Dunia Penyihir

Tepi Sungai (Bagian 1)



Tepi Sungai (Bagian 1)

0"Tunggu, jadi aku adalah satu-satunya orang yang setuju menolongmu?" tanya Angele seraya memicingkan matanya.     

Kelly tidak sedang menyembunyikan apa pun dari Angele. "Benar, tapi kau membutuhkan resep ramuan itu, kan?"     

"Sebenarnya, resepnya sendiri tidak akan terlalu berguna bagiku? Bisakah kau menawarkan sesuatu selain resep ramuan itu?" tanya Angele dengan santai. Ia memutuskan untuk meminta lebih agar Kelly tidak curiga. Kelly mungkin tahu bahwa kemungkinan keberhasilan peramuan Ramuan Mimpi Buruk sangatlah rendah, namun wanita itu tidak tahu jika Angele memiliki chip yang bisa meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.     

Mendengar permintaan Angele, Kelly sama sekali tidak terkejut. Ia hanya mengangguk. "Sebagai bayaran atas bantuanmu, kau akan kuberi 500 magic stone biasa. Bagaimana?"     

'500 magic stone?!' Walaupun Angele memiliki empat kartu hitam, perkataan Kelly masih membuatnya kaget. Ia tidak menyangka jika wanita itu akan memberikan magic stone sebanyak itu.     

Sebelum pertarungan dimulai, Angele bekerja sangat keras untuk mendapatkan magic stone. Ribuan magic stone yang ia miliki sekarang adalah hasil setelah ia bertaruh nyawa di Moon Gin Garden. Walaupun tawaran itu membuatnya terkejut, ekspresi wajahnya tetap tidak berubah.     

"Setuju. Kirimkan pesan padaku saat kau siap."     

Angele menggambar rune seukuran telur ayam di udara. Rune itu memiliki pola seperti ular berbisa yang siap menerjang.     

Dengan jarinya, ia mendorong rune itu ke arah Kelly, sehingga akhirnya rune itu berubah menjadi kolat hitam dan tenggelam di jubah kelabu wanita tersebut.     

Kelly menggambar sebuah rune aneh berbentuk serangga dan mendorongnya ke jubah Angele pula.     

"Bagus, kita telah bertukar Rune Sigil." Angele mengangguk, "Nanti, kita bisa saling menghubungi secara langsung."     

"Baiklah, kita akan bertemu lagi nanti." Kelly tersenyum.     

********     

Dengan bantuan Zero, Angele melihat jam tepat setelah meninggalkan laboratorium sihir. Jam menunjukkan pukul 3 siang, sehingga ia berencana untuk segera masuk ke kamar dan beristirahat sebelum mulai membaca buku-buku yang tersimpan dalam chip-nya. Namun, tiba-tiba ia sadar bahwa ia tidak tahu sistem peringkat penyihir sejati, sehingga ia memutuskan untuk mencari informasi di perpustakaan.     

Saat ini, perpustakaan sangat sepi. Hanya ada Angele di sana. Angele berjalan melewati kedua rak buku raksasa dan pergi mendekati rak buku yang bercahaya itu. Rak buku merah berisi buku yang hanya bisa dibaca oleh orang yang berkekuatan mental setara dengan calon penyihir tingkat 3, sementara rak buku hitam berisi buku yang hanya bisa dibaca oleh para penyihir sejati.     

Setelah mengecek beberapa rak buku merah, Angele akhirnya menemukan buku yang dicarinya.     

Perlahan-lahan, ia menyentuh pendar merah yang bersinar di sekeliling rak. Tiba-tiba, muncul sebuah lubang seukuran tangan Angele pada pendar merah itu. Dengan mudahnya, ia mengambil buku bersampul hitam dan langsung membaca buku itu di sana.     

Pada permukaan buku itu, terdapat seekor tikus abu-abu dengan sepasang mata bercahaya biru, yang terlihat seolah-olah siap menyerang siapa pun yang berani membaca buku itu. Pendar biru mata tikus itu seperti api yang menyala-nyala. Asap membumbung dari kedua mata berapi itu.     

