Dunia Penyihir

Persiapan (Bagian 1)



Persiapan (Bagian 1)

0Beberapa jam kemudian, Flan kembali menyentuh permukaan cermin itu.     

Tampilan kamar Isabel menghilang, dan cermin itu kembali seperti semula.     

Flan berdiri di depan meja. Ia berkedip dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.     

Setelah beberapa saat, ia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan berdinding batu itu.     

Di luar ruangan, seorang wanita bertopeng putih sedang menunggu. Saat melihat Flan keluar, wanita itu segera membungkuk hormat.     

"Master Flan, Master Isabel mengirimkan beberapa kotak bahan sihir lagi."     

"Untuk penyihir bernama Green?" tanya Flan.     

"Benar."     

"Hah, hidupnya lebih nyaman daripada hidup para peramu terbaik di keluarga ini. Tidak apa-apa, yang penting Isabel senang."     

Flan segera turun melalui tangga spiral.     

"Di mana para pengawal titik sumber daya milik keluarga?"     

"Mereka sedang menunggu Anda di bawah pilar."     

"Waktunya menunjukkan pada para tetua itu, seperti apa kemampuan Keluarga Jones yang sebenarnya."     

**     

Di sebuah rumah di samping danau.     

Angele berjalan menuruni tangga menuju pintu kecil di bawah tangga itu.     

Pintu itu bercat putih, senada dengan warna dinding, sehingga sangat sulit untuk menemukan pintu tersebut.     

Dengan jarinya, Angele menyentuh pintu itu, dan titik merah muncul pada permukaannya. Pintu itu pun terbuka dengan sendirinya, sehingga terlihat lorong terang menuju ruang bawah tanah yang luas.     

Kristal-kristal putih tertancap pada kedua sisi dinding. Kristal-kristal itu bersinar seperti lampu kecil berbentuk wajik.     

Angele berjalan masuk ke lorong dan menutup pintu.     

Cairan perak memenuhi celah antara pintu dan sisi tangga, sehingga pintu itu menjadi tidak terlihat dan tampak menyatu dengan sisi tangga.     

Setelah pintu itu terkunci, Angele berbalik dan berjalan menyusuri lorong.     

Lorong tersebut mengarah ke empat pintu. Masing-masing ditandai dengan tulisan yang berbeda – Bahan, Makhluk Hidup, Ramuan, dan Mantra.     

Angele berjalan masuk ke ruangan berlabel 'Bahan'.     

Di ruangan itu, terdapat banyak sekali kotak hitam.     

Selain kotak hitam, terdapat beberapa tong kayu yang penuh dengan daging kering, wine buah, dan semacam gandum spesial.     

Angele berjalan ke kotak putih di sisi kiri dan membukanya dengan hati-hati. Di dalam kotak itu, terdapat dua tabung reaksi berisi cairan biru dan merah. Dua tabung itu dilindungi dengan kapas pada masing-masing sisinya agar tidak pecah.     

Di bawah cahaya redup ruangan tersebut, kedua cairan dalam tabung itu bersinar terang.     

Angele mengambil kedua tabung itu dan meninggalkan ruang bahan. Kemudian, ia masuk ke ruang ramuan.     

Di dalam ruang ramuan, terdapat sebuah meja logam berwarna hitam yang berbentuk seperti kerang. Berbagai macam peralatan laboratorium dari kristal tergeletak di atas meja itu.     

Sebuah wadah seukuran kepala, yang berisi penuh dengan cairan lengket berwarna hitam, sedang dididihkan di atas pembakar bunsen. Gelembung-gelembung bergerak dan meledak pada permukaan cairan. Setelah itu, terbentuk gumpalan asap yang terlihat mawar berwarna putih bersih.     

Angele berdiri di depan wadah kristal itu dan menatap reaksi yang sedang terjadi. Setelah beberapa menit, ia menarik nafas, membuka sumbat wadah itu, dan menuangkan isi kedua tabung yang dibawanya ke dalam wadah tersebut.     

