Dunia Penyihir

Serangan Balasan (Bagian 1)



Serangan Balasan (Bagian 1)

0Hari sudah pagi.     

Awan putih menyelimuti langit. Terdengar suara dedaunan yang bergesekan dari lautan pepohonan, sehingga burung-burung terbang pergi karena ketakutan. Terkadang, terlihat burung-burung hitam yang terbang melewati langit.     

Di antara pepohonan itu, sebuah kereta hitam berjalan perlahan menyusuri jalanan berwarna kelabu. Anehnya, tak ada kusir yang mengendalikan kuda itu.     

Tiba-tiba, kaca kereta itu dibuka oleh sebuah tangan putih pucat. Terlihat sesosok pria muda berambut cokelat sedang duduk di dalamnya. Pria muda itu melihat sekelilingnya sambil mengernyitkan alis.     

Pepohonan dan semak belukar tumbuh menutupi sisi kiri jalan, sehingga jarak pandangnya berkurang.     

Ukuran masing-masing pohon berbeda-beda, sehingga membuatnya merasa seperti menjelajahi hutan dari zaman purbakala.     

"Berhenti!" Pria itu menghentikan kudanya.     

Perlahan-lahan, roda kereta itu berhenti, dan kuda itu memelankan jalannya dengan nafas terengah-engah.     

Pria muda itu membuka pintu kereta, melompat turun, dan berjalan mendekati tepi jalan. Pedang crossguard berwarna hitam tergantung di pinggangnya. Sebuah busur panjang dari logam tergantung di punggungnya bersama dengan sekotak penuh panah. Tubuh pria itu sangat kuat, dan gerakannya sangat cepat.     

Dengan sarung tangan perak yang bersih membalut kedua tangannya, pria itu terlihat seperti pemburu yang berpengalaman.     

Ia menghentak dan menggerak-gerakkan kakinya beberapa kali.     

"Kau kira aku akan tertipu dengan ilusi murahan seperti ini? Setidaknya, bersembunyilah dengan benar." hina pria itu seraya mengambil sebatang panah dan melihat semak belukar itu dengan tatapan penuh kebencian.     

************     

Di dalam hutan.     

Seorang pria berjubah hitam, bersama dengan pria berjubah kelabu, sedang mencoba untuk melancarkan serangan kejutan pada Angele. Dia adalah Maryland, bersama dengan kedua muridnya, sedang bersembunyi di balik pohon besar dan memelankan suara nafas mereka. Mereka fokus mendengarkan suara-suara dari jalan itu.     

Terdapat sebuah busur silang kayu pendek di tangan Maryland, dengan panah kecil spesial di atasnya. Panah itu bersinar putih dan sepertinya terbuat dari giok.     

"Master, sepertinya dia sudah sampai di sini. Kita baru saja mendengar suaranya, kan? Sepertinya dia sedang mengejar kita," bisik si calon Penyihir pria.     

"Jangan khawatir, tetap di sini saja."     

SHK!     

Kilat hitam terbang melesat ke arah si calon penyihir wanita dari samping.     

TANG!     

Medan pelindung berwarna merah muncul di sekeliling tubuh wanita itu, sehingga panah hitam tersebut meleset dan menancap ke batang pohon di samping mereka.     

Terkejut dengan serangan itu, mereka melihat panah hitam yang menancap di pohon. Seketika, mereka menyadari bahwa Angele telah mengetahui posisi mereka.     

"Hati-hati!" teriak Maryland.     

Mendengar peringatan pria tua itu, calon penyihir wanita tersebut menoleh.     

CRAS!     

Sepertinya, medan pelindung wanita itu masih belum dapat digunakan lagi setelah serangan tadi, sehingga panah hitam lain melesat dan menancap tepat di dahi wanita itu. Tempurung tengkorak wanita itu pecah berkeping-keping, hingga mencipratkan daging otak kemana-mana.     

Mata wanita itu terbuka lebar, menunjukkan bahwa ia mati sebelum menyadari apa yang terjadi. Tubuhnya jatuh tersungkur ke tanah,     

"Ria!" teriak si calon penyihir pria dengan penuh ketakutan.     

"Sialan!" Pria itu menyentuh pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya dan menggumamkan sebuah mantra.     

Dalam dua detik, pria itu menghilang di udara. Siluet transparan yang terlihat buram bergerak melewati semak-semak dan meninggalkan jejak kaki pada tanah yang berlumpur.     

