Dunia Penyihir

Seimbang (Bagian 2)



Seimbang (Bagian 2)

0TANG!     

Benedict menangkis serangan Angele dengan benda sihirnya dan melompat mundur.     

Mereka berdiri berhadapan dengan jarak beberapa meter satu sama lain. Mereka pun berhenti bertarung.     

"Monyet kan cepat," kata Angele dengan santai.     

"Dasar kepala batu..." Benedict membersihkan debu dari jubahnya. "Kita sudah pulih. Tidak ada alasan bagi kita untuk tetap disini."     

"Benar." Angele mengangguk.     

**********************     

Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi mereka untuk berjalan kembali ke area penebangan.     

Angele dan Benedict memutuskan untuk tidak bertarung dan saling bunuh demi kepentingan orang yang tidak berhubungan dengan organisasi penyihir. Dalam perjalanan, mereka berbincang-bincang dan saling mengenal.     

Benedict adalah murid Kelas Sihir Listrik dari Perguruan Manchester, yang sangat ahli dalam hal dasar-dasar sihir. Ia berencana untuk kembali ke Manchester dan menjadi penyihir sejati setelah selesai membantu Vince bersaudara. Walaupun Angele sendiri sedikit tertinggal dalam hal dasar sihir, ia juga mengetahui berbagai hal yang tidak Benedict ketahui sebelumnya, sehingga mereka saling belajar.     

Sesampainya di area penebangan, mereka menyadari bahwa mayat Glowing Elephant pertama sudah diambil. Banyak darah berceceran di rerumputan dan akar pohon, sehingga tempat itu berbau busuk dan dikerubuti lalat.     

Angele berjongkok di dekat kubangan darah terbesar dan menyentuh kubangan itu dengan tangan kanannya agar Zero bisa menganalisa darah itu. "Sepertinya mereka pergi saat kita mulai bertarung. Campbell tidak jadi bertarung dengan Harland, dan akhirnya kedua kelompok itu masing-masing mengambil sebagian mayat gajah tersebut.     

"Sepertinya gajah kedua masih ada di sekitar sini. Bagaimana kalau kita bunuh saja sama-sama?" tanya Benedict seraya berjalan keluar dari semak belukar.     

"Kau tahu di mana gajah itu sekarang?" tanya Angele sambil berbalik.     

"Tentu saja." Benedict mengangguk. "Bisakah kau memberiku pola mantra Tangan Penyerap Tenaga yang sudah kau perkuat? Modifikasimu membuat mantra itu cukup efektif untuk pertarungan jarak dekat, dan aku sangat tertarik."     

Angele mengangguk. "Baiklah, tetapi aku mau dua pola mantra tingkat dasarmu. Bagaimana?"     

"Oke, itu pertukaran yang cukup adil," jawab Benedict.     

Pria berjubah hitam itu mengambil sebuah bola kaca kecil seukuran kenari – Memory Orbuculum, sebuah benda langka yang dapat digunakan untuk menyimpan pengetahuan dan pola mantra.Permukaannya sangat halus. Biasanya, hanya penyihir sejati yang mampu mendapatkan benda tersebut, sehingga Angele tidak menyangka jika Benedict mampu memilikinya.     

"Pola mantra yang mana yang kau mau?" tanya Benedict.     

"Apa kau punya Pola Sihir Pemerkuat Dasar?"     

Angele telah melihat Benedict memperkuat pedang Campbell dengan partikel energi sihir, sehingga Campbell mampu menyerang secara diam-diam. Saat berbincang-bincang dengannya tadi, Angele tahu bahwa Benedict sangat berbakat dalam Sihir Pemerkuat, dan master-nya adalah seorang pengguna Sihir Pemerkuat yang legendaris.     

"Iya, aku punya. Apa lagi yang kau inginkan?"     

"Mantra serangan jarak jauh. Apa saja yang kau punya?"     

Benedict menepuk bola kaca kecil itu perlahan, dan muncul empat sinar putih bersimbol efek dan kekuatan empat pola mantra.     

