Dunia Penyihir

Insiden (Bagian 1)



Insiden (Bagian 1)

0Awan putih bergerak perlahan melintasi langit cerah yang bersinar seperti batu safir raksasa. Kapal biru bergaris putih di bawahnya perlahan melintasi lautan yang tak berujung. Kapal itu menciptakan garis-garis zig-zag di permukaan laut. Angin dingin meniup layar kapal itu.     

Layar utama kapal itu berbentuk segitiga dengan berbagai ukuran, dan semua layar itu didorong oleh tiupan angin.     

Seorang pria berjubah hitam berjalan mengelilingi dek sambil mengernyitkan alisnya. Rambut cokelatnya bergerak-gerak dan menjadi sedikit berantakan karena tertiup angin.     

Angele menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memeriksa kapal itu.     

Empat hari berjalan semenjak mereka meninggalkan Pelabuhan Marua. Dalam jangka waktu itu, ia sudah memeriksa seluruh kapal.     

'Ini bukan Harapan,' Angele menyimpulkan. Walaupun kapal ini juga bergerak karena bantuan paus yang dikendalikan dengan sihir, beberapa ruangan terlihat berbeda, contohnya ukuran kabin dan ukuran gudang.     

Saat itu, dek sangat sepi. Semua calon Penyihir memilih untuk tinggal di kamar masing-masing setelah kedua Penyihir Cahaya memeriksa tingkat potensi sihir mereka.     

Angele berjalan ke tepi kapal. Udara lembab membuat pakaiannya sedikit basah.     

Gadis muda bernama Velvet itu kembali mengisi pikirannya. Ia tidak pernah lagi melihat gadis itu semenjak ia tiba di Pelabuhan Marua. Velvet adalah salah satu calon Penyihir dari Menara Enam Cincin yang gagal mencapai impiannya. Saat ini, Angele sedang pergi ke daerah sekitar Kastil Gading Putih dan Menara Enam Cincin, tempat di mana Velvet pernah menimba ilmu.     

Ia berpikir selama beberapa saat, lalu mendengar suara tapak kaki dari tangga. Sekitar sepuluh orang calon Penyihir yang baru saja menyelesaikan tes sedang berjalan meninggalkan kabin. Beberapa di antara mereka melihat Angele, yang berdiri di tepi kapal sambil memandang lautan, dan berjalan mendekatinya.     

Seorang gadis berambut ikal berwarna merah berjalan mendekati Angele, diikuti oleh empat orang calon Penyihir lainnya. Sepertinya, mereka berasal dari kota yang sama.     

Gadis itu mengenakan baju sutra merah yang mewah. Ia terus melirik ke arah Angele. Keempat calon Penyihir lelaki di belakangnya terlihat tampan.     

"Master, apakah Anda tahu kapan kapal ini akan sampai ke dermaga selanjutnya?" tanya gadis itu dengan suara yang sangat manis. Gadis itu membungkuk hormat kepada Angele.     

Angele berbalik dan menatap gadis itu. Pakaian gadis itu cukup ketat, sehingga ia terlihat gemuk. Gadis itu sangat imut, namun Angele tidak tertarik padanya. Angele terkejut, karena ia mendeteksi tiga benda sihir pada gadis calon Penyihir tingkat 2 itu.     

"Bagaimana tes-nya? Kau memiliki potensi tingkat berapa?" Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, Angele balas bertanya.     

"Aku punya potensi tingkat 3!" Gadis itu mendongak dan menjawab dengan kerasnya. Ia bangga akan hasil tes itu.     

"Lumayan. Kau tahu kan arti jubah hitamku?" Angele kembali bertanya seraya menatap gadis itu.     

"Iya, kapal ini mengumpulkan calon Penyihir, kan? Kami tahu bahwa kau adalah seorang Penyihir resmi!" Gadis itu tersenyum. Ia mengira bahwa Angele menyukainya.     

"Iya?" Angele menggeleng.     

"Mengapa kau tidak bertanya pada si jubah hitam yang lain di sana?"     

Gadis itu ragu. Terlihat sedikit ketakutan di matanya.     

"Kami sudah mencoba, namun sepertinya dia tidak menyukai kita..."     

