Dunia Penyihir

Kembali (1)



Kembali (1)

0Tia ragu selama beberapa saat, tapi akhirnya ia berjalan mendekati meja dan mulai melepaskan bajunya. Pertama, ia melepas pakaian kelabu khusus berpedang yang ia kenakan, hingga sampai ke pakaian dalamnya.     

Setelah melepaskan semua pakaiannya, gadis kecil itu berbaring di meja panjang. Tidak ada ekspresi pada wajah Angele. Ia berbalik setelah si gadis kecil itu yakin akan keputusannya. Angele mengambil sebilah pisau dengan tangan kanannya dan berjalan mendekati gadis kecil itu.     

"Jangan khawatir, ini tidak akan lama." Angele tersenyum. Walaupun Angele sangat lelah, ia yakin dapat menanam seed itu dengan baik.     

"Baik...Master." Gadis kecil itu menutupi kemaluannya dengan tangannya. Tubuh gadis kecil itu sangat bersih dan sehat.     

Angele memegang pisau bedah di tangan kanannya dan menyuruh Tia memindahkan tangannya dari kemaluannya. Angele menekan tangan kirinya beberapa sentimeter dari pusar gadis itu. Sepertinya ia ingin mencari tempat yang tepat.     

Beberapa detik kemudian, kabut merah menutupi tangan kiri Angele. Ia meletakkan tangan itu ke bagian di bawah perut si gadis kecil.     

Css!     

Terdengar suara seperti daging yang sedang dipanggang..     

Wajah Tia berubah pucat pasi. Walaupun tidak terasa sakit, gadis kecil itu tahu bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi pada tubuhnya.     

Angele tetap tenang. Titik-titik biru berkelap-kelip pada kedua matanya.     

Setelah beberapa menit, Angele mengangkat tangannya. Tato hitam berbentuk ular yang meliuk-liuk tercetak di perut bagian kiri Tia. Ular itu adalah simbol sihir Angele, dan tulisan di sekitar ular itu adalah namanya, Angele Rio, yang ditulis dalam bahasa kuno.     

Walaupun Angele telah memutuskan untuk memberikan Life Energy Seed kepada gadis itu, ia masih tidak bisa mempercayainya begitu saja, sehingga ia memutuskan untuk meletakkan sigil-nya pada gadis itu. Jika gadis itu memutuskan untuk mengkhianatinya, ia bisa membunuh gadis itu dengan mudah.     

Angele mengangguk dan memindahkan pisau bedah itu ke tangan kirinya. Ia menyayat perut gadis itu perlahan-lahan.     

"Aluer!" Ia membaca mantra dengan lirih.     

Cahaya merah gelap berkelap-kelip pada pisau itu.     

Luka panjang muncul pada perut bawah Tia, namun luka itu tidak terasa sakit ataupun berdarah sedikit pun. Gadis itu menatap Angele dengan tatapan yang percaya dan hormat.     

Angele tersenyum ramah. Ia meletakkan pisaunya dan membuka botol kecil itu. Dengan menggunakan pinset, remaja itu mengambil seutas benang hitam tipis.     

Beberapa menit kemudian, Angele berhasil meletakkan benang itu ke dalam lubang di bawah perut Tia. Angele memastikan bahwa letak benang itu sudah tepat, lalu ia mengoleskan ramuan penyembuh ke luka tersebut dan menjahitnya agar luka itu menutup.     

"Selesai. Life Energy Seed pemberianku sedikit berbeda dari milik ksatria lain, namun milikku seharusnya lebih manjur untukmu." Angele menyentuh dahi Tia dan berkata dengan lembut.     

"Terima kasih, Master." Tia masih sedikit malu, namun gadis itu sudah menenangkan dirinya, sehingga ia tidak lagi malu melihat Angele menatap tubuhnya yang telanjang.     

"Istirahatlah." Angele mengangguk.     

"Baiklah." Tia menutup matanya.     

Angele menyelimuti gadis itu dengan kain yang telah ia siapkan sebelumnya dan mulai menganalisa pembedahan yang baru saja ia lakukan.     

'Life Energy Seed, energi yang dapat membantu orang-orang untuk menggunakan potensi terbaiknya, adalah semacam bioenergi. Tali hitam tadi adalah esensi tubuhku, yang berisi energi dari dalam tubuhku. Seharusnya, energi dariku akan lebih kuat dari energi ksatria biasa karena aku sudah melampaui batasku. Setelah ini, aku akan melatihnya. Jika gadis itu mengkhianatiku, aku bisa membunuhnya dengan sigil-ku dan mengambil kembali energi yang kutanamkan.'     

