Dunia Penyihir

Kekacauan (Bagian 1)



Kekacauan (Bagian 1)

0Suara dengungan 36 ekor Cloud Bee yang beterbangan membuat kepala para penyihir menjadi pusing. Semua mata terfokus pada makhluk-makhluk mengerikan itu.     

Ketiga kapal semakin mendekati kerumunan lebah itu.     

"Bersiaplah!" teriak Angele.     

Para penyihir dengan sihir penyerang dan senjata jarak jauh segera bersiap-siap.     

Berbagai macam rune dan titik-titik partikel energi berwarna-warni muncul di atas dek. Cahaya merah, hijau, biru, perak, dan emas… semuanya membaur menjadi satu.     

Hikari dan para penyihir tanpa serangan jarak jauh memanggil roh badai, roh air, dan berbagai macam roh berelemen lainnya. Ada sekitar tiga puluh roh berbaris di atas dek.     

Angele mengangkat busur peraknya tinggi-tinggi dan menarik anak panah hitam. Ujung panah tersebut membara dengan api berwarna hitam.     

Shing!     

Busur itu ditarik kuat-kuat. Titik-titik cahaya biru bersinar di depan mata Angele.     

"Tembak!"     

Duar! Duar! Duar!     

Sesuai perintah Angele, berbagai macam sihir mengikuti tembakan panahnya dan terbang menuju kerumunan lebah itu.     

Namun, kerumunan lebah itu tidak peduli dengan serangan itu. Mereka justru meningkatkan kecepatan mereka dan menerjang semua sihir tembakan para penyihir.     

Duar!     

Begitu banyak benda meledak di udara. Cahaya yang berwarna-warni menyinari wajah para penyihir di sana.     

"Dua lebah telah jatuh!"     

Seorang penyihir berteriak dengan gembira.     

Ia tampak sangat lega karena ia mengira bahwa sihir-sihir mereka cukup kuat untuk menjatuhkan semua lebah tersebut.     

"Jangan berhenti menembak!" Angele kembali mengangkat busurnya.     

Kedua lebah yang telah jatuh berhenti terbang dan terus mendekati kapal mereka.     

"Jaraknya terlalu jauh! Serangan kita tidak akan cukup kuat!" teriak Hikari, "Kita harus menunggu sampai mereka mendekat!"     

Angele menggigit bibirnya. Panah yang ia tembakkan telah mengenai salah satu lebah itu dengan tepat, namun serangan itu dapat ditangkis oleh medan pelindung lebah tersebut. Walau anak panah Angele sudah dilapisi partikel energi api, serangannya tidak melukai lebah itu. Busur spesial milik Reyline meningkatkan kecepatan anak panah. Angele berpikir bahwa serangannya akan menghasilkan tingkat kerusakan setidaknya 50 derajat, namun anak panahnya bahkan tak mampu menembus perisai lebah itu.     

Setelah menyadari bahwa sihir mereka tidak mempan, para penyihir pun menjadi gelisah.     

Ada beberapa penyihir yang berusaha kabur. Sebagian dari mereka menggunakan teknik-teknik persembunyian spesial. Ada juga orang-orang yang meminum ramuan dan mengambil benda-benda sihir langka dari kantong masing-masing demi bertahan hidup.     

Dua penyihir masih belum menyerah. Mereka terus menciptakan lingkaran-lingkaran sihir merah dan putih di bawah kaki mereka.     

Gelombang-gelombang sihir tak kasat mata menyebar dan menutupi seluruh tempat itu.     

Seekor lebah menabrak medan pelindung kapal dengan kuat.     

Brak!     

Gelombang-gelombang putih dari medan pelindung kapal menangkis serangan lebah tersebut.     

Semakin banyak lebah yang mendekat, lingkaran-lingkaran sihir para penyihir tidak mampu menyerang mereka.     

Brak! Brak! Brak!     

Lebah-lebah terus menabrak medan pelindung tersebut, sehingga akhirnya pelindung kapal mulai retak.     

Dengan bantuan liontin-nya, Angele melihat bahwa simpanan energi pelindung kapal telah menurun tajam.     

Cahaya perak di sekitar liontin itu mulai pudar.     

Angele melihat lebah-lebah itu menyerang medan pelindung dengan menggunakan ketiga penyengat mereka.     

Penyengat para lebah itulah yang menyerap energi medan pelindung.     

"Bersiaplah! Medan pelindung akan hancur!" teriaknya.     

Angele menjatuhkan busurnya ke lantai, mengambil scimitar-nya, dan menerjang maju.     

Tepat setelah ia berteriak, tiga ekor Cloud Bee berhasil menembus medan pelindung itu dan menyerang Angele.     

Klang!     

Shing!     

Dua rune bersinar di mata Angele. Serangan ;ebah itu membuat Angele terlempar dan menabrak tepi kapal.     

Brak!     

Angele memuntahkan darah segar. Kepalanya terasa pusing, dan ia kesulitan berdiri.     

"Bangs*t! Perbedaannya sangat besar! 11 poin kekuatan bukan main-main!" Angele segera berdiri. Ia menggunakan scimitar-nya sebagai tongkat, dan melihat seekor Cloud Bee yang sudah mati terjatuh ke atas dek.     

Bagian kiri sayap lebah itu telah membatu, dan medan pelindung di sisi kirinya terbuka. Angele menggunakan kesempatan itu untuk memotong kepala lebah tersebut.     

Tubuh lebah itu masih bergerak-gerak. Sayapnya yang membatu masih berdengung kencang.     

