Dunia Penyihir

Sembunyi (Bagian 3)



Sembunyi (Bagian 3)

0Angele berjalan menyusuri jalan gelap itu, melewati sebuah hutan kecil, hingga akhirnya sampai di sebuah rumah kecil.     

Sepasang lampu minyak tergantung pada kedua sisi pintu rumah. Cahaya redupnya menerangi sebagian kecil tempat di depan pintu. Kedua lampu itu bergoyang karena tertiup angin hingga mengetuk pintu.     

Angele membersihkan debu dari jubahnya dan berjalan mendekati pagar itu.     

Ia menyentuh pagar dingin itu dan mendorongnya perlahan.     

"Dennis! Akhirnya kau pulang." Seorang gadis tambun berbalut jubah kelabu sedang menyiram tanaman. Menyadari kedatangan Dennis, gadis itu menoleh dan mengangkat kepalanya.     

"Iya, aku pulang. Di mana Sidman?" tanya Angele.     

"Dia ada di dalam sekarang."     

"Baiklah, aku akan bicara denganmu nanti."     

"Baik."     

Angele berjalan melewati halaman dan segera memasuki rumah. Tidak seperti di luar, rumah itu sangat terang. Dinding-dindingnya dihiasi lampu-lampu hias yang indah.     

Tempat itu sangat hangat dan nyaman. Bau manis wine buah memenuhi seluruh rumah itu.     

Seorang pria tua dengan rambut berantakan duduk diam di sofa ruang tamu. Ia menjelaskan sesuatu kepada seorang murid bernama Sidman dengan suara lirih. Dua gelas penuh wine hangat diletakkan di atas meja di depan keduanya.     

Tercium juga bau rempah-rempah yang asing bagi Angele di ruangan itu.     

Saat menyamar menjadi Dennis, Angele sempat khawatir, namun sekarang, ia bernafas lega. Pria itu hanyalah Penyihir berkekuatan di bawah rata-rata, bahkan ia belum mencapai tingkat Gas.     

Jika saja pria tua itu sudah mencapai tingkat Gas atau Cairan, ia tidak akan meringkuk di desa dan mengumpulkan bahan-bahan. Akan lebih mudah baginya mengumpulkan bahan-bahan dengan menjadi anggota sebuah organisasi Penyihir yang relatif besar.     

Kekuatan mental pria itu jauh lebih lemah ketimbang Angele, sehingga Angele tidak terlalu khawatir jika pria itu akan mengetahui penyamarannya.     

Angele tidak berharap akan bertemu Penyihir tingkat tinggi, tapi sekarang ia sedang terluka. Saat ini, ia hanya bisa bergantung pada signet-nya, namun ia ingin menyimpan signet itu hanya untuk pertarungan yang lebih penting.     

"Master, aku pulang." Angele menirukan suara Dennis.     

"Iya." Pria tua itu menoleh dan mengangguk, kemudian ia melanjutkan pembicaraannya dengan Sidman.     

Dennis hanyalah seorang calon Penyihir tingkat 1, namun ia adalah anak dari adik laki-laki Penyihir tua itu. Angele mengetahui hal itu setelah menginterogasi Dennis. Ia tidak diperlakukan secara spesial walaupun ia memiliki hubungan darah dengan sang Penyihir. Karena ia memiliki peringkat terendah, ia diwajibkan untuk membersihkan kamar-kamar setiap hari dan membawa kebutuhan sehari-hari dari kota.     

Dennis datang ke tempat Penyihir tua itu satu bulan lalu. Karena ia tidak bisa berkembang cepat, ia jarang berbicara pada pria tua itu. Ia lebih memilih untuk membawa buku ke kamarnya dan membaca buku-buku itu sendiri.     

Pria tua itu tidak memperlakukan Dennis seperti calon Penyihir pada umumnya. Dennis adalah sosok yang pendiam dan pemalu, sehingga tidak sulit bagi Angele untuk menirukan kebiasaannya.     

Angele sudah terbiasa menyendiri. Salah satu karakteristik seorang introvert adalah menyukai menghabiskan waktunya sendiri ketimbang berkomunikasi dengan orang lain.     

Si pria tua, Markolov, mengenakan jubah putih, dengan kawat perak di lehernya. Ia sedang menjelaskan sesuatu kepada Sidman, namun Sidman tidak mengerti apa maksud gurunya itu.     

