Dunia Penyihir

Perburuan (Bagian 3)



Perburuan (Bagian 3)

0Matahari mulai terbenam, dan mereka berhenti berjalan setelah melihat hari semakin gelap. Para prajurit turun dari kuda mereka, mengambil persenjataan dan perisai, kemudian mengikat kuda mereka masing-masing di samping pohon.     

Angele membiarkan salah satu prajurit mengikatkan kudanya dan berjalan langsung ke tengah area penebangan untuk memeriksa daerah itu. Bunga berwarna merah tumbuh di semak-semak sekitar batang pohon. Tempat itu berkabut, sehingga jarak pandangnya kurang baik.     

Tempat itu lembab, dengan bau darah bercampur bau khas rerumputan semerbak di udara. Para ksatria dan prajurit sedang berusaha mencari jejak Glowing Beast di antara semak-semak, sementara Angele mendengar suara lolongan jauh dari dalam hutan.     

"Ghost Bird sialan, suara mereka sangat mengganggu!" kata salah satu prajurit dengan nada santai sembari berjalan melewati Angele.     

"Tapi rasanya enak," kata prajurit lain sambil tertawa.     

"Bagaimana kalau kita tangkap beberapa untuk makan malam setelah menghabisi Glowing Beast itu?"     

"Mari kita bunuh hewan buas ini terlebih dahulu," kata seorang ksatria. "Tangkaplah sebanyak yang kalian mau saat pelatihan kelompok. Untuk saat ini, waspadalah."     

Suasana di tempat itu menjadi ribut setelah mendengar jawaban sang ksatria, bahkan beberapa prajurit bertepuk tangan dan tertawa dengan kerasnya.     

"Cukup. Kita sedang melakukan misi." Harland melambaikan tangan kanannya.     

Angele berjalan sendirian mengelilingi sisa-sisa batang pohon itu. Ia merasakan keberadaan sesuatu yang berbahaya di sana. Suasana di sekitar mereka sangat sepi, hingga tidak terdengar suara serangga ataupun hewan lainnya.     

Pandangannya tertuju pada Harland dan sang ksatria agung. Ksatria itu sedang menggenggam kapak peraknya kuat-kuat, sembari menatap sekelilingnya dengan wajah serius dan alis yang mengernyit. Harland sadar bahwa ada yang tidak beres di sana.     

Harland berjalan mendekati Angele dan berbisik, "Sepertinya, kita tidak sedang berhadapan dengan Glowing Beast," ia berkata. Pandangannya masih terfokus pada pepohonan yang masih utuh untuk berjaga-jaga jika ada serangan.     

"Kau benar." Angele mengangguk. "Glowing Beast bukanlah hewan yang cerdik, karena mereka pasti akan menyerang kita setelah menyadari keberadaan kita. Namun, yang satu ini bisa bersembunyi."     

Harland mengangguk. Tangannya memegang kapak besar dan perisai tinggi. Sebelum ia sempat menjawab, terdengar teriakan seorang prajurit, "Aku menemukannya! Di sini! … AH!"     

BRAK!     

Terdengar suara teriakan orang yang dipukul dengan benda tumpul, dan prajurit itu terlempar karena kekuatan tabrakan itu. Dalam beberapa detik, prajurit itu mati seketika.     

"Hati-hati!" teriak Harland sembari berlari ke lokasi prajurit yang baru saja dibunuh itu, bersama dengan beberapa prajurit lainnya. Pada dada prajurit itu, terdapat luka sebesar bola basket. Tapi, tak ada percikan darah di sekitar rumput, sehingga kemungkinan besar prajurit itu diserang menggunakan sesuatu yang sangat panas, sampai terlihat luka bakar menganga di dadanya.     

"Sialan! Dia Aurens…" Seorang prajurit berpaling, tidak ingin melihat mayat itu.     

"Pelindung dadanya sama sekali tidak mempan," prajurit lain menghela nafas.     

