Dunia Penyihir

Memesona (1)



Memesona (1)

0Angele duduk di lantai ruang sihir. Setelah berminggu-minggu bermeditasi, tubuhnya menjadi kurus, hingga terlihat seperti tulang dan kulit tak berisi.     

Kulitnya pucat dan bercahaya keperakan, sementara bibirnya menjadi berwarna abu-abu karena kering. Namun, mata emasnya masih sangat terang seperti cahaya matahari.     

Ia melihat sekelilingnya.     

Rune-rune putih pada lantai berbatu hitam itu tertutup oleh lapisan tipis debu.     

Dinding batu yang tebal menjaga agar energinya tidak bocor keluar, sementara rune-rune yang terukir di dinding menstabilkan aliran energi dalam ruangan itu.     

"Aku menghabiskan waktu lama untuk melakukan ini..." Angele menghela nafas lega.     

Suara robot Zero bergema dalam telinganya.     

'Pemindaian tubuh sudah selesai. Perubahan tak dikenal terdeteksi. Analisa dapat dilakukan.'     

'Tunjukkan analisa itu padaku.'     

Titik-titik cahaya biru bersinar di depan matanya, sehingga menerangi ruangan yang sangat gelap itu.     

'Analisa telah selesai. Kemampuan 'Pesona' telah didapatkan.'     

'Pesona? Kemampuan apa itu?' Angele terkejut. Ia tidak pernah melihat ada yang mendapatkan kemampuan seperti itu setelah mencapai tingkat selanjutnya.     

Menurut informasi dari buku, sebagian besar penyihir mendapatkan tambahan poin kekuatan saat mencapai tingkat Cairan.     

'Pesona. Membuat perkataan, perbuatan, dan gelombang energi Anda memengaruhi orang sekitar Anda, sehingga mereka akan lebih mudah menyetujui perkataan Anda.'     

'Oh, jadi ini mirip dengan sihir hipnotis?' Angele meregangkan kedua tangannya.     

Tiba-tiba, pola-pola berbentuk seperti bunga memanjat punggung tangannya, seperti sulur hitam yang menjalar di tangannya.     

Beberapa bagian pola berbentuk spiral, namun ada juga yang berbentuk seperti benang lurus. Melihat pola itu saja membuatnya merasa tidak nyaman.     

Pola-pola hitam itu menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajahnya.     

Angele menatap punggung tangan kanannya. Ia melihat pola seperti ular hitam yang bercahaya.     

'Tidak mengeluarkan gelombang energi, dan tidak memerlukan kekuatan mental untuk aktivasi. Jadi, ini adalah salah satu efek samping menjadi penyihir tingkat Cairan?' tanya Angele.     

Dengan menggunakan kekuatan pikirannya, Angele mencoba mengendalikan pola-pola hitam itu.     

Pola-pola hitam itu menghilang, dan kulitnya kembali normal.     

'Zero, tunjukkan padaku informasi mengenai kemampuan 'Pesona'. Aku ingin mengetahui sesuatu.'     

'Memindahkan informasi...'     

Berbagai macam informasi tentang kemampuan itu masuk ke dalam pikiran Angele.     

Semua informasi itu didapatkan dari darah kuno harpy pada signet-nya.     

Legenda mengatakan bahwa harpy raksasa diusir dari koloni harpy oleh para tetua karena kemampuan itu, sehingga mereka harus mencari tempat tinggal sendiri.     

Saat para harpy itu ingin membunuh seseorang, pola-pola hitam akan muncul pada tubuh mereka. Siapa pun yang melihat pola-pola itu akan menjadi terpesona dan mudah dipengaruhi. Biasanya, pola-pola itu tidak terlihat, namun orang yang melihat pola itu akan terjebak dalam ilusi. Orang-orang dengan ketahanan ilusi yang tinggi akan terpesona saat melihat para harpy itu, namun yang lemah akan bisa dipengaruhi hingga menjadi budak mereka.     

Inilah salah satu kemampuan yang paling mengerikan dari makhluk tersebut, selain kemampuan untuk masuk ke Dunia Mimpi Buruk.     

