Dunia Penyihir

Dukungan (1)



Dukungan (1)

0"Habis?" Angele berdiri di depan meja kasir sambil mengernyitkan Alisnya.     

"Iya, maaf, Anda telah membeli semua yang kami punya beberapa waktu lalu," jawab wanita di meja kasir dengan sopan.     

"Sekali lagi, kami meminta maaf." Wanita itu membungkuk hormat.     

Angele sedang berdiri di depan meja kasir sebuah toko obat besar. Dari pintu masuk, cahaya matahari bersinar menyinari sepatu botnya.     

Di sana, ada delapan orang pekerja, semuanya sibuk melayani pelanggan, dan salah satu dari mereka sedang melayani Angele.     

"Kudengar Toko Obat Grace adalah toko obat terbaik di kota ini. Dapatkah kau menghubungi cabang lain untuk memastikan apakah mereka masih memiliki stok?" Angele masih tidak ingin menyerah.     

"Tidak, mereka tidak memiliki Night Honeycomb. Beberapa waktu lalu, Anda membeli semua stok kami. Maaf, kami benar-benar tidak memiliki bahan itu saat ini." Lagi-lagi, wanita itu meminta maaf.     

"Kalau begitu, di mana aku bisa mendapatkan Night Honeycomb?" Dia sudah menghabiskan waktu seharian ini untuk mencari bahan itu, dan toko Grace adalah harapan terakhirnya.     

"Toko kami membeli bahan itu dari orang-orang sekitar karena kami tidak punya pekerja yang bisa memanennya. Jika Anda membutuhkan Night Honeycomb secepatnya, Anda bisa coba mencari Night Bee di hutan sekitar kota." kata petugas kasir itu.     

"Baiklah." Angele mengangguk.     

Dia berjalan meninggalkan toko itu dan kembali ke tokonya sendiri, sembari memikirkan cara untuk mendapatkan lebih banyak Night Honeycomb. Bulan lalu, ia telah berhasil meramu Ramuan Kepekaan, dan menghabiskan sisa hari di bulan itu untuk mencari Night Honeycomb. Namun, ia hanya bisa membeli dua, dan tidak ada lagi toko yang menjual bahan tersebut.     

Keberuntungan berpihak padanya, karena ia mampu membuat tiga botol ramuan menggunakan kedua Night Honeycomb itu. Setelah meminum kedua ramuan itu dan juga bermeditasi setiap hari, kekuatan mentalnya naik menjadi 4.9 poin hanya dalam waktu sebulan. Jika saja ia bisa mendapatkan 5 atau 6 Night Honeycomb, dia akan bisa mencapai tingkat selanjutnya. Namun, stok di semua toko obat di kota sudah habis, jadi mau tidak mau ia harus mencari sendiri sarang lebah itu di hutan.     

Namun di sisi lain, tingkat kesulitan mengambil Night Honeycomb terletak pada Night Bee, lebah nokturnal dengan kulit luar yang gelap dan racun mematikan di sengatnya. Lebah itu sangat agresif. Ia menyerang semua orang yang masuk ke teritorinya, dan kulit luar yang gelap itu membuat Night Bee tidak terlihat dalam gelapnya malam. Karena itulah, Night Bee mampu membunuh banyak nyawa setiap tahunnya.     

Ditambah lagi, sarang Night Bee sangatlah kecil, dan lebah tersebut akan membawa sarangnya kemana-mana saat berpindah tempat.     

Angele kembali ke tokonya, dan menemukan kereta kuda berukiran burung putih dan bunga matahari terparkir di depannya. Kereta itu berasal dari kastil Harland.     

Di depan kereta, berdiri beberapa pengawal berbaju zirah lengkap serta beberapa petugas kependudukan. Gang kecil itu jauh lebih bersih ketimbang sebelumnya, dan bau busuk di sekitar tempat itu juga sudah hilang. Tia berdiri di luar toko sambil menatap kereta kuda itu penuh rasa ingin tahu. Ia datang untuk mengantar makanan.     

Salah satu petugas keamanan berjalan mendekati Angele setelah melihatnya.     

"Tuan Angele, Anda telah kembali. Tuan Harland telah menunggu Anda. Kami telah tiba disini semenjak satu jam yang lalu," kata salah satu petugas dengan sopan. Mereka adalah petugas yang mengurus daerah sekitar, dan mereka tidak ingin membuat tamu Harland tersinggung.     

Semua pengawal mengerti bahwa pria muda di depan mereka adalah sosok yang sering diundang ke perjamuan kastil, sehingga pria tersebut bukanlah orang yang bisa diganggu begitu saja. Mereka pernah mengunjungi toko Angele, namun setelah Angele mengatakan bahwa ia tidak ingin diganggu, mereka memutuskan untuk memperbaiki daerah sekitar toko.     

"Tuan Harland?" Angele terlihat bingung, dan pandangannya tertuju ke dalam kereta.     

"Angele, kudengar kau sedang mencari Night Honeycomb. Mengapa kau tidak menghubungiku? Kita teman, kan?" Harland berjalan keluar dari kereta sambil tersenyum. Ia mengenakan mantel putih.     

"Tentu," Angele tersenyum.     

"Namun, masalahnya tidak terlalu mendesak, jadi aku memutuskan untuk mencari di toko obat herbal terlebih dahulu."     

"Yah, kuharap kau masih membutuhkan lebih banyak," Harland melambaikan tangan kanannya, dan seorang pengawal berjalan maju dengan kotak kayu hitam di tangannya.     

