Dunia Penyihir

Sembunyi (Bagian 2)



Sembunyi (Bagian 2)

0Ukiran-ukiran itu adalah simbol untuk menandai kategori elemen. Angele mengetahui hal itu setelah membeli pola-pola mantra di sekolah.     

'Jadi, Jerad adalah spesialis Tumbuhan, Markolov adalah spesialis Api, dan Para adalah spesialis Batu. Simbol-simbol itu sering digunakan di dunia Penyihir...' pikir Angele.     

'Aku tidak menyangka jika ada Penyihir yang mau mengajari calon Penyihir dengan harga semurah ini. Apa yang terjadi di sini?'     

'Yah, di sisi lain, syarat-syaratnya sangat mudah. Mereka pasti tidak berharap akan menemukan murid-murid berbakat dan hanya ingin mendapatkan magic stone tambahan. Mereka bertiga bukanlah Penyihir berkontrak... Di sekitar sini, pasti ada banyak Penyihir, sehingga dapat dipastikan bahwa di sini ada sebuah titik sumber daya. Biasanya, Penyihir tanpa kontrak tidak akan tinggal lama di suatu tempat, kecuali ada sesuatu yang membuat mereka tertarik.'     

Angele membaca poster itu dan mulai membuat rencana.     

'Sebaiknya, aku berbicara pada mereka dulu untuk mencari tanaman yang bisa menyembuhkan lukaku. Walaupun para Penyihir Nomaden tidak mengikuti sistem umum, biasanya mereka masih membawa berbagai bahan langka dan buku sihir.' Angele mengingat saat ia mendapatkan Sihir Logam dari seorang Penyihir Nomaden.     

Sihir Logam itu membantunya menang bertarung dengan seorang Penyihir tingkat cairan. Walaupun chip, signet, dan benda sihirnya benar-benar melindunginya, tetap saja, salah satu alasan utama ia masih hidup adalah medan pelindung dari sihir logamnya. Semua kelebihan itu, ditambah dengan kekuatan fisiknya, memberikannya beberapa keunggulan saat pertarungan dimulai.     

Angele berhenti berpikir. Ia menoleh dan melihat ke arah seorang pengawal bertubuh tinggi.     

"Di mana Master Markolov? Bisakah kau mengantarku menemuinya?" tanyanya seraya mengeluarkan beberapa keping koin emas. Cahaya koin emas itu menarik perhatian semua orang.     

Berdasarkan penampilan pakaian di balik zirah mereka, semua pengawal yang berjaga berasal dari keluarga-keluarga kaya, sehingga mereka tidak terlalu membutuhkan uang. Mereka menjadi pengawal untuk mendapatkan uang tambahan dari calon murid-murid ketiga Penyihir itu.     

"Tentu, Tuan! Akan kuantar sekarang juga." Pengawal itu menelan ludahnya sebelum menjawab.     

Ia berbincang-bincang dengan beberapa pengawal lainnya tentang bagaimana mereka akan berbagi hadiah itu.     

"Ikutilah aku."     

"Baiklah." Angele mengangguk. Ia berpamitan pada kusir itu dan berjalan mengikuti si pengawal.     

Mereka meninggalkan gerbang, berjalan mengelilingi dinding, dan memasuki jalan tersembunyi.     

Jalan itu lembap dan basah. Si pengawal mengambil obor dari sabuknya dan menyalakan obor itu dengan pemantik api.     

Seketika itu, cahaya kuning menerangi sekitar mereka.     

"Jujur saja, kusarankan kau untuk bertemu dengan kedua master lainnya. Master Markolov sangat terkenal karena ia sangat disiplin. Belakangan ini, para bangsawan hanya mau pergi ke tempat Master Para dan Master Jerad," kata pengawal itu dengan santai.     

"Apa maksud Anda dengan 'disiplin'?" tanya Angele. Ia sibuk memberikan perintah pada Zero.     

"Aku tidak tahu... Aku hanya mendengar bahwa ia sangat disiplin. Ia mengeluarkan banyak murid, dan sekarang ia hanya punya tiga murid." Pengawal itu menggeleng.     

"Sementara itu, para master lainnya memiliki setidaknya dua puluh murid sekarang.     

"Benarkah?" Angele tidak terlalu peduli. Titik-titik cahaya biru bersinar di depan matanya.     

Ia sudah sangat jauh dari tempat pertarungannya, tapi ia masih merasa tidak nyaman. Rasanya seperti lengket dan tidak nyaman setelah banyak berkeringat.     

