Dunia Penyihir

The Cloud Bee (2)



The Cloud Bee (2)

1"Aku mengerti." Reyline melangkah maju sambil mengangkat panah panjangnya. Kali ini, ia tak menggunakan anak panah listriknya, namun ia mencabut sehelai rambut pirang panjangnya dan mengubahnya menjadi senar logam panjang.     
0

Reyline mengaitkan senar logam itu pada busurnya. Tiba-tiba, rune spiral berwarna hitam muncul di mata kanannya.     

*SHING*     

Senar tersebut berubah menjadi cahaya berwarna emas, yang kemudian melesat dari busur.     

*Tang*     

Dua Cloud Bees menerjang dan menyengat Reyline. Namun, senar Reyline menembus perut kedua lebah itu dengan mudah.     

Entah mengapa, medan pelindung lebah-lebah itu tak bisa menghalau serangan Reyline.     

Lebah yang lain meningkatkan kecepatannya dan melesatkan dua penyengatnya ke arah Reyline.     

*SHING*     

Namun, senar logam Reyline pun menembus perut lebah itu.     

*BAM*     

Dua Cloud Bee itu jatuh ke lantai dek, namun mereka berusaha terbang kembali.     

Reyline mendengus. Ia memegang bahu kanannya erat-erat. Wajahnya berubah pucat. Jika tadi ia tidak memiringkan tubuhnya ke kiri, ia pasti sudah tersengat lebah itu dan mati seperti dua penyihir itu.     

Lapisan es tipis pun semakin menyebar dari luka Reyline, namun ia berhasil menghentikannya dengan energi listrik biru-nya.     

"Apa kau baik-baik saja?!" Angele segera berlari ke arah Reyline.     

Sepupu Reyline, Robin, menciptakan api putih di atas telapak tangannya dan menggunakannya untuk menyembuhkan luka Reyline.     

*SHING*     

Namun, lukanya tidak membaik. Bahkan api itu justru naik ke tangan Reyline.     

"Jadi, ia terluka karena racun Cloud Bee? Biar aku bantu!" Seorang pria tua berjenggot melangkah maju dan membuat asap berwarna hijau muda dengan menggosok-gosok kedua tangannya. Ia mengarahkannya ke luka Reyline.     

*SHING*     

Suaranya terdengar seperti suara daging yang sedang dipanggang..     

Wajah Reyline berubah pucat, dan keringat menetes di dagunya. Itu menunjukkan bahwa ia sangat kesakitan     

Akhirnya, lapisan es itu berhenti menyebar.     

Angele mengetuk liontin itu dengan tangan kirinya.     

Seketika, pelindung di kapal itu aktif kembali.     

Ia berbalik dan berjalan menuju Cloud Bee, yang sudah berhenti bergerak. Beberapa penyihir mengelilingi lebah-lebah itu dan mengamatinya. Namun, sepertinya para penyihir itu mengalami masalah.     

Saat Angele mendekati mereka, Hikari pun berdiri dan mengikutinya.     

"Ini buruk sekali," katanya dengan nada serius, "Kami sudah memeriksa tubuh lebah itu. Kekuatan mental, fisik dan pelindung mereka sangat kuat, bahkan lebih kuat dari para penyihir biasa. Lebah-lebah ini adalah petarung yang kuat. Mereka telah membunuh dua anggota kita."     

"Satu-satunya kelemahannya adalah kecerdasannya dan juga caranya mengawali serangan," tambah seorang penyihir wanita.     

"Berdasarkan hasil pertarungan tadi, kelompok kita bisa menahan paling banyak 20 Cloud Bee. Namun, kelompok mereka setidaknya terdiri dari 50 Cloud Bee…"     

"Kita harus bisa menyembunyikan kapal kita dari mereka." Angele menggeleng kepalanya.     

"Tidak mungkin. Mereka bisa mengetahui keberadaan kita dengan mudah berkat mata majemuk mereka," kata Coach, salah satu anggota Perry. Awalnya, ia sangat tertarik pada Angele, namun rasa tertariknya berubah menjadi takut setelah ia melihat kekuatan Angele.     