Setelah menyadari keberadaan si tikus aneh, Angele menyentuh kedua mata tikus itu.     

CSS!     

Tangan Angele terluka karena panasnya mata tikus itu– dapat disimpulkan bahwa api itu benar-benar nyata.     

Angele terkejut. Api pada mata tikus itu sangat mirip dengan api yang ditembakkan oleh Glowing Elephant. Yang berbeda hanyalah warnanya. Ia segera membuka buku itu dan mulai membaca sistem peringkat penyihir.     

'Penyihir dapat mengendalikan kekuatan dan hukum alam. Makhluk hidup yang dapat menggunakan kekuatan seperti ini disebut "Penyihir"'     

Itulah kalimat pertama pada halaman pertama. Angele terus membaca.     

'Enam ribu tahun lalu, berbagai macam ras saling bertarung karena kebencian yang mereka semua pendam selama 300 tahun. Berbagai macam peperangan dimulai oleh para Manusia, Demi-Manusia, dan Duyung, sehingga banyak sekali manusia, baik manusia biasa maupun penyihir, yang gugur dalam pertarungan itu. Para penyihir yang kuat memutuskan untuk membuat tolok ukur universal yang dapat digunakan untuk semua ras agar mereka dapat mengukur kekuatan musuh. Tolok ukur itu adalah tolok ukur pertama untuk mengukur kekuatan para Penyihir.     

'Satuan ukuran yang kita gunakan saat ini diciptakan pada tahun 1429.'     

Angele mengernyitkan alisnya, '1429? Seratus tahun lalu. Setua apa buku ini sebenarnya?'     

Ia berpikir sejenak dan kembali membaca.     

'Sistem Peringkat Penyihir'     

'Peringkat Penyihir diukur berdasarkan berapa mantra yang dapat mereka gunakan tanpa terkena serangan balik. Berdasarkan mantra yang digunakan, ada sembilan peringkat umum.'     

Di bawah penjelasan, itu terdapat sebuah tabel. Penjelasan masing-masing peringkat ditampilkan di samping tabel itu. Pada tabel itu sendiri, tertulis bagaimana masing-masing peringkat itu diukur.     

Setiap peringkat memiliki sihir khas, yang digunakan untuk mengukur peringkat seorang penyihir. Namun, para penyihir yang berperingkat sama tetap berbeda-beda karena masing-masing penyihir memiliki Mantra Pasif.     

Perbedaan kekuatan antar peringkat sangatlah besar. Satu sihir yang sama bisa menjadi sepuluh hingga dua puluh kali lebih kuat saat digunakan oleh penyihir berperingkat lebih tinggi. Jadi, penyihir tingkat rendah harus menghormati penyihir tingkat tinggi, karena mereka tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi jika amarah penyihir berperingkat tinggi tersulut.     

Penyihir terbagi menjadi sembilan peringkat. Masing-masing peringkat berbeda-beda dalam cara berkomunikasi dan menghormati penyihir yang berperingkat lebih tinggi. Tidak lama kemudian, Angele selesai membaca buku itu. Walaupun ia tidak membaca beberapa asal-usul peringkat, ia sudah mengerti sistem peringkat penyihir.     

'9 peringkat dan 9 tingkatan kelas…?' Angele berpikir seraya mengembalikan buku itu pada rak-nya. Di bagian belakang buku itu, terdapat daftar penyihir yang paling terkenal dalam enam ribu tahun terakhir. Mereka semua adalah penyihir tingkat 7, tapi mereka masih jauh dari tingkat tertinggi. Meski begitu, semua orang yang tahu tentang penyihir di dunia ini mengenal nama mereka.     

Berdasarkan informasi yang baru-baru ini ia dapatkan, ia mulai lebih mengerti tentang lokasi-lokasi sekitarnya. Perguruan Ramsoda, Liliago, Santiago, dan Aliansi Utara adalah organisasi penyihir yang menguasai sisi selatan. Teritori mereka semua dekat dengan pantai.     

