Dunia Penyihir

Hutan (Bagian 2)



Hutan (Bagian 2)

0Tidak luput dari serangan Kelly, sihir Gondor pun terganggu, sehingga bola perak di depannya perlahan menghilang. Ia kesulitan untuk memfokuskan pikirannya. Akhirnya, pria itu menutup telinga dengan kedua tangannya. Winnie menyentuh dahinya, dan bola matanya melirik ke atas, hingga nyaris bagian putihnya saja yang terlihat.     

Sebagian besar anggota keluarga Gondor telah terkapar. Mereka tidak mampu bergerak karena serangan gelombang suara yang terus menerpa mereka tanpa henti. Mereka dalam keadaan pasif dan tidak dapat menyerang balik. Dua pemanah terdepan mereka jatuh tersungkur dalam sekejap.     

Kelly sangat puas melihat betapa kuatnya sihir yang ia gunakan. Mulut wanita itu masih terbuka lebar, dan teriakan terus-menerus keluar dari mulutnya. Kedua rune di depan wanita itu masih melayang dan berkelap-kelip beberapa kali.     

Setelah menghindari teriakan saudaranya sendiri, Michele mulai menggunakan sebuah mantra. Gumpalan bola asam berwarna hijau seukuran kepalan tangan manusia telah melayang-layang di atas telapak tangannya. Michele menatap Gondor sambil tersenyum.     

"Selamat tinggal, Gondor." gumam Michele.     

Michele menunjuk ke arah Gondor, sehingga gumpalan lendir hijau di atas telapak tangannya berputar sekali sebelum melayang ke arah Gondor. Beberapa tetes asam hijau jatuh mengenai tanah saat bola itu terbang di udara.     

Asam yang menetes itu merusak tanah dan menciptakan lubang-lubang yang mengeluarkan asap hijau. Asap itu membuat udara di sekitar mereka berbau masam dan busuk.     

Gondor dan keluarganya masih tidak dapat bergerak karena sihir Kelly. Mereka hanya bisa melihat bola asam itu bergerak ke arah mereka. Selama Kelly masih terus menggunakan sihirnya itu, tidak ada yang akan bisa menghindari serangan Michele.     

Bola asam itu bergerak perlahan, namun terus mendekati mereka, hingga pendar hijaunya terpantul pada wajah Gondor yang pucat. Terlihat ekspresi putus asa dari Winnie dan seluruh anggota Keluarga Stephen.     

WOO!     

Suara tajam yang menusuk telinga terdengar dari samping.     

Terdengar suara raungan di udara, dan sebuah perisai hitam raksasa terjatuh menancap ke dalam lumpur di depan Gondor. Perisai itu tiba-tiba berubah menjadi dinding logam raksasa.     

CSS!     

Bola asam dari sihir Michele menabrak dinding itu, sehingga menghasilkan suara seperti air yang diteteskan ke logam panas. Asap putih seketika memenuhi udara di sekitar mereka.     

Bersamaan dengan jatuhnya perisai itu, Kelly berhenti berteriak. Seorang pria bertubuh tinggi meringkuk di belakang Gondor. Wajahnya tidak terlihat, namun pedang perak besar yang tersemat di punggungnya terlihat jelas.     

Secepat tembakan panah, pria itu mengambil pedang perak besarnya dan melesat ke arah Kelly dengan sangat cepat, hingga pengawal wanita itu tidak sempat menangkisnya.     

Dengan pedang peraknya, pria tersebut menerjang dan mengayunkan pedangnya ke arah Kelly. Ekspresi terkejut wanita itu terpantul pada pedang tersebut.     

TANG!     

Tiba-tiba, terdengar suara pedang yang bertubrukan. Kekuatan tubrukan itu sangat dahsyat, hingga pria tersebut mundur beberapa langkah dan menyeimbangkan diri.     

Sebilah pedang crossguard berputar di udara dan menancap ke tanah dalam kecepatan tinggi. Pedang itulah yang menangkis serangan pria tersebut.     

Tidak ada yang mengerti apa yang baru saja terjadi. Michele pun terdiam karena bingung. Jika saja pedang crossguard dari langit itu tidak terjatuh dan melindungi Kelly, mungkin sekarang wanita itu sudah mati.     

"Ha, akhirnya kau datang juga." Kelly menatap pria di depannya dengan ekspresi lega.     