"Cara terbaik untuk melawan mereka adalah dengan bertarung jarak dekat, namun kita akan kesulitan menghindari sengatannya." Bron berjalan mendekati Angele. "Menurut Reyline, pelindung lebah itu hanya kuat saat menghadapi serangan jarak jauh."     

"Bagaimana keadaannya sekarang?"     

"Lukanya tidak terlalu parah. Penyihir Daren mahir menyembuhkan luka semacam itu. Racun lebah itu akan berhenti menyebar setelah jaringan yang mati diangkat," jawab Baron lirih.. "Namun, Daren tidak membawa terlalu banyak bahan saat ini. Ia hanya bisa menyembuhkan dua penyihir lagi."     

Angele mengangguk dan menggertakkan giginya.     

"Kapan ia akan pulih?"     

"Setidaknya 15 hari. Lukanya tidak parah, namun sengatan lebah itu merusak sistem syaraf Reyline, sehingga membutuhkan waktu untuk pulih."     

"Ternyata situasinya lebih buruk dari yang kukira..." Angele mengusap pelipisnya. "Aku ingin menambah kecepatan kapal ini, karena pelindungnya bisa melindungi kita untuk sementara. Kita harus merubah rencana kita; jika tidak, kita pasti akan menghabiskan banyak energi untuk membuat matriks penyerangan. Agar bisa selamat dari lebah-lebah itu, kita harus bergerak cepat..."     

"Master Angele! Kemarilah! Ayo cepat!" kata seseorang dari belakang.     

Angele pun langsung berbalik. Ternyata, suara itu berasal dari seorang penyihir pria muda yang membawa kristal merah berbentuk piramid di tangannya. Ia menatap kristal itu dengan serius.     

"Ada apa?!" Angele mendekati penyihir itu dan melihat kristalnya.     

Kristal itu menampilkan gambar yang berubah-ubah.     

Sekumpulan Cloud Bee terbang melintasi lautan pepohonan menuju suatu tempat dengan kecepatan penuh.     

"Apa-apaan ini?" Angele terkejut hingga jantungnya hampir berhenti berdetak. Kumpulan lebah itu terdiri dari 100 Cloud Bee.     

"Mereka mengincar kita. Jika mereka terbang secepat ini, mungkin mereka akan sampai di sini besok siang. Itu adalah kelompok pemburu Cloud Bee, yang terdiri dari 128 lebah!" lapor penyihir itu dengan nada ketakutan.     

*HA*     

Para penyihir lain yang mendengarnya pun tercengang.     

Angele mengerutkan bibirnya dan melihat ke sekitarnya. Di dek itu, ada 28 orang penyihir, namun hanya beberapa yang mahir bertarung. Mereka mungkin bisa membunuh beberapa Cloud Bee seorang diri.     

Mereka mungkin bisa menghabisi 20 Cloud Bee, namun 128 adalah angka yang fantastis. Mereka tak mungkin bisa menghadapi lebah sebanyak itu.     

Angele bisa membunuh empat lebah tanpa terluka, namun ia harus mengaktifkan signetnya dengan sepenuhnya dan mengeluarkan mantra untuk membuat musuhnya membatu. Jika kumpulan lebah itu mengepung dan menyerangnya secara bersamaan, pelindungnya pasti kesulitan untuk menangkisnya.     

Seekor Cloud Bee mempunyai Stamina lebih dari 8 poin dan Kekuatan lebih dari 11 poin. Sengatannya sangat sulit untuk dihindari dalam jarak dekat, dan mempunyai ketahanan yang tinggi dalam serangan jarak jauh. Selain itu, kekuatan mental mereka yang tinggi meningkatkan pertahanan mereka terhadap mantra penyerang.     

Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan saat bertarung melawan lebah-lebah itu. Angele tak yakin bisa selamat setelah dihujani sengatan Cloud Bee.     

Cloud Bee bisa diibaratkan seperti sekelompok penyihir resmi yang berfokus pada mantra penyerangan. Mereka sangat ahli dalam mantra itu, sehingga kekuatan mantranya sangat mengerikan.     

Awalnya, Angele berencana untuk menggunakan bom jantung-nya, namun kekuatan ledakan bom itu akan jauh berkurang karena kekuatan dan pelindung Cloud Bee. Ia hanya akan membuang-buang energi dan bahan.     

