Dunia Penyihir

Lelang (Bagian 1)



Lelang (Bagian 1)

0Angele menutup pintu rumahnya perlahan, membuka bajunya, dan berbaring di tempat tidur. Sisa darah dan keringat masih membasahi tubuhnya, namun ia terlalu lelah untuk menahan daya tarik tempat tidur yang nyaman itu.     

'Zero, periksa kondisi tubuhku,' perintahnya.     

'Memeriksa… Banyak luka bakar karena serangan listrik, dan beberapa sistem saraf rusak karena pengaruh energi negatif. Kemampuan Anda untuk menggunakan sihir terganggu karena luka-luka dan organ yang rusak. Mohon segera lakukan tindakan, jika tidak, tubuh Anda akan terkena sekuele yang serius.'     

Luka itu tidak seburuk bayangan Angele. Ia sadar bahwa tubuhnya tidak akan mampu bertahan melawan semua partikel energi yang ia gunakan untuk meningkatkan ketahanan sihirnya selama beberapa saat. Luka-luka yang dideritanya karena serangan listrik tadi sesuai dengan perkiraannya.     

Angele melawan rasa kantuknya selama beberapa saat, dan akhirnya ia berhasil bangun dari tempat tidur. Walaupun tempat tidurnya sangat nyaman, dan ia sudah sangat mengantuk, ia harus tetap mengobati lukanya terlebih dahulu. Ia berjalan mengambil kotak obat, mengeluarkan beberapa biji kacang berwarna ungu, dan menggiling kacang tersebut dengan menggunakan mangkuk penggiling batu di mejanya.     

Dalam kurang lebih satu menit, kacang tersebut telah menjadi bubuk kasar berwarna ungu.     

Angele membuka lemari kayunya. Terlihat berbagai macam tabung kecil yang tertata rapi di dalamnya. Semuanya berisikan cairan atau bubuk berwarna hijau, biru, ataupun merah.     

Ia mengambil tabung berisi bubuk biru dan menutup lemari. Kemudian, ia membuka sumbat tabung itu dan menuangkan semua isinya ke dalam mangkuk. Setelah meletakkan tabung yang sudah kosong itu, ia mulai menggiling lagi.     

Dalam beberapa detik, asap putih berbau tajam muncul dari mangkuk penggiling itu.     

CSS!     

Asap itu menghilang setelah Angele menuangkan air ke atasnya. Ia mengambil sesendok ramuan kental itu dan segera meminumnya.     

Cairan itu rasanya tidak enak, pahit sekaligus pedas.     

'Ramuan Penetral Energi Negatif telah dikonsumsi. Waktu yang dibutuhkan untuk penetralan: 17 jam,' lapor Zero. Angele meletakkan sendoknya. Ia puas dengan hasil itu.     

Ramuan itu sangat mudah dibuat, dan biasanya digunakan untuk menyembuhkan luka yang disebabkan oleh partikel energi negatif dari nekromansi. Namun, ramuan itu biasanya hanya digunakan oleh orang biasa, sehingga Angele tidak menyangka jika ia akan membutuhkan ramuan itu.     

Tidak lagi khawatir dengan luka dari energi negatif itu, ia menatap kedua jantung gajah di meja, benda paling berharga yang telah ia dapatkan dari misi berbahaya itu.     

"Sebaiknya aku istirahat dulu,"     

Angele menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk beristirahat sebelum mencoba mengubah kedua jantung itu menjadi benda sihir. Ia meletakkan mangkuk-mangkuk kotor bekas ramuan tadi ke tempat cucian dan berjalan ke halaman belakang. Kemudian, ia mengambil seember air dari sumur dan menyiramkan air itu ke kepalanya.     

Air dingin membuat tubuhnya sedikit lebih segar, namun pakaian dalamnya basah kuyup. Ia pun meletakkan ember air itu dan menunjuk ke arah atas.     

Rune berwarna merah muncul di ujung jarinya, dan menghilang dalam satu detik.     

"Ossell," gumam Angele.     

Partikel-partikel kecil berwarna merah muncul dan berpendar di permukaan kulitnya, dan pakaian dalamnya mengeluarkan asap. Sepuluh detik kemudian, pakaian dalamnya telah bersih dan kering.     

'Inilah salah satu keuntungan menjadi calon penyihir tingkat 3. Kemampuan mengendalikan partikel energi sangat membantu keseharianku.' Angele dapat menggunakan partikel energi angin untuk meningkatkan kecepatannya, energi api untuk mengeringkan pakaian, dan energi kehidupan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.     