"Sial! Kita sedang berhadapan dengan Glowing Elephant, bukan Glowing Beast!" Ekspresi Harland berubah setelah melihat bentuk luka yang tidak asing itu. "Semuanya, berkumpul di dekatku!"     

Para prajurit dan ksatria pun memenuhi perintah Harland dan langsung berlari ke arahnya. Situasi sangat buruk. Semua terlihat serius, dan tidak ada yang berbincang-bincang.     

"Jack, Belem!"     

Dua orang ksatria berjalan maju setelah mendengar panggilan Harland.     

"Kalian periksa semak-semak itu. Bawa perisai kalian dan jangan terburu-buru. Glowing Elephant sangatlah kuat. Kita hanya ingin memastikan lokasinya. Berhati-hatilah." perintah Harland sembari menunjuk ke tempat di mana Aurens diserang.     

"Baik!"     

Kedua ksatria itu mengendap-endap mendekati semak-semak.     

Angele dan Tinos berdiri di barisan paling belakang.     

Walaupun ada dua orang ksatria yang berdiri di sisinya, Tinos masih terlihat khawatir, dan ia menggenggam pedangnya dengan erat hingga kepalan tangannya memutih.     

Angele mengernyitkan alisnya dan mendengarkan suara-suara di sekelilingnya dengan hati-hati. 'Zero, apakah kau memiliki informasi tentang Glowing Elephant?'     

'Glowing Elephant: Hewan mutan yang memiliki ukuran yang sama dengan Glowing Beast, namun memiliki kecepatan yang lebih tinggi. Makhluk ini menyerang menggunakan kedua gadingnya. Dengan jantung hewan ini, Anda bisa membuat benda sihir tingkat rendah,' jawab Zero dengan cepat.     

'Lebih cepat ketimbang Glowing Beast?' Angele menarik keluar pedangnya sembari berusaha mencari rencana.     

"Master Angele, mohon pergilah ke puncak tebing kecil itu bersama Tinos. Kami akan membunuh hewan ini," kata Harland dengan suara berat.     

Tinos menggertakkan giginya. "Master Angele, mari kita segera pergi. Kakakku akan membunuhnya, dan tidak ada yang bisa kita lakukan di sini."     

Angele tidak ingin pergi, namun ia tidak tahu apa-apa tentang hewan itu, dan informasi dari Zero hanyalah sebatas pengetahuan umum. Sepertinya, Harland pernah bertarung dengan hewan ini. Ia ingin Angele melindungi Tinos karena ia tidak tahu apakah ia bisa melindungi adiknya sendiri dalam pertarungan ini.     

Mereka menjadi saksi kematian Aurens, prajurit yang mati seketika, walaupun sudah melindungi diri dengan baju zirah. Glowing Elephant itu pastilah memiliki kekuatan yang luar biasa.     

"Baiklah, ayo kita pergi."     

Angele mengangguk, dan berjalan bersama Tinos dan kedua ksatria di sampingnya. Mereka memanjat tebing kecil yang tidak terlalu jauh dari sana. Walaupun Glowing Elephant itu sangat besar, hewan itu tidak akan bisa memanjat tebing dan menyerang mereka.     

Ditambah lagi, mereka dapat menonton jalannya pertarungan dari puncak tebing itu.     

Mereka berdua melihat ke bawah, dan menemukan satu lagi prajurit yang mati, dengan luka tusuk gading gajah itu. Terdengar seruan tanda pertarungan dari Harland, dan seketika itu sang ksatria agung berlari keluar dari semak-semak, ditemani oleh dua ksatria lain di sisinya. Situasi saat ini sangatlah rumit, dan suara-suara denting logam terdengar nyaring.     

Jarak pandang di bawah sana masih sangat buruk.     