Maryland mengangkat busur silang pendeknya. Cahaya putih bersinar di matanya. Dengan ekspresi serius, ia memperhatikan semua pergerakan di antara semak belukar di seberangnya.     

Terdengar suara tapak kaki seseorang sedang berjalan menginjak dedaunan kering. Seorang pria kekar perlahan berjalan keluar dari bayang-bayang gelap.     

Angele meletakkan tangannya di atas gagang pedang crossguard-nya. Ia berdiri di atas sebuah batu besar seraya memandang Maryland.     

"Aku sudah tahu bahwa kau akan melakukan ini, Maryland." Pria bermata tajam itu berkata dengan nada yang tenang.     

Maryland menjilat bibirnya.     

"Angele, aku tidak menyangka jika kau akan mengetahui posisi kami terlebih dulu. Kuakui bahwa Liliana telah menemukan murid yang hebat, namun mengapa kau keluar dan menunjukkan dirimu? Seharusnya kau sembunyi saja di balik semak belukar." Pria tua itu mengarahkan panahnya dengan cepat pada Angele.     

"Delan Siro, Kematian Beku!"     

Panah putih itu meninggalkan busur pendek Maryland dan melesat melengkung di udara. Panah itu terbang sangat cepat, hingga hanya terlihat titik putih yang menunjukkan arah terbangnya panah tersebut.     

Maryland melemparkan busur itu ke tanah dan mengambil sebuah botol kecil dari kantongnya. Ia menuangkan sedikit bubuk kuning muda dari botol itu ke telapak tangannya dan mencipratkan bubuk itu ke udara.     

Pria tua itu menggumamkan mantra aneh yang tidak pernah Angele dengar sebelumnya. Sebuah bola cahaya putih perlahan muncul di depannya. Bola cahaya itu menyinari sekitar mereka. Terdengar suara teriakan melengking dari dalam bola itu.     

Teriakan itu semakin keras, sebelum akhirnya Maryland melemparkan bola itu. Perlahan-lahan, bola itu terbang mendekati Angele.     

Angele menarik pedang crossguard-nya. Ia berbalik dan mulai berlari dengan sangat cepat, hingga tubuhnya terlihat seperti bayangan kelabu yang buram di antara semak belukar. Panah putih itu bergerak menghindari pepohonan dan terus mengejar Angele. Hanya dalam beberapa detik, panah itu berhasil mengejar Angele, dan seketika meledak di udara tepat saat Angele memelankan langkahnya.     

DUAR!     

Panah itu meledak dan mengepung Angele dengan kabut asap putih.     

Lapisan es yang tak terhitung jumlahnya menyebar dan membekukan sekitar tempat itu, namun dalam beberapa detik, Angele berjalan keluar dari kabut es itu.     

Selapis logam tipis berwarna keperakan menyelimuti tubuhnya. Lapisan itu menangkis kabut itu sebelum mencapai tubuhnya.     

Krak!     

Logam keperakan di kulit Angele terjatuh ke tanah. Logam itu kemudian meleleh menjadi bola cair dan terbang melayang di udara.     

Dengan kekuatan aneh milik Angele, es yang membekukan udara sekitarnya pecah berkeping-keping dan jatuh ke rerumputan di tanah. Angele menyentuh permukaan logam keperakan itu dan mengubahnya menjadi perisai perak raksasa yang menutupi seluruh tubuhnya.     

Akhirnya, cahaya putih itu sampai pada Angele dan menabrak perisai logamnya.     

BUM!     

Bola cahaya putih itu pecah menjadi ribuan titik cahaya kecil yang terbang mengepung Angele dari segala arah.     

Tanpa ragu, Angele memegang pedangnya dan mengayunkan pedang itu.     

Pedang itu meleleh menjadi ribuan titik partikel logam yang bertabrakan dan menghalau titik-titik putih di udara.     

Lagi-lagi, titik-titik kecil itu meledak setelah bertabrakan dengan titik-titik logam tersebut. Ledakan itu menyisakan kepingan-kepingan es bercampur dengan abu logam yang telah hancur.     

Angele mundur selangkah dan menjatuhkan sisa pegangan pedang crossguard-nya.     

Pemuda itu menunggu hujan partikel berhenti. Maryland tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya.     

