Dunia Penyihir

Lautan Pusat Api (Bagian 2)



Lautan Pusat Api (Bagian 2)

0"Tiga tahun sudah berlalu, tapi kau belum menyelesaikan dasar teknik itu?" tanya Liv dengan terkejut. "Jika dibandingkan dengan teknik meditasi tingkat tinggi lainnya, Lautan Pusat Api termasuk relatif mudah. Seharusnya kau bisa menyelesaikan setidaknya satu tingkat..."     

"Iya... Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa sekarang." Saat ini, Angele masih sibuk dengan Topeng Sayap Hitam. Walaupun ia baru menyelesaikan separuh dari tingkat pertama, kemampuannya sudah melebihi ekspektasi Henn.     

Dengan talenta yang jauh di bawah rata-rata, Henn tidak pernah tahu bagaimana cara Angele berkembang dengan cepatnya.     

Ia tidak terlalu memedulikan perkembangan teknik meditasinya yang sangat lambat. Ia sedang sibuk mengerjakan dua hal lain.     

Penelitian lingkaran sihir dan peracikan Ramuan Awan Beracun.     

Angele mengerti bahwa kecepatan perkembangannya jauh lebih tinggi ketimbang penyihir pada umumnya, sehingga perkembangannya menurun dalam kurun waktu tiga tahun. Untungnya, ia masih muda, dan ia masih bisa hidup sekitar 400 sampai 500 tahun lagi.     

Ia memutuskan untuk tidak terburu-buru untuk meningkatkan kekuatan meditasi tingkat tinggi-nya, dan fokus mengumpulkan informasi baru untuk ditambahkan ke dalam memori penyimpanannya.     

Setidaknya, ia telah membersihkan semua ketidakmurnian dari kekuatan mentalnya.     

Pembelajaran teknik lingkaran sihir itu akan membantunya mempelajari cara memperkuat sebuah benda. Walaupun ia belum sepenuhnya memahami semua informasi dalam chip-nya, pengetahuan yang tersimpan itu banyak membantunya saat menghadapi tantangan di Dunia Mimpi Buruk. Ditambah lagi, proses pembuatan Ramuan Awan Beracun itu membantunya meningkatkan kemampuan meramu-nya. Meracik ramuan itu akan membutuhkan beberapa tahun, karena semua bahan-bahan yang diperlukan sangatlah langka.     

"Sampai nanti, kita akan berbincang-bincang lagi." Angele melemparkan handuknya pada seorang pelayan, kemudian bergegas pergi ke lantai dua.     

Ia berjalan masuk ke laboratorium-nya, mengunci pintu, dan menempelkan partikel energi sebagai alarm.     

Setelah mengenakan sarung tangan dan melakukan proses sanitasi, ia berjalan mendekati meja di tengah ruangan.     

Tabung kaca yang berisi gumpalan awan itu masih berdiri di tengah meja, namun warna awan itu telah berubah menjadi hijau. Wajah mengerikan pada awan itu telah menghilang.     

Angele tersenyum puas melihat ramuan yang diraciknya selama tiga tahun.     

'Akhirnya, hampir selesai juga. Zero, periksa kondisi ramuan ini.'     

Shing!     

Layar berwarna biru muncul di depan matanya, tepat di sebelah kanan tabung kaca itu.     

'Ramuan Awan Beracun: 87% selesai. Bahan utama: Bulu Phoenix, Jantung Ular, dan Batu Cahaya Putih. Syarat peracikan: Penyihir tingkat 2, atau penyihir tingkat 1 dan putik bunga kelahiran.'     

Selain itu, informasi akurat ramuan ditampilkan juga pada layar. Di antaranya, terdapat suhu, kepadatan, kekuatan radiasi, tingkat keasaman, dan tingkat racun.     

Angele duduk di depan meja dan memastikan bahwa angka-angka itu berada dalam jarak aman.     

Setelah selesai, ia berdiri dan berjalan ke meja lain di dekat jendela.     

Di atas meja tersebut, terdapat setumpuk kertas kulit, dengan sehelai pena bulu putih yang bergerak-gerak sendiri dan menuliskan sesuatu.     

Suara gesekan pena dan kertas terdengar cukup nyaring.     

Angele menyingkirkan tumpukan kertas itu ke samping.     