Perlahan-lahan, wanita itu menepi. Ia memberi jalan kepada pria muda yang muncul dari semak belukar di belakangnya. Pria itu memiliki tatapan yang tajam. Wajahnya nyaris tidak terlihat dalam kegelapan langit, namun matanya berpendar seperti bintang. Tatapan tajam itu sedang menatap pria tua yang baru saja menyerang Kelly.     

"Master Angele, terima kasih telah menyelamatkan saya," kata Kelly dengan penuh hormat.     

Angele mengangguk. Ia sedang memegang sebilah pedang di tangan kirinya. Lebih dari dua puluh pedang tertancap pada tanah di sekitarnya. Akhirnya, semua menyadari bahwa serangan itu adalah serangan Angele.     

"Jadi, kau pria tua misterius yang melindungi Keluarga Stephen?" tanya Angele dengan santai.     

Pria yang menolong Gondor itu berpakaian serba hitam dan menggenggam pedangnya. Ekspresi wajahnya terlihat serius. Akhirnya, Kelly dapat melihat wajah orang tersebut.     

Pria tua itu memiliki rambut dan jenggot berwarna putih. Wajahnya penuh kerutan, namun tubuhnya masih sangat kuat. Posturnya terlihat seperti veteran perang. Entah kenapa, pria itu mengingatkan Angele akan serigala yang dibuang dari kelompoknya.     

"Gondor adalah muridku, pria muda. Aku tahu, kau bukanlah orang yang jahat. Katakanlah, apa yang dijanjikan wanita itu padamu? Kumohon?" Suara pria tua itu terdengar lantang dan jelas.     

Gondor dan Winnie berdiri perlahan dan menatap Kelly dengan penuh kebencian. Angele melihat Kelly menjadi gugup saat mendengar permintaan pria tua itu.     

"Aku ada di sini untuk mencari resep Ramuan Mimpi Buruk." Tanpa ragu, Angele menjawab pertanyaan itu.     

Pria tua itu berharap bahwa Angele akan meminta sesuatu yang lain. Ia menggumam, "Ah…."     

Tanpa membuang-buang waktu lagi, Angele melemparkan pedang di tangan kirinya ke arah pria tua itu.     

Ia terus melemparkan dua puluh pedang yang menancap di tanah itu satu persatu tanpa henti.     

Pedang-pedang crossguard yang dilemparkan itu membentuk lingkaran yang berputar-putar di udara. Semua pedang itu melesat cepat menuju si pria tua. Pria itu tak bisa pergi ke mana-mana. Ia harus melindungi keluarga Stephen yang masih tidak berdaya di belakangnya.     

"AH!" teriak pria itu seraya mengangkat pedangnya untuk menangkis serangan Angele.     

TANG! TANG! TANG! TANG! TANG!     

Bagi pria tua tersebut, setiap serangan terasa seperti palu godam yang sedang menghantam pedangnya. Setiap kali menangkis pedang, ia mundur selangkah.     

"Lari!" teriak pria itu kepada orang-orang di belakangnya.     

"Guru…" Gondor terlihat gugup. "Kita harus mundur bersama-sama! Paman Rock, bergeraklah!" teriaknya kepada salah satu pemanah di belakangnya.     

Pedang-pedang crossguard itu terus menyerang dan menghantam pedang besar si pria tua itu.     

Di seluruh hutan, hanya terdengar suara bising pedang yang saling bertabrakan. Kelly dan anggota keluarganya ragu untuk membantu Angele, namun beberapa dari mereka telah mundur. Anggota keluarga Gondor pun mulai mundur. Mereka saling menyokong satu sama lain karena mereka masih pusing setelah terkena serangan sihir Kelly.     

Pria tua itu berusaha keras untuk tetap berdiri di sana, hingga wajahnya menjadi pucat dan telinganya berdarah. Serangan tanpa henti yang ditangkisnya telah merusak organ dalamnya.     

Beberapa menit berjalan, dan akhirnya pria tua itu memuntahkan darah.     

"NEE HAN MURA!" Tiba-tiba, ia berteriak.     

Bola-bola perak cair muncul entah dari mana dan berkumpul di sekitar pria tua itu. Ukuran masing-masing bola berbeda-beda, namun bentuk, warna, dan pendarnya sama.     

Lebih dari sepuluh bola perak melayang di udara.     