Angele kembali mengangkat tangannya dan menciptakan sebilah pedang crossguard lagi.     

Tiba-tiba, ia berbalik dan mengayunkan pedangnya ke udara di depannya. Seorang pria yang tadi bersembunyi sekarang telah terbelah menjadi dua.     

Pria itu adalah calon Penyihir yang sedang mencoba menyerang Angele dari belakang. Mata pria itu terbelalak, dan tubuhnya terbelah menjadi dua. Ia sedang memegang bola hitam kecil di tangan kanannya. Ada pola berwarna perak yang bergerak-gerak di permukaannya.     

Bau darah memenuhi udara. Organ-organ dalam pria tersebut keluar dan mengotori tanah.     

"Kaulah yang terakhir." Angele berbalik dan menangkis sebuah tombak es dengan pedangnya.     

Angele melambaikan tangannya. Sisa-sisa abu logam dari tanah perlahan terbang di udara.     

Ia menunjuk ke arah Maryland.     

Jarum-jarum logam kecil yang tak terhitung jumlahnya melesat cepat ke arah pria tua itu.     

Tanpa membuang waktu, Angele berlari maju sambil menggenggam pedang crossguard-nya kuat-kuat. Setelah ia berada lima atau enam meter di depan Maryland, ia mengayunkan pedangnya, sehingga pedang itu berubah menjadi lebih panjang namun lebih tipis.     

CLANG!     

Ujung pedang itu berhenti sebelum sempat melukai Maryland. Medan pelindung dari es di sekitar Maryland menangkis pedang itu.     

Wajah Maryland menjadi pucat, dan ia bersandar pada pohon di belakangnya tanpa berusaha untuk menghentikan serangan Angele. Pria tua itu terus menggerakkan tangannya dan menggumamkan mantra aneh, sehingga cahaya putih muncul dan menyinari ujung-ujung jarinya.     

Perisai es putih melindungi pria tua itu dari benda proyektil, sehingga kedua mantra itu bertabrakan. Suara tersengar seperti air hujan yang turun membasahi jendela.     

Maryland menatap Angele sesaat, lalu ia mempercepat mantranya. Perlahan, sebuah kristal berbentuk wajik muncul di depan pria tua itu. Kristal itu berputar-putar dan bersinar terang. Sepertinya, kristal itu menyimpan kekuatan misterius yang sangat dahsyat.     

Selain pelindung es di depan Maryland, sebuah perisai transparan muncul dan melindungi Maryland dari terpaan jarum-jarum itu dari belakang. Perisai itu hanya muncul saat pria tua itu terkena serangan.     

"Matilah kau!" Ekspresi Maryland berubah. Ia mendorong sebuah kristal ke arah Angele dengan kedua tangannya.     

Menggunakan sihir terkuatnya membuat pria itu kelelahan, karena mantra itu membutuhkan separuh dari seluruh kekuatan mentalnya, sehingga mana dan poin kekuatan mentalnya nyaris habis. Dua orang penyihir dari Aliansi Utara mati setelah terkena serangan ini.     

Setelah selesai membuat kristal itu, Maryland berlari ke tepi dan meminum beberapa botol ramuan penambah mana. Ramuan berwarna biru itu dapat membantunya meningkatkan kembali kekuatan mana dan kekuatan mentalnya, namun ramuan itu membutuhkan waktu untuk bekerja, sehingga ia tidak bisa menggunakan sihir selama beberapa saat. Pria tua itu menoleh dan melihat ke arah Angele.     

Gerakan kristal itu sangatlah cepat, hingga Angele harus mundur.     

CLANG!     

Angele menyerang kristal itu dengan pedangnya, namun kristal itu sangat keras, hingga tangannya terasa kaku.     

"Raymancrisa Ignis…" gumam Angele. Empat garis api panjang berkumpul di depan dadanya. Keempat garis itu bergabung menjadi bola api seukuran kepalan tangan.     

Bola api itu semakin besar, dan warnanya semakin gelap.     

Angele mendorong bola api itu ke depan, sehingga bertubrukan ke kristal yang terus mengejarnya itu.     

DUAR!     

Setelah ledakan itu terjadi, sisa-sisa bara api dan kepingan-kepingan es melesat ke arah Angele. Dengan cepat, remaja itu menciptakan sebuah perisai perak dan menangkis bara api dan kepingan-kepingan es yang bergerak menuju ke arahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.