Dunia Penyihir

Reruntuhan (Bagian 2)



Reruntuhan (Bagian 2)

0Dengan menggunakan cairan logam itu, Angele berusaha mengurangi kekuatan Kuirman. Mungkin inilah satu-satunya cara untuk melawan kekuatannya yang sangat hebat itu.     

Segumpal cairan perak bergerak perlahan ke wajah Kuirman. Cairan itu berusaha memasuki mulut, kedua telinga, dan hidungnya,     

Kuirman mengedutkan bibirnya dan mencoba menghancurkan lapisan logam keras itu, sehingga lapisan itu mulai retak dalam beberapa detik. Kuirman mengangkat tangan kirinya dan bersiap untuk menghantam Angele. Kekuatannya sangat besar, hingga air di laut menjadi beriak-riak.     

Duar!     

Tinju Kuirman menabrak medan pelindung Angele, namun ia gagal menghancurkan pelindung itu.     

Mereka bergerak mundur dan bersiap-siap menyerang lagi.     

Air di bawah mereka berwarna biru gelap. Hanya ada lautan dan pulau sebagai saksi pertarungan mereka. Dengan mengendalikan partikel energi air, mereka memanipulasi air di bawah kaki mereka agar mereka tidak tenggelam. Terlihat lekuk-lekuk yang aneh dan dalam di bawah kaki masing-masing.     

Shing!     

Kuirman akhirnya menarik lapisan logam itu dari tubuhnya, mengangkat pedangnya, dan mengayunkan pedang itu ke depan.     

Air laut bergerak dan membentuk pusaran kecil yang bergerak mendekat ke arah Angele.     

Kuirman mengangkat tangan kirinya, sehingga tercipta lima jarum hijau seukuran jari yang bergerak dan berputar-putar ke arah Angele.     

Kedua pusaran itu bersatu dengan jarum-jarum itu dan bergerak mendekati Angele dengan kecepatan penuh.     

Tekanan dari pusaran air itu membuat mulut dan hidung Angele kemasukan air, sehingga ia nyaris tidak bisa bernafas. Ia mengangkat tangan kanannya dan menciptakan sebuah perisai perak.     

Duar!     

Pusaran itu menabrak perisai Angele dan berhenti bergerak.     

Angele bersembunyi di balik perisainya dan menambahkan banyak sekali lapisan-lapisan untuk memperkeras logam itu.     

Saat menangkis serangan itu, ia dapat merasakan kekuatan Kuirman.     

Klang!     

Akhirnya, perisai itu pecah. Wajah Angele pun menjadi pucat, lalu ia memuntahkan darah.     

Shing! Shing! Shing!     

Tiga batang jarum hijau menembus perisai, sebelum berhenti beberapa sentimeter di depan wajah Angele. Pendar kehijauan dari pisau itu membuat wajahnya menjadi terlihat hijau.     

Sebelum Angele sempat bergerak, lagi-lagi ia melihat bayangan hijau bergerak menuju ke sebelah kirinya. Itu adalah bayangan Kuirman yang sedang tersenyum dengan kejinya.     

Buak!     

Angele terkena serangan dari bawah.     

Ia terlempar ke udara. Darahnya terciprat ke mana-mana.     

Kuirman mengapung di permukaan dan melihat Angele terjatuh. Ia mengayunkan pedangnya ke depan dan menyerang Angele dengan kerasnya.     

Klang!     

Setelah serangan pertama, Kuirman menyerang sisi samping Angele, hingga baju zirah perak yang dikenakan Angele mulai hancur.     

Kuirman terus bergerak ke sana-kemari dan menyerang Angele. Sudah jelas siapa yang akan memenangkan pertarungan itu.     

"Lemah! Kau terlalu lemah!" Kuirman meraung.     

Buak!     

Lagi-lagi, Angele terlempar ke udara. Kuirman tersenyum dengan keji, sehingga gumpalan gas hijau di sekitar senjatanya menjadi semakin tebal. Ia pun kembali menyerang Angele.     

Inilah pertama kalinya Angele merasa lemah. Ia nyaris tidak bisa berpikir setelah menerima banyak serangan sekuat itu.     

Kuirman tersenyum keji dan mencoba menyerang Angele dengan pedangnya.     

"Kau memaksaku melakukan ini."     

