Dunia Penyihir

Kepergian (1)



Kepergian (1)

0Ia mengambil scimitar terkutuk dari sabuknya. Kemudian, ia memutar pegangan senjata itu dan mengayunkannya seperti sebuah kipas perak.     

Raut wajah Red Beard seketika berubah begitu ia melihat scimitar terkutuk itu. Ia mengangkat tangan kanannya dan menghantam tanah.     

*BAM*     

Uap putih membumbung dari lumpur, sehingga menghalangi pandangan Angele. Pria tua itu pun berlari ke arah kiri.     

Wajahnya tampak pucat. Ia berusaha sekuat tenaga untuk berlari lurus.     

*SHING*     

Tiba-tiba, sebuah pedang perak menembus dada pria itu dengan ganasnya. Seketika, ia berhenti bergerak. Darah pun mengucur dari luka itu.     

Tubuh Red Beard pun diselimuti kobaran api, sehingga ia tampak seperti obor manusia. Seperti lilin, pria tua itu meleleh karena kobaran api berwarna kuning itu.     

Angele menarik scimitar-nya dari tubuh Red Beard dan melangkah mundur. Ia melihat tubuh pria tua itu meleleh.     

"Sudah selesai. Kau tahu siapa aku, tapi aku tak peduli lagi," katanya dengan santai.     

Ia mengangkat scimitar-nya tinggi-tinggi dan memenggal kepala Red Beard.     

"Ah!"     

Tiba-tiba, pria tua itu berteriak. Cairan emas pun keluar dari mulut, mata, dan telinganya. Cairan kental itu menggenang di tanah.     

Permukaan genangan itu memancarkan cahaya perak. Genangan itu menampilkan wajah Red Beard saat masih muda. Teriakannya masih terdengar.     

"Badai dan Gerhana!" Red Beard mengucapkan mantra.     

Kepala Red Beard menggelinding di tanah. Angele langsung melompat saat mendengar mantra itu.     

*SHING*     

Tiba-tiba, anak panah logam berwarna hitam menancap di kepala Red Beard di genangan cairan itu.     

Seketika, kepala Red Beard berhenti mengucapkan mantra.     

*BOOM*     

Cairan emas itu perlahan menghilang, dan berubah menjadi gelombang energi emas.     

Anak panah emas itu melepaskan pusaran angin yang kuat dan meniup semua gelombang energi itu. Beberapa daun pun jatuh karena tiupan angin itu. Di sana, yang tersisa hanyalah mayat tanpa kepala itu.     

Angele tetap tenang. Ia berjalan mendekati mayat Red Beard. Ia berjongkok dan mencari sesuatu. Sekitar sepuluh menit kemudian, ia akhirnya menemukan kantong hitam yang berisi beberapa kartu kristal.     

Red Beard memang berkata jujur. Alat sihir itu adalah satu-satunya barang berharga yang ia punya.     

Angele berdiri, kemudian ia berbalik dan menatap tebing.     

Melalui celah pepohonan, ia melihat pria berambut ikal berwarna pirang mengayunkan busur panjang kepadanya.     

Angele menarik panah logam-nya dari tanah.     

Ia merasakan panas yang amat sangat dari permukaan anak panah itu.     

Anak panah itu dilingkupi dengan rune-rune yang tampak rumit. Ada dua sayap kelelawar di kedua sisinya. Angele juga melihat bahwa penyeimbang anak panah itu meleleh.     

"Ini pasti bukan anak panah biasa..." Angele mengusap-usap benda itu dan mendeteksi energi yang tersimpan di dalamnya. Anak panah ini pasti dibuat khusus untuk menghentikan serangan terakhir Red Beard.     

Ia memegang scimitar-nya erat-erat dan menancapkannya pada tubuh Red Beard yang telah meleleh.     

*SHING*     

Suaranya terdengar seolah scimitar Angele menghisap cairan di mayat Red Beard sampai kering.     

Angele dapat merasakan perpindahan kekuatan mental energi dari pegangan scimitar itu ke tubuhnya.     

Energi itu berbeda dengan partikel energi yang tersimpan di tubuhnya. Bagian tengah dadanya terasa terbakar. Tubuhnya seolah dipenuhi oleh kekuatan asing.     

Kulitnya semakin kuat, dan kekuatannya meningkat.     

Angele mengangkat tangan kanannya. Ia menyadari bahwa otot tangannya membesar hampir dua kali lipat.     

Mayat Red Beard telah mengering dan berubah menjadi hitam.     

Suara scimitar Angele perlahan menghilang.     

