik ke tahap selanjutnya.     

Angele terus berpikir. Ia tidak tahu apakah kecepatan penyerapan api-nya tergolong normal. Dengan kecepatan ini, ia hanya akan membutuhkan satu jam untuk menyelesaikan tahap ketiga dan menjadi seorang penyihir tingkat 2.     

Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian berbalik dan masuk ke bangunan utama. Ia harus mengganti magic stone dalam ketiga lingkaran sihir dan kembali ke dunianya untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.     

Rumah dalam Dunia Mimpi Buruk ini cukup aman. Dengan perlindungan ketiga lingkaran sihir itu, kumbang-kumbang di luar tidak akan bisa menyerangnya. Bahkan, ia bisa masuk ke dunia ini jika rumahnya di dunia nyata diserang musuh.     

Ketiga lingkaran sihir membuat kumbang-kumbang itu tidak lagi menjadi ancaman. Namun, jika lawannya memiliki gelombang mental yang sangat kuat, ia tidak akan bisa masuk ke Dunia Mimpi Buruk.     

Ia membawa cukup banyak air dan makanan ke dunia ini. Saat ini, rahasia terbesarnya adalah metode ekstraksi darah kuno dan kepergiannya ke Dunia Mimpi Buruk.     

Selama satu minggu ke depan, ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di Dunia Mimpi Buruk.     

Ia tidur di saat siang, dan membunuh banyak kumbang-kumbang hitam saat malam.     

Api dari pembakaran mayat kumbang-kumbang itu diserap oleh bola energi dari gelangnya, sebelum diubah menjadi kekuatan mental elemen api yang cocok untuk teknik Lautan Pusat Api.     

Angele harus segera menggabungkan kekuatan mental-nya dengan partikel api.     

Semenjak meletakkan ketiga lingkaran pelindung itu, Angele tidak pernah keluar dari rumahnya. Ia harus meningkatkan kekuatannya terlebih dulu, terutama setelah kejadian di pesta perjamuan beberapa waktu lalu.     

**     

Sepuluh hari kemudian…     

Dunia Mimpi Buruk.     

Di dalam rumah.     

Duar!     

Semua jendela lantai dua meledak dan hancur berkeping-keping.     

Kepingan kaca berjatuhan dan berceceran di atas rumput seperti tetesan air hujan.     

Angele menjulurkan kepalanya keluar jendela dan terbatuk-batuk.     

Air mata mengucur dari kedua matanya, namun senyum bahagia tersungging pada wajahnya.     

Tanda kalajengking pada dahinya terlihat merah seperti darah.     

Asap putih terus keluar melalui kaca-kaca yang pecah.     

Setelah asap putih itu keluar, Angele berbalik dan melihat ke tengah ruangan.     

Sebuah lingkaran sihir rumit, yang dihiasi oleh rune dan heksagram, terukir di lantai. Tiga rune terbesar berbentuk seperti matahari, bulan, dan bintang.     

Rune-rune kecil dan benang-benang berpola rumit mengelilingi ketiga rune besar itu.     

Seekor burung kecil berwarna merah beterbangan tepat di tengah lingkaran tersebut.     

Burung itu memiliki bulu membara seperti api dan ekor yang bercahaya. Bentuknya seperti angsa mutan namun lebih kecil.     

Dengan hati-hati, Angele menatap burung tersebut.     

Burung itu sangat kecil, seukuran dengan telapak tangannya. Ekor, cakar, dan matanya penuh bara api berwarna emas. Sesekali, bara api terciprat keluar dari paruh burung itu.     

Angele menatap burung itu dengan bingung. Apa ini wujud tubuh kedua yang ditentukan oleh teknik meditasi ini?     

Menurut buku teknik Lautan Pusat Api, wujud tubuh kedua akan berbeda-beda, tergantung sifat dan tabiat pemiliknya.     

'Burung ini terlihat tidak asing…' Angele berpikir. Wajahnya terlihat bahagia.     

Angele dapat mengendalikan makhluk indah dan misterius itu dengan pikirannya. Jika ia tidak mengendalikan makhluk itu, burung tersebut hanya beterbangan di sekelilingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.