Angele membaca metode itu dari buku Penyihir dan memperbaikinya. Tia adalah subyek percobaan pertama metode itu.     

Metode ini diciptakan oleh para Penyihir Kuno dan digunakan untuk melatih orang-orang yang ingin bekerja di bawah bimbingan sang penyihir. Namun, mereka membutuhkan sesuatu sebagai jaminan agar para penerima kekuatan tidak mengkhianati mereka.     

Penyihir juga dapat mengubah kondisi tubuh orang-orang yang menerima seed mereka, sehingga semakin muda penerimanya, akan semakin baik. Kemungkinan besar, cara ini juga digunakan para ksatria untuk menanamkan seed dan melatih ksatria.     

Namun, Angele sudah menjadi seorang Penyihir, sehingga ia tidak tertarik dengan metode penciptaan seed seorang ksatria. Lagipula, ia tidak bisa menggunakan metode itu dengan sembarangan, karena mengambil esensi raganya akan melukai tubuhnya secara permanen.     

Angele membersihkan meja dan menata rapi semua benda-benda yang telah ia gunakan.     

Setelah selesai merapikan barang-barangnya, ia berjalan mendekati kotak yang berisi tangan makhluk itu. Tangan itu telah meleleh, seperti lilin yang dibakar, dan berubah menjadi genangan air berwarna kuning dan berbau seperti sup daging. Asap putih membumbung tinggi dan membuat ruangan menjadi terlihat buram.     

Angele mengambil jarum suntik dan mengisinya dengan cairan berwarna ungu gelap.     

Perlahan-lahan, ia menyuntikkan cairan itu ke dalam bola mata tersebut, sehingga warna putihnya berubah menjadi ungu dalam beberapa detik.     

Dengan pinsetnya, Angele mengambil mata itu dan meletakkannya di dekat asap putih. Dalam beberapa detik, warna mata itu berubah menjadi berwarna hitam legam, sementara bagian tengahnya tetap berwarna merah, seakan-akan darah sedang menetes dari tengah bola mata itu.     

Angele meletakkan pinsetnya dan mengambil jarum suntik lain. Perlahan-lahan, ia menusukkan jarum itu ke bagian tengah mata makhluk tersebut. Ia mengambil cairan dari dalamnya. Cairan itu berwarna merah terang dan bercahaya, seperti batu rubi cair.     

Sementara cairan itu terserap, bola mata itu mengering dan berubah menjadi selapis kulit yang aneh.     

Angele menarik keluar jarum suntiknya. Ia menekan suntikan itu untuk mengeluarkan udara dari dalamnya dan menyuntikkan cairan merah itu tanpa ragu.     

'Cairan berenergi tinggi terdeteksi dalam tubuh Anda.' lapor Zero.     

'Cairan berenergi tinggi sedang mempengaruhi kondisi darah Anda... Merekam proses...'     

Angele tahu bahwa perubahan ini akan terjadi, sehingga ia tetap tenang.     

'Lepaskan energi yang tersimpan debgan perlahan dan ubah kecepatan pelepasan energi sesuai rencana yang telah dibuat,' perintahnya.     

'Melepaskan partikel energi…'     

Setengah jam kemudian, Angele duduk di kursi di samping meja. Dahinya basah oleh keringat.     

'Penyerapan energi telah selesai. Batas genetik Anda telah terlampaui, dan kekuatan Anda telah meningkat.'     

'Dulu, daya tahanku adalah 4.5 poin, namun sekarang sudah menjadi 6.1. Hebat sekali... Sayangnya, aku hanya bisa melakukannya satu kali. Tubuhku sudah kebal terhadap efek metode tadi.'     

Angele bersandar di kursinya dan tersenyum. Ia memandang Tia tidur selama beberapa saat sebelum meninggalkan ruangan.     

Ia berjalan menaiki tangga, hingga sampai di balkon lantai dua.     

Hari sudah gelap. Angin dingin bertiup melintasi wajah Angele. Ia hanya bisa melihat cahaya dari distrik lain.     

Ia bersandar di balkon dan melihat patung-patung perunggu yang menghiasi taman kecil. Ada banyak rumah di sekitarnya yang kosong. Tempat itu sangat sepi. Tidak ada orang yang berlalu-lalang.     

