Dunia Penyihir

Perubahan (2)



Perubahan (2)

0Angele berdiri di depan jendela.     

"Vivian telah memberimu izin masuk ke sebagian besar reruntuhan, sehingga kau akan mampu masuk ke laboratorium-laboratorium penting. Pertama, wanita itu tidak akan menyangka kau akan menjadi musuhnya. Kedua, dia yakin kau tidak akan tahu rahasia tempat-tempat itu. Ketiga, hanya penyihir tingkat 3 yang mampu menghancurkan lingkaran sihir gravitasi itu," Henn menjelaskan.     

"Saat wanita itu sadar apa yang terjadi, dia tidak akan menganggapmu sebagai tersangka. Lingkaran sihir gravitasi itu adalah sumber kekuatannya, dan lingkaran itu memiliki beberapa kelemahan. Kau hanya perlu beberapa menit untuk mengubah lingkaran itu saat ia menggunakannya. Hasilnya akan terkihat seperti kecelakaan belaka."     

"Jadi, metode apa ini sebenarnya?" tanya Angele.     

"Nanti akan kubantu, turuti saja perintahku. Sekarang, aku harus bersiap-siap. Jika kita berhasil, hadiahnya akan sangat menguntungkanmu," Henn segera memutus koneksi.     

Angele menghela nafas, berbalik, dan meninggalkan jendela untuk duduk di kasur dan melihat sekelilingnya.     

Selimut hitam yang lembut itu terasa nyaman dan berbau seperti wangi bunga.     

Ia menyalakan patung kalajengking-nya dan mulai bermeditasi.     

Asap putih muncul dan menggumpal pada wajahnya, sebelum berubah menjadi topeng hitam tanpa corak.     

Dalam beberapa detik, ia segera tertidur.     

'… Mengaktifkan signet dengan bantuan partikel energi...' Suara monoton Zero bergema dalam telinganya.     

'Signet telah aktif, medan gaya telah diubah. Mencoba melacak proses... Gagal... Menganalisa hasil… Gagal... Memasuki Dunia Mimpi Buruk...'     

Mendengar laporan itu, Angele segera membuka matanya.     

Hangat dari tubuhnya masih menempel pada selimut itu.     

Ia berdiri dan meluruskan punggungnya. Topengnya kembali berubah menjadi asap dam segera menghilang.     

Kabut putih menyelimuti manor yang sunyi senyap itu.     

"Berhasil!" Serunya, puas dengan hasil yang ia dapatkan.     

'Seberapa sisa kekuatan darah yang kumiliki?' tanya Angele.     

'Kekuatan tidak berkurang,' jawab chip-nya. 'Kau bisa menetap di Dunia Mimpi Buruk selama yang kau inginkan.'     

Angele menghela nafas lega, berjalan ke pintu kamar, dan membukanya.     

Kriet...     

Pintu segera terbuka, keheningan di luar sangatlah tidak asing.     

Ia berjalan menyusuri lorong dan memeriksa keadaan di rumah itu.     

Liv dan para pelayan telah menghilang, tidak ada apapun selain kabut putih yang menghalangi pandangan.     

Setelah berjalan-jalan selama setengah jam, ia tidak merasakan adanya kejadian aneh.     

Hanya ada dirinya di dalam bangunan utama manor itu.     

Ia segera berjalan keluar dan memeriksa tempat-tempat di sekitar manor tersebut.     

Namun, tetap saja, ia tidak menemukan apa-apa, walaupun ia tetap waspada dan terus meminta Zero untuk memeriksa keadaan sekitar.     

Entah mengapa, ia merasa seperti ada aura misterius yang memenuhi tempat itu.     

Tidak menemukan apa-apa, ia memutuskan untuk kembali.     

Ia duduk di kursi dekat kolam renang, menatap semak-semak belukar di tepi hutan. Ia sadar, sesuatu akan terjadi jika ia mencoba meninggalkan daerah sekitar rumah tersebut.     

Hari sudah larut malam, namun tidak terdengar suara serangga sama sekali.     