Walaupun Angele hanya memiliki sedikit darah kuno, ia masih mendapatkan kemampuan para harpy saat beranjak ke tingkat selanjutnya.     

'Harpy raksasa telah berkurang banyak beribu-ribu tahun yang lalu, sehingga kebanyakan buku yang ada sekarang hanya memiliki informasi tentang harpy kuno. Banyak penyihir memiliki tato-tato aneh pada tubuh mereka. Tidak akan ada yang akan tahu rahasiaku.' Angele tidak terlalu khawatir.     

Tato itu tidak akan terlihat. Hanya orang-orang dengan kemampuan spesial yang dapat melihat pola-pola tersebut.     

Saat Angele ingin membunuh seseorang, tato itu akan kembali muncul dan memengaruhi lawannya.     

'Sepertinya, kemampuan ini masih punya potensi yang lebih tinggi. Zero, lakukan analisa sekali lagi.' Memori yang ia dapatkan dari darah kuno itu tidak lengkap, sehingga Angele ingin tahu apa sebenarnya yang bisa dilakukan dengan kekuatan tersebut.     

Berbagai macam informasi bergerak di depan matanya. Setelah beberapa menit, Zero melaporkan hasil analisanya.     

'Pesona. Hasil analisa: Kemampuan ini membuat musuh tidak bisa konsentrasi karena terkena ilusi. Selain itu, makhluk hidup di sekitar Anda akan lebih memercayai Anda.'     

'Kelemahan: Orang-orang berkekuatan khusus mampu melihat pola-pola pada tubuh Anda, sehingga mereka akan menghindar karena takut.'     

'Hah? Itu kelemahan? Yah, setidaknya sekarang aku mengerti mengapa para Penyihir kuno menghabiskan banyak waktu untuk membunuh semua ras ini secara besar-besaran.' Angele berdiri perlahan.     

Kakinya terasa kaku. Ia nyaris saja jatuh. Ia duduk terlalu lama di sana, sehingga aliran darahnya menjadi tidak lancar.     

Ia mengangkat tangannya, yang kini terlihat kurus seperti dua cabang pohon.     

Angele berdiri di ruangan itu dan beristirahat sejenak agar aliran darahnya kembali lancar sebelum mencoba berjalan. Ia membuka pintu dan masuk ke lorong utama.     

Tempat itu kosong dan sunyi. Dinding batu itu dipenuhi oleh debu. Sepertinya, tidak ada yang terjadi dalam sebulan itu.     

Saat Angele masuk, ia telah mengunci pintu ruang bawah tanah dengan sihir. Jika ada yang mau membuka pintu itu dengan paksa, mereka harus menggunakan sihir-sihir atau serangan kontak fisik yang sangat kuat.     

Perlahan-lahan, ia berjalan ke ruang bahan dan membuka pintu.     

Dalam ruangan itu, ia telah menyimpan beberapa tong makanan, air, dan kacang-kacangan sebagai cadangan untuk keadaan darurat.     

Ia membuka salah satu tong, mengambil buah kering berwarna gelap, dan memakannya.     

Buah itu adalah pisang hitam yang dikeringkan. Rasanya empuk dan manis, dengan bau khas wine.     

Buah itu mengandung banyak kalori dan mineral, sehingga sangat baik untuk disimpan sebagai nutrisi.     

Angele menghabiskan separuh makanan di tong sebelum meletakkan tong itu. Setelah selesai makan, ia meminum wine dari tong yang berisi penuh wine.     

Di tong-tong lainnya, terdapat daging kering dan roti putih.     

Setelah setengah jam, ia akhirnya selesai makan.     

Setelah beristirahat, ia telah berhasil menyembuhkan separuh kekuatan mentalnya. Tetesan cairan kekuatan mental dari proses meningkatkan peringkat itu masih stabil.     

Tubuhnya masih lemah, sehingga ia memutuskan untuk tetap tinggal di ruang bawah tanah.     

