Dunia Penyihir

Daratan (Bagian 2)



Daratan (Bagian 2)

0Isabel mengangkat tangan kanannya. Telapak tangannya menghadap ke atas.     

"Yaomuse... Tera... Iblis Es!" gumam Isabel.     

Sebuah pusaran berwarna biru muncul pada telapak tangannya. Ada sebuah titik merah di tengah pusaran yang terus berputar itu.     

Cahaya redup itu memerangi pada wajah Isabel yang cantik. Ia mengambil segenggam bubuk merah dari sabuknya dan membubuhkan bubuk itu ke inti pusaran tersebut.     

Shing!     

Setelah bubuk itu menyentuh pusaran, seketika pergerakan udara berubah, sehingga bubuk itu berubah menjadi tiga kristal kecil berbentuk segitiga.     

Ketiga kristal itu berputar-putar di atas telapak tangannya.     

Isabel mengangkat tangannya dan melemparkan ketiga kristal yang berputar itu pada Angele.     

Angele mengangkat tangannya. Tiba-tiba, muncul sebuah busur perak sepanjang dua meter. Setelah memasang senar busur dengan hati-hati, sebilah panah panjang berwarna hitam dari partikel energi negatif tiba-tiba muncul pada senar itu.     

Ketiga kristal merah itu terbang ke ujung panah dan berputar-putar selama beberapa kali. Hiasan kristal merah itu membuat panah hitam Angele terlihat elegan dan misterius.     

Angele menembakkan panahnya ke langit.     

Shing.     

Panah itu terlepas dan melesat ke atas.     

Angele menurunkan panah panjangnya, dan gelombang biru perlahan tersebar di udara.     

Setelah menyadari bahwa ia tengah diserang, sang penyihir wanita di laut itu segera berlari kembali.     

Panah itu melesat cepat dan mengejar wanita berjubah hitam itu. Tiba-tiba, panah itu berubah menjadi bayangan centaur raksasa. Centaur itu meraung dan berlari menerjang wanita itu.     

Bayangan buram centaur itu kira-kira setinggi dua meter, dengan bulu abu-abu panjang dan kulit putih. Dua tanduk putih panjang melengkung di atas kepalanya. Tubuh bagian atasnya terlihat seperti pria dewasa, sementara tubuh bagian bawahnya tampak seperti kuda pacu yang sangat kuat. Kedua tangannya memegang erat dua bilah pedang, dan kedua matanya diganti dengan bola api biru.     

"Ice..." Bayangan centaur yang tampak buram itu berteriak menggunakan bahasa kuno.     

Duar!     

Akhirnya, bayangan centaur itu menabrak wanita tersebut.     

Cahaya putih bersinar terang. Angele pun menutup matanya karena tidak siap. Ia melihat sisi kiri tubuh wanita itu membeku, sementara sisi kanan tubuh wanita itu terbakar karena api hitam - pemandangan yang aneh dan mengerikan.     

Beberapa lapisan pelindung melindungi tubuh wanita itu: pelindung putih, pelindung hitam, pelindung hijau... Lebih dari sepuluh lapis pelindung dikerahkan wanita itu untuk mengurangi kekuatan serangan mereka.     

Bagian tubuhnya yang membeku semakin meluas, hingga akhirnya api hitam itu padam.     

Wanita itu mendongak dan mengerang kesakitan.     

Angele berdiri di atas dek dan menggeleng. "Sudah selesai." gumamnya.     

Isabel berjalan mendekati Angele dan tersenyum lebar.     

"Kau berbakat dalam memanah. Panah energimu kuat sekali. Dengan bantuan sihir penguat elemen es dariku, seranganmu bisa menghancurkan dua dari banyak medan pelindungnya..." Isabel menatap Penyihir Kegelapan di laut itu dan berkata dengan santai.     

"Gelombang kekuatan mental wanita itu penuh kejahatan. Walaupun kita sudah memperingatkannya, sepertinya ia lebih takut pada para duyung Penyihir itu." Angele mengangguk. "Isabel, sihir yang kau gunakan itu namanya Iblis Es, kan? Aku tidak menyangka jika wanita itu memiliki banyak sekali lapisan medan pelindung."     