"Master Angele! Ada kelompok Cloud Bee lain yang akan menyerang kita!" teriak seseorang.     

"Satu kelompok?! Ada berapa banyak lebah?" Angele makin terkejut.     

"Sekitar ... 32..." jawab penyihir itu. Suaranya terdengar bergetar.     

"32?!" Dua Cloud Bee saja telah membunuh dua penyihir dan melukai kapten kelompok. Angele membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat rencana yang lebih baik.     

Ketinggian kapal terbang mereka sekitar 1.000 meter. Walau mereka bisa melompat dari kapal itu dengan selamat, ada banyak binatang buas yang sudah bermutasi di pegunungan. Menurut rumor yang beredar, binatang-binatang itu bisa membunuh penyihir tingkat 2.     

Angele pun ragu sesaat, kemudian ia melihat Baron, Hikari, dan pria bertudung hitam. Mereka sudah bersiap-siap untuk menghadapi serangan.     

"Baron, Hikari, dan kau, ikutlah denganku. Sisanya, dengarkan aku. Pergilah ke tepi kapal dan pasanglah pelindung energi ketika matriks pertahanan rusak!" teriak Angele seraya berjalan menuju tiang kapal.     

"Menurutku, hanya kitalah yang bisa membunuh kelompok Cloud Bee itu." Ia berbalik dan melihat mereka bertiga. "Bantulah penyihir lainnya jika mereka berada dalam bahaya."     

"Ada banyak hal harus kita lakukan." Pria bertudung hitam itu mengerutkan bibirnya.     

"Kita hidup bersama, atau mati bersama pula. Kumpulan lebah itu akan menghancurkan kapal kita, namun kalian boleh lompat ke pegunungan jika kalian mau." Angele mengedikkan bahu.     

"Berapa lama lagi mereka akan sampai ke sini?" tanya penyihir yang memantau kawanan lebah itu.     

"12 menit, Master!" Penyihir itu langsung menjawab. "Master, apakah matriks pertahanan kita ... masih bagus?"     

Angele menggeleng kecil dan melihatnya. "Matriks itu hanya bisa melindungi kita selama sekitar satu jam."     

"Baik, bersiaplah semuanya!" Ia menunjuk Reyline yang masih berbaring di lantai. "Bawa dia ke kabin dulu."     

Penyihir memang egois, namun mereka sangat cerdas. Tak ada yang mempertanyakan keputusan Angele. Mereka segera melakukan tugas dan pindah ke posisi mereka masing-masing.     

Hanya ada empat orang yang masih berdiri di tiang kapal.     

Hikari kembali ke ruangannya dan membawah kantong besar berwarna hitam ke dek kapal.     

"Ini adalah seluruh ramuan pemanggil yang kupunya. Kita harus segera memanggil mereka semua."     

"Itu tak akan berhasil. Ramuan itu lebih lemah daripada Cloud Bee, sehingga akan menghilang dalam hitungan detik." Angele menggeleng.     

Ia mengambil busur panjang Reyline di lantai dan sedikit menarik senarnya.     

'Busur panjang listrik. Anak panah listrik bisa menghasilkan kerusakan sekitar 30 derajat. Aku juga bisa menggunakannya untuk menembakkan anak panah biasa.' Angele memeriksa busur itu. Ia melihat Baron mengenakan sarung tangan berwarna putih.     

Jika Angele bisa mengaktifkan signet ilusi secara penuh, mungkin ia bisa menghadapi lebih dari sepuluh lebah. Namun, ia memutuskan untuk tidak menggunakannya hingga detik terakhir. Kelompok mereka memiliki penyihir berbakat; beberapa dari mereka mungkin bisa mengenali signet Angele.     

Ia harus menggunakan cara lain untuk menyelamatkan hidupnya.     

Angele menarik nafas dalam. Ini akan menjadi pertarungan yang paling sulit baginya sejak ia menjadi penyihir resmi.     

Ia mengangkat kepalanya saat mendengar suara dengungan lebah. Angele melihat 36 titik kecil yang terbang menuju kapal di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.