Setelah setengah bulan, kekuatan mentalnya telah kembali. Walaupun tubuhnya masih kurus, sangat sulit untuk melihat perubahan tubuhnya di balik jubah putih panjang yang ia kenakan.     

Tak!     

Ia mengunci semua tong itu dan menatanya kembali.     

Setelah ruangan itu bersih, ia segera berjalan keluar.     

Ia menaiki tangga dan menyentuh pintu menggunakan tangan kanannya.     

Shing!     

Logam perak cair dari pintu itu menghilang dan terserap kembali ke dalam tubuhnya.     

Kriet...     

Ia membuka pintu.     

Ruang tamu sangatlah gelap dan sunyi. Terdengar suara serangga yang merambat di sekitar rumah.     

Angele menutup pintu dan berjalan keluar. Ia melihat sepiring penuh makanan disajikan di atas meja kecil di ruang tamu.     

Cahaya bulan menerangi piring perak itu. Semangkuk sup ikan dengan daging cincang yang berhiaskan kerang berwarna hijau terang tersaji dalam piring tersebut.     

Bau sedap sup ikan tercium di udara.     

'Sepertinya, ini adalah perbuatan Nancy...' tebak Angele. Walaupun ia telah memerintahkan Nancy untuk tidak mendekati rumah, wanita itu masih menyiapkan makanan setiap hari untuk berjaga-jaga jika Angele merasa lapar setelah melakukan tugasnya.     

Ruang tamu sangatlah sunyi; hanya ada cahaya keperakan bulan yang memantul di atas lantai. Jendela terbuka, sehingga angin dingin bertiup memasuki ruang itu.     

Udara ruangan itu sangatlah menyegarkan.     

Sebongkah kristal bercahaya di atas panel abu-abu, ditutupi dengan kain hitam. Walaupun kristal itu tertutup, sebagian cahaya putih menembus kain hitam dan menerangi ruangan dengan cahaya redup.     

Di samping pintu, terdapat jendela bergaya Perancis yang ditutup dengan kelambu putih pada kedua sisinya.     

Meja-meja dan sofa ruang tamu berjajar di depan jendela tersebut.     

Dinding ruangan itu dihiasi oleh lukisan-lukisan peninggalan pemilik sebelumnya. Sebagian besar lukisan itu menggambarkan pemandangan, mulai dari padang rumput hingga gurun pasir. Gaya lukisan-lukisan berhias pola perak pada ujungnya itu menunjukkan bahwa semua lukisan tersebut dibuat oleh satu pelukis.     

Di tengah langit-langit ruangan, terdapat lampu kristal berbentuk bunga dengan batu rubi berbentuk wajik di tengahnya. Rubi itu dikelilingi oleh enam kristal panjang berbentuk kelopak bunga.     

Lampu kristal itu tidak memancarkan cahaya. Energinya telah lama habis.     

Di ujung ruangan, tepat di dekat jendela, terdapat tanaman berwarna abu-abu gelap dalam pot.     

Inilah kali pertama Angele melihat ruang tamunya dengan seksama. Saat mendekati tanaman itu, ia melihat sebuah tanda kayu bertuliskan 'Ash Wood' dalam bahasa Anmag.     

Tanaman itu tidak terlihat spesial. Tanaman itu lebih mirip seperti tanaman kecil yang sudah mati.     

Angele membuka pintu dan berjalan keluar.     

Taman itu dikelilingi oleh pagar. Rerumputan tinggi yang tumbuh di seluruh taman membuat Angele merasa seperti sedang berjalan di atas selimut tebal.     

Ia berjalan mengelilingi taman, sebelum akhirnya kembali ke rumahnya.     

Di antara pohon-pohon, tepat di luar pagar-pagar hitam yang menutupi taman itu, terdapat sebuah rumah batu yang berdiri di tengah gelapnya malam. Pintu rumah itu tertutup, namun suara nafas seseorang terdengar jelas.     

Angele menatap rumah itu. Perasaannya bercampur aduk. Rumah itu adalah rumah Nancy, rumah spesial yang dibangun oleh para kurcaci dengan batu kualitas tinggi atas permintaan Angele sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.