Dunia Penyihir

Kompetisi (2)



Kompetisi (2)

0Cincin ini tampak sederhana namun elegan, dengan rune kecil yang terukir di permukaannya.     

'Zero, apakah hasilnya sudah keluar?' Angele telah memberikan tugas pada Zero beberapa hari yang lalu.     

'Analisa medan pertahanan sudah selesai. Modifikasi gelombang mental Anda untuk mengaktifkannya. Bahaya yang dihasilkan dapat ditingkatkan dengan mengucapkan mantra yang benar.'     

'Mantra apa itu?'     

'Cahaya Duri, yang melepaskan sinar keemasan dan memantulkan serangan yang datang. Cincin itu dapat diaktifkan sekali dalam sehari. Masa tunggunya sekitar 21 jam,' lapor Zero. Penjelasan Zero mengingatkan Angele pada mantra yang diucapkan Red Beard di hari itu.     

Angele mengamati rune yang terukir di cincin itu, namun ia tak bisa mengingat apa pun tentang rune itu.     

'Cahaya Duri telah melukai 4 penyihir kegelapan dalam sekejap; artinya, kekuatan serangannya lebih dari 50 derajat. Sinar keemasan itu juga bergerak dengan sangat cepat di udara. Lawannya pasti akan kesulitan untuk menghindarinya. Angele mengembalikan cincin itu ke dalam kantongnya dengan hati-hati.     

Angele tak yakin bahwa mantra itu bisa menimbulkan bahaya yang amat dahsyat tanpa melukainya sama sekali.     

Jika sinar keemasan itu mengenainya sebelum medan pertahanannya menciptakan pelindung logam, Angele pasti akan terluka parah.     

Itulah mengapa tiga penyihir kegelapan itu terbakar menjadi abu. Mereka memiliki medan pelindung yang bisa menciptakan perisai bagi mereka, namun sinar itu sudah mengenai mereka sebelum perisainya muncul. Penyihir wanita berotot itu berhasil menciptakan perisai, namun kekuatannya terlalu lemah.     

Angele memegang kantong logam, yang kemudian terserap oleh kulitnya dalam hitungan detik. Ia memunculkan air dengan menggunakan partikel energi air, kemudian ia menggosok giginya. Besok adalah hari yang sangat penting, jadi ia ingin tidur dengan nyenyak.     

*****************************     

Keesokan harinya.     

Hari masih sangat pagi.     

Angele perlahan membuka matanya. Ia mendengar suara langkah kaki dari luar.     

Ia cepat-cepat turun dari tempat tidurnya dan mengusap wajahnya dengan handuk basah.     

Wajah Angele pun terasa segar. Rasa kantuknya seketika hilang setelah ia mengusap wajahnya dengan handuk itu.     

Angele meletakkan handuknya, kemudian ia membuka pintu.     

Perry and Nopel menunggunya di lorong.     

Setelah melihat Angele keluar dari ruangannya, mereka mengangguk kecil.     

"Aku pergi. Penyihir lainnya sudah berada di dek kapal." Perry berbicara melalui partikel energi.     

Angele kamarnya dan berjalan menuju tangga. Night Sparrow hasil modifikasinya mencari makan di hutan. Burung itu bisa mengejar kapal terbang Angele dengan mudah.     

Mereka bertiga berjalan ke dek kapal bersama-sama.     

Di sana, sudah ada beberapa penyihir yang sedang duduk dengan tenang.     

Baron berdiri di samping tiang kapal. Raut wajahnya tampak kosong. Dua orang penyihir cahaya, seorang laki-laki dan seorang wanita, mengikuti di belakangnya.     

Mereka hanya berdiri dan menunggu. Atmosfer di dek kapal penuh dengan tekanan.     

Coach sudah ada di sana. Ia mendekati Perry dan duduk di samping mereka. Perry mengamati mereka, namun ia tak mengatakan apa pun.     

"Aku tahu bahwa kau pasti ada di sini. Ini adalah hari terakhir. Jika kau ingin rune itu, majulah." Baron tak membuang waktu lagi. Ia mengangkat tangan kanannya, dan terlihat rune kristal seukuran telapak tangan manusia.     

Rune berbentuk 'S' itu memiliki ujung yang tajam. Cahaya merah berpendar di sekelilingnya.     

Semua penyihir menatap rune kristal di tangan Angele.     

*BOOM*     

Terdengar sebuah ledakan.     

Angele pun terkejut. Ia langsung menoleh ke arah sumber suara itu.     

Sebuah bola api besar meledak, sehingga membuat kapal terbang itu bergetar.     

Cahaya merah bola api itu menerangi wajah mereka.     

