Dunia Penyihir

Interogasi (Bagian 1)



Interogasi (Bagian 1)

0Setelah kejadian di pasar lelang, Angele meminta Harland dan Tinos untuk mencari pria bernama Anyua itu, namun tidak ada jejak yang tersisa.     

Sepertinya kedua keluarga besar itu telah mencapai kesepakatan dan berhenti berseteru di kota. Tidak ada pengumuman dari mereka mengenai hilangnya Ness dan Anyua,     

Sebulan kemudian.     

Di ruang baca di rumah Tinos.     

Angele duduk bersila di kursi sambil menyesap segelas wine buah.     

Sementara itu, Tinos sedang duduk di seberang Angele. Ia berbincang-bincang dengan seorang bangsawan paruh baya tentang Holy Gear.     

"Holy Gear adalah Concept Gear tingkat tinggi, namun jika dilihat dari bagaimana pemuda itu menghilang begitu saja tanpa kita sadari, kemungkinan besar itu tidak hanya terjadi karena kekuatan energi kehidupan yang diserap oleh concept gear. Hanya penyihir yang bisa melakukan hal seperti itu," kata bangsawan itu sembari mengernyitkan alisnya.     

Orang-orang biasa tidak ada yang menyadari bahwa saat itu waktu berhenti. Mereka hanya tahu bahwa Anyua dan Ness menghilang di depan mata mereka.     

"Stone of Lisa adalah Concept Gear, itulah hal yang paling mengejutkan bagiku." kata Tinos. "Ada saksi mata yang melihat Anyua dan Ness meninggalkan kota dan pergi ke hutan, namun menurutku lebih baik kita biarkan saja mereka pergi. Concept Gear sekuat itu tidak bisa didapat dengan mudah, jadi kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari mereka. Ditambah lagi, kutukan pada Holy Gear itu akan mengubah pemiliknya menjadi robot yang hanya bisa membunuh. Aku tidak terlalu menginginkannya."     

"Tanpa concept gear, keluarga Anyua akan melemah." Bangsawan itu menghela nafas. "Kekuatan concept gear dapat mengubah takdir seluruh keluarga."     

"Sudah, hentikan pembicaraan ini. Berapa lama kau akan tinggal di Lennon, Tuan Monti?" tanya Tinos.     

"Sepertinya lebih dari 10 hari. Aku sedang menunggu bawahanku kembali dari dermaga." Lagi-lagi, Monti mengernyitkan alisnya. "Master Angele, kudengar kau adalah anggota Perguruan Ramsoda. Bolehkah aku bertanya padamu tentang penyakit aneh?" Monti menoleh ke samping dan menatap Angele.     

"Tentu." Angele mengangguk. Ia diam-diam telah mendengarkan pembicaraan mereka sedari tadi.     

Monti menghela nafas. "Di provinsi selatan, sedang berjangkit wabah aneh. Seluruh tubuh pasien bengkak-bengkak berisi darah, bukan cairan. Setelah tiga hari, semua bengkak itu meledak, sehingga pasien akan mati karena kehilangan terlalu banyak darah. Pernahkah kau mendengar penyakit seperti itu?"     

Ekspresi Angele berubah serius mendengar deskripsi Monti.     

"Apa kau yakin jika bengkak itu berisi darah?" tanya Angele.     

"Aku yakin," Monti mengangguk. "Para bangsawan kelas atas telah menyadari ancaman wabah ini, sehingga mereka mengirim beberapa dokter untuk mencari apa sebenarnya penyebab wabah ini, namun tidak ada yang dapat menemukan sebabnya. Sepertinya, ribuan orang telah terinfeksi, jadi situasinya sangat buruk. Wabah ini sudah menghapus sebuah teritori besar."     

Wajah Angele masih terlihat serius.     

"Tuan Monti, percayalah padaku. Jangan mendekat ke daerah yang terjangkit." kata Angele dengan suara berat. "Kalau tidak salah, penyakit ini namanya Blood Boil Blister. Kau harus memiliki kekuatan setingkat ksatria untuk bertahan hidup melawan penyakit itu.     

Ekspresi Monti berubah, dan ia mengangguk. "Baiklah, aku tidak akan kesana. Mendengar gosip-gosip tentang penyakit itu saja sudah membuatku mual."     