Titik-titik biru bersinar di depan matanya, dan ia segera memeriksa sekelilingnya.     

Waktu berjalan.     

Satu jam kemudian...     

Tiba-tiba, ia berdiri dari kursi dan berjalan ke seberang kolam.     

Kabut hitam menutupi rumah, berbeda dengan kabut hitam yang menutupi seluruh pemandangan di luar.     

Kabut hitam itu sangat mirip dengan asap petasan.     

Angele berjalan ke pagar rumah dan menatap rerumputan yang bergoyang terkena angin.     

Cahaya redup dari rembulan bersinar menerangi tempat itu, berpadu dengan bau khas rumput di udara.     

Ia memicingkan matanya dan menggapai keluar melalui lubang di antara kayu pagar.     

Tepat saat jarinya menyentuh udara luar, sekelebat bayangan hitam melesat cepat dan melompat ke arah tangannya.     

Asap hitam itu meraung-raung dan bergerak cepat. Di bawah cahaya redup, gigi tajam makhluk itu bersinar terang.     

Ekspresinya berubah, ia memunculkan jarum logam besar dari ujung jari telunjuknya dan menusuk mulut bayangan itu.     

Darah berwarna gelap mengucur dari mulut makhluk itu dan membasahi rumput. Asap putih berbau busuk membumbung tinggi, seakan telah disiram dengan asam kuat.     

Melihat apa yang telah bersembunyi di balik bayangan, Angele segera membunuh makhluk itu.     

Kelebatan-kelebatan bayangan hitam muncul dari kabut hitam itu dan menunggu di luar pagar dengan sabar.     

Di bawah cahaya bulan, terlihat jelas bahwa makhluk-makhluk itu sebenarnya adalah sekelompok kumbang besar seukuran roda.     

Angele melihat sekelilingnya, melihat kumbang-kumbang itu terbang perlahan ke depan. Pada tepi atas kepala mereka, terdapat mulut memanjang dengan gigi-gigi tajam. Bentuk makhluk itu mirip dengan dompet, jika gigi-gigi tajam dan mulutnya dianggap sebagai resleting.     

Mulut kumbang-kumbang itu sangat besar, gigi-gigi tajam mereka berjajar seperti gerigi gergaji.     

Anehnya, kumbang-kumbang itu tidak memiliki mata ataupun hidung, hanya ada mulut. Delapan kaki membuat mereka mampu bergerak sangat cepat.     

Kumbang-kumbang itu memanjati pagar, berusaha keras untuk masuk. Ribuan kumbang itu terlihat sangat mirip dengan lautan berwarna hitam.     

Semakin banyak kumbang yang muncul dari kabut hitam di luar sana.     

Angele menjatuhkan kumbang mati itu dan segera berlari masuk ke bangunan utama rumah.     

Brak!     

Ia membanting pintu keras-keras.     

Merasa aman, ia menatap jarum perak di tangannya dengan teliti.     

Jarum itu berasap, tertekuk, dan mulai membusuk setelah tersentuh asam kuat dari tubuh kumbang tersebut. Guratan-guratan hitam menghiasi bagian atas jarum perak itu.     

'Ketahanan logam spesial-ku tidak cukup kuat untuk bertahan melawan darah kumbang-kumbang ini...' Angele mengerutkan bibirnya.     

Tak!     

Jarum itu pecah berkeping-keping, jatuh ke lantai, dan berubah menjadi kubangan cairan kekuningan.     

Kumbang-kumbang di luar semakin mendekat.     

Titik-titik cahaya muncul dari buku-buku jari tangan kanannya.     

Titik-titik cahaya itu berasal dari cincin perak di tangan kanannya. Saat ini, pilihan terbaiknya adalah mengaktifkan alat itu.     

Kriet..     

Ia membuka pintu dan mengangkat tangannya, melihat kumbang-kumbang yang tak terhitung jumlahnya sedang terbang mendekat     

"Cahaya Duri!" teriaknya dengan lantang.     

Shing!     