"Iya, aku juga tidak menyukai kalian." Angele berbalik dan berhenti berbicara dengan mereka.     

Gadis itu menggertakkan giginya, bertukar pandang dengan para calon Penyihir lainnya, dan akhirnya pergi meninggalkan Angele.     

Angele tahu bahwa gadis itu adalah keturunan bangsawan, sehingga gadis itu mengira jika Angele akan mau berbicara dengannya. Namun, gadis itu masih belum mengerti peraturan dunia Penyihir, di mana semua orang hanya mempedulikan tingkat kekuatan.     

Waktu berlalu dengan cepat. Setelah selesai makan bersama penumpang kapal lainnya, Angele segera kembali ke kamarnya. Koki kapal dipekerjakan oleh para Penyihir, dan mereka tidak diperbolehkan untuk berjalan-jalan ke daerah kapal lainnya, sehingga kamar mereka diletakkan tepat di samping dapur.     

Di dalam salah satu kabin.     

Seorang Penyihir Cahaya, Beyonce, berdiri di samping jendela. Ia menatap lautan biru di sekitarnya sambil menyilangkan tangan di dadanya.     

Francis berbaring di kasur di belakangnya dan menguap. Sepertinya, pria itu baru saja menyelesaikan suatu pekerjaan.     

"Hey, Beyonce, untuk apa kau kesini? Katakan."     

Beyonce berbalik dan menatap pria itu.     

"Ini waktu yang tepat untuk investigasi. Sebagian besar penumpang kapal ini sedang bermeditasi, sehingga kita bisa mencari informasi dengan aman."     

"Kau benar. Sihir kita sangat cocok digunakan secara bersamaan." Francis berdiri dan menjawab.     

"Kau atau aku dulu?" tanya Francis.     

"Aku dulu."     

Beyonce berbalik dan mengangkat tangan kanannya. Ada sebuah gelang putih keperakan berukiran pola rumit yang tersemat di pergelangan tangannya. Pola berbentuk kombinasi bunga dan dedaunan itu sangatlah indah.     

"Free!" Beyonce meneriakkan mantra versi pendek, sehingga cahaya keperakan muncul menerangi gelangnya. Tidak ada suara maupun bau; hanya ada gelang yang bercahaya perak.     

Setelah beberapa detik, gelang itu berubah menjadi pasir perak, sebelum akhirnya berjatuhan ke tanah dan menghilang.     

Perlahan-lahan, Francis menggosok cincin hitam di telunjuk tangan kirinya.     

Seperti Beyonce, ia juga menggumamkan mantra, namun mantra Francis jauh lebih panjang seperti puisi. Perlahan-lahan, asap hitam muncul dari cincin itu, sebelum akhirnya berhenti saat mantranya selesai.     

Butiran pasir perak yang sebelumnya menghilang berubah menjadi ribuan semut perak kecil.     

Semut-semut itu kembali menghilang, lalu bergerak keluar dari kabin tanpa suara. Manusia biasa, calon Penyihir, dan Penyihir biasa tidak akan bisa mendeteksi semut-semut yang dibuat dengan mantra pengintai itu.     

"Bagus, kita bisa mengawasi seluruh kapal tanpa keluar dari kabin ini. Sihir ini bertahan lama. Namun, jika kita mau memaksimalkan kekuatan sihir ini agar bertahan lebih lama lagi, kita tidak akan bisa menggunakan kedua benda ini selama beberapa tahun."     

"Tidak apa-apa. Misi ini sangat penting bagi Organisasi kita. Debu Perak Persembunyian-ku dan Perubahan Wujud Sementara-mu akan membantu kita bersembunyi. Kita harus memastikan bahwa para jubah hitam itu tidak mengincar benda itu" Beyonce tidak terlalu peduli dengan benda sihirnya itu.     

Di sebuah kabin lain.     

Angele duduk di depan mejanya. Ia melakukan perhitungan menggunakan pena bulu putihnya. Kertas di bawah pulpen itu telah penuh dengan rumus, rune, dan berbagai informasi lainnya.     

Sumbu lampu minyak di kamar itu terkadang mencipratkan bara api.     