Angele mendongak ke atas langit. Ia melihat sepasang rembulan menghiasi langit malam: satu berbentuk sabit dan lainnya berbentuk seperti huruf D. Kedua rembulan itu terlihat cantik dan damai.     

Angele kelelahan. Ia meletakkan tangannya pada pegangan balkon yang dingin, sehingga ia merasa jauh lebih baik.     

"Satu lagi."     

Angele mengambil sebuah kotak hitam dari kantong di pinggangnya.     

Kotak itu berukuran sebesar telapak tangan, sehingga cukup untuk diletakkan dalam kantong kecil.     

Di tengah kotak itu, terdapat telur berwarna kelabu, yang beralaskan kain sutera hitam tipis.     

"Kalajengking… Aku ingin punya hewan sihir yang bisa terbang, namun aku akan menyimpan telur ini untuk berjaga-jaga kalau saja aku tidak bisa menemukan alternatif lain." Angele memegang telur itu dan berpikir selama beberapa saat, lalu akhirnya ia mengembalikan telur itu ke dalam kantongnya.     

"Akan kupikirkan nanti," Angele menghela nafas. Ia harus berpikir matang-matang karena ia hanya bisa menjinakkan satu hewan sihir.     

Kebanyakan penyihir menggunakan serangga ataupun lalat untuk melakukan berbagai macam hal, namun cara kerja hewan sihir berbeda dengan serangga. Kehidupan hewan sihir terhubung dengan kehidupan pemiliknya. Jika hewan sihir mati, pemiliknya akan terluka parah, dan jika pemiliknya mati, sang pemilik bisa hidup kembali melalui hewan sihirnya. Memiliki hewan sihir sangat mirip dengan memiliki nyawa kedua.     

Itulah mengapa Angele sangat berhati-hati. Ia ingin mencari hewan kuat yang bisa melindunginya dalam pertarungan.     

Telur itu adalah telur Dark Scorpion. Panjang Dark Scorpion dewasa bisa mencapai satu meter, dan lebarnya bisa mencapai setengah meter. Kekuatan bertarungnya sama dengan Mountain Bear yang ia temui dulu. Seorang ksatria tidak akan bisa melawannya, namun makhluk itu tidak ada apa-apanya bagi seorang Penyihir.     

"Kuharap aku bisa menemukan sesuatu yang lebih baik. Jika tidak, aku harus membuat makhluk sendiri." Angele kembali menghela nafas.     

Membuat makhluk hidup dan memanipulasi darah adalah dua mata pelajaran yang populer di Dunia Penyihir, namun kebanyakan makhluk buatan memiliki kelemahan yang fatal. Ditambah lagi, seorang penyihir membutuhkan banyak pengetahuan untuk mulai membuat makhluk hidup.     

********************     

Dengan bantuan Angele, Tia sembuh hanya dalam beberapa hari. Angele tinggal di kota selama beberapa hari. Ia memberikan dua magic stone kepada Tia untuk membayar biaya-biaya sebelum ia berangkat lagi.     

Tinos, Harland, dan Alford melihatnya pergi. Mereka bertanya beberapa kali apakah ia membutuhkan bantuan.     

Angele tidak meminta apa pun. Ia sudah mempersiapkan semuanya dalam perjalanan. Ia tahu bahwa ia tidak akan kembali sebelum semua urusannya selesai. Satu-satunya cara untuk menghubungi mereka adalah dengan teleskop-nya, namun tujuannya jauh di luar jarak maksimum teleskop tersebut.     

Namun, ia harus kembali dan melihat keadaan keluarganya. Ia meninggalkan Pelabuhan Marua beberapa tahun lalu, sehingga m ia tidak tahu keadaan keluarganya sekarang. Ia telah meninggalkan surat untuk memberitahu ayahnya jika ia ingin belajar ke luar negeri, namun keluarganya tidak tahu apa yang terjadi. Hanya Master Adolf yang tahu bahwa ia pergi untuk menggapai mimpinya.     

Ia masih ingat saat pertama kalinya ia meninggalkan Pelabuhan Marua. Ia juga ingat semua yang terjadi dalam perjalanannya menuju Perguruan Ramsoda.     

Di kapal itu, ia menolong Nancy dan bertemu dengan gadis berpotensi tingkat 1. Yuri berkata padanya bahwa ia sedang menjadi pengawal di perbatasan, namun Yuri tidak membalas surat Angele setelah itu.     

Angele memikirkan semua kejadian di masa itu sambil cepat-cepat berangkat ke dermaga.     

BalasTeruskan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.