Angele mendengarkan pembicaraan mereka selama beberapa saat. Sepertinya, mereka sedang membicarakan dasar-dasar partikel energi. Pembicaraan itu tidak penting baginya, sehingga ia langsung masuk ke kamar Dennis di lantai satu. Menurut informasi Dennis, para calon Penyihir hanya boleh tinggal di kamar-kamar di belakang ruang tamu.     

Ia berjalan ke ujung lorong dan melihat nama Dennis pada salah satu dari keempat pintu kamar.     

Angele membuka kunci pintu, berjalan masuk, dan kembali mengunci pintu itu.     

'Selama Markolov tidak tahu siapa aku, aku akan aman.' Angele tersenyum.     

Dennis yang asli telah dibakarnya menjadi abu karena ia mencoba kabur.     

Ruangan itu sangat sederhana. Sebuah meja kayu kecil dan tempat tidur untuk satu orang ada di ujung ruangan, dengan beberapa kursi kayu hitam dan sebuah rak buku kecil di sampingnya.     

Angele menyalakan lampu minyak, mengambil kursi, dan duduk di meja.     

Sebuah buku tebal bersampul kulit tergeletak di atas meja itu. Pada sampul buku itu, tertulis judul dalam bahasa Anmag, 'Dasar-dasar Kompresi Energi'     

Angele membuka buku itu.     

'Kompresi Energi adalah subyek penelitian penting yang saat ini sedang dipelajari oleh banyak Penyihir. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode yang sama dengan metode yang digunakan untuk memeriksa apakah seorang Penyihir dapat mengubah tubuhnya menjadi energi murni.' Itulah kalimat pertama di buku itu.     

'Hah? Ini pasti buku Markolov. Ia belum mencapai tingkat Gas, namun ia sedang meneliti sesuatu sesulit ini?' Angele menjadi ingin tahu.     

Ia membalik halaman buku itu dan terus membaca.     

Waktu pun berjalan, dan ekspresi Angele menjadi serius. Ia selesai membaca buku itu dalam setengah jam.     

Angele menutup buku dan memejamkan matanya.     

'72 rumus. Dengan menggabungkan semua rumus itu, sebagian besar persoalan tentang kompresi energi dapat diselesaikan dengan mudah. Tidak mungkin seorang Penyihir nomaden bisa tahu semua ini. Mungkin pria tua itu mewarisi pengetahuan ini dari keluarga Penyihir kuno…' Angele terus memikirkan berbagai macam rumus dan struktur rumit yang dilihatnya di dalam buku itu.     

Semua rumus dan struktur rumit itu menjelaskan bagaimana cara melakukan kompresi pada partikel energi jenis apa pun. Metode itu sama seperti matematika, yang menggunakan berbagai macam rumus untuk mendapatkan jawaban yang relatif sederhana.     

'Mempelajari rumus ini sangat mudah, tapi masalahnya adalah penggunaan rumus ini sangat membutuhkan logika. Semakin besar kompresi yang dilakukan, akan semakin besar pula kekuatan mental yang dibutuhkan, namun hasilnya akan sangat memuaskan. Inilah mengapa Markolov dapat meledakkan sebuah pohon besar hanya dengan satu tembakan Bola Api.'     

Melihat penemuan itu, Angele sangat senang. Walaupun ia tahu bahwa Penyihir nomaden memiliki rahasia-rahasia tersendiri, ia tidak menyangka akan menemukan pengetahuan tentang kompresi energi di sini.     

Angele memilih untuk belajar dengan Markolov karena Penyihir itu memiliki spesialis api. Pengetahuan kompresi energi hanyalah sekedar bonus baginya.     

Jika ia mampu mengaplikasikan rumus kompresi energi ini pada sihir-sihirnya, ia akan menjadi semakin kuat.     

Angele mengambil lampu minyaknya dan berjalan mendekati rak buku, berharap akan menemukan buku-buku lain yang berhubungan dengan kompresi energi.     

Jika ia bisa menguasai rumus kompresi energi, ia akan mampu meningkatkan seluruh kemampuannya.     

Angele mengambil lampu minyak dan berjalan menuju rak buku. Ia ingin menemukan buku-buku lain yang berkaitan dengan itu.     