Bola itu tiba-tiba menghilang di udara. Begitu banyak lingkaran sihir berwarna putih muncul di permukaan kapal terbang itu. Kemudian, Angele mendengar suara teriakan manusia dan juga suara benturan dua senjata.     

"Sepertinya, kompetisi sudah dimulai. Kita juga harus berangkat," kata Perry sambil melangkah maju dan menatap Baron.     

"Serahkan rune itu, Baron. Kau tak punya pilihan!" Ia mengangkat kepalan tangan kanannya di udara.     

Tiba-tiba, mereka berenam mengucapkan mantra bahkan sebelum Baron sempat berbicara.     

Mereka memancarkan sinar merah secara bersamaan. Walau tampak sederhana, namun ini adalah cara yang efektif untuk memulai serangan.     

Sinar itu tampak seperti kelopak bunga yang bergabung dan membentuk bola api setinggi satu meter. Bola api itu meninggalkan lengkungan merah di udara, yang kemudian melesat ke arah Baron.     

Cahaya bola api itu pun menerangi dek kapal.     

Anehnya, bola itu dikelilingi oleh gelombang berlekuk, sehingga bola itu terlihat seperti menyedot udara ke dalamnya dan menghasilkan medan pelindung.     

Baron mengerutkan bibirnya. Tiba-tiba, bola api itu hanya berjarak sekitar satu meter darinya.     

Lingkaran sihir hitam seukuran telur muncul di bawah kakinya. Beberapa kotak hitam terbang keluar dari lingkaran itu dan melayang di depannya.     

Kotak-kotak itu berputar-putar dengan cepat dan melepaskan gelombang energi tak kasat mata.     

*SHING*     

Bola api itu langsung melambat, hingga akhirnya berhenti.     

Baron dan dua penyihir cahaya lainnya cepat-cepat berlari ke samping untuk menghindari serangan itu.     

Gelombang energi itu pun menghilang     

*BOOM*     

Suaranya terdengar memekakkan seperti guntur.     

Ledakan itu menimbulkan percikan api, yang menghujani dek kapal, sehingga meningkatkan suhu udara di sekitar kapal.     

Wajah Baron berubah pucat. Ia mengangkat tangan kanannya. Tampak sebuah aksesoris berbentuk salib di pinggangnya. Warna salib itu berubah dari perak menjadi hitam, lalu salib itu jatuh ke lantai, dan berubah menjadi gundukan abu.     

"Bagus... bagus!" Ia menggeleng dan kembali menciptakan lingkaran sihir hitam seukuran telur sambil menggumamkan mantra.     

Kedua penyihir cahaya itu akhirnya mulai bersiap-siap. Mereka melangkah maju bersama-sama, dengan tubuh yang memancarkan cahaya putih. Beberapa detik kemudian, mereka menciptakan dua bola cahaya putih, yang berputar mengelilingi mereka.     

"Mereka bersiap-siap mengeluarkan mantra yang kuat. Kita harus bertindak!" teriak Perry.     

Angele mengangguk kecil. Ia mengumpulkan partikel energi di sekitar Baron seperti lima penyihir lainnya. Semuanya berjalan sesuai rencana.     

Partikel listrik, api, dan es berkumpul menjadi satu. Ini adalah penerapan pengendalian partikel energi dasar, namun setiap serangannya dapat menahan lebih dari 40 derajat. Perry juga menggunakan teknik spesial untuk meningkatkan ketepatan serangan mereka.     

Namun, bola cahaya putih yang diciptakan kelompok Baron berhasil menghalau sebagian besar serangan.     

*BAM BAM*     

Bola itu mengecil, sementara serangan Perry semakin kuat.     

Akhirnya, bola itu menghilang setelah menerima enam serangan energi.     

Bola cahaya itu memberi Baron kesempatan untuk mengeluarkan mantranya.     

Ia mengangkat kedua tangannya.     

Pusaran-pusaran tak kasat mata mulai berputar mengelilingi tubuhnya.     

Beberapa detik kemudian, pusaran itu berubah menjadi dua pria berotot berkulit abu-abu. Kaki mereka digantikan oleh percikan energi listrik.     

"Ayo!" Baron menunjuk Perry dan kelompoknya.     

Dua pria berotot itu berteriak dan mengangkat tangan mereka. Tercipta begitu banyak energi listrik berwarna ungu yang melayang di atas telapak tangan mereka.     

"Roh badai!" Ekspresi wajah Perry seketika berubah saat ia melihat energi listrik itu. Ia mundur dua langkah dan mengambil potongan kayu berwarna kuning dari kantongnya. Setelah ia mengetuk permukaan kayu itu, tubuhnya langsung menghilang.     