Angele sedang sibuk menghitung dengan menggunakan rumus yang tertulis di tumpukan kertas di sisi meja. Cahaya biru berkelap-kelip di matanya, yang menunjukkan bahwa ia sedang mencoba memperkuat pola mantra dengan bantuan Zero.     

Tiba-tiba, Zero mendeteksi adanya penyusup.     

"Siapa di sana!"     

Angele berbalik dan menjentikkan jarinya. Tiba-tiba, sebuah jarum perak jatuh ke lantai.     

Ting!     

Seekor semut perak di dekat pintu terkena lemparan jarum perak itu. Perutnya tertusuk jarum itu, sehingga semut itu menggeliat kesakitan. Dalam beberapa detik, semut itu berhenti bergerak dan berubah menjadi genangan kecil cairan perak yang berasap.     

Angele segera berdiri dan berjalan mendekati semut itu.     

"Cairan ini... Benar-benar perak asli." Angele mengangkat tangan kanannya, dan cairan perak itu berubah menjadi sebuah manik perak kecil dan terbang ke telapak tangannya.     

'Menarik, cairan ini adalah milik salah satu dari tiga Penyihir di sini.' Angele mengernyitkan alisnya dan menatap manik kecil itu.     

'Aku sudah memeriksa kekuatan mereka dengan bantuan Zero. Kedua Penyihir Cahaya itu memiliki kekuatan mental setara dengan rata-rata, sementara Penyihir Kegelapan itu sangat kuat. Sepertinya, mereka tidak sedang ingin bertarung… Mungkin ada konflik di antara dua organisasi itu, dan mereka sedang mencari tahu aku ada di pihak mana?'     

Angele tidak peduli. Ia tidak ingin terlibat dalam konflik mereka, namun jika mereka menyerang, ia akan membalas.     

Perguruan Ramsoda sangat terkenal di antara Penyihir Kegelapan karena sihir Nekromansi mereka. Namun, Ramsoda sangatlah jauh dari kota-kota besar, sehingga kebanyakan Penyihir menganggap organisasi itu tidak terlalu kuat. Kebanyakan Penyihir yang dikontrak oleh sekolah harus tetap tinggal untuk membantu sekolah itu bertarung melawan ancaman, sehingga Penyihir dari Ramsoda akan memiliki lebih banyak pengalaman bertarung dari Penyihir organisasi lainnya. Karena itulah, bagi Penyihir Kegelapan, Perguruan Ramsoda adalah salah satu dari tiga organisasi terkuat.     

Penyihir dari sekolah lain takut pada Penyihir Kegelapan di Ramsoda, karena mereka sadar bahwa Ramsoda selalu bertarung dengan Aliansi Utara dan berbagai macam ras bawah tanah, sehingga mereka memiliki kemampuan bertarung yang jauh lebih kuat ketimbang Penyihir yang mengurung diri di dalam laboratorium mereka. Mereka hanya punya satu misi, yaitu melindungi harta karun mereka, sehingga kebanyakan dari mereka sudah terbiasa bertarung dan membunuh.     

Penyihir dari Ramsoda tidak takut membunuh untuk memastikan bahwa semua ancaman telah mati sebelum menjadi lebih berbahaya.     

Perguruan Ramsoda adalah organisasi Penyihir yang relatif besar, sementara ada banyak sekali perkumpulan atau organisasi Penyihir kecil yang diketuai oleh satu atau dua orang Penyihir tingkat Cairan. Organisasi kecil itu kehilangan kekuatan mereka dalam perang dunia, dan kemungkinan besar ketiga penyihir itu adalah anggota salah satu organisasi kecil.     

Angele menjatuhkan manik perak itu ke tanah dan melihat sekelilingnya.     

Tiba-tiba, ia mengangkat tangan kirinya, dan ukiran sayap di tangannya mengepak. Sebuah energi transparan dilepaskan ke udara.     

Di tepi ruangan, seekor semut perak terdorong keluar dari persembunyiannya dan tertembak energi itu. Energi itu perlahan berubah menjadi jarum yang menusuk tubuh semut itu.     

'Kau harus membayar perbuatanmu.' Angele menyeringai penuh penghinaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.