Angele mengedutkan bibirnya dan memuntahkan darah. Sebuah jantung biru bergerak ke telapak tangannya tepat saat baju zirahnya hancur. Di saat yang sama, tiga garis berwarna perak muncul di wajahnya.     

"Cukup!" Tiba-tiba, Melissa berteriak.     

Titik cahaya putih melesat cepat dan berhenti di antara Angele dan Kuirman. Titik itu membesar dan berubah menjadi lempengan kristal yang memisahkan keduanya.     

Empat rune biru berbentuk seperti empat macam makhluk aneh yang berkelap-kelip di permukaan lempeng itu.     

Dari balik permukaan lempeng itu, Angele dan Kuirman saling pandang. Keinginan untuk membunuh jelas terlihat pada ekspresi mereka. Sayangnya, Melissa telah memutuskan untuk melepaskan auranya dan melarang mereka melanjutkan pertarungan itu.     

"Tidak ada gunanya melanjutkan pertarungan ini. Reruntuhan ini sangat berbahaya, dan kita tidak perlu membuang-buang tenaga." Suara wanita tua itu bergema di seluruh pulau.     

Angele melompat turun dari lempengan itu dan berenang ke pulau.     

Kuirman mengembalikan scimitar-nya ke dalam jubahnya dan mengikuti Angele. Dengan kekuatan partikel energi api, mereka mengeringkan pakaian setelah keluar dari air. Tubuh mereka berpendar merah dan mengeluarkan asap putih.     

Hasil pertarungan itu sangat jelas.     

"Green lebih lemah dari Kuirman, namun kekuatannya sebagai penyihir tingkat Gas di atas rata-rata."     

Belem tertawa.     

Tidak ada yang berkomentar, namun Angele melihat kekecewaan pada mata Ainphent.     

Isabell melirik Angele, tapi ekspresinya terlihat datar.     

"Kau terlalu lemah. Kukira kau akan bisa setidaknya melukaiku…" Kuirman menggeleng. "Master Melissa, mengapa kau menghentikanku? Seharusnya kau membiarkanku membunuhnya. Kita tidak perlu berbagi bahan-bahan dari misi ini dengannya."     

"Diamlah. Ayo kita pergi."     

Melissa berbalik dan menunjuk lempengan transparan buatannya.     

Krak!     

Dengan suara seperti kaca jendela yang pecah, lempengan itu meledak dan pecah menjadi berkeping-keping.     

Angele menunduk. Kebencian terlihat pada sorot matanya.     

Jika saja Melissa tidak menghentikan mereka, ia yakin bahwa ledakan itu akan membunuh Kuirman, namun wanita tua itu memilih waktu yang tepat untuk melibatkan diri.     

Di sisi lain, tidak ada yang tahu rencananya selama pertarungan itu, sehingga ia memiliki banyak kesempatan untuk menusuk Kuirman dari belakang saat mereka bertarung di dalam reruntuhan nanti.     

Tidak ingin membuat keenam penyihir tersinggung, para pengikut tidak mengatakan apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang lebih kuat ketimbang penyihir resmi.     

Melissa berjalan di depan, dan Kuirman berada tepat di belakangnya.     

Ainphent dan Belem berjalan di belakang. Mereka dikerumuni oleh pengikut mereka.     

Angele berusaha menjaga jarak, namun Isabell dan ketiga pengikutnya terus berjalan di sampingnya.     

Dalam pertarungan itu, ia tidak sempat menyerang balik. Walaupun ia tidak terluka parah, dan ia terluka hanya karena dampak kekuatan serangan Kuirman, ia masih merasa sedikit sedih.     

Kekuatan, kecepatan, dan daya tahan Kuirman jauh lebih kuat dari Angele, sehingga ia tidak dapat menggunakan teknik berpedang. Sebenarnya, ia bisa menggunakan sihir, namun serangan Kuirman terlalu cepat, sehingga ia hanya bisa bertahan dengan menggunakan medan pelindungnya. Tiga lapis pelindung itu nyaris gagal menghentikan pedang Kuirman.     

Namun, Angele menyadari bahwa walaupun signet-nya tidak benar-benar aktif, gelombang dari signet itu masih membuat Kuirman kebingungan selama beberapa saat. Kelemahan ini membantunya untuk menyusun sebuah rencana.     