Angele segera berdiri.     

"Ah!"     

Tiba-tiba, terdengar seorang penyihir mengerang kesakitan.     

Di sisi kanannya, terlihat seorang penyihir yang dadanya telah tertusuk oleh penyengat hitam panjang. Sepertinya, penyihir itu sedang melakukan ritual untuk mengubah tubuhnya menjadi energi; namun, sebelum ia sempat menyelesaikan ritual-nya, lebah itu telah menyerang dan membuat tubuhnya mulai membeku. Ia tidak dapat mengubah tubuhnya menjadi energi murni.     

Penyihir itu bergerak-gerak, melepaskan gas hijau, dan akhirnya mati.     

Semua terjadi sangat cepat, sehingga Angele tidak sempat menyelamatkannya.     

Terdengar suara teriakan-teriakan manusia. Semua lebah memasuki kapal melalui retakan pada medan pelindung dan mulai menyerang. Para penyihir berjatuhan dalam hitungan menit.     

Sepuluh menit kemudian, hanya tersisa sepuluh penyihir. Ada banyak mayat penyihir yang tergeletak di atas dek, namun hanya ada dua lebah yang mati.     

Angele membunuh satu lebah, sementara Baron dan pria berjubah hitam membunuh satu lebah bersama-sama.     

Dengung sayap lebah bergema di udara.     

Angele sedang sibuk bertarung dengan dua ekor Cloud Bee, yang menyerang dari dua sisi. Gerakan makhluk-makhluk itu sangat cepat.     

Shing!     

Gelombang energi keluar dari tangan kirinya.     

Angele segera berguling ke depan.     

Nyaris saja. Sengat kedua lebah itu meleset dan tertancap di lantai.     

Angele berbalik dan kembali menggunakan sihir petrifikasi-nya.     

Krak!     

Pelindung kedua lebah itu gagal menghentikan serangan scimitar terkutuk Angele, sehingga Angele berhasil menyerang kepala salah satu lebah.     

Brak!     

Begitu Angele berhasil menyerang, lebah kedua langsung menyerangnya. Ia berguling beberapa kali untuk mengurangi kekuatan serangan lebah tersebut.     

'Kekuatan bertambah, kecepatan bertambah, daya tahan bertambah… Keadaan: Terluka.' lapor Zero.     

Setelah mengaktifkan kekuatan scimitar terkutuk itu, ia merasakan kekuatan mengalir ke dalam tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang, dan kepalanya benar-benar jernih.     

Angele berteriak dan berdiri. Empat ekor lebah menerjangnya dan menembakkan dua penyengat.     

Mendengar suara dengung keempat lebah itu, Angele memiringkan tubuhnya ke kiri.     

Namun, tangan kanannya terkena salah satu penyengat, hingga ia nyaris menjatuhkan scimitar-nya.     

Tangan kanannya tidak bisa bergerak.     

"Sialan!" Ia mengangkat tangan kirinya dan melepaskan gelombang energi ilusi dari signet-nya.     

Brak!     

Salah satu lebah terkena gelombang itu dan terlempar ke lantai. Lebah itu terjatuh dengan kerasnya hingga menciptakan lubang kecil di lantai.     

"Semuanya! Pergilah ke kabin! Sekarang!" Angele berteriak dan berlari turun.     

Ia melihat sekelilingnya. Hanya tujuh atau delapan orang yang tersisa di dek. Tubuh mereka membeku.     

Mereka sedang berusaha keras untuk bertahan hidup.     

Angele sadar jika tubuhnya tidak dilindungi oleh pelindung logam-nya, ia pasti telah mati di atas dek. Kekuatan bertarung lebah-lebah itu jauh lebih kuat ketimbang perkiraannya.     

Namun, pelindungnya yang kuat pun tidak mampu menangkis penyengat lebah tersebut. Penyengat lebah tersebut terlalu kuat.     

Angele pun berlari kencang, namun Zero mengingatkannya tentang bahaya dari belakangnya.     

Kerumunan Cloud Bee itu masih mengejar.     

Angele tidak punya waktu berpikir. Ia segera berguling ke depan dan mengayunkan pedangnya.     

Shing!     

Ia merasakan pedangnya menembus sesuatu. Suaranya terdengar seperti kayu yang digergaji.     

Buk!     

Satu makhluk raksasa melompat ke punggungnya dan menusuk bahunya beberapa kali.     

Angele bergerak-gerak, namun lebah itu terlalu berat, sehingga ia terjatuh.     

"Lebah bangs*t!" Ia tidak bisa menoleh ke belakang, karena lebah itu terlalu berat.     

Kaki-kaki depan lebah itu bergerak-gerak di atas lehernya, dan Angele melihat pelindung yang keras dan kuat tepat di bawah kaki lebah yang berbulu itu.     

Lebah itu berbau busuk seperti air seni bercampur feses.     

Tes!     

Setetes cairan hijau lengket menetes ke lantai, tepat di depan wajah Angele.     

Sebagian tubuh Angele tidak bisa bergerak karena terkena racun. Cairan-cairan hijau yang menetes ke atas dek semakin banyak.     

Setelah beberapa menit, cairan itu menggenang hingga menjadi kubangan kecil. Angele meminta Zero untuk menganalisa cairan itu. Setelah Zero selesai menganalisa, Angele memicingkan matanya dan berusaha mencelupkan tangan kirinya ke dalam kubangan tersebut.     

Terdengar suara erangan orang-orang dari atas dek saat Ia sibuk mengoleskan cairan hijau itu ke luka pada tangan kanannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.