"Iya, aku tidak menyangka jika ia akan mengaktifkan banyak sekali benda sihir tingkat rendah," bisik Isabel. "Ia berusaha untuk bertahan melawan kekuatan panah itu, namun mengaktifkan benda sebanyak itu hanya akan membuang waktu dan mana."     

"Tadi ... ada sekitar 15 lapis medan pelindung yang dibuat dengan bantuan benda sihir tingkat rendah, namun semua pelindung itu terlalu lemah..." Angele mengerutkan bibirnya. "Wanita itu menggunakan energi nekromansi yang tersimpan dalam tubuhnya untuk mengurangi kekuatan serangan... Walaupun energi nekromansi sangatlah kuat, efek sampingnya sangat berbahaya." Angele ingat saat ia terpaksa menggunakan partikel energi nekromansi beberapa waktu lalu. Walaupun ia telah menggunakan partikel nekromansi dengan hati-hati, beberapa organnya tetap menderita luka permanen.     

Sepertinya, wanita itu telah menyimpan banyak sekali energi nekromansi dalam tubuhnya.     

Wanita itu masih hidup. Ia berbalik dan mendekati para duyung Penyihir itu.     

Air di bawah kaki wanita itu membeku menjadi es, dan ekspresi wajah para duyung itu berubah serius. Si duyung tua melihat kapal mereka dan berteriak dalam bahasa aneh yang tidak mereka pahami. Mereka tidak tahu apakah duyung tua itu sedang bicara pada mereka atau pada wanita itu.     

Penyihir wanita itu tidak peduli dan terus maju walaupun ia meringis kesakitan.     

Duar!     

Setelah mendekati para duyung, akhirnya wanita itu meledak.     

Tubuh wanita itu pecah berkeping-keping menjadi serpihan es     

Angele melihat serpihan es itu menghilang dan berubah menjadi asap merah. Asap merah itu langsung menjebak para duyung. Para duyung itu tidak menyangka jika wanita itu akan membunuh dirinya sendiri untuk menyerang.     

"Sudah kuduga." Angele menatap para duyung itu terjebak di antara asap merah. "Wanita itu membawa benda sihir yang jahat dan menggunakan benda itu sebelum ia mati."     

Para duyung beserta tunggangan mereka, yang tampak mirip seperti lumba-lumba, meleleh menjadi cairan merah darah dengan bentuk seperti lelehan lilin yang berlendir.     

Kabut merah itu tercerai berai tertiup angin. Yang tersisa hanyalah sedikit kabut merah yang bercampur dengan air biru.     

Isabel berbalik dan menatap Angele.     

"Kita sudah hampir sampai di tempat tujuan kita. Apa rencanamu sekarang? Masih mau bergabung dengan Menara Enam Cincin?"     

Wanita itu mulai bertanya tentang rencana Angele selanjutnya. Sepertinya, ia tidak terlalu peduli akan latar belakang insiden itu.     

"Iya, bergabung dengan Menara Enam Cincin adalah satu-satunya pilihanku jika aku mau menemukan benda yang kucari." Angele mengangguk. "Tapi, sebelumnya, aku harus istirahat dulu."     

Suasana menjadi sunyi.     

Kapal mereka sudah bersiap untuk mendarat, namun semua orang di kapal masih terkejut melihat bagaimana Angele dan Isabel membunuh penyihir itu. Sang calon penyihir tingkat 3 iri dengan kekuatan mereka, namun juga takut membuat mereka tersinggung, sementara para pelaut menjauh dari kedua penyihir itu karena tidak ingin membuat mereka tersinggung.     

Kapal menjadi hening. Saat ini, beberapa orang bersiap untuk mendarat. Sepuluh menit kemudian, kecepatan kapal perlahan-lahan berkurang.     

Terlihat kerumunan orang-orang sedang berdiri di pantai. Di depan kerumunan itu, beberapa Penyihir Cahaya, ditemani oleh banyak pengawal bersenjata lengkap, menunggu di depan.     

"Mereka adalah anggota keluargaku." kata Isabel. Wajahnya tampak tak berekspresi.     

Angele mengangguk, namun ia tidak menjawab.     

