Dunia Penyihir

Tersesat (Bagian 2)



Tersesat (Bagian 2)

0Sebenarnya, Angele tidak terlalu peduli jika darah tree elf-nya terhapus, namun ia ingin tahu apakah penggabungan kedua darah itu akan menghancurkan gen-nya. Jika gen-nya hancur, tubuhnya pun akan hancur, sehingga ia akan terluka parah dan tidak akan bisa menyembuhkan diri. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan luka pada gen adalah dengan mengubah tubuh fisiknya menjadi energi murni. Tetapi, ini hanya bisa dilakukan oleh Penyihir tingkat Cairan.     

'Zero, hentikan atau hambat proses penyatuan kedua darah itu dengan radiasi energi. Penggunaan radiasi energi pada darah harpy raksasa mungkin bisa menolong,' perintah Angele.     

'Aku harus mencari cara untuk membuang darah harpy ini dari tubuhku.' Angele mengernyitkan alisnya. 'Aku pernah membaca tentang sebuah teknik untuk melepaskan akar signet dari sistem saraf melalui pembedahan… Namun, aku masih membutuhkan lebih banyak informasi…'     

Sayangnya, eksperimen biologis dilarang di daerah Penyihir Cahaya; melakukan eksperimen biologis pada manusia hidup bahkan hampir tidak mungkin. Kebanyakan organisasi besar masih memiliki laboratorium rahasia yang digunakan untuk eksperimen semacam itu. Namun, tidak ada yang dipublikasikan.     

Eksperimen yang melibatkan manusia, termasuk makhluk separuh manusia, dilarang dan dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan oleh Penyihir Cahaya. Penyihir Kegelapan hanya akan menangkap makhluk hidup sebagai kelinci percobaan di teritori mereka. Namun, jika mereka berani mendekati teritori Penyihir Cahaya, mereka akan diburu.     

Chip-nya telah mulai menyerap partikel energi nekromansi dari tubuh Angele untuk digunakan sebagai penghambat signet-nya.     

Tubuh Angele mampu menyimpan berbagai macam partikel energi, namun kebanyakan partikel itu memiliki elemen Angin dan Api, yaitu dua partikel yang digunakan untuk menyokong Mantra Pasif-nya. Partikel energi nekromansi dapat merusak organ-nya, sehingga ia hanya menyimpan sedikit.     

Chip-nya membutuhkan lebih banyak partikel energi negatif, sehingga ia harus bermeditasi dan mencoba menyerap lebih banyak partikel energi negatif dari sekelilingnya.     

Setengah jam kemudian, ia kembali membuka matanya.     

'30 derajat partikel energi nekromansi ... cukup untuk kira-kira sepuluh hari. Sayangnya, aku harus mengosongkan penyimpanan energi chip-ku untuk menyimpan energi nekromansi ini... Untuk sementara, aku tidak bisa menggunakan Bola Api Tingkat Rendah secara instan. Untungnya, aku masih punya beberapa bom jantung.'     

Setelah pertarungan-pertarungan di reruntuhan beberapa waktu lalu, Angele menyadari bahwa ia terlalu bergantung pada benda-benda sihir, dan ia tidak bisa menggunakan sihir apa pun dalam pertarungan sengit. Bom jantung dan signet-nya memiliki batas masing-masing, sehingga ia harus menggunakannya dengan bijaksana.     

Aktivasi signet-nya membutuhkan waktu sekitar satu detik, sehingga lawannya bisa melancarkan serangan balasan.     

Jika lawannya menyadari bahwa ia akan menggunakan bom jantung, mereka dapat menghindar dengan mempercepat pergerakan mereka. Kuirman meremehkan kekuatan bom Angele. Ia berasumsi bahwa kekuatannya yang tinggi akan membuat bom itu tidak mempan.     

