Dunia Penyihir

Pergi (Bagian 2)



Pergi (Bagian 2)

0Angele menutup gulungan itu dengan hati-hati dan berbaring di kasurnya. Berbagai macam asumsi berkeliaran dalam pikirannya.     

'Sepertinya, hubungan ayah dan ibu bukanlah kebetulan semata. Mereka bertemu pada masa peperangan di tengah hutan yang berbahaya. Ia tidak terluka karena serangan mendadak. Sepertinya, ibuku sengaja ditinggalkan di sana, atau mungkin ia tidak pingsan. Kecantikan ibuku membutakan mata ayahku, namun kecantikan itu juga membuatnya tidak terlalu mencari tahu tentang masa lalu ibuku, walaupun pertemuan mereka sangatlah aneh...'     

Angele memutuskan untuk menganalisa kejadian itu dengan lebih hati-hati.     

'Ibu membawa kakakku pergi dan meninggalkanku bersama sang Baron. Apa arti semua ini...? Jika kakakku adalah orang terpilih, berarti aku telah gagal mencapai kondisi yang ibu inginkan? Aku dibuang karena aku tidak berbakat, tubuhku lemah, dan tingkat potensi sihirku sangat rendah, hingga nyaris sama seperti manusia biasa?'     

Angele menggeleng dan meletakkan gulungan itu di bawah bantalnya.     

Tiba-tiba, ia menyadari sesuatu dan membuka matanya.     

"Tingkat potensi sihir untuk calon Penyihir... Ya! Itu dia!" Tiba-tiba, ia bangkit berdiri.     

"Hanya ada satu kemungkinan!"     

"Aku punya potensi sihir tingkat dua, namun menurut ayahku, aku tidak sedarah dengan anggota keluarga kerajaan. Aku lahir dalam keluarga bangsawan biasa, namun ayah hanya seorang Baron, sementara kebanyakan calon Penyihir yang kutemui adalah anggota keluarga kerajaan atau setidaknya sedarah dengan keluarga kerajaan. Sepertinya, aku tidak bereinkarnasi ke tubuh anak bangsawan sembarangan dan mendapat potensi calon Penyihir.' Angele terus berpikir.     

'Ayahku hanya seorang Ksatria tingkat atas, sehingga hanya ada satu kemungkinan - ibuku, Kiran, adalah seorang bangsawan berdarah kerajaan. Kemungkinan besar, Byrons memiliki bakat yang jauh lebih tinggi dariku, sehingga aku ditinggalkan dan diasuh oleh ayahku. Aku tidak bisa menyalahkan pilihannya, karena seorang calon Penyihir berpotensi rendah akan membutuhkan lebih banyak sumber daya ketimbang calon Penyihir berpotensi tinggi.'     

'Namun, di sini tidak ada pasokan bahan-bahan sihir yang memadai, sehingga hanya para calon Penyihir yang kehilangan harapan yang akan kembali ke sini. Mungkinkah Kiran adalah salah satunya? Namun, kenapa harus ayah? Kenapa dia pergi ke hutan itu untuk menunggu Ayah? Kenapa dia tidak pernah berbicara? Apakah suaranya akan membuka identitasnya?'     

Angele duduk di tempat tidur dan perlahan-lahan menutup matanya kembali.     

'Dulu, saat bertemu Kiran, sang baron sudah menjadi seorang Ksatria tingkat atas, namun akan lebih baik jika ibu memilih bercinta dengan seorang Ksatria Agung, kan? Sangat mudah bagi seorang calon Penyihir untuk memikat perhatian Ksatria Agung, namun Kiran tetap memilih untuk bercinta dengan Ksatria tingkat atas. Apa dia bukan manusia? Apa dia harus menghindari para Ksatria Agung karena alasan tertentu?" Angele berkedip beberapa kali.     