Angele berpikir bahwa pria tua di tebing itu mungkin saja mengutuknya, sehingga ia terus memerintahkan chip-nya untuk menganalisa seluruh tubuhnya.     

Ia berasumsi bahwa ia dapat melihat tebing dari hutan itu karena ia memiliki kelebihan kekuatan mental, namun ia tidak tahu pasti apa penyebabnya. Sensasinya sama persis dengan sihir ramalan yang pernah dibacanya di perpustakaan sekolah, namun sihir-sihir seperti itu hanya bekerja dalam jarak dekat. Walaupun chip-nya menganalisa tubuhnya berkali-kali, hasilnya tetap sama: tidak ada masalah yang terdeteksi. Saat ini, sumber masalah itu mungkin telah hilang, sehingga ia memutuskan untuk menyelesaikan masalah itu nanti saat sudah sembuh.     

'Untuk sembuh total, kau membutuhkan setidaknya tiga bulan,' lapor Zero.     

Angele mengernyitkan alisnya. Kekuatannya tersisa separuh karena lukanya terlalu parah. Walaupun meditasi membantu mengembalikan mana-nya, sekarang ia hanya punya 10 poin mana. Kekuatannya yang lain pun berkurang. Bahkan ia tidak mampu menggunakan Bola Api Tingkat Rendah yang telah diperkuat, karena mantra itu membutuhkan setidaknya 10 poin mana.     

Jika ia tidak bisa menggunakannya, ia tidak bisa menyimpan mantra ke dalam chip-nya. Ditambah lagi, pergantian energi dari chip ke tubuhnya tidaklah sempurna, sehingga membutuhkan satu detik bagi tubuhnya untuk bersiap melakukan pemindahan. Karena itulah, ia tidak bisa menggunakan partikel energi atau mana yang tersimpan dalam chip-nya untuk membantunya menggunakan sihir.     

Energi simpanan itu hanya bisa digunakan dalam keadaan darurat dan tidak bisa menggantikan mana-nya. Itulah mengapa ia tidak bisa menggunakan Bola Api Tingkat Rendah hingga ia benar-benar sembuh dari lukanya.     

Untungnya, signet-nya masih bisa dipakai dua kali lagi, sehingga ia merasa sedikit lega.     

Setelah setengah jam, ia melihat pagar hitam menghalangi jalannya menuju ke bukit kecil.     

"Ini adalah tempat tinggal Master Markolov. Aku akan pergi sekarang." Pengawal itu berbalik. Angele mengangguk dan melemparkan sekeping koin emas pada pengawal itu. Pengawal itu tersenyum, menangkap koin itu, dan segera pergi.     

Ia menunggu pengawal itu berjalan jauh sebelum mendaki bukit kecil itu.     

Pagar itu dilapisi dengan partikel energi, sepertinya untuk alarm. Jika Angele menyentuh pagar itu, maka orang-orang di dalam akan tahu bahwa ada tamu.     

Angele berpikir selama beberapa saat dan memutuskan untuk tidak langsung masuk.     

Ia berjalan memutar dan mencari tempat persembunyian. Ia bersembunyi di balik semak belukar dan menggunakan teknik-teknik bersembunyi yang telah ia pelajari, sehingga ia menghilang dalam kegelapan tanpa meninggalkan jejak.     

Dua jam kemudian, terdengar suara langkah kaki dari jalan itu.     

Dua orang berjubah kelabu berjalan menaiki tebing membawa dua obor. Api obor mereka menari-nari, sehingga menciptakan dua bayangan panjang di tanah.     

"… Jika kita bisa menangkapnya, kita akan dapat cukup banyak uang untuk hidup enak," kata salah satu pria berjubah hitam. Sepertinya, mereka sedang membicarakan suatu rencana.     

"Walaupun ia ada di sini, orang-orang lemah seperti kita akan mati dalam hitungan detik..." jawab seorang gadis.     

Mereka semakin dekat, sehingga pembicaraan mereka terdengar semakin jelas.     

"Mereka menawarkan 30 magic stone kualitas tinggi hanya untuk informasi lokasinya. Mereka tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk menangkap pria itu. Sepertinya, ia memiliki sihir yang sangat kuat," bisik seorang calon penyihir pria.     

"Lalu? Master kita jauh lebih hebat. Ia bisa membuat sebuah pohon besar meledak dengan satu Bola Api instan. Bahkan, dua master yang kutemui di Ferrero jauh lebih lemah ketimbang Master kita." Si gadis tidak setuju dengan perkataan calon penyihir itu.     