Duar!     

Asap tebal berwarna hitam membumbung tinggi dan berubah menjadi kepala seekor kambing. Kepala kambing itu memiliki tinggi setengah meter, dengan tanduk melengkung yang sangat indah.     

Setelah melihat hasil itu, Angele tersenyum puas.     

"Baphomet, setan berkepala kambing dan bertubuh manusia… Artinya, bahan-bahan yang aku kumpulkan sudah benar. Untung saja, aku menyimpan bahan-bahanku dengan hati-hati."     

Asap berbentuk kepala kambing itu melayang selama kira-kira sepuluh menit sebelum akhirnya menghilang.     

Cairan lengket berwarna hitam dalam wadah kristal itu berubah menjadi putih, persis seperti air dari danau.     

Setelah menenangkan diri, Angele mengambil sekeping batu hitam. Ada rune putih yang terukir di atasnya.     

Ia menjatuhkan batu rune itu ke dalam wadah kristalnya.     

Angele menatap wadah itu dan mengamati semua reaksi dengan teliti seraya menggumamkan mantra untuk mengaktifkan rune tersebut.     

Suara pembacaan mantra yang terdengar dalam dan lantang itu bergema di seluruh ruangan. Walaupun kata-kata pada mantra itu tidak jelas, suara Angele sangatlah tenang dan stabil.     

Perlahan-lahan, rune itu bergerak menuju ke tengah cairan transparan tersebut.     

Ia terus menggumamkan mantra, sementara batu rune itu hancur menjadi berkeping-keping.     

Mantranya terdengar semakin keras. Serpihan batu rune itu telah nyaris benar-benar larut.     

Proses itu telah berjalan baik. Ia terlihat sangat santai.     

Tiba-tiba, ia mempercepat mantranya.     

Shing!     

Tiba-tiba, kepingan batu rune yang telah hancur itu kembali berkumpul menjadi satu dan kembali ke bentuk semula dalam beberapa detik.     

Namun, rune putih pada permukaan batu itu perlahan-lahan menghilang, sehingga batu itu tidak lagi bersinar.     

"Sialan…"     

Angele menghela nafas.     

"Nyaris saja berhasil. Aku menghabiskan banyak waktu untuk menyiapkan semua bahan itu…" Ia menatap cairan dan rune hitam di tangannya dengan ekspresi kecewa, sebelum mengambil wadah itu dan membuang seluruh isinya pada wastafel batu.     

"Aku harus mengulang proses ini lagi…" Angele menggeleng dan mengernyitkan alisnya.     

Sangat sulit untuk menstabilkan minyak mawar hitam dan membersihkan jantung pohon secara bersamaan. Awalnya, ia berencana untuk membuat Ramuan Pembunuh Flora terlebih dahulu, namun ia telah gagal.     

'Zero, kumpulkan semua hasil eksperimen dan mulai simulasi.'     

'Misi telah dibuat… Menampilkan simulasi…'     

Angele berjalan mendekati meja ruangan dan duduk di kursi. Ia menutup matanya dan melihat semua kesalahan yang telah ia lakukan dalam proses peramuan.     

Walaupun Angele telah mensimulasikan proses peracikan ramuan tersebut dengan bantuan chip-nya, ia masih kurang berpengalaman. Para peramu pada umumnya memiliki persentase keberhasilan yang lebih rendah, namun mereka telah menghabiskan waktu yang lama untuk berlatih, sehingga sebagian besar dari mereka mampu berkonsentrasi dalam waktu lama.     

Angele butuh lebih banyak latihan, dan latihan akan menghabiskan waktunya.     

'Aku akan mencobanya lagi sepuluh hari kedepan. Aku akan mencoba khasiat Cairan Demos yang sudah kuramu dulu.'     