Ia duduk di tanah dan mulai bermeditasi. Sepuluh menit kemudian, titik-titik cahaya hijau mengelilingi tubuhnya, dan energi kehidupan membanjiri halaman belakang tokonya.     

Angele membuka matanya dan menunjuk luka-luka bakar di tubuhnya. Ia mengumpulkan titik-titik energi hijau, yang segera menyembuhkan semua luka itu.     

Dengan bantuan partikel energi kehidupan, Angele dapat mempercepat dan memperkuat proses penyembuhan lukanya. Ia tidak tahu efek sampingnya bila dilakukan secara berulang-ulang, tapi saat ini ia hanya merasakan gatal pada bekas lukanya. Setelah menyembuhkan diri, ia berjalan kembali ke kamarnya.     

Saat memasuki kamarnya, tiba-tiba ia merasakan perasaan yang aneh, seperti ada orang berbahaya yang sedang mengikutinya. Ia mengernyitkan alisnya, dan Zero menampilkan seluruh objek di ruangan itu dengan filter garis biru.     

'Memperkuat kelima indera Anda… Mencari sinyal asing…'     

'Sinyal yang tidak diketahui telah terdeteksi. Menandai…'     

Titik merah kecil muncul di sudut ruangan; jarak dan berbagai macam informasi tertulis di sampingnya. Awalnya, Angele mengira bahwa titik itu hanyalah sebuah benda mati, namun ternyata titik itu adalah seorang manusia yang sedang merunduk di dekat dinding kamarnya.     

Angele tetap tenang dan membaca semua informasi dari Zero mengenai pria itu. Sangat jelas bahwa orang tersebut sedang menguntitnya untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.     

Ditambah lagi, pria itu menggunakan teknik yang pernah ia dapatkan dari para preman saat awal kedatangannya ke Kota Lennon, teknik yang pernah ia pelajari.     

'Snake of the Sand Forest?' tebak Angele.     

Angele sempat bertanya-tanya mengapa mereka tidak juga datang padanya dan membalas kematian anggota mereka.     

Setelah mengambil gulungan berisi teknik rahasia itu dan membunuh sebagian anggota kelompok itu dengan sadis, Angele sudah tahu bahwa mereka pasti akan membalaskan dendam. Saat ini, Angele dalam keadaan lemah, sehingga mereka memutuskan untuk beraksi.     

Karena Angele telah terluka parah, mereka pasti mengira bahwa ini adalah kesempatan bagi mereka untuk membalas dendam.     

Namun, mungkin mereka tidak menyangka bahwa ia telah mempelajari teknik rahasia mereka dengan sangat cepat, sehingga ia dapat menyadari keberadaan anggota kelompok itu.     

Angele menunjuk jarinya ke arah dinding dan menembakkan sedikit asap hitam melalui celah jendela pada pembunuh bayaran itu. Penjahat itu merintih sakit, lalu akhirnya ia cepat-cepat meninggalkan rumah Angele.     

Energi Nekromansi yang Angele lepaskan sangatlah kecil, tidak akan mampu melukai seorang petarung tingkat ksatria. Namun, secara tidak langsung ia mengirimkan pesan bahwa ia bisa mengetahui keberadaan mereka.     

Ekspresi wajahnya berubah. Ia tidak tahu apakah ia harus mengejar pria itu atau tidak. Ia tidak tahu apakah kelompok pembunuh itu sedang menunggu di luar. Ia sedang tidak siap bertarung. Namun, sebenarnya ia senang karena mereka akhirnya bergerak – pergerakan mereka akan membantu Angele mencari tahu apakah mereka benar-benar memiliki Dragon Scale Flower yang asli. Walaupun pembunuh bayaran itu berhasil kabur, Angele dapat mendeteksi keberadaan energi negatifnya dengan mudah.     

Namun, Angele tetap memutuskan untuk lebih berhati-hati.     

Dua belas hari kemudian.     

"Ha!"     

Tia berseru dan mengayunkan pedang crossguard-nya ke arah Angele.     

Klang!     

Dengan mudah dan nyaris tanpa gerakan, Angele berhasil menangkis serangan itu.     