Sepasang penyihir cahaya itu berbalik dan melarikan diri.     

Angele mengangkat telunjuknya, yang kemudian mengeluarkan sebuah jarum perak.     

Beberapa partikel energi hijau berkedip-kedip di sekitar kakinya. Ia pun cepat-cepat pergi dari tempat berbahaya itu.     

Coach dan Nopel juga tak bisa menghindar dari serangan itu.     

*SHING*     

Mereka tersambar petir-petir berwarna ungu.     

Awan merah dan beberapa sinar cahaya putih muncul di hadapan mereka, namun mereka tetap terkena petir itu. Mereka pun pingsan dan jatuh ke tanah. Asap hitam keluar dari kulitnya yang terbakar.     

Energi listrik yang tersisa terserap oleh jarum perak Angele.     

"Dua orang sudah mati. Tangkap mereka juga!" kata Baron dengan tenang sambil menunjuk dua penyihir cahaya yang tengah melarikan diri.     

Roh-roh badai itu menciptakan lebih banyak energi listrik, hingga terdengar suara bising.     

Angele memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Baron dengan kecepatan penuh. Ia menarik scimitar terkutuk dan mengayunkannya.     

Di waktu yang bersamaan, pisau hitam yang bercahaya perak terbang ke pinggang Baron dari sisi kiri.     

Kedua senjata itu mengenai di tubuh Baron di waktu yang bersamaan.     

*SHING*     

Tubuh Baron mengeluarkan gelombang energi hitam. Ia berusaha untuk berteriak, namun tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Dua penyihir cahaya di sampingnya akhirnya menangkap situasi saat itu dan berusaha menciptakan pelindung, namun semua sudah terlambat.     

Scimitar dan pisau dagger itu berhasil merusak gelombang energi Baron dan menghantam tubuh Baron dengan kejamnya.     

*BAM*     

Baron pun terlempar karena serangan itu, hingga meninggalkan garis putih di udara dan menghantam pinggiran kapal dengan keras. Ia menyemburkan darah segar dan jatuh pingsan.     

"Roh-roh badai itu sudah di luar kendali! Sialan!" Beberapa orang berteriak.     

Bayangan hitam tiba-tiba melesat ke tubuh Baron dan berusaha merebut rune kristal ari tangannya.     

*PAK*     

Angele menancapkan scimitar ke lantai di depan Baron, sehingga muncul layar cahaya berwarna hijau.     

"Bajing*n!"     

*BOOM*     

Mereka berdua saling beradu pukulan dan terpaksa mundur.     

Angele mengambil scimitar-nya dan memunculkan pedang panjang perak di tangannya yang lain. Ia melompat dan mendarat di atas tepian kapal.     

Bayangan hitam itu berguling-guling di lantai kapal dan menghantam pintu masuk kabin dengan keras. Tudung kepalanya pun jatuh, sehingga terlihat wajah pemuda yang pucat.     

Mereka berdua berhenti sejenak. Tak lama kemudian, mereka saling menyerang lagi.     

*KLANG*     

"Ugh!"     

Pria itu pun jatuh ke lantai. Ia berhenti bergerak, lalu memuntahkan darah segar.     

Angele berbalik dan melompat ke arah dua roh badai di sampingnya.     

*SHING SHING*     

Sosoknya menghilang selama beberapa detik, sebelum akhirnya kembali muncul di tengah dek kapal sambil menggenggam rune kristal.     

*WOO*     

Kedua roh badai itu perlahan menghilang di udara.     

"Sudah selesai!" Angele mengangkat tangan kanannya dan melambaikannya beberapa kali.     

*BAM*     

Tiba-tiba, benang perak yang begitu banyak keluar dari tangannya dan menutupi seluruh dek kapal.     

Detik berikutnya, mereka berempat pingsan dan jatuh ke lantai dek kapal.     

*SHING*     

Benang-benang perak itu kembali ke tubuh Angele.     

*PAK*     

Angele berbalik untuk mencari sumber suara itu.     

Reyline berdiri di dek kapal yang ada di depan. Ia memegang sebuah busur perak besar. Rambut pirangnya menari-nari di udara karena tertiup angin laut.     

Rune spiral aneh berkedip-kedip di mata kanan reyline. Ia perlahan menarik busur itu sepenuhnya dan mengarahkannya ke Angele. Busur itu menarik banyak energi listrik biru.     

Angele mengangkat kedua tangannya dan mengumpulkan partikel energi di atas telapak tangannya, sehingga tercipta pola heksagram di udara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.