"Seingatku, 100 tahun lalu, sekitar tahun 1430, ada wabah Blood Boil Blister di Santiago yang memakan sekitar 100.000 korban jiwa. Banyak orang berbondong-bondong lari dari Santiago, dan butuh waktu lama sebelum tempat itu pulih. Kusarankan kau untuk segera membatasi daerah yang terjangkit. Jika tidak…" Angele tidak menyelesaikan kalimatnya. Ia yakin bahwa Tinos dan Monti mengerti maksudnya.     

"Aku mengerti. Saat ini, mereka sedang berusaha mengendalikan wabah itu." kata Monti. "Daerah karantina sudah dipersiapkan."     

"Bagus." Angele mengangguk.     

"Aku juga telah mendapatkan beberapa resep ramuan yang kau minta beberapa waktu lalu. Aku tidak yakin apakah itu yang kau butuhkan." lanjut Monti. "Semua ini kudapatkan dalam perjalanan dari ibu kota menuju ke sini. Sebelum bertemu denganmu, aku tidak tahu mengapa Tinos memintaku mengumpulkan ini semua."     

Angele tersenyum. "Berapa resep yang kau dapatkan?"     

"Lebih dari 30," Monti tersenyum. "Akan kuperintahkan seseorang untuk mengirimkan semuanya ke rumahmu nanti."     

"Berapa harganya?" Angele mengangguk.     

"Tuan Tinos akan mengurus itu. Di akhir tahun nanti, ia akan membayarku." Monti bukanlah seorang ksatria, ia hanyalah seorang bangsawan biasa, sehingga ia sangat senang bertemu orang-orang dengan bakat khusus. Angele tahu bahwa ia tidak akan meminta Tinos membayar dengan uang karena uang adalah hal termudah baginya untuk didapatkan, sehingga jalan terbaik adalah membantu mereka secara cuma-cuma.     

Dengan hasil penjualan organ-organ Glowing Elephant, Angele telah mendapatkan banyak uang, sehingga ia meminta Tinos untuk membelikannya resep ramuan. Angele tahu bahwa Tuan Monti, teman Tinos, saat itu sedang dalam perjalanan dari ibukota, sehingga ia bisa mengumpulkan resep-resep itu dalam perjalanan. Angele sudah menyiapkan uang untuk membayar resep itu, tapi ternyata Tinos lah yang membayarnya.     

"Jangan terlalu memikirkan harganya, Angele. Kita teman, kan?' Tinos tersenyum.     

"Walaupun begitu, terimakasih banyak," jawab Angele.     

Resep-resep itu bukanlah resep ramuan penyihir, hanya resep ramuan biasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Angele ingin mengumpulkan informasi dari resep-resep ramuan yang berharga ribuan koin emas itu.     

Setelah meninggalkan rumah Tinos, Angele masuk ke sebuah kereta kuda hitam, dan melaju kembali ke rumah yang baru saja dibelinya.     

Bulan ini, ia baru saja pindah dari tokonya setelah membeli rumah seharga 10.000 ribu koin emas. Dari hasil penjualan bagian tubuh Glowing Elephant, Angele telah mendapatkan 500.000 koin emas, sehingga 10.000 koin emas tergolong cukup murah untuknya. Sementara itu, dengan bantuan ramuan yang ia racik, kekuatan mentalnya menjadi lebih stabil, namun daya tahannya berkurang 1 poin karena sekuele luka dalam infeksi energi negatif dan efek samping Ramuan Timah Hitam.     

Belakangan ini, Angele tidak melakukan apa pun selain bereksperimen dengan ramuan dan mantra. Ia juga mengajari Tia beberapa kali dan berinteraksi dengan Harland dan Tinos.     

Kekuatan mental Angele berhenti meningkat beberapa waktu lalu. Walaupun ia telah mendapatkan stok Night Honeycomb, sepertinya tubuhnya telah kebal terhadap efek ramuan itu. Meditasi juga sama sekali tidak membantu. Angele menyimpulkan bahwa ia telah mencapai batasnya sebagai calon penyihir, sehingga sudah waktunya untuk mencoba menjadi Penyihir sejati. Karena itulah, ia bersiap-siap agar ia tidak melewatkan panggilan dari Perguruan Ramsoda nanti.     

Ia masih membutuhkan Air Asu dan sebuah mantra sihir pertahanan untuk melampaui batas kekuatannya saat ini. Cara tercepat untuk mendapatkan kedua benda itu adalah kembali ke sekolah, namun tidak ada gosip tentang Perguruan Ramsoda saat ini, dan ia tidak ingin melewatkan informasi penting.     