'Kiran bukan manusia. Ia memilih untuk bercinta dengan seorang Ksatria tingkat atas sebelum membawa pergi anak dengan talenta lebih tinggi. Ini menjelaskan mengapa aku bisa memakan berbagai macam makanan aneh untuk memperkuat tubuhku, sementara Ayah tidak bisa. Itu karena aku memiliki darah dari Kiran.'     

'Zero, apa kau memiliki informasi tentang data genetik manusia normal?' tanya Angele.     

'Informasi telah ditemukan. Pindahkan?' tanya Zero setelah beberapa detik.     

'Kirimkan padaku dan tampilkan perbandingan informasi genetik itu dengan gen-ku. Aku ingin tahu apakah gen-ku berbeda dengan gen manusia normal.'     

'Membandingkan... Mohon menunggu…'     

Angele dapat merasakan informasi dari Zero memasuki otaknya. Ia melihat perhitungan Zero di depan matanya.     

Dengan kekuatan mentalnya yang tinggi, Angele dapat mengikuti proses perhitungan Zero dalam tes perbandingan tersebut. Pertama-tama, informasi dipindahkan dari penyimpanan ke sistem kalkulasi, kemudian Zero membandingkan semua informasi tersebut satu per satu.     

Setelah melampaui batas genetiknya, Angele merasa bahwa ia berpikir dengan jauh lebih cepat. Ia juga mempertimbangkan semua tindakannya dengan pikiran yang tenang. Inilah salah satu manfaat yang diperolehnya dalam proses memperkuat diri.     

Tubuhnya berubah, atau mungkin berevolusi.     

'Misi selesai. Hasil: 77.78% kemiripan. Tanpa memperhitungkan gen dari darah kuno, hasilnya akan menjadi 82.12%. Angka ini tetap sama seperti saat Anda belum melampaui batas kekuatan.     

'Jadi... Aku tidak salah.' Angele bernafas lega.     

"Aku hanya setengah manusia." Angele melihat telapak tangan kirinya. Ia sadar bahwa garis di telapak tangannya terlihat aneh. Garisnya terlihat seperti tanda X.     

Ia tersenyum, "Aku tidak peduli apakah aku manusia atau bukan. Aku adalah aku. Ayahku adalah Karl Rio, dan ibuku adalah Kiran. Mungkin aku bisa mencari petunjuk dari informasi yang tertulis di gulungan ini, namun jika tidak, tidak apa-apa. Inilah takdirku."     

Angele terdiam sesaat.     

"Setelah ini, aku harus mencari informasi tentang organisasi yang mengirim Dice untuk membunuh sang Baron. Anehnya, mereka tidak berusaha mengejarku setelah aku membunuh Dice. Apa mereka tidak tahu tentang cincin berisi kekuatan aneh yang dapat membuat pergerakan seseorang menjadi jauh lebih cepat?" gumam Angele.     

Angele menarik selimut lembut itu dan berbaring. Ia dapat mencium bau kedua gadis tadi, sehingga ia menjadi sedikit lebih tenang dan akhirnya dapat bermeditasi.     

Keesokan paginya.     

Pangeran Justin menjemput Angele, ditemani oleh banyak kereta kuda dan satu pleton besar prajurit. Mereka akan berkunjung ke Arias, ibukota aliansi yang sangat terkenal karena bunganya yang segar dan penarinya yang cantik. Kantor perwakilan Aliansi juga berdiri di sana.     

Hari masih gelap, namun lebih dari sepuluh kereta kuda, ratusan prajurit bersenjata, infanteri, dan beberapa Ksatria perlahan-lahan pergi meninggalkan Pelabuhan Marua.     

Angele tidak berpamitan. Ia langsung pergi tanpa memberitahu siapa pun. Ia duduk di kereta terbesar berwarna hitam, tepat di tengah kereta lainnya, dan menatap pemandangan hutan melalui jendela tanpa ekspresi.     

