Dunia Penyihir

Ketenangan Sebelum Badai (Bagian 1)



Ketenangan Sebelum Badai (Bagian 1)

0Masalah terbesar saat ini adalah Angele tidak tahu sekuat apa Henn dalam wujud jiwa-nya. Ia harus tahu apa yang bisa Henn lakukan pada tubuhnya.     

Ia yakin bahwa sekarang ia harus meningkatkan kekuatannya, walaupun ia tidak dapat menemukan teknik yang benar.     

Ia meletakkan tangannya di atas signet-nya dan segera pergi dari Dunia Mimpi Buruk. Ia kembali mendengar suara serangga-serangga biasa di tepi sungai.     

Ia menenangkan diri sebelum pergi dari gubuk kayunya dan kembali ke manor.     

Sebelum masuk, ia mengintip ke dalam kamar Liv terlebih dahulu.     

Lampu kamar itu dimatikan, namun Angele melihat Liv sedang bermeditasi di tempat tidurnya.     

Titik-titik cahaya biru bersinar di depan matanya. Ia sedang menganalisa wanita itu untuk memastikan bahwa tidak ada yang tahu akan kepergiannya ke Dunia Mimpi Buruk.     

Seluruh rumah itu dilindungi oleh lingkaran sihir bertahan yang mampu bereaksi pada setiap pergerakannya.     

Dengan bantuan teknik kompresi mental dan teknik persembunyian-nya, ia dapat menghindari deteksi lingkaran itu, sehingga ia bisa menyusup masuk dan keluar dengan mudah.     

Setelah analisa selesai, ia kembali ke kamarnya dan mulai menggambar garis-garis merah di lantai.     

Garis-garis itu ditutup dengan karpet, sehingga orang-orang yang tidak mengetahui rahasia tempat itu tidak akan bisa menemukannya.     

Angele menghabiskan waktu beberapa hari untuk membuat lingkaran sihir, sementar Liv tidak tahu apa yang sedang Anegele lakukan.     

**     

Byur!     

Ia melompat masuk ke kolam tanpa mencipratkan terlalu banyak air.     

Cahaya matahari menyinari tubuhnya yang kekar dan riak-riak air di kolam.     

Ia sedang berenang dengan gaya bebas, memamerkan kemampuannya sebagai perenang handal.     

Liv duduk di kursi dekat kolam. Rambut panjang hitamnya tergerai di atas bahunya. Rambut wanita itu sangat halus, seperti benang-benang sutra hitam berkualitas tinggi.     

Wanita itu sibuk membaca buku bersampul biru dengan seksama.     

"Numinous…" Wanita itu menggumamkan mantra dan menggambar rune berbentuk V di udara dengan tangan kanannya.     

Dalam beberapa detik, rune itu menghilang, dan ujung jarinya terbakar hingga menghitam.     

Ia menjentikkan jarinya, sehingga luka itu hilang tak berbekas, seakan tidak terjadi apa-apa.     

Angele keluar dari kolam dengan memanjat tangga. Ia mengenakan celana renang berwarna hitam, dan air terus menetes dari tubuhnya.     

Ia mengibaskan air dari rambutnya dengan bantuan tangan kirinya.     

"Kau sudah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari rune itu, tapi kau masih belum bisa menggambarnya?" tanya Angele dengan santai.     

Seorang pelayan memberikan handuk kering pada Angele, dan ia segera mengeringkan tubuhnya.     

"Bukan urusanmu." Liv menatap Angele. Ia melihat pria itu sedang menatap dadanya. "Apa? Kukira kau tidak tertarik padaku."     

"Yah," Angele mengerutkan bibirnya. "Aku suka gaya dan rambutmu, tapi kau lebih kuat, jadi aku sedikit takut. Kalau saja aku yang lebih kuat, aku mau berhubungan denganmu. Ha." Setelah mengeringkan tubuhnya, ia berjalan menuju ke ruang tamu.     