Bom jantung biasa hanya memiliki 20 hingga 30 derajat kekuatan, tidak cukup untuk melukai Kuirman sedikit pun. Jika Kuirman terkena bom berkekuatan seperti itu, ketahanannya yang tinggi akan membantunya untuk sembuh dengan cepat.     

Namun, bom jantung Angele memiliki kekuatan lebih dari 50 derajat, sehingga Kuirman terpaksa menggunakan energi terkutuk di pedangnya untuk menangkis serangan itu. Setelah menggunakan energi terkutuk yang ia simpan, kekuatannya berkurang banyak, sehingga ia gagal menghindari ledakan-ledakan selanjutnya. Akhirnya, ia mati di tangan Angele.     

Angele sadar bahwa rencana seperti itu hanya akan berhasil jika digunakan pada penyihir dengan gaya bertarung jarak dekat seperti Kuirman. Penyihir Kegelapan yang mampu bertarung jarak jauh dapat menghadapi bom Angele dengan lebih baik daripada Kuirman. Mereka bahkan bisa membunuh Angele dengan mudah.     

Lagipula, beberapa Penyihir kuat telah mempelajari sihir tipe bertahan bernama Pemantulan Sihir. Angele hanya bisa mengontrol tempat ledakan bom-nya, sehingga jika ledakan bom itu dipantulkan padanya, ia akan terluka sangat parah.     

Bertarung melawan Penyihir Cahaya biasa sangatlah mudah, namun di dunia Penyihir Kegelapan, Angele harus mencari cara untuk menjadi lebih kuat dan memanfaatkan teknik-teknik bertarung yang baru. Semakin fleksibel seorang Penyihir, semakin besar pula kemungkinannya memenangkan pertarungan. Fleksibilitas seorang Penyihir menentukan apakah musuh bisa memprediksi serangannya atau tidak.     

Dalam pertarungan antar Penyihir dengan tingkat kekuatan yang sama, kedua belah pihak harus berhati-hati. Namun, pertarungan antara seorang Penyihir tingkat Kristal dan Penyihir tingkat Gas akan berakhir cepat. Penyihir dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi mampu menghalau serangan Penyihir berkekuatan lebih rendah dengan kekuatan gelombang mental mereka, sehingga Penyihir berkekuatan lebih rendah harus terus menggunakan medan pelindung mereka hanya untuk mendapatkan kesempatan menggunakan sihir.     

Tiga hari kemudian, setelah lama tersesat, akhirnya mereka berhasil keluar dari daerah berkabut. Tanpa bantuan Melissa sebagai penunjuk jalan, sangat sulit bagi mereka berdua untuk mencari rute yang benar. Walaupun mereka memiliki makanan dan air yang cukup, Angele pun tidak tahu ke mana mereka akan pergi sekarang.     

Hari masih sangat pagi. Langit masih gelap, dan matahari masih belum terbit.     

Setelah bangun, Angele segera meninggalkan kamarnya dan pergi ke dek kapal. Ia mencari pulau-pulau terdekat dengan menggunakan kekuatan chip-nya. Ia telah melakukan ini selama beberapa hari berturut-turut.     

Kedua pengikut telah sembuh. Sekarang, Isabel sedang berbincang-bincang dengan kedua pengikut berbaju zirah itu dengan lirih.     

Sepertinya, Isabel sedang menginterogasi mereka.     

Angele berjalan perlahan mendekati mereka bertiga.     

"Ada apa? Ada berita baru?" tanyanya.     

Mendengar pertanyaan Angele, Isabel menoleh dan mengangguk. "Aku ingin tahu latar belakang Ainphent, tapi pengikut ini adalah pengikut dari Penyihir lain, sehingga ia tidak tahu tentang Ainphent sama sekali."     

Angele mengernyitkan alisnya dan menoleh kepada kedua Ksatria Agung itu.     

Ksatria yang berdiri di depan memiliki rambut dan mata hitam. Ekspresi wajahnya tampak serius.     