Setelah itu, ia menggoreskan garis pada permukaan meja.     

Seketika, muncul retakan aneh dan berlekuk-lekuk pada permukaan meja. Terlihat tiga buku yang tersembunyi di bawahnya.     

Ketiga buku tebal dan berat itu membentuk formasi seperti segitiga.     

Pada sampul buku teratas, terlihat gambar sebuah topeng hitam.     

Sampul itu berwarna putih, sehingga membuat topeng hitam di tengahnya menjadi semakin mencolok. Topeng hitam itu tidak dihiasi apa pun; hanya ada sepasang mata merah membara di bagian tengahnya.     

Buku di sisi kiri memiliki sampul merah, dengan jantung yang berdetak di tengahnya. Tertulis "Lautan Pusat Api" dalam bahasa Metia pada bagian tengah-bawah buku tersebut.     

Sampul buku pada sisi kanan berwarna hitam, dengan bordir berwarna keperakan. Pada bagian tengah, terdapat mata putih yang penuh dengan guratan pembuluh darah berwarna merah. Buku itu adalah buku paling tebal di antara ketiga buku tersebut.     

Mata itu terus menatapnya dan sesekali berkedip, seakan ada yang sedang menatapnya melalui sampul tersebut.     

"Teknik meditasi tingkat tinggi pemberian Menara Penyihir Kegelapan terlihat cukup menarik." Angele belum sempat membaca buku dari buah berwajah manusia itu. Ia mendapat buku tersebut beberapa tahun lalu, namun ia merasa bahwa buku itu hanya akan membawa masalah.     

Menurut Henn, mata pada sampul itu adalah mata dari induk mata sihir milik Menara Penyihir Kegelapan, dan fungsinya adalah sebagai pengunci buku. Jika ia ingin membuka buku tersebut, ia harus menandatangani kontrak dengan mata sihir tersebut.     

Semua anggota inti organisasi tersebut telah menandatangani kontrak. Dengan menatap mata itu selama satu menit, ia mengetahui apa yang harus ia lakukan. Aturannya sangat sederhana: ia harus meninggalkan sebagian jiwanya pada induk mata sihir tersebut.     

Setelah menyadari bahwa ia telah memiliki dua teknik meditasi tingkat tinggi, ia memutuskan untuk tidak menandatangani kontrak tersebut.     

Setelah memeriksa kondisi buku tersebut, ia memindahkannya ke samping.     

'Ketidakmurnian kekuatan mental-ku sudah hilang. Aku harus mulai mempelajari teknik Lautan Pusat Api,' pikirnya.     

Kecocokannya yang tinggi dengan partikel energi Api akan sangat membantunya dalam mempelajari teknik Lautan Pusat Api.     

Topeng Sayap Hitam telah membantunya mengurangi ketidakmurnian kekuatan mental-nya, namun sepertinya Lautan Pusat Api lebih cocok untuknya. Ditambah lagi, ia tidak mempercayai Henn. Sepertinya, wanita tua itu menipunya dalam proses pemindahan informasi mereka beberapa waktu lalu.     

Walaupun Lautan Pusat Api tergolong lemah, teknik itu sangat aman. Vivian telah menganggap Angele sebagai anak sendiri, sehingga ia tidak akan memberi teknik yang berbahaya untuknya.     

Ditambah lagi, Vivian, beserta para Penjaga yang bekerja di bawahnya, mempelajari Lautan Pusat Api, sehingga pertanyaan-pertanyaannya dapat dijawab dengan mudah.     

Ia menatap buku Lautan Pusat Api itu.     

Jantung di tengah sampul buku bersinar keemasan karena aliran lahar panas di tengahnya. Asap panas berwarna putih membumbung dari jantung tersebut.     

Dengan hati-hati, ia membuka buku tersebut.     

'Rasakan aliran semangat dalam jantungmu. Dingin maupun panas, dalam jantungmu akan selalu ada danau indah untuk membantumu mencapai ketenangan.' - Varian.     

Kata-kata aneh bertinta merah yang mencolok tertulis pada halaman pertama, kontras dengan kertas buku yang berwarna putih.     

Angele tidak tahu siapa Varian sebenarnya, namun ia yakin bahwa jika nama itu tertulis pada sampul buku, pastilah ia adalah seorang penyihir yang sangat kuat.     

