Dunia Penyihir

Masa Kritis (Bagian 1)



Masa Kritis (Bagian 1)

0Wooo!     

Suara cerobong asap ketiga kapal terbang raksasa itu bergema di langit.     

Ketika semua penyihir telah naik, ketiga kapal terbang itu memutus tangganya, sehingga tangga itu perlahan-lahan terjatuh.     

Perlahan-lahan, kapal terbang itu menjauh, dan meninggalkan jejak berupa partikel-partikel energi hijau.     

Ketiga kapal terbang itu pergi menuju sisi utara Nola. Semua penyihir berdiri di tepi kapal. Namun, tidak ada yang berbincang-bincang. Semuanya sibuk menatap teman dan sanak keluarga yang masih ada di stasiun.     

Tidak ada suara selain suara pergerakan partikel-partikel energi yang membantu pesawat untuk terbang.     

Mereka semakin jauh, dan sanak keluarga terlihat semakin kecil. Sekarang, mereka hanya terlihat seperti titik-titik hitam kecil.     

Angele juga berdiri di atas pagar kapal. Dermaga itu kini tampak kecil hingga seukuran telapak tangannya.     

Salah satu dari keenam pilar putih di Nola sudah tampak. Pilar itu terlihat seperti lidi putih yang ditusukkan ke tanah.     

Di samping pilar itu, terdapat sebuah kota besar bernama Alava, dengan delapan menara barter di sekitarnya. Dari atas kapal terbang itu, kota itu terlihat seperti paku payung yang ditusukkan ke tanah.     

Kota itu dikelilingi oleh hutan hijau yang lebat, kontras dengan hutan bersalju di utara.     

Angin dingin meniup, sementara kapal itu terus naik hingga mendekati ketinggian maksimum.     

Angele berbalik dan melihat kereta gantung di bawah.     

Kereta gantung berwarna hitam berukuran sedang itu tergantung di bawah kapal.     

Bentuk kereta itu sangat mirip dengan kereta gantung yang digunakan para nelayan.     

Di bawah dek, terdapat kabin-kabin untuk tempat tidur para penyihir. Hanya para penyihir yang diperbolehkan untuk menumpang kapal, karena orang-orang biasa, calon penyihir, dan bahkan Ksatria sekalipun tidak akan mampu menahan radiasi energi dari lingkaran pertahanan, sehingga mereka akan mati.     

Inilah salah satu sisi negatif menggunakan banyak partikel energi dalam waktu bersamaan.     

Bagian dek memiliki panjang sekitar 15 meter. Entah mengapa, permukaan dek itu terasa empuk dan elastis.     

Beberapa orang penyihir berdiri di dekatnya, termasuk pria bertubuh tinggi kurus dengan telinga tajam yang dilihatnya tadi sebelum menaiki kapal. Ia sedang berdiri di sisi kanan Angele.     

Pria itu sedang mengobrol dengan seorang penyihir wanita muda dengan bantuan partikel energi. Wanita itu menjawab semua pertanyaan si pria dengan sopan.     

"Tiga kapal, masing-masing berisi sepuluh penyihir. Perkenalkan, ini adalah Kapten kita, Master Baron." Terdengar suara berat seorang pria dari sisi kiri.     

Angele segera menoleh ke kiri.     

Ia melihat seorang pria paruh baya berjenggot putih sedang berdiri sekitar dua meter di sebelah kirinya.     

Pria yang mengenakan pakaian tebal berwarna putih dengan jubah putih panjang di punggungnya itu tersenyum lembut. Rambutnya yang berantakan sangat mirip dengan sarang burung.     

"Master Baron?" Angele mengulangi nama itu. "Jika dilihat dari ekspresinya yang serius, sepertinya dia adalah sosok yang keras kepala."     

"Keras kepala? Ha! Tidak hanya itu, otak pria itu sudah mati. Ia tidak bisa menerima perubahan!" Pria itu menggeleng dan menjawab pertanyaan Angele menggunakan partikel energi.     