Sepertinya, Isabel telah mengirimkan pesan tentang situasi di reruntuhan, sehingga ibunya telah mengirimkan anggota keluarga untuk menyambut kembalinya wanita itu.     

Penyihir memiliki cara khusus untuk berkomunikasi tanpa diketahui orang lain.     

Akhirnya, kapal mereka berhenti di tepi pantai. Isabel berjalan ke tepi kapal dan menunggu para pelaut mengeluarkan tangga.     

Ia berbalik dan menatap Angele.     

"Hubungi aku dengan sigil pemberianku." Isabel mengirimkan pesan dengan partikel energi sebelum menuruni tangga.     

Kedua Ksatria Agung membungkuk hormat pada Angele sebelum turun mengikuti Isabel.     

Angele berjalan ke tepi kapal dan melihat ke bawah.     

Isabel berbicara kepada para Penyihir Cahaya itu dengan nada rendah.     

"Paman Daeron, untuk apa kau kemari? Apa Ibu menyuruhmu kemari?"     

Seorang penyihir cahaya paruh baya berhidung besar menatap Angele dan mengernyitkan alisnya.     

"Nona Isabel, ibumu tidak suka dengan tindakanmu kali ini... Kau pergi ke reruntuhan itu tanpa izin. Semua ini tidak akan berakhir baik untukmu."     

"Ya, ya. Akan kujelaskan padanya nanti." Isabel menjawab tanpa ekspresi. "Kita langsung kembali ke kastil saja."     

"Baiklah," Daeron mengangguk. "Penyihir di atas dek itu Penyihir Green? Mengapa kalian seakrab itu? Kau tidak mengatakan apa-apa tentang ini di pesan yang kau kirim."     

Sepertinya, Daeron melihat Isabel berbicara pada Angele.     

"Dia adalah teman pertamaku. Apa aku harus melaporkan seluruh detail kehidupanku padamu?" Isabel menatap Daeron.     

Daeron mengerutkan bibirnya. Ia berusaha menjawab, namun Isabel segera berbalik dan berjalan masuk ke kereta kuda yang diparkir di tepi jalan.     

Lagi-lagi, Daeron memicingkan matanya ke arah Angele.     

Sangat sulit bagi seorang Penyihir untuk meningkatkan kekuatannya dan naik ke peringkat selanjutnya, ditambah lagi, persentase kegagalan sangatlah tinggi. Penyihir seperti Angele pasti kesulitan untuk naik ke tingkat selanjutnya.     

Pada umumnya, para Penyihir akan berhenti berkembang setelah mencapai tingkat Gas. Tanpa bantuan sebuah organisasi besar, nyaris tidak ada Penyihir yang bisa sampai ke tingkat Cairan.     

Penyihir memiliki harapan hidup yang panjang, namun kebanyakan dari mereka mati sebelum bisa mencapai peringkat selanjutnya. Beberapa bahan sangatlah langka dan sulit dicari, hingga ratusan tahun pun tidak cukup untuk mencarinya.     

Bagi Penyihir berdarah biru di Nola, meningkatkan peringkat mereka relatif mudah. Banyak benda-benda langka dijual di sini, dan keluarga mereka akan berusaha keras untuk mendukung sang pewaris.     

Daeron mengira bahwa Penyihir bernama Green itu akan tetap menjadi Penyihir tingkat Gas walau seratus tahun berlalu sekalipun, sementara Isabel hanya membutuhkan waktu 10 tahun untuk mencapai tingkat Kristal. Setelah mencapai tingkat Kristal, wanita itu bisa mencoba menjadi Penyihir tingkat 2, yang sangat langka di dunia.     

Daeron menggeleng, jarak antara Isabel dan Green sangatlah jauh, dan bahkan akan menjadi semakin jauh seiring berjalannya waktu. Setelah mencapai peringkat 2, Isabel akan menghabiskan ratusan tahun untuk melakukan eksperimen dan riset, sementara Angele mungkin telah tiada.     

Ia tahu bahwa Isabel tertarik dengan Green, namun akan sangat sulit bagi mereka untuk menjadi teman dekat. Setelah mencapai tingkat selanjutnya, Isabel harus segera mewarisi tahta kepala keluarga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.