"Tembakan Logam!" raung pria itu.     

Semua bola-bola itu berubah menjadi duri-duri tajam.     

CHI! CHI! CHI!     

Sesuai perintah si pria tua, semua duri itu terbang ke arah Angele.     

Angele hanya berdiri di sana dan mengambil kedua pedang crossguard-nya. Cahaya biru berpendar di matanya. Ia tersenyum setelah melihat duri-duri yang melesat ke arahnya.     

Ia melompat ke kiri untuk menghindari duri pertama. Kemudian, ia memiringkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menghindari hujan duri itu seraya terus maju. Ia dapat mendeteksi celah di antara duri-duri itu dengan mudahnya.     

Namun, nasib Kelly dan Michele tidak seberuntung itu. Mereka tidak dapat menghindari semua duri. Bahu kiri Kelly terluka karena duri itu, sementara lengan kanan dan kaki kiri Michele terluka parah, hingga nyaris tidak bisa bergerak. Semua pengawal mereka telah kabur dan bersembunyi di balik semak belukar karena takut akan kekuatan pria tua tersebut.     

BRAK!     

Angele menendang pedang pria tua itu. Ia berbalik dan mulai mengayunkan kedua pedangnya ke arah pria tua tersebut.     

Akhirnya, mereka bertarung lagi.     

Teknik berperang Angele nyaris sempurna. Serangannya stabil dan akurat. Pria tua itu mampu menangkis serangan Angele dengan pedang besarnya, namun tubuhnya semakin lemah. Angele bergerak sangat cepat, hingga tubuhnya terlihat buram. Sampai sekarang, ia bahkan masih belum menggunakan kekuatan sesungguhnya.     

Tidak mampu menyerang balik, si pria tua terus terdorong mundur seraya menangkis serangan Angele. Mereka menghilang masuk ke dalam semak belukar dalam beberapa detik.     

"Guru!" Gondor benar-benar geram, "Paman Rock, tolong bawa keluarga kita pulang dulu. Aku akan membantu guruku."     

Gondor berbalik dan berlari ke arah di mana Angele dan pria tua itu menghilang.     

Sebelum anggota keluarga lain sempat menjawab, Gondor sudah menghilang. Mereka mendengar perkataan pria berambut hitam itu, namun mereka tidak sempat menghentikannya.     

"Gondor!" teriak Winnie. Ia hendak berlari mengikuti Gondor.     

Namun, seorang pria paruh baya yang berjenggot memukul bagian belakang leher gadis itu hingga pingsan.     

"Maafkan aku, Winnie. Kau tidak bisa menolong Gondor." Pria itu mengangkat tubuh Winnie dengan lembut. "Cepatlah! Master Aqua ada di sana, jadi Gondor akan baik-baik saja! Mari kita kembali ke rumah dan menunggu kabar baik!"     

"Iya. Master Aqua-lah satu-satunya harapan kita…" jawab salah satu pemanah.     

"Tidak apa-apa. Dia telah menolong dan menyelamatkan kita dari berbagai situasi buruk! Aku yakin bahwa dia akan baik-baik saja!"     

"Antek-antek Keluarga Nunnally akan menyerang! Ayo cepat!"     

Pria paruh baya itu melihat Kelly dan Michele mulai bangkit. Ia sadar bahwa ia telah kehilangan kesempatan untuk menghabisi mereka. Ia melambaikan tangan dan mengajak semua anggota keluarganya untuk segera kabur.     

Gondor terus masuk ke dalam hutan dengan mengikuti jejak di tanah di antara pepohonan.     

Ia berlari dengan kecepatan penuh. Suara tapak kakinya terdengar sangat lantang di antara semak-semak belukar. Ia sampai ke tanah lapang dan mendengar suara logam saling bertabrakan. Ia pun lega karena masih belum terlambat.     

Namun, kejadian di tempat itu membuatnya terkejut.     

Pria muda itu telah menusuk dada gurunya hingga menembus punggung. Aqua berlutut di depan pria muda itu. Rerumputan di bawah kakinya dibanjiri oleh darah.     

Setelah menyadari keberadaan Gondor, pria muda itu menatapnya, sementara Gondor menatap balik pria muda yang berekspresi datar itu. Anehnya, pemuda itu tetap tenang setelah memenangkan pertarungan itu.     

"TIDAK!" raung Gondor dengan geram.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.