Mereka sedang berlatih teknik berpedang di halaman belakang. Tia terus berusaha menyerang Angele, sementara Angele terus menangkis serangan gadis itu. Ia bisa memprediksi serangan Tia dengan mudah, namun ia tetap senang melihat kemajuan pesat gadis itu.     

"Bagus sekali, kau sudah banyak kemajuan," puji Angele sambil tersenyum. "Istirahatlah sebentar, kita akan makan pagi."     

"Baik, Master!"     

Dengan nafas terengah-engah, Tia meletakkan pedangnya dan membungkuk hormat kepada Angele. Sudah beberapa waktu berjalan semenjak pertama kalinya ia diangkat menjadi murid Angele.     

Gadis itu sangat tekun dan cepat belajar. Setelah Angele mengajarinya teknik berpedang, gadis itu berlatih setiap hari.     

Ingin mengetes kepercayaan Tia, Angele mencoba mengajari Tia cara-cara yang salah dalam teknik berpedang. Walaupun gadis itu terlihat bingung, gadis itu tetap melakukan cara salah yang telah Angele ajarkan, sehingga Angele langsung menghentikannya.     

Sekarang, Angele sangat mempercayai muridnya itu. Tia adalah siswa yang sempurna untuknya, sehingga ia memutuskan untuk meminta gadis itu keluar dari kafe. Ia juga membayar semua kebutuhan gadis itu agar ia dapat fokus berlatih teknik berpedang.     

Melihat Tia berlatih pedang mengingatkannya akan saat-saat di mana ia masih berlatih teknik berpedang di Kerajaan Rudin dulu.     

Dengan bantuan chip-nya, ia menciptakan teknik berpedang khusus untuk dirinya sendiri, sehingga ia mampu menjadi kuat dengan cepat. Tia sangat mirip dengan Angele yang terdahulu; satu-satunya perbedaan adalah tingkat kekuatan mereka.     

Perlahan-lahan, Angele berjalan ke ruang makan, dan Tia berjalan di depannya. Dengan hati-hati, gadis itu meletakkan kedua pedang, menyajikan panekuk sayur yang dibeli oleh Angele, dan menuangkan segelas susu sebelum berdiri di sisi meja makan.     

Angele sangat menyukai Tia. Gadis itu sangat perhatian, dan ekspresi wajahnya selalu serius.     

Setelah sarapan, Tia mencuci semua piring dan pergi meninggalkan rumah, sementara Angele memutuskan untuk bermeditasi di kamarnya.     

Luka-lukanya dari pertarungan beberapa hari lalu telah sembuh, sehingga ia ingin segera mencoba mengubah kedua jantung gajah yang ia dapatkan menjadi benda sihir.     

'Zero, tunjukkan padaku proses penganalisaan Lightning Rune, beserta proses semua misi yang lain.'     

'Lightning Rune: 54% komplit.     

Prosedur Sihir Pemerkuat: 31% komplit.     

Ramuan Penenang: 11% komplit.'     

Angele mengernyitkan alisnya. 'Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menganalisa ramuan Penenang itu?'     

'15 hari.' jawaban Zero mengecewakan.     

Ramuan Penenang memiliki efek yang nyaris sama dengan Ramuan Kepekaan – keduanya dapat membantu Angele meningkatkan kemampuan mentalnya. Namun, ia telah kehabisan bahan Ramuan Kepekaan, dan tubuhnya telah kebal akan efek ramuan itu, sehingga ia memutuskan untuk mencari resep Ramuan Penenang.     

Kekuatan mental yang tinggi, disertai Air Asu dan pola mantra pertahanan, akan membantunya melampaui batas kekuatannya, namun saat ini ia masih tidak dapat menemukan Air Asu dan pola sihir untuk bertahan. Benedict hanya memiliki sihir untuk menyerang, dan ia menggunakan lingkaran sihir dan benda sihir untuk bertahan.     

Angele berjalan ke arah rak buku di dinding dan mengambil salah satu buku. Di tengah buku itu, terdapat secarik kertas yang sudah menguning, bertuliskan kata-kata dalam bahasa aneh yang tidak dapat dibaca oleh orang biasa.     

Kertas itu berisi resep Ramuan Penenang yang dituliskan dalam Kode Nier. Angele telah membakar versi asli resep itu dan membuat resep baru yang berkode.     

Ia membaca ulang resep tersebut. Walaupun ia telah menyimpan resep itu dalam chip-nya, cara penulisan resep itu membuatnya tertarik, sehingga ia memutuskan untuk melihatnya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.