10% teritori di daerah ini berada di bawah kepemilikan organisasi penyihir. Di seberang Kerajaan Ramsoda, terdapat padang pasir, yang di seberangnya terdapat organisasi penyihir yang menguasai teritori utara. Komunikasi antara organisasi penyihir selatan dan utara sangat sulit karena jaraknya yang jauh.     

Daerah selatan, tempat Angele berada, dikenal dengan sebutan Tanah Kegelapan, karena daerah selatan adalah tempat bagi para penyihir yang mempelajari sihir penghancur. Ramsoda dan Aliansi Utara menyukai nama itu, karena sihir penyerang mereka jauh lebih kuat ketimbang sihir penyerang dari organisasi lain.     

Angele mengingat hari-hari saat ia masih ada di kapal organisasi penyihir. Saat berada di kapal itu, ia berhenti di beberapa pelabuhan. Para calon penyihir berpisah untuk pergi ke organisasi pilihan masing-masing. Yuri pergi ke organisasi bernama Kastil Taring Putih, yang sangat jauh dari Ramsoda. Angele membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pergi kesana melalui jalur darat.     

Di daerah ini, terdapat banyak sekali organisasi penyihir, namun mereka tidak dapat berkomunikasi karena jarak yang sangat jauh.     

Angele berpikir selama beberapa saat. Ia ingin tahu bagaimana kabar calon penyihir yang ditemuinya di kapal dulu. Yuri si anak baik, Nancy yang seenaknya, Jared yang berbakat, Luc Lando, dan Velvet. Mereka semua pergi ke organisasi yang berbeda.     

Ia merasa agak kesepian. Di perguruan ini, ia nyaris tidak memiliki teman. Ia paling sering berbincang-bincang dengan Benedict, namun ia adalah murid dari organisasi lain.     

'Aku tidak punya teman mengobrol di sini…' Angele melihat sekelilingnya.     

Perpustakaan masih sepi. Angele merindukan hari-hari dimana ia masih tinggal di teritori ayahnya dan di Pelabuhan Marua. Walaupun ia telah memutuskan untuk mengejar tujuannya sendirian, terkadang ia masih berpikir apakah keputusannya sudah benar.     

Angele menggelengkan kepalanya. 'Suatu hari nanti, aku akan bertemu mereka lagi.' gumamnya.     

Ia berjalan keluar dari perpustakaan dan memutuskan untuk memeriksa setiap sisi sekolah. Lorong utama hanya terbuka untuk penyihir sejati. Pintu masuknya ditutupi pelindung hitam, sehingga para calon penyihir tidak dapat mengintip sama sekali.     

Hanya ada tiga penjual yang tersisa di area berjualan. Salah satunya adalah pedagang tempat Angele membeli peralatan meramu pertamanya.     

Aula Misi adalah tempat di mana ia biasanya mengambil misi. Tempat itu kosong, namun ada banyak sekali misi yang terdaftar di papan yang disediakan. Bangunan perguruan itu sangat besar, yang cukup untuk ditinggali sepuluh ribu calon penyihir.     

Perguruan ini memiliki berbagai fakultas. Ada berbagai pilihan kelas pada setiap fakultas. Misalnya, fakultas Modifikasi Energi memiliki lebih dari 10 kelas, sementara fakultas Nekromansi memiliki lebih dari 20 kelas. Namun, kebanyakan kelas itu tidak diminati murid. Para guru hanya akan diminta mengajar kelas tertentu yang memiliki cukup banyak murid. Setelah perang, masih banyak murid dan master yang belum kembali, sehingga Angele tidak tahu apakah pihak perguruan masih menawarkan semua kelas itu.     

Angele telah mengunjungi perpustakaan, Departemen Ramuan, departemen pelayanan, dan lapangan lari. Kamar asrama dipisahkan berdasarkan fakultas masing-masing murid.     

Ada satu tempat terakhir yang belum dikunjunginya – daerah taman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.