Dunia Penyihir

Kenaikan Pangkat (Bagian 2)



Kenaikan Pangkat (Bagian 2)

0"Sebagai calon penyihir tingkat 3, Angele telah mencapai batas minimum untuk melampaui batas kekuatannya. Sesuai aturan sekolah, akan kuberikan satu porsi Air Asu untuknya." Ekspresi Liliana terlihat aneh, hingga Angele tidak tahu apakah wanita itu sedang tertawa atau pun menangis. Liliana mengambil sebuah tabung kecil dari jubahnya. Tabung itu juga terbuat dari kristal gunung berapi dan berisi cairan berwarna keemasan.     

Liliana meletakkan tabung itu ke tangan Angele perlahan-lahan.     

"Kaulah muridku yang ke-13. Kuharap kau selalu ingat untuk mengendalikan diri dan tidak terbawa perasaan yang tidak perlu."     

"Baik, Master." Angele memegang tabung itu dengan hati-hati.     

"Kuharap hal-hal yang baik selalu menyertaimu," kata Liliana dengan suara berat. "Maafkan aku, tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Aku masih harus bekerja di laboratoriumku, jadi aku harus pergi."     

Liliana menatap seorang pria botak seraya membawa segelas wine merah, "Gaz, berhati-hatilah. Jika kau tertangkap di Santiago, tidak akan ada yang bisa kulakukan untuk membantumu."     

Pria botak itu tersenyum. "Terima kasih, Master. Aku akan segera kembali setelah menyelesaikan pekerjaan itu."     

"Bagus." Liliana berbalik dan berjalan maju. Seketika itu, si wanita tua menghilang menjadi asap hitam.     

Si pria botak itu perlahan-lahan menjadi tembus pandang, sebelum akhirnya menghilang juga.     

"Sekarang, Master jadi jauh lebih hati-hati." Seorang wanita berambut pirang tertawa.     

"Jaga mulutmu," jawab seorang pria bertopeng dengan suara berat. "Jangan pernah menilai guru kita."     

"Terserahlah." Wanita itu menyesap sedikit wine.     

Orang-orang di sana mulai membentuk kelompok-kelompok kecil. Mereka berbincang-bincang dengan suara lirih.     

Setelah beberapa menit, ruangan menjadi hening setelah mereka selesai berbincang-bincang. Mereka meletakkan gelas wine, lalu mereka menghilang menjadi asap hitam seperti Liliana.     

Hanya ada beberapa orang yang masih ada di ruangan itu. Angele berdiri di tengah mereka, namun tidak ada yang mendekatinya. Para Penyihir sejati itu tidak sedang di sini untuk menyapanya. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk berkumpul dan bertukar informasi maupun benda-benda langka.     

Liliana adalah tipe orang yang akan menggunakan alasan apa pun untuk mengadakan pesta, karena ia ingin semua muridnya saling mengenal dan akrab. Saat ini, Angele baru saja menjadi murid resmi wanita tua itu, sehingga ia menggunakan kesempatan ini untuk mengumpulkan semua murid lainnya di sini.     

Sebagai seorang calon penyihir tingkat 3, tidak ada yang tertarik pada Angele, karena mereka semua sudah menjadi penyihir sejati. Para kelompok 'jubah hitam' itu telah menunjukkan rasa hormat dengan bersulang bersamanya tadi.     

Namun, Angele tidak peduli. Satu-satunya alasan ia ada di sini adalah mendapatkan satu porsi Air Asu lagi.     

"Namamu Angele Rio, kan?" tanya seorang pria tua dengan suara yang tidak jelas sambil berjalan mendekatinya. "Walaupun tingkat potensi sihirmu sangat rendah, dan aku tidak tahu apakah kau bisa melampaui batasmu, memenuhi persyaratan untuk menjadi murid Liliana dalam umur semuda itu adalah sebuah pencapaian yang hebat. Namaku Daniel Curtis, panggil saja Daniel. Kudengar, kau pernah membeli berbagai macam tanaman langka dari Master Liliana. Apakah kau masih membutuhkannya? Aku masih punya berbagai macam tanaman langka di ruanganku."     

Angele tersenyum sopan, "Tentu saja, namun aku tidak punya cukup uang untuk membeli tanaman-tanaman yang terlalu langka."     

"Berapa magic stone yang kau punya? Atau, kau bisa menawarkan sesuatu padaku?" Sikap Daniel sedikit berbeda dari kelompok orang berjubah hitam lainnya. Ia tidak peduli bahwa Angele masih mengenakan jubah kelabu.     