Simbol itu berbentuk bola listrik biru, laser listrik, burung listrik biru, dan rune petir yang berkedip-kedip.     

Empat simbol pola mantra itu membentuk hologram yang melayang di sekeliling Angele.     

"Itu keempat mantra serangan jarak jauh yang kuketahui. Pilih satu." Benedict mengedikkan bahunya.     

Angele mengangguk dan melihat keempat pola mantra itu. Seketika, ia mengulurkan tangan kanannya ke arah rune petir yang berkedip itu. Rune itu langsung hilang setelah bersentuhan dengan tangan Angele.     

"Rune Petir, sihir pemerkuat senjata jarak jauh dan sihir jarak jauh yang sangat kuat. Pilihan yang bagus." Benedict tersenyum.     

"Tentu saja, aku tahu apa yang kubutuhkan." Angele tertawa.     

"Bagus, ayo kita mulai pertukaran." Benedict melemparkan bola kaca itu ke udara. Benda itu melayang berputar-putar mengelilingi mereka dan menunjukkan berbagai ilustrasi dengan kecepatan tinggi.     

Angele telah membaca proses pertukaran ini di perpustakaan, sehingga ia langsung meletakkan salah satu jari tangan kanannya pada bola itu dan menutup matanya. Setelah itu, Benedict juga melakukan hal yang sama.     

"Lorong Ingatan telah dibuat... Penerima: Benedict.' lapor Zero.     

'Mengirim informasi melalui lorong. Pola mantra Tangan Penyerap Tenaga yang diperkuat telah terkirim. Pola mantra Rune Petir dan Sihir Pemerkuat Dasar telah diterima. Proses pengiriman selesai.' lapor Zero.     

Sepuluh detik kemudian, mereka berhenti mengulurkan jari.     

"Praktis sekali." Angele menghela nafas dengan nyamannya.     

"Tentu saja. Aku membunuh tiga calon tingkat 3 untuk benda ini." Benedict membuka matanya.     

"Mari kita bertukar lambang sihir, agar kita bisa surat-menyurat saat kita mendapat hewan sihir kelak."     

"Oke."     

Angele mengayunkan tangannya di udara, menggambarkan sebuah rune hitam dengan menggunakan partikel energi di sekelilingnya. Dalam beberapa detik, partikel energi itu bergabung menjadi seukuran telur yang transparan. Rune hitam itu terlihat seperti ular yang menggeliat dengan mulut terbuka dan siap menyerang.     

Simbol itu adalah lambang sihir Angele yang ia ciptakan berdasarkan kata dari Bahasa Baren Kuno.     

Benedict menggambar lambang sihirnya di udara pula. Lambang sihirnya berbentuk lingkaran sihir bulat dengan kilat-kilat biru yang menyambar-nyambar.     

Mereka mendorong simbol masing-masing dan menukarkannya.     

"Ayo kita habisi Glowing Elephant itu sekarang. Aku harus segera kembali ke sekolah. Aku tak punya banyak waktu" kata Benedict.     

"Baiklah."     

"Kirimkan surat padaku setelah kau jadi penyihir sejati."     

"Pasti."     

Dua jam kemudian.     

Angele memegang sebuah jantung bercahaya di tangannya. Tepi jantung itu berwarna merah dan intinya berwarna hijau     

Benedict mengucapkan selamat tinggal dan menghilang masuk ke dalam hutan.     

Benedict hanya mengambil kedua gading gajah itu dan memberikan jantungnya kepada Angele. Ia bersikeras bahwa Angele lebih membutuhkan jantung itu.     

Angele tidak menyangka akan berteman dengan orang yang sebelumnya menjadi musuhnya. Benedict sangatlah kuat dan memiliki banyak pengetahuan tentang dasar-dasar sihir. Sebenarnya, ia ingin bertanya lebih jauh pada Benedict tentang Sihir Pemerkuat, namun Benedict harus segera pergi, sehingga ia memutuskan untuk mengirim surat suatu saat nanti. Ia yakin bahwa kelak Benedict akan membantunya setelah Benedict berhasil menjadi penyihir sejati.     