Di belakangnya, terlihat seorang pria tua dengan rambut putih dan berantakan. Dagunya dihiasi oleh sedikit jenggot.     

"Master Green, namaku Gill, pengikut Penyihir Grace yang dibayar oleh Master Ainphent," kata pria itu dengan sopan.     

Pria kedua menunduk hormat dan ikut memperkenalkan diri. "Master Green, namaku Rivail, pengikut Master Isabel."     

"Sekarang, istirahatlah. Kami ada urusan." Isabel melambaikan tangannya.     

Kedua Ksatria Agung itu meletakkan tangan kanan di dada mereka dan membungkuk hormat. Gerakan itu menunjukkan hormat dan kesetiaan kepada tuannya.     

"Aku akan mencoba menangkap ikan. Makanan simpanan kita semakin sedikit," bisik Gill.     

"Baiklah." Isabel mengangguk     

Setelah kedua pengikut itu pergi, Angele berjalan mendekati Isabel dan memegang pagar di tepi kapal.     

Langit kelabu membuat laut terlihat kotor dan gelap. Sepertinya, badai akan segera datang.     

"Aku tidak tahu sampai kapan kita akan terkatung-katung di laut," kata Isabel dengan tenang, Namun, suaranya lirih, seakan ia sedang bergumam pada dirinya sendiri. "Aku pernah membaca tentang kutukan mengerikan pada reruntuhan Poros Waktu, namun aku tidak terlalu mempercayainya. Kukira aku bisa masuk dan mengambil apa yang kubutuhkan..."     

"Apa semua reruntuhan kuno itu berbahaya? Yah, kejadian itu sangat … tidak mengenakkan," gumam Angele. "Inilah kali keduaku berpetualang di tempat misterius, dan petualangan pertamaku... juga tidak berakhir baik. Aku nyaris kehilangan nyawaku."     

"Tidak semuanya, namun kemungkinan bahayanya tetap sangat tinggi. Banyaknya harta karun dan berbagai macam benda langka membuat para Penyihir tertarik untuk menantang bahaya dan tetap masuk ke dalam reruntuhan itu. Jika mereka berhasil, mereka akan mendapatkan banyak hadiah. Seharusnya, sebelum masuk, aku harus mencari lebih banyak informasi. Tapi saat aku tidak bisa menemukan bahan yang kubutuhkan, aku harus tetap mencoba masuk dan menantang bahaya." jawab Isabel dengan santai.     

"Cukup menarik." Angele tersenyum. "Aku berhasil keluar bersama seorang calon Penyihir wanita beberapa waktu lalu, dan sekarang aku berhasil keluar bersama seorang Penyihir wanita lagi."     

"Dua pengikut juga berhasil selamat." Isabel mengerutkan bibirnya. "Dari mana asalmu?"     

"Seberang Laut Permata." Tidak ada gunanya menyembunyikan masa lalunya. "Aku menghabiskan sepuluh tahun di sana bersama ayahku... Yah, aku dulu sangat manja."     

"Masa kecil yang indah. Setidaknya, masa kecilmu jauh lebih indah ketimbang masa kecilku." Isabel menghela nafas. Raut wajahnya tidak lagi datar. "Sejak kecil, aku harus mengingat berbagai macam pengetahuan. Bermeditasi, belajar, les menari, dan les menyanyi; itulah kehidupanku setiap hari, hingga aku tidak punya waktu istirahat. Ibu berkata bahwa hanya akulah harapan mereka, karena aku memiliki talenta. Mereka ingin posisi yang tinggi dalam silsilah keluarga kami."     

"Di mana teman-temanmu?" Angele menggeleng. Ia memahami betapa menyedihkannya kehidupan wanita itu. Pantas saja wanita itu tak berperasaan, seperti mesin, saat mereka pertama kali bertemu.     