"Apa yang sedang kau pikirkan? Dari tadi, kau diam saja." Pangeran Justin duduk di kursi, tepat di seberang Angele, sambil menata rambut seorang gadis cantik. Walaupun jemarinya sangat gemuk, Pangeran itu dapat mengikat rambut si gadis dengan mudah. Gadis itu adalah salah satu anak sang Pangeran. Ia adalah anak yang paling dicintainya.     

Angele menoleh dan melihat Justin.     

"Tidak apa-apa... Banyak hal sudah berubah," bisik Angele.     

Setelah mendengar perkataan Angele, Justin tertawa kecil, "Lama-lama kau akan terbiasa. Dulu, aku bertemu Master Tymoral saat masih kecil, dan kakekku adalah teman baiknya. Sekarang, kakek dan ayahku sudah tiada, namun Tuan Tymoral masih terlihat sama, seakan-akan ia sedang terkunci jauh dari arus erosi waktu.".     

Setelah menata rambut anaknya, Justin mencium pipi gadis itu.     

"Nah, inilah gaya rambut kesukaanmu, Nak."     

Gadis itu mengangguk, seakan tidak mendengar perkataan ayahnya. Walau gadis itu sangat cantik, tidak ada cahaya di matanya. Itu adalah salah satu gejala demensia.     

Angele menatap gadis itu. Ia berumur sekitar 18 tahun dan mengenakan terusan hitam dari sutra, namun gadis itu terus tinggal bersama sang Pangeran. Sepertinya, ia tidak ingin pergi ke mana pun.     

"Dia anakmu?" tanya Angele.     

Justin mengangguk.     

"Isabelle adalah anakku tersayang, namun dia lahir dengan penyakit demensia."     

"Yah, coba kulihat. Mungkin aku bisa membantu." Angele ingin membalas kebaikan Justin. Tanpa bantuan Justin, rencana balas dendamnya tidak akan semudah itu.     

"Tidak mungkin. Master Tymoral, seorang penyihir cahaya, pun gagal membantu Isabelle karena penyakitnya adalah penyakit turunan." Justin menggeleng dengan sedih.     

Angele melihat kepala gadis itu dan meminta Zero memeriksa otaknya.     

"Master Tymoral benar. Otak Isabella lebih kecil ketimbang otak manusia pada umumnya." Angele menggelengkan kepalanya. Tidak ada yang bisa ia lakukan, karena demensia adalah adalah penyakit turunan, bukan penyakit mental.     

Justin mengangguk. Ekspresinya tidak berubah. Sepertinya, ia telah mencoba segala cara untuk mencoba menyembuhkan putrinya.     

"Isabelle tidak bisa mengatakan satu kalimat lengkap pun. Aku pun sudah tidak ada harapan, namun aku tetap ingin menemukan suami yang baik untuknya. Setidaknya, orang yang mau menjaganya jika terjadi sesuatu padaku."     

Angele mengangguk lagi.     

"Bagaimana dengan keadaan kota tujuan kita? Namanya Arias, kan? Aku tidak sempat mempelajari sistem pemerintahan Aliansi Andes."     

Justin tersenyum.     

"Aliansi Andes dibangun oleh beberapa negara. Aku adalah Pangeran salah satu negara itu, sementara para anggota Dewan Perwakilan adalah raja-raja semua negara tersebut. Aku ingin mengundangmu untuk menjadi tamu di pesta karena para raja itu ingin bertemu denganmu. Aku hanya menyampaikan pesan mereka."     

Angele tertawa. "Aku hanya akan tinggal di sini selama empat tahun. Aku tidak bisa menetap di sini selamanya."     

"Jangan khawatir, mereka tidak ingin memaksamu tinggal di Aliansi Andes." jawab Justin. Ia mengetahui apa yang dipikirkan Angele.     

"Kau tidak akan kecewa. Beberapa catatan kekuatan misterius, yang ditemukan pada akhir perang, tersimpan di sana."     

"Benarkah?" Angele sedikit terkejut     

"Terima kasih. Itu akan sangat membantu "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.