Sebelum Angele sempat membuka pintu, terdengar suara kereta kuda yang bergerak di luar.     

"Apa mereka sedang mengantar bahan?" Angele melihat ke arah asal suara itu, namun pandangannya terhalang oleh bangunan.     

Liv berdiri dari kursinya.     

"Bahan-bahan sudah diantar beberapa hari yang lalu. Sepertinya, itu adalah kereta pedagang. Mari kita lihat-lihat. Jika kita beruntung, mungkin kita bisa mendapat benda-benda yang cukup langka."     

"Baiklah."     

Ia mengambil jubah panjang berwarna putih dan sepasang sepatu bot logam sebelum berjalan keluar.     

Liv berjalan di belakangnya. Bersama-sama, mereka berjalan keluar meninggalkan rumah.     

Sekelompok kereta kuda berwarna kuning berjalan perlahan menyusuri jalan di luar rumah. Terdapat sekitar sepuluh kereta. Angele dapat mendengar suara ringkik kuda dari kelompok kereta itu.     

Masing-masing kereta berjalan dengan sangat lambat, dan dilindungi oleh pengawal berjubah kelabu. Jubah mereka menutupi seluruh tubuh, termasuk wajah mereka. Mereka membawa pedang bergagang kelabu. Nyaris semua pegangan pedang mereka hancur atau retak.     

Kereta-kereta itu berhenti di tanah lapang di tepi jalan.     

Beberapa orang wanita berbadan tambun melompat turun dari kereta dan memberi makan para kuda, sementara kusir kereta memeriksa apakah kondisi kereta masih optimal.     

Para pengawal dipisah menjadi beberapa kelompok kecil dan memeriksa situasi sekitar. Beberapa pengawal sibuk menghirup aroma rokok agar tetap merasa segar.     

Seorang pria tua bertubuh pendek, berbaju putih dan bertopi merah berjalan mendekati rumah Angele, diikuti oleh beberapa orang pengawal.     

"Tuan-tuan penyihir, kami dari Karavan Starmoon. Namaku Freywood, mungkin Anda akan tertarik dengan benda-benda spesial yang kumiliki… Selain itu, aku akan membeli benda-benda yang tidak lagi Anda perlukan dengan harga yang pantas."     

"Jadi, kau punya barang-barang yang dibutuhkan seorang penyihir?" tanya Angele.     

"Aku tidak bisa berjanji, namun Anda boleh memeriksa benda-benda yang kami jual." Freywood tersenyum.     

Dengan bantuan Zero, Angele menganalisa pria tua di depannya. Ternyata, pria itu adalah seorang calon penyihir tingkat 3. Itulah alasan mengapa ia tahu benda apa yang diinginkan seorang penyihir.     

"Kau tahu bahwa kau mungkin akan dibunuh penyihir jahat yang ingin menjarah barang-barangmu, kan?" tanya Angele.     

"Aku tahu, tapi aku akan menghadapi resiko itu. Resiko tinggi, untung tinggi." Freywood tertawa. Ia tidak terlalu ambil pusing dengan perkataan Angele.     

"Yah, sebenarnya keretaku dilindungi oleh penyihir yang kuat."     

"Menarik, aku tidak menyangka bahwa ada penyihir yang mau melakukan itu." Angele memicingkan matanya. "Sepertinya, kau punya benda-benda langka. Bawa aku ke kereta-keretamu. Aku ingin melihat apa yang kau tawarkan."     

Freywood mengangguk dan mengantar kedua penyihir ke kereta-keretanya.     

Mereka melihat-lihat isi kereta, dari kereta paling kiri.     

Kebanyakan barang jualan pedagang itu adalah bahan-bahan sihir dan berbagai macam telur makhluk-makhluk. Selain itu, mereka menjual permata dan tongkat sihir mewah yang dapat digunakan untuk membuat kristal spesial.     

Angele telah mengumpulkan banyak informasi bahan saat ia berada di Nola, namun ia tidak mengenal beberapa bahan sihir yang ditawarkan.     