Angele berdiri dan menarik pedangnya dari mayat itu.     

'Zero, periksa kondisi tubuhku.'     

'Kekuatan Anda meningkat drastis.'     

'Menganalisa...'     

'Selesai... Angele Rio: Kekuatan, 7. Kecepatan, 6,5. Stamina, 10. Kekuatan Mental, 44. Mana, 31.'     

Angele sangat terkejut. Sebenarnya, ia tahu bahwa kekuatannya meningkat, namun ia tak menyangka jika kekuatannya akan meningkat sebanyak ini.     

Kekuatannya meningkat dari 4 ke 7, Kecepatannya meningkat sebanyak 1,5 poin, Staminanya meningkat sebanyak 2 poin, dan Kekuatan mentalnya meningkat sebesar 0,9 poin.     

Scimitar terkutuknya telah menyerap energi di mayat Red Beard. Walau pria tua itu terluka parah, energi yang masih tersimpan di tubuhnya luar biasa.     

Kuirman pasti telah membunuh banyak penyihir, sehingga ia mendapat kekuatan sehebat itu.     

Angele mengayunkan scimitar-nya dengan hati-hati.     

*SHING*     

Pedang itu meninggalkan lengkungan putih di udara.     

Ia kembali menyelipkan pedang itu di sabuknya dan berjalan. Ia masih menginginkan sesuatu.     

Angele membunuh Red Beard dengan mudahnya berkat persiapan matangnya dan juga bantuan pria berambut pirang itu. Ia membayangkan apa yang akan ia lakukan jika hal seperti ini terjadi padanya lagi.     

Tiba-tiba, anak panah di tangan Angele retak.     

*KRAK*     

Suaranya terdengar seperti gelas yang pecah     

Anak panah itu hancur menjadi berkeping-keping dan hatuh ke tanah.     

Angele menatap anak panah yang telah hancur itu. Pecahannya perlahan meleleh, berubah menjadi asap berwarna hitam, dan menghilang di udara.     

Beberapa detik kemudian, semua pecahan anak panah itu telah menghilang.     

Angele mengusap tangannya dengan selembar kain dan terus berjalan.     

*BAM*     

Sebuah gelombang meledak di tempat itu.     

Pepohonan yang luas yang terhantam gelombang itu pun terbelah dan jatuh ke tanah. Dahan-dahan pohon pun berserakan di mana-mana.     

Gelombang itu menabrak asap hitam, yang kemudian berubah menjadi seorang pria tua berjubah hitam. Pria itu terjatuh di rerumputan karena efek tabrakan itu.      

Wajah penyihir kegelapan itu berubah pucat. Ia tergeletak di tanah dan melihat Olive berjalan mendekatinya,     

Olive memegang sebuah tongkat. Raut wajahnya tampak kosong. Ia tak terlihat seperti penyihir yang kejam, namun ia tampak seperti ilmuwan besar dari menara penyihir.     

Pedang besar wanita berotot itu pecah menjadi dua bagian. Pinggang wanita itu pun terluka dalam. Ia sedang mengobatinya dengan cahaya putih. Tiap kali cahaya itu berkedip, lukanya semakin membaik. Wanita itu hanya berdiri di sana dan menunggu lukanya sembuh.     

"Mereka berdua sudah kembali ke Istana Jurang Besar. Kaulah yang terakhir. Berikan alat sihirnya, dan aku tak akan menyakitimu." Kedua mata Olive memancarkan cahaya perak. Ada dua bola tak kasat mata yang melayang di atas bahunya. Bola-bola itu menciptakan suara aneh.     

"Aku akan menjadi kuat lagi di Aliansi Utara! Seed-ku ada di sana. Kau tak bisa membunuhku dan saudara-saudaraku!" lata penyihir kegelapan itu.     

"Serangga... akan memulihkan energimu selama lebih dari sepuluh tahun. Kekuatan mentalmu akan berkurang setengah, dan kau akan menjadi tak berguna." Olive menggeleng. Ia tetap tenang.     

"Berikan alat sihir itu. Kau tak akan bisa melawanku."     

"Tak ada jalan lain. Aku tak mau menyerahkannya padamu begitu saja!" lata penyihir kegelapan itu. Ia memukul tanah dengan tangannya.     

Sebuah tonjolan timbul keluar dari genangan lumpur itu dan bergerak ke dalam hutan dengan cepat.     

*BOOM*     

Mantra Olive gagal menghentikan lumpur itu.     

*SHING*     

Benjolan itu retak dan mengeluarkan sebuah cincin berwarna putih. Seorang pria di semak-semak pun mengambil cincin itu.     