"Katakan saja." Sepertinya, Daniel adalah sosok yang baik, namun beberapa penyihir menatap mereka dengan tatapan menghina. Mungkin Daniel adalah penyihir terlemah di antara mereka.     

"Yah, bagaimana kalau seribu magic stone biasa? Walaupun tanamanku tidak selangka itu, setidaknya harga totalnya masih 1000 magic stone. Kau mau menggunakan tanaman itu untuk berlatih meramu, kan? Kalau begitu, kau tidak butuh tanaman berkualitas tinggi," Daniel tersenyum.     

Angele mengangguk, "Baiklah, kapan kau punya waktu luang untuk bertemu?"     

Daniel menatap Angele, "Aku membawa semua tanamanku kembali ke sekolah. Jangan khawatir, kau sedang berbicara dengan orang asli, bukan hologram seperti orang-orang lain di sini."     

Setelah pesta, Angele melakukan pertukaran itu dengan Daniel, kemudian ia meminta dua orang calon penyihir tingkat rendah untuk membawakan semua bahan itu ke kamarnya.     

Setelah berpetualang di Moon Gin Manor beberapa waktu lalu, ia mendapatkan 5000 magic stone, namun sekarang ia hanya punya sekitar 2000. Ia sadar bahwa menjadi penyihir tidaklah murah.     

Belakangan ini, Angele menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencoba melampaui batas kekuatannya. Bahkan ia tidak mencoba mencari tiga calon penyihir yang membunuh kudanya dan nyaris mencelakakannya di hutan waktu itu. Ia memutuskan untuk membalas dendam saat ia sudah menjadi penyihir sejati, karena ia tidak punya hak untuk menyerang mereka saat ini. Namun, setelah berhasil melampaui batasnya, ia akan lebih berhak melakukan apa pun di sekolah ini.     

1000 magic stone dihabiskannya untuk membeli berbagai macam bahan.     

Ia telah membeli peralatan dari Departemen Ramuan dan sudah memiliki bahan-bahan yang ia butuhkan untuk membuat Ramuan Mimpi Buruk. Namun, ia juga membeli berbagai macam bahan lain, sehingga tidak ada yang tahu bahwa ia memiliki resep Ramuan Mimpi Buruk. Para calon penyihir lain akan berpikir bahwa Angele hanya sedang mempelajari cara meramu berbagai macam ramuan tingkat rendah.     

Selain Air Asu, Liliana juga menawarkan Angele sebuah ruangan bagus yang hanya bisa ditinggali oleh calon penyihir tingkat 3, namun Angele menolaknya.     

Saat ini, tidak ada waktu baginya untuk menyesuaikan diri dengan ruangan baru, sehingga ia memutuskan untuk tetap tinggal di kamarnya dan bersiap-siap mencoba melampaui batasnya.     

Wakil ketua badan perguruan memanggil Angele bersama dengan dua calon penyihir lainnya yang sedang bersiap-siap mencoba melampaui batas kekuatan mereka. Pertemuan itu dilakukan di ruangan kecil. Ini adalah kali pertama Angele melihat seorang anggota badan perguruan.     

Saat Angele berbicara dengan kedua calon penyihir itu di perjalanan, ia akhirnya mempunyai pandangan umum tentang struktur sekolah ini.     

Saat ini, Perguruan Ramsoda diketuai oleh dua orang wakil. Setiap fakultas diketuai seorang ketua, dan semua guru fakultas bekerja sesuai dengan perintah sang ketua fakultas. Calon penyihir tingkat tiga akan menjadi murid resmi salah satu guru, sementara calon penyihir tingkat rendah tidak terlalu dipedulikan.     

Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya ketua Perguruan Ramsoda, namun sang ketua akan datang ke sekolah setiap tiga puluh tahun. Fungsi utama perguruan ini bukanlah untuk melatih calon penyihir, namun untuk melindungi sebuah benda tertentu, sehingga perguruan ini telah bertarung melawan banyak sekali organisasi lainnya.     

Setelah mendapatkan informasi ini, Angele memutuskan untuk fokus mempersiapkan proses melampaui batasnya.     

Ia tidak keluar dari kamarnya selama sepuluh hari setelahnya. Ia berkonsentrasi untuk mencoba meramu Ramuan Mimpi Buruk.     

Dengan menggunakan chip-nya, ia dapat melakukan simulasi dan perhitungan yang tepat dan cepat, sehingga kesempatan keberhasilannya menjadi lebih tinggi ketimbang calon penyihir pada umumnya. Ramuan Mimpi Buruk adalah ramuan tingkat tinggi, dan tingkat kesuksesan Angele lebih dari sepuluh persen.     