Mereka terus berjalan ke dalam pulau itu.     

Bebatuan hitam tersebar di seluruh pulau.     

Angele hanya bisa melihat bebatuan yang hancur dan tanah kosong. Di sana, tidak ada hewan, serangga, atau pun tumbuhan.     

Karena itulah, tempat itu sangatlah sunyi.     

Angin dingin bertiup melintasi pulau, namun mereka terus berjalan maju menyusuri bebatuan hitam itu. Angin itu sangat dingin, sehingga para Ksatria Agung pun harus mengangkat kerahnya.     

Angele tetap berjalan di bagian tengah dan melihat sekelilingnya. Ia menyadari bahwa mereka sedang menaiki tanjakan.     

Ia mengambil sebongkah batu hitam dan menatapnya dengan teliti.     

Batu itu terlihat seperti arang. Permukaannya diselimuti oleh sejenis bubuk hitam. Namun, bubuk itu sama sekali tidak berbau.     

'Aneh… Aku bisa merasakan energi Nekromansi dari bebatuan ini…' Angele menjatuhkan batu itu ke tanah.     

Melissa berjalan di depan. Ia masih mengikuti arah yang ditunjukkan aksesori di tangannya.     

Dalam setengah jam, mereka tiba di puncak tebing, di mana sebuah teras besar dibangun.     

Di atas teras kelabu itu, berdiri sebuah jam matahari raksasa berdiameter sepuluh meter.     

Jam matahari itu berwarna hitam, sehingga terlihat kontras dengan sisi-sisi teras yang berwarna kelabu. Ujung miring pada permukaan jam itu memiliki tinggi kira-kira tujuh meter, namun jam itu tidak dapat dibaca, karena matahari tertutup oleh awan.     

"Itu adalah pintu masuk ke reruntuhan!" teriak Melissa seraya melompat ke atas jam matahari itu. "Setiap hari, pintu masuk utama reruntuhan ini berganti, sehingga kita harus segera menemukannya."     

Para penyihir berpencar di sekitar jam matahari itu. Angele berjongkok di tepi jam itu dan mulai mengamati rune dan tulisan-tulisan yang terukir di sana dengan teliti.     

Di depannya, terukir sebuah rune berbentuk seperti huruf V yang terbalik.     

"Ini adalah rune kuno yang digunakan organisasi bernama Poros Waktu ini. Rune ini menyimbolkan angka lima." Terdengar suara Isabell dari belakang.     

"Poros Waktu…?"     

Angele tidak pernah mendengar nama organisasi itu.     

"Mereka adalah organisasi kuno yang memuja waktu sebagai dewa mereka. Tujuan utama mereka adalah mengendalikan waktu dan mengubah takdir." Isabell menjelaskan. "Setelah perang, organisasi itu menghilang. Ribuan penyihir dari perbatasan barat menghilang begitu saja seperti tidak pernah ada. Orang-orang berusaha mencari dan meneliti apa yang terjadi di reruntuhan organisasi mereka, namun tidak banyak informasi yang bisa didapatkan.     

"Menarik." Angele berdiri. "Apa kau tahu informasi lain tentang organisasi ini?"     

"Iya." Isabell menatap mata Angele. "Legenda mengatakan bahwa Poros Waktu adalah organisasi terkuat di perbatasan barat. Organisasi ini memiliki beberapa penyihir tingkat 4."     

"Tingkat 4…?"     

Angele terkejut. Ia mengetahui sesulit apa bagi para penyihir untuk meningkatkan kekuatan mereka, bahkan meditasi pun hanya meningkatkan kekuatan mereka sedikit demi sedikit. Tanpa bantuan ramuan dan bahan langka, pasti ia akan terus menjadi penyihir tingkat Gas seumur hidupnya.     

Dengan bantuan Zero, ia dapat melihat kekuatan mentalnya sendiri hingga desimal keempat, namun angka itu tidak berubah. Ini menunjukkan bahwa Angele membutuhkan metode meditasi yang lebih baik, atau ramuan yang bisa langsung memperkuat kekuatan mentalnya.     

Inilah mengapa Angele memutuskan untuk bergabung dalam misi ini tanpa ragu. Ia telah mengetahui resep ramuan Pembunuh Flora, jadi sekarang ia hanya perlu mendapatkan bahan-bahan ramuan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.