"Yaah, kau benar... Sudah pasti, Master kita jauh lebih hebat. Ia terkenal dengan sihir Api. Itulah alasan mengapa aku datang dan belajar di sini. Tapi, aku tidak menyangka bahwa sihir-sihir itu akan sangat sulit dipelajari." Calon penyihir pria itu tersenyum kecut.     

"Aku menghabiskan tiga tahun di sini, dan aku masih belum mengerti satu pola sihir pun. Kapan aku bisa mulai melakukan percobaan…"     

"Sama."     

Mereka berjalan mendekati gerbang besi itu dan membukanya.     

Gadis itu terus mengobrol dengan temannya.     

"Sepertinya, aku akan menyerah juga jika aku tidak bisa memahami sistem energi Master dalam tiga bulan. Ini terlalu sulit bagiku… Aku membayangkan seperti apa sihir tingkat 1 itu. Sihir tingkat 0 saja memiliki lebih dari 72 struktur yang berbeda… Bagaimana mungkin? I bahkan tak bisa memahami buku sihir."     

"Kau masih lebih baik dariku. Aku masih belum memahami dasar-dasarnya..." Pria itu terlihat putus asa.     

Mereka terus berjalan, hingga menghilang di ujung jalan. Angele bersembunyi di semak-semak tanpa bergerak sedikit pun.     

Setelah beberapa saat, seorang pria lain muncul di jalan itu. Ia hanya berdiri di sana dan menatap kedua calon Penyihir berjubah kelabu itu pergi.     

"Natalia... Kau akan menjadi milikku suatu saat nanti!" Pria itu berbisik tiba-tiba.     

"Jika tua bangka sialan itu tidak menipuku dengan yang palsu.…"     

Di bawah cahaya redup rembulan, Angele melihat pria muda itu menggertakkan giginya. Pria itu bermata biru, berambut cokelat, dan memiliki umur yang sama dengan Angele.     

Perkiraan Angele benar. Pria tua berjanggut merah itu sudah mengacaukan pikirannya. Sekarang, ia harus benar-benar berhati-hati.     

Lelaki di depannya sekarang hanyalah seorang calon Penyihir tingkat 1, yang jauh lebih lemah ketimbang kedua calon penyihir lainnya. Mereka berdua adalah calon Penyihir tingkat dua. Salah satu dari mereka bahkan membawa benda sihir.     

Dari kelakuannya yang seperti anak manja, sepertinya calon Penyihir itu adalah saudara dari Penyihir yang tinggal di sini.     

Setelah menatap lelaki itu selama beberapa saat, sebuah rencana terbesit dalam benaknya. Ia menunduk dan menghitung jarak antara dirinya dan calon Penyihir tingkat 1 itu.     

Sekitar 9 meter.     

Ia perlahan mengangkat tangannya dan membidik ke arah pria itu.     

Shing!     

Bayangan hitam melesat cepat dari tangannya hingga mencapai punggung si calon Penyihir. Bayangan itu meleleh menutup mulut dan hidung pria itu.     

Angele menarik bayangan itu kuat-kuat, sehingga pria itu ikut terseret.     

Brak!     

Pria itu terlempar ke dalam semak belukar dan mendarat di atas rerumputan.     

"*#%#$@^#^$$@^..."     

Ia berusaha mengatakan sesuatu.     

Angele memicingkan matanya dan memukul leher pria itu dengan tangan kanannya.     

Pria itu langsung pingsan, sehingga Angele membawanya masuk ke dalam hutan.     

Setengah jam kemudian.     

Seorang pria berjubah kelabu berjalan keluar dari hutan. Matanya biru, dan rambutnya berwarna cokelat.     

Ia mengusap dagunya dan memeriksa apakah topengnya sudah terpasang dengan benar.     

Dalam beberapa detik, pipinya menjadi berisi, cahaya perak terpantul pada kulitnya. Setelah wajahnya menjadi mirip dengan wajah pria itu, cahaya perak itu segera menghilang.     

"Namaku Dennis, Namaku Dennis, Namaku Dennis…" Ia terus menggumam. Suaranya perlahan-lahan berubah. Setelah terbatuk beberapa kali, suaranya menjadi sama persis dengan suara calon Penyihir itu.     

"Sepertinya, ini akan berjalan lancar. Aku akan mencobanya. Kuharap aku dapat menemukan penawar untuk sesuatu yang dimasukkan pria tua itu ke tubuhku."     

Puas dengan hasil kerjanya, Angele pun berhenti berbicara. Ia membuka pintu gerbang hitam itu, dan menghilang ke ujung jalan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.