Ia membuka sebuah lemari kecil dan mengambil botol kristal kecil berwarna pink. Cairan dalam botol berbentuk seperti tabung itu memiliki warna yang gelap.     

Angele membuka sumbat botol kristal itu.     

Css!     

Asap merah membumbung tinggi dari botol tersebut dan menghilang di udara.     

Sangat sulit untuk meramu Cairan Demos, namun jumlah bahan langka kiriman Isabel cukup banyak, sehingga Angele dapat mencoba empat kali sebelum mendapatkan satu ramuan berkualitas tinggi.     

Bagian tersulit dalam ilmu ramuan adalah proses penyatuan kekuatan mental, yang membutuhkan kemampuan manipulasi mental yang cukup tinggi. Tanpa penyatuan kekuatan mental, tidak akan terjadi reaksi antar bahan-bahan ramuan. Biasanya, seorang peramu harus mencoba berkali-kali sebelum mendapatkan metode penyatuan kekuatan mental untuk berbagai macam ramuan, namun, masa-masa percobaan itulah yang akan menghabiskan banyak bahan dan uang. Inilah alasan mengapa melatih Master Peramu sangatlah sulit.     

Dengan bantuan fungsi simulasi chip-nya, ia tidak perlu menghabiskan banyak bahan untuk mencoba. Zero dapat membantunya mencoba meramu dan memberikan rencana terbaik untuk meningkatkan persentase keberhasilannya. Namun, ada banyak faktor tak terduga yang bisa terjadi ketika meramu. Ia tetap harus mencari sendiri jumlah kekuatan mental yang harus digunakan dalam setiap jenis ramuan.     

Setelah berhasil menemukan cara meramu yang terbaik, ia berhasil meramu sekitar 20 botol Cairan Demos,     

Cairan itu digunakan dengan cara membuka botol dan membiarkannya menguap menjadi gas. Efek ramuan itu sangat kuat. Setiap botol ramuan dapat digunakan selama dua jam.     

Dengan menghirup gas dari ramuan yang menguap itu, kekuatan mental Angele dapat meningkat dengan cepat.     

Inilah kali pertama ia mencoba menggunakan ramuan tersebut. Percobaan membuat Ramuan Pembunuh Flora telah memakan banyak waktunya.     

Gas dari ramuan itu memiliki aroma seperti krim dan bergerak-gerak memasuki hidung dan mulut Angele.     

Jika ada orang yang melihat Angele saat bermeditasi, ia akan melihat tubuh Angele sedang menghisap asap merah aneh yang terus menyembur dari botol dan bergerak-gerak mengitari wajah dan seluruh tubuhnya.     

Setelah beberapa saat, akhirnya Angele tersadar dari meditasi itu.     

Wajahnya terlihat pucat. Ia segera menutup botol kristal itu dengan penyumbat.     

'Zero, berapa lama aku telah bermeditasi?'     

'Durasi meditasi: 2 jam, 24 menit, dan 31 detik. Kekuatan mental Anda telah bertambah sebanyak 0,1 poin.'     

Kepala Angele terasa benar-benar pusing. Sepertinya, efek samping ramuan itu adalah sakit fisik.     

"Nama ramuan ini adalah Cairan Busuk Demos… Tapi, di mana bau busuknya?" tanya Angele.     

Tiba-tiba, ia menutup mulut dengan tangannya, membungkuk, dan muntah.     

Tepat saat ia meletakkan botol ramuan itu kembali ke rak, bau menjijikkan yang aneh tercium dari seluruh ruangan.     

Ruangan itu menjadi berbau seperti telur busuk bercampur feses, namun, bau itu membuat pikiran Angele menjadi lebih jernih.     

Meditasi itu membuat indra penciumannya menjadi lebih tajam. Sepertinya, bau busuk itu berasal dari reaksi yang terjadi sesaat setelah adanya perubahan wujud dari cairan menjadi gas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.