Dunia Penyihir

Hasil dan Barbekyu (Bagian 1)



Hasil dan Barbekyu (Bagian 1)

0Jarum-jarum perak dari sihirnya tepat mengenai Kadal Ular, namun semua jarum itu tidak mampu melukai kelompok binatang itu.     

Shing! Shing! Shing!     

Mata hijau makhluk-makhluk itu menembakkan laser-laser hijau.     

Angele terlambat menghindar, sehingga kulit tangannya terkelupas dan berdarah.     

Ia mengerang kesakitan karena luka itu.     

"Ah!" Terdengar suara teriakan seseorang dari pintu lorong kabin.     

Ia bergerak dan mendongak. Morissa sedang diserang oleh seekor Kadal Ular bersenjatakan pedang. Medan pelindung di sekitar wanita itu mulai retak.     

"Tolong! Tolong! Kumohon!" Morissa nyaris menangis. Wanita itu pingsan dalam pertarungan melawan Cloud Bee. Ia masih hidup hanya karena beruntung. Makhluk-makhluk yang saat ini sedang menyerang mereka benar-benar kuat.     

Seketika, kerumunan makhluk itu menyadari bahwa ada penyihir yang lebih lemah dari Angele, sehingga mereka mulai menyerang para penyihir lainnya. Tingkat kekuatan Stigma jauh lebih lemah ketimbang makhluk-makhluk itu, dan pisaunya telah diambil.     

Stigma berusaha menghindar agar tidak ingin terbunuh oleh pedangnya sendiri, hingga keringat dingin menetes dari dagunya.     

Angele mengernyitkan alisnya. Ia ragu sesaat sebelum memutuskan untuk mengambil sesuatu dari kantongnya.     

"Cahaya Duri!"     

DUAR!     

Bola cahaya keemasan meledak di udara dan melepaskan laser-laser perak ke seluruh penjuru kapal. Cahaya dari bola itu menyinari seluruh dek.     

Dalam beberapa detik, cahaya-cahaya itu pun menghilang.     

Shing! Shing! Shing!     

Empat ekor Kadal Ular yang tadinya sibuk menyerang Angele pun jatuh tersungkur, begitu pula dengan makhluk yang berada di depan Morissa. Wanita itu masih sangat ketakutan. Perjalanan ini adalah pengalaman terburuknya.     

Kadal Ular memiliki ketahanan yang tinggi, sehingga mereka masih hidup walaupun tubuh mereka terbakar dan tidak bisa bergerak.     

Angele menurunkan scimitar-nya, mengoleskan cairan penyembuh pada lukanya dan mencongkel kedua mata salah satu Kadal Ular itu.     

Ia memakan kedua bola mata itu tanpa ragu.     

"Ah!" Kadal Ular yang tidak lagi bermata itu berteriak kesakitan.     

Shing!     

Angele menusuk kepala makhluk itu dengan sebilah pedang perak, hingga akhirnya teriakan itu berhenti.     

Ia terus mengunyah kedua bola mata itu dan memakannya seperti memakan camilan.     

Setelah menelan bola mata itu, ia meminum ramuan penetral dan berjalan mendekati Kadal Ular kedua.     

Suasana dek sangat hening; hanya terdengar suara tapak kaki Angele.     

Kadal Ular yang bertarung dengan Stigma tertusuk laser emas tepat di bagian dadanya. Binatang itu pun mati dan jatuh ke lantai.     

Setelah ancaman itu telah berakhir, Stigma menarik nafas dalam-dalam.     

Dua ekor Kadal Ular berhasil menghindar hanya karena beruntung, Mereka pun berbalik dan berusaha kabur.     

Cras! Cras!     

Dua anak panah yang terbuat dari beberapa helai rambut pirang keemasan melesat dan menusuk kepala kedua makhluk tersebut, sehingga mereka terjatuh dan mati. Reyline menurunkan panahnya perlahan-lahan.     

Angele telah selesai mencongkel dan memakan semua mata dari mayat Kadal Ular di atas dek itu.     

"Aku sudah mengira bahwa kau adalah penyihir kegelapan. Setelah kejadian ini, aku yakin bahwa kau benar-benar seorang penyihir kegelapan." Reyline mendekati Angele dan mengernyitkan alisnya.     