Ia menatap kalimat itu, namun tidak ada yang terjadi.     

Setelah beberapa menit, ia membuka halaman kedua.     

Lagi-lagi, hanya ada satu kalimat pada bagian tengah buku.     

'Rasakan arah hatimu, kumpulkan kekuatanmu. Ukirlah dan ubahlah kekuatan itu menjadi kedamaian, yang senantiasa terlihat pada sungai yang mengalir.'     

Angele menutup mata dan memeriksa semua pola mantra yang telah ia pelajari.     

Saat ini, kemampuan terkuatnya berasal dari not musik di tengah dadanya. Simbol itu adalah simbol esensi wanita kalajengking yang ia temui di Dunia Mimpi Buruk. Namun, sampai sekarang, ia masih tidak mampu menggunakan kekuatan penuh dari signet tersebut.     

Kekuatan perubahan batu, not musik, sihir logam, dan teknik berpedang - itulah keempat hal yang membantunya dalam pertarungan. Ia telah mendapatkan sihir Ledakan Pyro dari Henn, namun ia belum sempat mencoba sihir itu pada makhluk hidup.     

Ia memeriksa semua sihir tingkat 1 yang telah ia pelajari.     

Setelah membuka mata, ia menyadari bahwa buku itu berusaha untuk membuatnya mengingat semua tekniknya. Sepertinya, inilah salah satu syarat mempelajari Lautan Pusat Api.     

Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum membalik buku itu ke halaman ketiga. Gambar dan tulisan dalam bahasa Metia memenuhi halaman tersebut.     

Tulisan-tulisan tersebut adalah instruksi cara melakukan meditasi.     

Sebelum mencoba teknik ini, seorang penyihir harus mencapai setidaknya tingkat Gas tingkat 1.     

Lautan Pusat Api memiliki 12 tingkat yang dipisahkan menjadi tiga, yaitu 'Api', 'Bumi', dan 'Lahar'.     

Setiap tingkat terbagi menjadi 4, namun tidak ada nama spesifik sebagai penanda tingkatan tersebut. Semakin ia menguasai teknik meditasi ini, ketahanannya akan sihir, terutama sihir elemen Api dan Asam, akan menjadi semakin kuat. Setelah mencapai tingkat tertentu, ia akan mampu mengendalikan api.     

Tingkat pertama, 'Api' akan membantunya mengendalikan api.     

Tingkat kedua, 'Bumi', akan membantunya mengendalikan batu, lumpur, dan beberapa jenis logam.     

Tingkat ketiga, 'Lahar', adalah kombinasi dari kedua tingkatan sebelumnya. Mempelajari tingkat itu akan membantunya mengendalikan lahar.     

Sebagai tetua ketiga, Vivian telah mencapai tingkat kelima, pencapaian tertinggi di seluruh Tangan Elemental.     

Tingkat pertama tergolong cukup mudah, namun tingkat-tingkat selanjutnya adalah simbol tingkat kekuatan seorang penyihir.     

Menyelesaikan tingkat kedua akan membantu seorang penyihir mencapai tingkat 1. Tingkat ketiga akan membantu seorang penyihir mencapai tingkat kedua, dan begitulah seterusnya.     

Menurut buku itu, penyihir yang dapat menyelesaikan duabelas tingkat tersebut akan mencapai peringkat yang tidak pernah didengar sebelumnya. Pada masa penyihir kuno, tingkat tertinggi adalah tingkat 9, yang dapat dicapai setelah menguasai 10 tingkat Lautan Pusat Api.     

Menurut desas-desus, Lautan Pusat Api ditemukan di dunia lain, dan seorang penyihir kuno berhasil mencapai tingkat 9 setelah menguasai 10 tingkat meditasi. Saat ini, tingkat 9 tidak lebih dari sekedar khayalan.     

Namun, teknik Lautan Pusat Api yang digunakan penyihir kuno sangat berbeda dengan teknik yang ada sekarang. Kebanyakan teknik meditasi tingkat tinggi yang tersisa tidak lengkap, sehingga para penyihir harus melakukan modifikasi untuk memastikan bahwa teknik tersebut tetap dapat digunakan.     

Angele menatap buku itu. Jika teknik Lautan Pusat Api cocok dengannya, ia akan mampu mencapai tingkat tertinggi yang dikenal oleh penyihir modern.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.