Harland mengambil kotak itu dan memberikannya kepada Angele.     

"Kotak itu berisi beberapa Night Honeycomb. Ambillah jika kau mau." Harland tersenyum simpul.     

Angele membuka kotak itu, dan melihat 8 buah Night Honeycomb yang dibalut rapi dengan kain hitam.     

"Iya, aku masih membutuhkan lebih banyak. Terima kasih," Dengan gembira, Angele mengangguk dan perlahan menutup kotak itu.     

"Senang bisa membantu," Harland mengangguk.     

"Aku masih ada urusan lain. Aku harus pergi sekarang."     

"Baiklah," Angele berdiri di depan gang, dan menatap mereka pergi.     

Setelah mereka pergi jauh, Angele membuka kembali kotak pemberian Harland itu. Ia melihat Night Honeycomb itu dengan lebih teliti. Tujuh sarang terlihat sudah lama, seperti barang yang telah disimpan bertahun-tahun, namun sarang kedelapan berwarna kuning terang, dengan jejak darah di permukaannya.     

Angele mengernyitkan alisnya. Ia mengambil sarang kedelapan itu dan mengendusnya.     

"Darah, hadiah yang sangat berharga," gumamnya lirih.     

Angele ingin tahu, mengapa Harland memutuskan untuk mengambil satu sarang baru sebagai tambahan ketujuh sarang lama itu. Percobaan mengambil satu sarang saja kemungkinan besar membuat Harland kehilangan beberapa pengawalnya. Walaupun Harland berusaha menghilangkan jejak darah itu, mudah bagi Angele untuk mendeteksi sisa darah pada sarang tersebut.     

Berdasarkan informasi dari petugas toko obat, seekor Night Bee mempunyai kecepatan dua kali lebih cepat ketimbang orang dewasa pada umumnya, sehingga hanya petarung tingkat ksatria yang memiliki kesempatan menghindari serangan mereka. Ditambah lagi, lebah itu sangatlah kecil dan memiliki sengat yang cukup kuat untuk menembus baju zirah kulit. Pengawal Harland tidak mungkin menangkap lebah itu dengan mengenakan baju zirah logam, karena kecepatan mereka akan menurun, sehingga tidak mampu mengejar lebah itu.     

'Walaupun mereka mampu mendapatkan Night Honeycomb, kemungkinan besar mereka tidak dapat menemukan bahan lain yang kucari. Saat ini, aku tidak bisa ke Celah Sihir, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan bahan-bahan itu.' Angele menggelengkan kepala, dan memasuki tokonya sambil membawa kotak itu.     

Setelah memerintahkan Tia untuk berlatih sendiri di halaman belakang, Angele duduk di depan meja, mengambil semua sarang lebah di kotak itu, dan memasukkan semuanya ke dalam botol kaca besar berisi cairan bening.     

Dia telah mendapatkan semua bahan yang ia butuhkan, jadi saat ini ia ingin fokus pada proses peracikan ramuan. Delapan Night Honeycomb cukup untuk membuat 8 Ramuan Kepekaan, yang bisa meningkatkan kekuatan mentalnya menjadi 6 poin dengan bantuan meditasi.     

Waktu terus berjalan.     

Seminggu kemudian.     

Angele duduk bersila di tempat tidurnya. Ekspresi wajahnya tenang. Beberapa hari ini, keberuntungan tidak berpihak padanya, sehingga ia hanya mampu meramu 7 botol Ramuan Kepekaan dengan kedelapan sarang lebah itu. Namun, ia telah berhasil meningkatkan kekuatan mentalnya menjadi 6.2 poin. Awalnya, ia berharap mendapatkan 6.3 poin, namun sepertinya tubuhnya sudah mulai menolak efek ramuan itu.     

'Yah, setidaknya aku sudah mencapai target untuk menjadi penyihir tingkat tiga,' pikirnya dengan lega.     

Ia telah menyuruh Tia untuk tidak datang selama dua hari, karena ia tak ingin diganggu siapapun selama melakukan proses itu.     

Jam kristal di meja menunjukkan pukul dua malam. Angele berdiri dari tempat tidur dan mengambil Ramuan Timah Hitam dari kantongnya.     

Botol ramuan itu berukuran sepanjang telapak tangan, terbuat dari logam berwarna keperakan, dan ditutup dengan sumbat berwarna coklat. Angele meletakkan ramuan itu di meja, dan menyalakan pembakar bunsen menggunakan batu api. Pembakar itu menggunakan sejenis lemak putih sebagai bahan bakarnya.     

Ia mengambil sebuah gelas beker, memasukkan cairan merah ke dalamnya, dan menyematkan gelas itu ke penyangga di dekat api. Kemudian, ia mengambil tabung reaksi berisi bubuk kuning.     

Bubuk kuning itu ditaburkan ke cairan merah yang sedang dimasak, sehingga cairan itu berubah menjadi biru keruh dalam sekejap. Ia terus memanaskan gelas beker itu.     

Sepuluh menit kemudian.     

Cairan biru itu tidak lagi mendidih, namun berubah menjadi semakin gelap hingga hampir berwarna hitam. Saat tercium bau aroma bunga di dalam ruangan, Angele mengangguk puas. Ia berpikir bahwa persiapannya berjalan dengan lancar. Kemudian, ia mengambil Ramuan Timah Hitam itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.