Angele tak sadar bahwa ia telah mendapatkan cincin itu. Ia masih terus berjalan. Ia tak merasakan gelombang energi di cincin yang terbang ke arahnya itu.     

Sebelum ia sempat memeriksa benda itu, gejolak energi berbahaya muncul di depannya.     

*BOOM*     

*DANG*     

Begitu banyak daun jatuh dari pohonnya, sehingga terlihat berantakan.     

Angele menarik scimitar-nya dan menghalau serangan yang mengarah ke dirinya. Wajahnya berubah pucat.     

'Scimitar ini luar biasa. Jika bukan karena ini, aku tak akan bisa menghalau serangan ini.' Namun, organ-organ Angele sedikit terluka, sehingga ia butuh waktu untuk kembali pulih. Kekuatan serangan itu adalah 40 derajat. Ia dapat menahan serangan dengan kekuatan sebesar 30-35 derajat, tapi serangan dengan kekuatan sebesar 40 derajat atau lebih bisa membunuhnya.     

"Ternyata, kau kuat juga." Suara itu datang dari depan.     

Olive dan wanita itu berjalan mendekati Angele, yang tampak terkejut.     

"Jika kau berikan cincin itu padaku, aku akan membiarkanmu pergi dengan selamat."     

Angele melihat kedua penyihir kuat itu tanpa rasa takut. Pikirannya kacau. Entah mengapa, situasi yang kacau itu membuatnya bersemangat. Ia tak pernah merasakan ini sebelumnya.     

Angele tersenyum. Darahnya terasa mendidih.     

Ia sudah lama tidak bertarung. Nola sangatlah tenang, dan dua penyihir cahaya itu sangat lemah seperti semut. Tak ada yang berani melanggat aturan di Nola.     

Akhirnya, kesempatan ini datang. Ia ingin mencoba kemampuan barunya.     

Olive lebih lemah daripada Red Beard, namun ia adalah penyihir Kristal, sedangkan wanita berotot itu adalah penyihir Liquid yang kuat. Mungkin mereka akan menjadi musuh terkuat Angele.     

"Kalian mau cincin ini?" Angele tersenyum. Cahaya matahari menyinari wajah sebelah kirinya. "Mengapa aku harus memberikannya padamu?"     

"Kau hanya mencari masalah!" Olive melambaikan tangannya pada Angele.     

Luka berwarna perak muncul di wajah sebelah kiri Angele. Ia melambaikan tangannya pada Angele juga.     

*BOOM*     

Dua gelombang energi bertabrakan di udara.     

Bola-bola energi transparan menghantam partikel logam perak Angele.     

*SHING*     

Suara itu bercampur dengan suara melengking yang dihasilkan logam itu, yang terdengar seperti mobil yang menabrak tiang.     

Gelombang transparan dari tubuh Olive menyebar di udara dan menghalau begitu banyak jarum perak yang bergerak ke arahnya.     

Bumi pun bergetar saat dua gelombang energi itu bertabrakan. Angele hanya mendengar suara logam itu.     

Sebuah tabung transparan menghalau serangan logam Angele.     

Ia terus melepaskan benang-benang perak dari tubuhnya. Benang-benang itu bersatu dan membentuk sebuah perisai besar. Pola-pola hitam tak kasat mata perlahan muncul di kulitnya dan menyebar.     

Wanita berotot itu mundur beberapa langkah. Ia menggenggam pedang besarnya erat-erat. Hantaman itu sangat kuat, hingga ia tak sanggup membuka matanya.     

"Sialan!" umpatnya. Awalnya, ia menganggap Angele sebagai penyihir yang lemah yang hanya pandai beromong kosong. Ternyata, pemuda itu adalah musuh terkuat mereka.     

Ia menghentakkan kakinya dan menutupi kedua kakinya dengan pelindung es berwarna biru. Pelindung itu membentuk sepasang pelindung kaki yang kuat hanya dalam beberapa detik.     

Ia mengangkat pedangnya yang sudah rusak ke udara dan berteriak.     

*BAM*     

Wanita itu menghilang, tapi ia tiba-tiba muncul di belakang Angele. Tanpa ragu, ia mengayunkan pedang besarnya yang berkilauan.     

Angele mengendalikan scimitar-nya dengan tangannya dan mencoba menghalau serangan itu.     

Ia juga melemparkan pedang peraknya ke belakang dengan medan gayanya.     

*TANG*     

Scimitar Angele menghantam pedang besar yang sudah rusak itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.