"Memangnya kenapa? Banyak penyihir cahaya yang dulunya adalah penyihir kegelapan, kan?" jawab Angele. Ia tidak terlalu peduli. "Ada yang punya air bersih untuk diminum?"     

Seluruh penumpang berjalan mendekati Angele. Merasa sedikit jijik saat melihatnya menelan mata semua Kadal Ular itu.     

"Kalian kenapa? Dia memang penyihir kegelapan, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa dia menyelamatkan kita semua." Stigma mengambil kantong yang berisi air dan memberikannya pada Angele.     

"Terima kasih." Angele membuka kantong itu dan segera mencuci mulutnya.     

"Iya, kebanyakan penyihir cahaya yang kuat dulunya adalah penyihir kegelapan." Reyline mengangguk. "Tapi, aku masih ingin muntah melihatmu memakan semua mata tadi."     

"Iya, aku setuju." Hikari mengedikkan bahunya. Wajahnya tampak pucat. "Maaf, melihatmu memakan semua mata tadi membuatku jijik. Sebenarnya, master-ku pernah bercerita bahwa dia melakukan hal yang sama, tapi sebelum kejadian ini, kukira ia hanya bercanda." Wanita itu menatap Angele.     

"Tidak apa-apa. Aku mengerti." Angele tersenyum.     

Morissa bersandar di tepi dek tanpa mengatakan apa-apa. Sepertinya, ia berusaha menjaga jarak.     

"Ah, selain itu… Cahaya laser emas tadi itu adalah kekuatan alat sihir, kan?" bisik Reyline.     

"Benar, itu adalah alat sihir." Angele menjawab. Ia menyadari bahwa ia tidak dapat menyembunyikan alat itu lagi.     

"Cahaya Duri, ya? Itu adalah alat sihir terkenal milik Perguruan Labirin, kan? Aku tidak akan bertanya bagaimana alat itu bisa ada di tanganmu."     

"Alat sihir…"     

Hanya Reyline yang mengenal alat itu, sementara seluruh penumpang kapal terbelalak kaget.     

Angele hanya mengedikkan bahunya. Ia memutuskan untuk tidak menjawab. Di atas kapal itu, hanya tersisa lima penyihir. Ia tidak akan bisa bertahan hidup dan sampai ke Omandis sendirian. Jika waktu itu ia ragu sesaat saja, Morissa pasti sudah mati.     

Selain itu, ia ingin menggunakan scimitar terkutuk-nya untuk menyerap jiwa-jiwa makhluk sihir. Cara yang tercepat adalah mengaktifkan alat sihir. Jika tidak, pertarungan itu akan berjalan jauh lebih lama.     

Dengan alat sihir itu, ia berhasil menyelamatkan semua penumpang dan mendapatkan jiwa-jiwa makhluk sihir yang ia inginkan.     

Tidak lama kemudian, mereka memutuskan untuk membersihkan dek.     

Para penyihir membuang semua mayat-mayat Kadal Ular sebelum kembali ke kamar masing-masing. Sepertinya, mereka tidak terlalu peduli tentang alat sihir Angele.     

Setelah kembali ke kamar, Angele langsung menutup pintu.     

Ia berjalan mendekati jendela dan melihat ke bawah. Ia melihat beberapa ekor rusa mutan berlari-lari di antara pepohonan.     

Titik-titik cahaya biru bersinar di depan matanya, kemudian statistik poin kekuatannya pun muncul.     

'Kekuatan, 12,5. Kecepatan, 11,2. Stamina, 13,4. Kekuatan mental, 51. Mana, 50.'     

Ia mengangkat scimitar-nya perlahan. Permukaan pedang yang berlekuk itu memancarkan cahaya hijau.     

Cahaya hijau itu menaiki tubuh Angele perlahan, seperti parasit yang berusaha memasuki tubuhnya.     

Tak!     

Angele meletakkan pedang itu di atas meja.     

Shing!     

Cahaya hijau itu langsung meninggalkan tubuh Angele dan kembali ke scimitar-nya.     

Kekuatan Angele menurun, karena efek penguatan pedang itu menghilang.     