Saat itu, musim dingin sudah tiba. Angele duduk sendiri di dalam kereta, dan cahaya matahari menyinari tangannya, namun ia tidak bisa merasakan kehangatan itu. Hanya angin dingin yang bertiup menerpa wajahnya.     

"Sudah tahun 1542… Aku tidak pernah suka musim dingin." Angele menaikkan kerahnya dan mengintip keluar dari jendela.     

Sebagian besar dedaunan pohon telah rontok, dan semua pejalan kaki mengenakan pakaian tebal. Semua benda di sekeliling Angele terlihat berwarna abu-abu dan putih, bahkan cahaya matahari terlihat berwarna pucat.     

"Tom, hari ini tanggal berapa?" tanya Angele.     

Tom adalah kusir yang dipekerjakan oleh Alford untuk melayani Angele. Angele tidak tahu nama marganya, sehingga ia berpikir bahwa 'Tom' hanyalah sekedar nama samaran.     

"18 November, Master." jawab Tom.     

"18? Sepertinya Harland sudah siap." Angele mengangguk. "Bawa aku ke Penjara Twisted Blue. Aku tidak mau pulang dulu."     

"Saya mengerti, Master."     

Kereta kuda itu menambah kecepatan dan berbelok kiri di pertigaan selanjutnya. Terdengar suara daun di salju yang tertimpa putaran roda kereta kuda itu.     

Penjara Twisted Blue, penjara khusus untuk para tahanan yang akan dihukum mati.     

Penjara yang sangat sunyi itu terletak di tempat terpencil yang dikelilingi oleh hutan dan bangunan fasilitas penjara.     

Bangunan-bangunan itu beratap tajam, dengan penampilan arsitektur yang mirip gereja. Pagar kayu dibangun di luar kompleks bangunan, dan terlihat beberapa kelompok penjaga mengitari daerah itu. Para pengawal yang mengenakan baju zirah lengkap berwarna hitam itu berjalan dengan wajah yang tak berekspresi. Sebagian besar dari mereka membawa pedang, sementara yang lain membawa palu di punggung mereka.     

Setiap jam, ada tahanan yang dihukum mati, sehingga terdengar teriakan-teriakan kesakitan dari luar bangunan.     

Sebuah kereta kuda hitam berjalan ke arah penjara itu, dan perlahan berhenti di lapangan parkir.     

"Kita sudah sampai, Master," kata kusir paruh baya berkulit cokelat itu.     

Angele membuka pintu dan melompat keluar dari kereta. Ia mengenakan pakaian berburu hitam dan sepatu bot kulit panjang.     

Sekelompok penjaga berjalan mendekati kereta.     

"Master Angele?" tanya pemimpin kelompok itu.     

Angele mengangguk.     

"Tuan Harland telah memberitahu kami, sehingga Anda boleh memasuki penjara, namun kusir Anda harus tinggal di luar." Helm yang menutupi kepala pemimpin kelompok itu membuat suaranya sedikit tidak jelas.     

"Aku mengerti." Angele berjalan melewati pagar dan memasuki salah satu bangunan di sana. Terdengar teriakan-teriakan kesakitan dari para tahanan.     

Suasana di tempat itu sangatlah dingin dan berat.     

Angele memandang sekelilingnya dan meminta Zero untuk menganalisa aliran partikel energi di sekitar tempat itu.     

'Partikel Energi Negatif Nekromansi di udara. Konsentrasi: 65.72%'     

"Tempat yang bagus," gumam Angele.     

Rerumputan di sana sangat halus, sehingga Angele merasa seperti berjalan di atas karpet. Ia berhenti di depan salah satu bangunan dan mengetuk pintu gerbang besar berwarna cokelat di sana.     

DOK! DOK!     

Sebuah jendela kecil di pintu gerbang itu dibuka, dan seorang penjaga mengintip dari lubang itu.     

"Tuan Angele, akhirnya Anda sampai. Wanita itu sekarat." kata sang pengawal. Seketika itu, ia membuka kunci pintunya.     

"Tidak apa-apa, yang penting dia masih hidup," jawab Angele dengan dingin.     

Di dalam sana, terdapat sebuah lorong dengan lantai berbahan batu hitam. Cahaya matahari masuk melalui jendela kecil pada kedua sisi lorong itu. Tempat itu berbau busuk, lembab, dan dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.