Namun, tidak ada buku-buku yang berkaitan dengan kompresi energi di rak itu, sehingga ia menjadi kecewa.     

Angele duduk di kursi dan berpikir selama beberapa saat, lalu ia memutuskan untuk bermeditasi di tempat tidur. Ia membutuhkan beberapa bulan untuk sembuh, sehingga ia punya banyak waktu untuk melakukan penelitian.     

Saat hari sudah siang, Angele keluar dari toko obat di kota dan berjalan ke arah gerbang kota.     

Orang-orang berkumpul mengerumuni sebuah poster besar di dinding.     

Dengan gembiranya, mereka mengobrol tentang isi poster itu. Angele berhenti di belakang kerumunan itu dan mendongak. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.     

Judul poster itu adalah 'Buronan Kriminal' dengan lukisan wajah Angele tepat di bawahnya.     

'Hadiah menangkap orang ini adalah 500 ribu koin emas dan 200 magic stone berkualitas tinggi. Orang-orang yang memberikan informasi yang kredibel akan diberi 50 ribu koin emas dan 30 magic stone berkualitas tinggi.'     

'200 magic stone berkualitas tinggi…' Angele sedikit terkejut.     

"Kita hanya bisa memberikan informasi. Hanya Penyihir yang bisa bertarung dengannya. Apa yang ia lakukan di Hutan Kabut Putih? Haha." Seorang pria muda di belakangnya tertawa.     

"Jika kita bisa menemukan pria ini, kita tidak perlu bekerja seumur hidup."     

"Dia benar-benar dalam masalah… Beberapa organisasi Penyihir besar menginginkan nyawanya. Lihatlah simbol-simbol itu, Keluarga Miloshine, Hutan Kabut Putih, dan Perguruan Labirin. Sebenarnya, dia melakukan apa?" bisik seorang prajurit bayaran bertubuh kekar.     

"Aku tidak tahu. Kita hanya manusia biasa. Lebih baik kita mengurusi diri sendiri saja."     

Kerumunan itu terus mengobrol.     

Selama sepuluh hari kemudian, Angele menghabiskan waktunya untuk membersihkan kamar-kamar dan menata buku di rumah itu. Ia nyaris tidak pernah berbicara, sehingga tidak ada yang menyadari penyamarannya.     

Ia membeli beberapa tanaman herbal dari toko obat di kota untuk membuat ramuan penyembuh. Keadaannya semakin membaik, tapi ia masih membutuhkan sedikit waktu untuk menyembuhkan organ-organnya.     

Hari ini, Angele kembali ke toko obat itu lagi, tapi ia tidak memedulikan poster besar di dinding itu. Ia meninggalkan semua kerumunan itu dan berjalan kembali ke rumah Markolov sambil membawa tas di sebelah kirinya.     

Ia berjalan menyusuri jalanan gelap, melewati gerbang, dan segera sampai ke rumah. Sebelum membuka pintu, ia mendengar pembicaraan dua orang di ruang tamu.     

"Apa kau yakin?" tanya Markolov.     

"Iya, Master. Keluargaku kecewa padaku karena aku tidak berkembang selama bertahun-tahun. Mereka ingin aku pulang sekarang… Maafkan aku…" Terdengar suara Sidman yang gontal.     

Markolov berpikir selama beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab. "Aku mengerti… Apa rencanamu sekarang?"     

"Aku akan pergi secepatnya," jawab Sidman. Keraguan terdengar dari suaranya.     

"Oh, terima kasih sudah mengajariku. Aku tidak cukup berbakat untuk memahami semua sistem-sistem yang membingungkan ini." Sidman terdengar sedih.     

"Itu bukan salahmu." Markolov menghela nafas dan mengakhiri pembicaraan mereka.     

Angele menunggu di depan pintu sampai mereka selesai berbicara. Ia membuka pintu dan melihat Markolov duduk di sofa bersama Sidman dengan ekspresi yang sangat sedih.     

Ia membungkuk hormat pada Markolov dan kembali ke kamarnya.     

Keesokan siangnya, Sidman memanggil kereta kuda dan segera pergi meninggalkan Kota Aster,     

Angele dan Natalia mengucapkan selamat tinggal padanya dan menatapnya pergi, sementara Markolov tetap tinggal di dalam rumah. Sepertinya, ia sedang merencanakan sesuatu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.