Setengah jam kemudian, mereka telah melihat kebanyakan barang dagangan karavan itu. Angele tidak menemukan benda berharga, sementara Liv membeli sepasang anting-anting yang cantik. Anting-anting itu dihias dengan batu rubi yang bercahaya perak.     

"Hanya itu yang kau punya?" Angele mengerutkan bibirnya.     

"Aku sudah menunjukkan banyak barang, tapi kau sama sekali tidak tertarik?" Freywood terdiam.     

"Yah, aku tidak beli apa-apa jika hanya itu yang kau miliki…" Angele menggeleng dan menguap.     

"Baiklah, aku punya benda-benda yang tidak kuketahui jenisnya di salah satu kereta. Mungkin kau akan tertarik."     

Freywood mengajak Angele dan Liv masuk ke kereta di tengah kelompok.     

Pedagang tua itu membuka pintu dan masuk dan meletakkan sebuah plang kayu sebagai tangga.     

Angele dan Liv segera menaiki plang itu dan masuk ke kereta.     

Kereta itu cukup luas untuk lima orang penumpang.     

Seorang pria paruh baya berjubah hitam duduk di balik meja kayu berwarna senada.     

"Master Kodo, mereka kemari untuk melihat benda… benda spesial." Freywood menunduk dan berkata.     

"Baiklah." Pria itu mendongak dan menatap Angele.     

Angele sedikit terkejut. Pria itu tidak memiliki bola mata, namun ia dapat merasakan pria itu melihatnya.     

Mata putih pria itu terlihat sangat mencolok di bawah cahaya redup kereta.     

Pria itu mengambil kotak perhiasan berwarna perak dari kotak besi besar di sampingnya.     

Tak!     

Ia meletakkan kotak itu di meja dan membukanya.     

Bubuk pelangi aneh bocor dari kotak itu dan jatuh di meja, seperti cairan yang lengket.     

Bubuk itu terbuat dari kubus-kubus yang sangat kecil, hingga terlihat seperti bubuk kacang berbentuk aneh.     

Seorang anak kecil duduk di meja dan memasukkan jarinya ke dalam mulutnya.     

"Kubus Ratu Christina…" Tiba-tiba, Liv angkat bicara.     

Angele dan semua penumpang kereta menatap Liv setelah mendengar perkataannya.     

"Kau tahu fungsi benda ini?" Angele menoleh ke arah Liv.     

"Iya." Liv mengangguk perlahan. "Aku pernah melihatnya, tapi aku tidak tahu di mana lokasi pasti-nya. Sudah lama waktu berjalan, tapi aku masih ingat benda itu sampai sekarang."     

"Apa kemampuan benda itu?" tanya Angele seraya menatap anak kecil yang sedang merangkak di meja. Sepertinya, anak itu ingin tahu tentang orang-orang asing di sekitarnya.     

"Aku tidak tahu. Kubus Ratu Christina adalah misteri yang tak terpecahkan sejak dulu, dan kau harus mencari tahu fungsi benda itu sendiri. Sayangnya, itu bukanlah benda kuat. Gosip mengatakan bahwa benda itu ditemukan para penyihir kuno di dunia misterius." Liv menggeleng.     

Angele mengusap dagunya. "Berapa harganya?"     

Freywood tersenyum. Ia senang karena akhirnya menemukan sesuatu yang membuat pria muda itu tertarik.     

"Bagaimana jika kuberikan padamu jika kau mau membayar 15 kartu kristal?"     

"Akan kuberi lima kartu kristal, aku mau membelinya karena aku suka mengumpulkan benda misterius." Angele menggeleng.     

"Yah… Bagaimana kalau 8 kartu kristal? Itu harga terendah yang bisa kami terima, kami menghabiskan banyak uang untuk membeli benda ini dari… Pokoknya, 5 terlalu rendah."     

Pembicaraan mereka berlangsung selama satu jam sebelum akhirnya mereka sepakat. Angele membayar 6 kartu kristal untuk kubus itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.