Setelah beberapa detik, tubuh Angele mengecil. Ia menatap angka yang tertulis di depan matanya dengan ekspresi datar.     

"Kekuatan, 3,9. Kecepatan, 5,5. Stamina, 8,2. Kekuatan mental, 45,1. Mana, 45.     

'Yah… Inilah kekuatan asliku tanpa bantuan penguatan pedang ini...'     

Tiba-tiba, Angele menyadari bahwa masih ada energi scimitar yang tersisa dan berkumpul di dekat dadanya.     

Perlahan-lahan, tubuhnya menyerap energi itu, sehingga kekuatan mentalnya perlahan-lahan bertambah.     

Dari 45 ke 46, dari 47 ke 48, sebelum akhirnya berhenti di titik 48,4 poin.     

'Aku berhasil!' serunya dalam hati. Ia puas dengan energi yang diserapnya. 'Ekstraksi energi kehidupan berhasil. Kekuatan mentalku naik tiga poin setelah menyerap energi kehidupan tujuh ekor Kadal Ular. Luar biasa...'     

Saat kekuatannya bertambah, Angele merasakan energi di sekitar dadanya telah menghilang.     

'Zero, berapa poin kekuatan mental yang kubutuhkan untuk mencapai tingkat Kristal?' perintahnya.     

'Misi telah dibuat, analisa dimulai..."     

Angele menunggu dengan sabar.     

Setelah dua puluh menit, chip itu akhirnya memberi jawaban.     

'Membutuhkan lebih dari 71 poin kekuatan mental untuk mencapai tingkat Kristal.' Suara robotik Zero bergema dalam telinganya.     

'Katakan, apa saja yang dibutuhkan selain itu?'     

'Syarat pertama: Kekuatan mental lebih dari 71 poin.'     

'Syarat kedua: Lingkaran sihir murni yang berfungsi untuk menyaring semua polusi dari kekuatan mental anda.'     

'Syarat ketiga: Anda membutuhkan waktu 52 tahun untuk membiasakan diri dengan kekuatan mental yang telah dipadatkan. Proses dapat dipercepat dengan bantuan teknik meditasi tingkat tinggi.'     

Akhirnya, Angele mengerti mengapa teknik meditasi tingkat tinggi dianggap sangat penting.     

Teknik meditasi dasar berguna untuk membantu calon penyihir dan penyihir resmi baru untuk meningkatkan kekuatan mental mereka, sementara teknik meditasi tingkat tinggi berguna untuk membantu tubuh penyihir terbiasa dengan kekuatan mental yang tinggi.     

Teknik meditasi dasar dan teknik meditasi tingkat tinggi memiliki dua sistem yang berbeda. Inilah alasan mengapa penyihir di Nola dan daerah perbatasan timur tidak mampu mengembangkan teknik meditasi tingkat tinggi mereka sendiri.     

Angele mengurung diri di kamarnya dan terus mengawasi kondisi tubuhnya.     

Hari semakin gelap. Tanpa terasa, akhirnya malam pun tiba.     

Kedua bulan sabit bersinar terang di langit malam.     

Angele berdiri di dekat jendela seraya mendengarkan suara deru tiupan angin.     

Ia sendirian di kamarnya, dan entah mengapa, itu membuatnya merasa lega. Cahaya bulan menyinari pelindung lebah yang mati di atas meja, sehingga pelindung itu menjadi seperti kristal-kristal yang kotor.     

Angele sedang berada di kapal yang menuju tempat baru. Ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.     

Ia berjalan ke tempat tidur dan berbaring. Angele menikmati kesendiriannya di atas kasur empuk yang dingin itu. Pintu yang terkunci membuatnya merasa lebih aman.     

Bau mayat lebah itu masih tercium.     

Tok! Tok!     

"Green, apa kau sudah tidur?" panggil Stigma dari luar.     

"Belum." Angele segera bangkit dan membuka pintu.     

Stigma berdiri sambil membawa piring zamrud di kedua tangannya. Piring itu berisi daging panggang dan salad. Lemak daging itu dikaramelisasi dengan sempurna.     

Aroma harum daging tercium di udara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.