Laser-laser berwarna keemasan menusuk kumpulan serangga itu, seperti pedang emas yang turun dari langit untuk membunuh mereka. Serangan itu cukup kuat untuk membunuh kebanyakan kumbang di depan.     

Semua kumbang yang mati berubah menjadi kubangan hitam yang berbau busuk dan masam.     

Cahaya emas menerangi seluruh rumah dan sekitarnya.     

Cahaya yang sangat terang itu membuatnya nyaris tidak bisa melihat apa-apa.     

Ia menunduk setelah memastikan bahwa semua kumbang di dalam sudah dibunuh.     

Namun, masih banyak kumbang yang muncul dari kabut hitam di luar. Ditambah lagi, aura misterius dari luar pagar terasa semakin kuat.     

Angele memicingkan matanya dan memegang signet berbentuk not musik di dadanya dengan tangan kiri.     

"Bawa aku kembali!"     

Shing!     

Tubuhnya berubah menjadi gelombang energi putih dan menghilang.     

Angele kembali muncul di tempat tidurnya. Ia telah berhasil kembali ke dunianya.     

'Jika kabut hitam itu adalah sumber kumbang-kumbang tersebut, aku tidak akan bisa pergi. Seluruh rumah dikepung oleh kabut hitam itu.' Angele menggigit bibirnya. Entah mengapa, ia merasa Dunia Mimpi Buruk sedang berubah, namun ia tidak tahu mengapa.     

'Satu-satunya cara untuk memastikan adalah memasuki Dunia Mimpi Buruk dari tempat lain.' Tadi, ia memutuskan untuk pergi, karena ia tidak dapat melawan semua kumbang itu sendirian. Itu hanya akan menghabiskan waktunya, sehingga ia memilih untuk pergi dan mencari lebih banyak informasi.     

Ia berpikir selama beberapa saat, mengenakan jubah hitamnya, dan membuka pintu.     

Angele berjalan keluar dari rumah, menuju gubuk kayu di dekat sungai.     

Ia memastikan tidak ada yang membuntutinya sebelum mengaktifkan signet-nya.     

Shing!     

Ia menghilang.     

Sedetik kemudian, ia kembali berada di Dunia Mimpi Buruk.     

Asap putih dan bau busuk di udara itu sangat tidak asing.     

"Sialan! Tempat ini juga kena?!"     

Tepat setelah ia masuk ke Dunia Mimpi Buruk, semua kumbang itu segera menyerangnya. Satu-satunya hal yang melindunginya adalah medan pelindung-nya. Tanpa medan itu, ia pasti sudah kalah dan terkepung.     

Angele menunjuk ke tanah, melihat selapis tipis pelindung logam menetes dari tubuhnya seperti sisa kulit ular.     

Dalam beberapa detik, sisa pelindung itu berubah menjadi cairan kuning.     

Melihat hasil itu membuatnya sangat kecewa. Ia menghabiskan bertahun-tahun dan lebih dari 100 kartu kristal untuk memperkuat ketahanan logam-nya, namun pelindung-nya tidak mampu melawan darah kumbang tersebut.     

'Aku akan menjelajahi Dunia Mimpi Buruk nanti…' Angele menarik nafas, menyadari ia harus tetap berada di rumahnya selama beberapa saat.     

Ia telah gagal masuk ke Dunia Mimpi Buruk, sehingga ia memutuskan untuk mengubah rencana dan mencari cara untuk memisahkan Henn dari tubuhnya terlebih dahulu. Angele tahu, situasi ini semakin buruk. Henn bisa menyakitinya jika ia mau.     

Semua hal tentang Vivian ini hanyalah jebakan Henn.     

'Yah, pokoknya aku sudah bisa masuk dan keluar dari Dunia Mimpi Buruk kapan saja. Saat ini, lebih baik aku fokus pada Henn."     

Ia masih punya tiga tujuan: Meningkatkan kekuatan mentalnya, memisahkan Henn dari tubuhnya, dan menyelesaikan misi dari Menara Penyihir Kegelapan.     

Untuk memisahkan Henn, ia harus mencari informasi tentang jiwa, namun ia tidak tahu harus mulai dari mana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.