"Aku tidak punya teman. Tidak ada yang mau berteman dengan calon Penyihir masa depan. Walaupun mereka mau mendekat, Ibu tidak akan mengizinkan kami berbincang-bincang. Anak-anak dengan talenta belajar bersama-sama. Kami semua sibuk belajar," jawab Isabel dengan sedih.     

"Kau percaya? Inilah pertama kalinya aku meninggalkan kastilku. Umurku sudah lebih dari seratus tahun." Isabel menatap langit. Angele tidak tahu apa yang ada dalam pikiran wanita itu.     

Angele tidak tahu bagaimana cara membuat wanita itu merasa lebih baik, karena ia tidak tahu bagaimana rasanya hidup di tempat yang sama selama lebih dari seratus tahun.     

Isabel menatap mata Angele. "Akulah harapan ibuku. Aku telah menjadi sosok yang diinginkan ibuku. Selama hidupku, semua hal yang kulakukan selalu dipantau oleh para pelayan; mulai makan, tidur, menyelesaikan tugas, dan yang lainnya. Ibu merekam semua hal kecil di kehidupanku dan memeriksa kondisi tubuhku setiap hari untuk memastikan aku sehat, baik secara fisik maupun secara mental."     

"Apa yang kau dapatkan dari semua itu?" Angele terdiam.     

"Yah... Setidaknya, sekarang aku sehat." Isabel tersenyum. Senyumannya tampak tulus dan cantik.     

Angele masih terdiam.     

Isabel melanjutkan, "Aku mencoba tersenyum, haha. Apa senyumku terlihat aneh? Saat aku tersenyum karena merasa senang atas prestasiku di dunia Penyihir dulu, ibuku marah. Setelah itu, aku nyaris tidak pernah tersenyum. Sekarang, entah kenapa, ibuku menyuruhku untuk mencari teman. Itulah salah satu alasan mengapa aku pergi dari kastil."     

Isabel melihat ke sekitarnya dan menggeleng. "Mengapa kau tidak berkata apa pun? Apa aku terlalu banyak berbicara? Entah mengapa, aku ingin menceritakan kehidupanku padamu."     

"Jangan khawatir, aku senang kau mau menceritakan semua itu." Angele tersenyum. "Saat kita pertama kali bertemu, kukira kau tidak akan pernah tersenyum. Terkadang, perubahan adalah hal yang baik."     

Isabel mengangguk kecil. "Kau benar..." Saat wanita itu berhenti tersenyum, ekspresinya kembali berubah datar.     

"Um... Ambillah ini." Tiba-tiba, wanita itu mengambil sesuatu dari kantongnya dan meletakkan benda itu di telapak tangan Angele.     

"Sekarang, kita adalah teman, kan?" bisik wanita itu.     

"Tentu saja, kau adalah temanku." Angele tertawa.     

"Terima kasih." Isabel mengangguk lagi. Matanya berkilat penuh kebahagiaan.     

Angele melihat wanita itu kembali ke kabinnya, lalu ia memeriksa benda yang baru saja ia dapatkan. Benda itu adalah cincin perak tanpa pola, namun gelombang kuat energi dari cincin itu sangat terasa.     

"Apa aku sedang bermimpi? Kualitas benda ini tinggi sekali... Aku bahkan dapat merasakan gelombang energinya." Angele tidak menyangka bahwa Isabel akan memberikan benda sihir berkekuatan tinggi padanya sebagai hadiah. Benda sihir berkekuatan rendah tidak mampu melepaskan gelombang, dan walaupun bisa, gelombang yang dilepaskan tidak akan bisa dirasakan para Penyihir. Cincin ini pasti sangat langka dan memiliki berbagai macam kekuatan.     

Sepertinya, Isabel tidak tahu cara berkomunikasi selain dengan orang asing dan pengikutnya. Wanita itu tidak tahu apa arti teman. Namun, ia sangat bahagia saat Angele berkata bahwa mereka telah berteman.     

Sepertinya, cincin ini adalah bentuk usaha wanita itu untuk memperkuat pertemanan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.