"Namaku Perry, sepertinya kita bisa berteman akrab." Ia tersenyum pada Angele dan berhenti menggunakan partikel energi. "Perjalanan ini sangatlah berbahaya. Tidak banyak penyihir yang bisa bertahan hidup di tempat ini. Mari kita saling membantu agar kita bisa memiliki kesempatan lebih baik untuk sampai dengan selamat. Setuju?"     

Angele melihat sekelilingnya. Di sana, ada dua penyihir cahaya lain, satu pria dan satu wanita.     

Titik-titik partikel cahaya biru bersinar di depan matanya.     

'Menganalisa gelombang mental...'     

Barisan-barisan informasi muncul di samping ketiga orang itu.     

Pertama-tama, ia melihat Perry.     

'Penyihir, medan pelindung lemah. Memecahkan medan pelindung untuk informasi yang lebih rinci...'     

Dengan bantuan Zero, ia mengetahui bahwa Perry dan si penyihir wanita bukanlah penyihir tingkat Gas, namun si penyihir pria telah mencapai tingkat Gas. Sayangnya, ia hanya mampu mendapatkan informasi sederhana dari Zero karena ia hanya bisa menganalisa gelombang mental mereka.     

"Senang bertemu denganmu." Angele mengepalkan tangannya dan meletakkannya di atas dadanya sebagai tanda hormat.     

"Senang bertemu denganmu juga." Perry tersenyum. "Kalau kau ada waktu, ikutlah berdiskusi dengan kami."     

"Iya, terima kasih."     

Mereka berjalan mendekati kedua penyihir lain, yang sedang sibuk membicarakan cara untuk mempercepat penggunaan mantra. Melihat Angele mendekat, mereka pun berhenti berbicara.     

"Namaku Coach." Penyihir wanita itu mengangguk.     

"Nopel." Penyihir pria itu memperkenalkan dirinya juga.     

Setelah Perry memperkenalkan Angele, mereka berempat bertukar informasi dan membicarakan penggunaan pola-pola sihir sederhana.     

Saat berdiskusi, terkadang Angele melihat para penyihir lainnya.     

Baron, sang kapten kapal, sedang berbincang-bincang dengan seorang penyihir wanita.     

Sepasang kekasih di seberang mereka sedang mengobrol dengan bantuan partikel energi.     

Jumlah penyihir di sana tidak sampai sepuluh. Sepertinya, beberapa dari mereka telah kembali ke kabin masing-masing.     

"Master Perry, aku ingin tahu, apa yang akan terjadi jika kapal ini dihancurkan oleh suatu makhluk? Para penyihir pun tidak akan selamat jika jatuh dari ketinggian seperti ini," bisik Coach. "Maaf, aku kurang tahu. Aku baru melampaui batas sekitar 40 tahun lalu."     

Coach mengenakan jubah putih dengan pakaian berkerah rendah, sehingga tampak dadanya yang sangat menarik. Walaupun wajah wanita itu biasa saja, tubuhnya yang elegan nan seksi mampu menarik perhatian. Biasanya, setelah melampaui batas, penyihir cahaya, terutama para wanita, akan mencari cara memodifikasi tubuh mereka, sementara para penyihir kegelapan terlalu sibuk mencari cara mempelajari sihir-sihir berkekuatan tinggi.     

Perry tersenyum. "Jangan khawatir. Amplop-amplop ini dibuat dari bahan-bahan terbaik dari Nola dan dilindungi oleh berbagai macam sihir pelindung. Paruh elang pun tidak akan mampu menembusnya."     

Perry, dengan wajahnya yang tampan dan jenggotnya yang panjang, terlihat seperti seorang kepala keluarga bangsawan yang ternama.     

"Kita harus berhati-hati jika Cloud Bee memutuskan untuk menyerang," potong Nopel. "Walaupun amplop akan baik-baik saja, kita harus waspada."     