Resep Ramuan Mimpi Buruk sangatlah membingungkan bagi orang lain, namun Angele dapat menganalisa resep itu dengan mudah.     

15 hari kemudian…     

Angele berdiri di samping mejanya dengan wajah yang puas. Di tangannya, terdapat sebotol kecil cairan berwarna merah.     

"Akhirnya," ia menggumam seraya menggerakkan botol kecil itu. Dalam beberapa detik, cairan dalam botol itu berubah menjadi biru.     

Ia menggerakkan botolnya lagi. Cairan itu kembali menjadi merah dengan cepat.     

"Hebat sekali… Jadi inilah Ramuan Mimpi Buruk yang misterius itu."     

Angele menghabiskan lebih dari sepuluh hari untuk meramu satu porsi Ramuan Mimpi Buruk. Satu porsi itu sudah cukup untuk simulasinya.     

'Zero, tunjukkan padaku informasi tentang mantra bertahan yang telah dimodifikasi.'     

'Pola mantra telah berhasil dimodifikasi. Pola yang digunakan: Medan Bersuhu Tinggi, Sihir Logam, dan Belitan Pelindung. 15 percobaan simulasi telah dilakukan. Semuanya sukses.'     

Angele mengangguk dan tersenyum. Ia puas akan hasil yang diterimanya.     

Ia mengambil sebuah jam kristal dari kantong di dekat meja,dan memeriksa waktu saat ini.     

19.23     

"Hmm… Kamar-kamar di sekolah ini dilindungi oleh medan pelindung, tetapi…" Tiba-tiba, Angele terdiam.     

'Makhluk berenergi tinggi mendekat,' lapor Zero. Angele melihat sebuah titik hitam berlari di lantai kamarnya.     

Dengan tenang, ia melihat titik hitam itu. Titik itu adalah seekor serangga hitam kecil.     

Serangga itu bertubuh bulat, memiliki ukuran sebesar jari tangan, dan berkaki enam. Serangga itu bergerak dengan sangat cepat.     

Partikel energi yang ia tempelkan ke pintu sama sekali tidak bereaksi dengan serangga itu. Bentuk serangga itu mirip dengan kumbang yang dikendalikan Master Liliana. Tanpa chip-nya, mungkin ia tidak akan sadar bahwa serangga itu ada di sana.     

Angele tidak menghentikan kegiatannya, namun ia menyembunyikan Ramuan Mimpi Buruk itu di dalam lengan kanan jubahnya.     

"Semuanya selesai, kuharap aku berhasil…" Gumam Angele. Wajahnya sedikit murung, "Semoga aku beruntung…" Angele menghela nafas dan mulai membersihkan mejanya yang berantakan.     

Mendengar perkataan Angele membuat serangga itu berhenti bergerak selama beberapa saat, lalu serangga itu bergerak ke tepi ruangan. Makhluk itu menjadi asap hitam dan menghilang.     

Setelah kumbang itu pergi, Angele bernafas lega.     

'Master mengirimkan serangganya ke kamarku berkali-kali. Mereka datang dua hari sekali. Sebelumnya, aku tidak sadar jika guruku memiliki ekspektasi yang tinggi untuk calon penyihir tingkat 3 sepertiku…' Angele tersenyum kecut, 'Aku tidak tahu mengapa ia sangat tertarik padaku, namun persiapanku sudah siap sekarang.'     

Angele mengeluarkan Ramuan Mimpi Buruk itu dari jubahnya dan meletakkannya di samping ketiga tabung berisi Air Asu di meja. Kemudian, ia mengambil salah satu tabung dan berdiri di samping meja itu.     

"Jiwa yang kekal akan kembali ke pelukan ibu pertiwi," ia menggumamkan mantra.     

KRAK!     

Tabung di tangannya terbuka, begitu juga dengan kedua tabung di meja itu.     

Dengan mata yang penuh keberanian, Angele mengangkat tabung itu dan menelan cairan emas yang ada di dalamnya.     

Ia meletakkan tabung yang telah kosong itu dan mengambil kedua tabung lainnya.     

Akhirnya, ia menghabiskan semua ramuan itu bersama dengan Ramuan Mimpi Buruk. Ia mengembalikan semua botol ramuan yang telah kosong itu ke dalam kantongnya.     

Angele duduk bersila di tempat tidur. Ia merasakan tenggorokan dan perutnya menjadi panas, seakan ada api yang membara di dalam tubuhnya.     

Perlahan-lahan, ia menutup mata.     

BUM!     

Api putih pucat membara di atas kulitnya. "Aku akan berhasil…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.