Tiba-tiba, Angele mendengar suara seperti terompet dari Glowing Elephant. Sesaat setelahnya, seekor gajah berwarna merah menyala berlari masuk ke area penebangan, dan menghancurkan pepohonan di sekitarnya. Tinggi gajah itu sekitar 4 meter, dengan panjang 5 meter, sehingga hewan itu lebih mirip seekor mamut ketimbang seekor gajah. Bulunya berwarna merah, dan gadingnya panjang dan tajam.     

Bulu merah menyala itu terlihat aneh, seakan-akan cahaya itu bersinar langsung dari tubuh yang transparan. Lagi-lagi, gajah itu mengeluarkan suara terompet, lalu ia mengambil sebatang pohon dengan belalainya, dan menggunakan pohon itu sebagai senjata untuk menyerang para prajurit.     

BAM!     

Salah satu ksatria mencoba menangkis serangan gajah itu dengan menggunakan pedang besarnya, namun ia tidak mampu menahan kekuatan serangan itu dan terdorong jauh hingga menabrak pohon. Wajah ksatria itu menjadi pucat.     

Harland meraung seperti singa yang mengamuk dan melompat maju. Ia melancarkan serangan ke bagian kaki gajah tersebut. Saat itu, sang gajah baru saja melancarkan serangan ke para prajurit, sehingga ia tidak sempat bertahan. Darah pun mengucur dari kakinya yang terluka. Dengan cekatan, Harland menaikkan perisainya dan mundur.     

"Lemparkan semua tombak!" teriaknya sembari mundur.     

Semua prajurit melemparkan tombak pendek di tangan mereka ke arah gajah itu, namun kulit gajah itu terlalu keras, sehingga tidak ada satu pun tombak yang melukainya.     

Gajah itu berteriak marah, sehingga tanah di sekitar mereka bergetar.     

BOOM!     

Gajah itu berlari ke arah Harland dan menyeruduk perisainya, sehingga ia terlempar mundur beberapa meter. Bagian tengah perisai itu pun penyok.     

Para prajurit terus melemparkan tombak mereka, namun kebanyakan tombak itu terjatuh setelah mengenai kulit gajah tersebut. Bahkan tak ada satu pun yang berhasil menggoresnya.     

"Sialan!" Harland menoleh ke belakang dan berteriak. "Jack! Kau saja!"     

Ksatria bernama Jack itu mengangguk, mengambil satu tombak pendek, dan melemparkannya ke arah gajah itu dengan kecepatan tinggi.     

Tombak kecil itu melesat di udara, hingga suara desingannya pun terdengar. Akhirnya, tombak itu berhasil menancap di sisi kanan tubuh gajah itu. Namun, luka tusuk itu nyaris tidak berdarah. Entah bagaimana, Glowing Elephant itu menggerakkan ototnya untuk menekan luka tersebut, lalu ia berlari ke arah kanan dan melemparkan 5 prajurit mundur. Para prajurit ternama pun tidak akan dapat menahan kekuatan hewan itu.     

Gajah itu kemudian menggerakkan kepalanya, dan dua prajurit tertusuk gadingnya karena tak dapat menghindari serangan itu.     

Css!     

Terdengar suara seperti daging yang sedang dipanggang. Gajah itu kembali menggerakkan kepalanya dan melepaskan kedua mayat prajurit itu. Dada mereka tertembus, namun tidak ada darah yang mengucur dari luka mereka.     

"Jangan sampai terkena gading itu! Gading itu sangat panas!" teriak Harland. "Para ksatria, ikut aku! Yang lainnya, mundur!"     

Harland menarik nafas, dan tubuhnya terlihat bersinar dengan cahaya putih.     

"Untuk kemenangan!"     

Suara Harland bergema di seluruh hutan. Ia berlari maju dengan kecepatan tinggi ke arah gajah itu sembari menaikkan perisainya. Kekuatan ksatria agung itu sangatlah kuat, sehingga tanah sekitarnya bergetar, dan tapak kakinya terdengar seperti suara gemuruh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.