"Cloud Bee? Apa itu?" tanya Angele. Ia tidak pernah mendengar tentang makhluk itu.     

"Akan kujelaskan. " Perry menoleh ke arahnya. "Dalam perjalanan ini, ada lima titik berbahaya, dan titik bahaya pertama adalah Cloud Bee. Cloud Bee adalah hewan dengan tinggi dua meter dan lebar satu meter. Ia memiliki kemampuan untuk menyerang dengan gelombang supersonik dan nafas pembeku. Hewan itu biasa berburu dalam koloni. Cloud Bee ditemukan secara tidak sengaja saat para penyihir kuno mencoba membuat hewan-hewan dengan menggunakan kekuatan dunia-dunia lain."     

"Apa? Ada lima titik berbahaya? Apa ini adalah rute terbaik kita?" Nopel mengernyitkan alisnya.     

"Iya, percayalah padaku. Rute inilah paling aman. Jika kau melewati rute-rute lain, kemungkinan besar kau akan bertemu ular-ular berbisa. Percayalah padaku, rute ini lebih baik." Perry menjelaskan dengan santai.     

"Ular berbisa..." Perry dan Coach menghela nafas bersama-sama.     

Ekspresi Angele berubah serius.     

"Maksud kalian, hewan yang hidup di kubangan asam pegunungan, dengan sisik hitam dan satu mata pada dahinya?"     

"Benar, itulah yang kami maksud." Perry mengangguk. "Menurut buku yang pernah kubaca, mereka pernah mengubah rute, dan mereka bertemu dengan ular-ular berbisa dengan ukuran sebesar kapal dan kemampuan meracuni semua orang dalam jarak tertentu, seperti penyerang yang melemparkan bom-bom asam yang tak akan pernah habis. Untungnya, mereka berhasil mundur tanpa terluka. Namun, semenjak kejadian itu, kita harus menggunakan rute seperti yang kita gunakan sekarang."     

"Aku yakin bahwa mereka mampu membunuh seluruh anggota kelompok dengan mudah." Angele mengangguk.     

Kekuatan serangannya adalah 67 derajat, sementara medan pelindungnya mampu bertahan menangkis serangan dengan kekuatan sekitar 60 derajat. Berkat signet-nya, Angele selamat melawan Olive dan membuatnya terluka parah. Para penyihir tingkat Kristal memiliki kekuatan mental dan mana yang luar biasa. Jika saja ia tidak mengaktifkan signet-nya, maka ia akan kalah.     

Tidak menyangka akan menjadi batu, pria tua itu terpaksa menggunakan semua partikel energi untuk memulihkan tubuhnya, sehingga ia tidak sempat menggunakan sihir tingkat dua. Jika ia sempat, signet yang benar-benar aktif pun tidak akan menolongnya.     

Ia segera mematikan signet itu untuk memastikan bahwa rahasianya tidak diketahui oleh para penyihir dari Menara Penyihir Kegelapan. Saat ini, signet itu masih tidak terlalu kuat, ditambah lagi, sang harpy hampir kehilangan kekuatannya. Setiap kali ia masuk ke Dunia Mimpi Buruk, energi harpy itu berkurang.     

"Dengan rute ini, para ular itu tidak akan mengganggu kita, tapi kita tetap harus bersiap melawan Cloud Bee." Perry mengingatkan. "Satu Cloud Bee sangatlah lemah, namun satu kerumunan Cloud Bee akan menjadi masalah karena kita tidak terlalu mengenal langit."     

Coach mengambil sebongkah kristal dari kantongnya dan melemparkan kristal itu ke udara.     

Shing!     

Kristal itu melayang dan berputar-putar, membentuk layar tipis di depan mereka berempat.     

Peta dengan rute berliku-liku muncul pada layar itu.     

Sebagian besar wilayah di peta itu berwarna putih karena tertutup salju. Di tengahnya, terdapat diagram rute perjalanan mereka, bersama dengan lima titik di lima tempat berbeda beserta informasinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.