Benedict juga memberitahu Angele bahwa ia akan segera berusaha melampaui batas kekuatannya sesampainya di Perguruan Manchester. Jika ia berhasil, ia akan langsung menjadi penyihir sejati.     

Angele menggelengkan kepalanya berhenti berpikir. Ia menatap jantung yang masih berdetak yang ada di genggamannya. Permukaan jantung itu sangat kering tanpa darah, sementara inti hijau jantung itu menciptakan ilusi api hijau yang membara. Ia bisa merasakan panasnya jantung itu.     

Dengan menggunakan kulit gajah itu, Angele membuat kantong kecil. Ia memasukkan jantung yang ia pegang ke kantong tersebut dan berjalan kembali ke Kota Lennon untuk mencari bantuan seseorang untuk mengangkat mayat gajah itu.     

Hari masih sangat pagi, dan Angele mendengar orang-orang memanggil namanya setelah ia berjalan melewati hutan selama beberapa saat. Kemungkinan besar, mereka adalah orang-orang dari Kota Lennon, sehingga ia cepat-cepat berjalan mendekati sumber suara itu.     

Setelah melewati semak-semak belukar selama beberapa menit, ia bertemu dengan sekelompok prajurit yang berjalan-jalan dengan obor padam di tangan masing-masing.     

"Master Angele! Akhirnya!" teriak salah satu prajurit dengan gembira.     

"Di mana Tuan Harland dan Tuan Tinos?" tanya Angele dengan suara berat.     

"Mereka sedang mencari Anda," jawab salah satu prajurit dengan sopan.     

"Apa?" Angele terkejut. Ia tidak menyangka jika mereka masih belum kembali ke kota. "Mereka masih di sini?"     

"Iya, mereka mencari Anda semalam suntuk," jawab prajurit lain.     

"Benarkah? Antarkan aku pada mereka." Angele mengedipkan matanya dengan heran.     

Sepuluh menit kemudian.     

Para prajurit mengantarkan Angele ke tempat di mana Harland dan Tinos berada. Tinos terlihat kelelahan, dan lengannya terluka, sementara bahu Harland telah diperban. Ada sedikit jejak darah yang masih belum kering pada perban itu.     

"Akhirnya!" Harland memeluk Angele. "Aku mendapatkan jantung gajah itu untukmu."     

"Benarkah? Terima kasih banyak! Kukira orang-orang kota Vader telah mengambil jantung itu."     

Angele tersenyum.     

"Aku tahu jika kau membutuhkan jantung gajah itu. Nanti kau harus mentraktirku minum-minum," lanjut Harland sembari tertawa.     

"Tidak masalah." jawab Angele.     

Angele berbalik dan memeluk Tinos.     

"Di mana calon penyihir yang lain?" tanya Tinos.     

"Dia bukanlah antek Kota Vader. Ia hanya calon penyihir yang mau membalas budi pada mereka. Kita bukan musuh, jadi kita bersama-sama menghabisi gajah kedua. Mayat gajah itu sangat berat, jadi aku butuh bantuan untuk membawanya kembali."     

"Gajah kedua juga sudah mati?" Harland sedikit terkejut. "Itu berita bagus. Akan kuperintahkan bawahanku untuk membawanya kembali."     

Harland memberikan jantung gajah yang ia dapat pada Angele, dan Angele menerima hadiah itu dengan puas. Namun, Angele kelelahan setelah bertarung melawan Benedict, sehingga ia memutuskan untuk kembali dan beristirahat di tokonya setelah memberitahu lokasi gajah kedua kepada Harland.     

Ia harus beristirahat dulu sebelum mencoba membuat benda sihir tingkat rendah dengan menggunakan kedua jantung itu. Prosesnya cukup mudah, dan jika gagal, ia bisa mencoba lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.