Dunia Penyihir

Menyesuaikan Diri (Bagian 1)



Menyesuaikan Diri (Bagian 1)

0Angele semakin naik pitam. Ia menarik pedangnya dan mengayunkan pedang itu kuat-kuat.     

TANG!     

Dengan pisaunya, Kandra berhasil menangkis serangan itu. Suara logam yang saling bertabrakan menggema di seluruh ruangan.     

Angele berteriak dan mendorong pedangnya kuat-kuat, sehingga pisau itu terdorong kembali ke wajah pemiliknya. Tiba-tiba, kepala pria itu terpenggal, dan pisaunya pun jatuh dari tangannya. Darah mengucur deras dari lehernya. Angele telah memenggal preman itu dan menghancurkan sisa tubuhnya dengan satu lagi ayunan pedangnya. Sensasi mengerikan dan suara yang aneh terdengar saat pedangnya bertemu dengan daging pria itu.     

Sang pemimpin mengira jika rencananya akan berhasil, namun ia terdiam dan berhenti tertawa, Saat melihat Angele memenggal pria itu, dia memutuskan untuk kabur. Namun, tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan. Kakinya terasa nyeri.     

"Ah! Kakiku!" erang ketua preman kesakitan, lalu ia tersungkur ke lantai. Darah mengucur perlahan dari kedua pergelangan kakinya. Angele kembali menendang pinggangnya.     

Bau busuk darah dari mayat preman bersenjatakan pisau itu memenuhi ruangan. Pria itu mati dengan sangat cepat, dan tidak menderita luka terlalu lama.     

"Bahkan Kandlean pun tidak bisa membunuhnya…" kata salah satu preman dengan suara gemetar ketakutan. Angele tidak menjawab. Ia hanya berbalik, melangkah maju, dan memenggal kedua preman itu, sehingga mereka terjatuh dan langsung mati.     

"Kau tidak akan bisa lari! Tidak, setelah kau menghancurkan Dragon Scale Flower-ku!" mata Angele masih terus berpendar biru, dan pembuluh darah timbul dari dahinya, hingga membuatnya terlihat sangat mengerikan. Kedua preman yang berjaga di luar akhirnya menyadari bahwa ada yang tidak beres di dalam, sehingga mereka meletakkan temannya yang masih pingsan dan berlari tunggang langgang. Angele tidak mengejar mereka. Ia hanya mengambil dua pisau yang tergeletak di dekat preman-preman yang telah mati itu.     

'Sasaran dikunci. Mengatur kekuatan. Mengatur kurva lemparan,' lapor Zero. Angele melihat dua titik biru di tubuh kedua preman di depannya.     

'Selesai,' Zero melaporkan kembali. Seketika, Angele melemparkan kedua pisau itu ke arah kedua penjahat yang sedang melarikan diri.     

Kedua pisau melesat di udara seperti kilat, dan menusuk punggung kedua preman itu. Mereka berteriak kesakitan dan jatuh tersungkur ke tanah. Tubuh mereka pun gemetaran. Sasaran Angele adalah saraf punggung mereka, sehingga walaupun mereka bisa tetap hidup, mereka akan lumpuh seumur hidup.     

Akhirnya, ia membunuh preman yang tak sadarkan diri itu dengan pedangnya. Kemudian, ia menatap ketua preman yang tergeletak di tanah itu dengan pandangan penuh amarah dan mengulurkan pedang yang masih meneteskan darah itu ke leher sang ketua.     

"Tidak! Tidak! Tidak! Kau akan membutuhkan bantuanku! Jangan!" teriak pria itu. Air matanya bercampur dengan ingus yang menetes dari hidungnya.     

"Kau mau Dragon Scale Flower, kan? Yang kumakan itu hanya bunga palsu! Itu palsu!" Pria itu terus berteriak dengan paniknya.     

"Apa?" Angele masih mengarahkan pedangnya ke pemimpin penjahat itu.     

"Palsu?" Angele mencekik pria itu dan bertanya.     

"Katakan sekali lagi?" lanjutnya sembari memandang pria itu dengan tatapan penuh amarah.     

"Aku adalah anggota dari organisasi Snake of the Sand Forest, jadi… kau harus membiarkanku hidup!" kata pria itu dengan suara yang tergagap-gagap. Pendar biru dari mata Angele sangatlah menakutkan baginya, hingga ia nyaris mengompol. Dari mulut pria itu, tidak tercium bau khas Dragon Scale Flower, jadi dapat disimpulkan bahwa pria itu berkata jujur dan hanya ingin menggunakan bunga itu sebagai umpan agar ia bisa membunuh Angele.     

Mendengar hal ini, Angele menjadi sedikit lebih tenang, dan membantu pria itu berdiri.     

"Di manakah bunga Dragon Scale Flower yang sebenarnya?" tanya Angele.     

"Dan apa organisasi Snake of the Sand Forest itu?" tambahnya.     

"Tuan Penyihir, kami hanyalah bawahan organisasi. Bunga yang baru saja kumakan bukanlah Dragon Scale Flower yang sebenarnya, melainkan hanya bunga palsu yang digunakan untuk menipu pembeli kaya. Kami tidak memiliki Dragon Scale Flower sama sekali. Snake of the Sand Forest adalah nama organisasi kami. Aku tidak tahu apa-apa lagi…" jelas ketua para preman itu dengan terburu-buru. Pandangannya yang ketakutan tertuju kepada pedang Angele. Walaupun masih ada yang mencurigakan, Angele tahu bahwa perkataan pria itu benar.     

Dragon Scale Flower adalah benda berharga yang terkenal di kalangan para bangsawan. Angele akhirnya sadar jika kecil kemungkinan ia bisa seberuntung itu. Ia sendiri juga heran, mengapa ia menjadi sangat marah setelah melihat preman itu memakan benda berharga begitu saja. Ia sadar bahwa ia terlalu serakah, jadi ia memutuskan untuk lebih berhati-hati.     

"Apa kau tahu di mana aku bisa mendapatkan Dragon Scale Flower yang sebenarnya?" bisik Angele.     

"Aku hanya mengumpulkan uang jaga, dan aku benar-benar tidak tahu apa pun tentang bunga itu…" Keringat bercucuran dari kening pria itu, hingga Angele dapat melihat dengan jelas keringat itu mengalir di wajahnya. Ketua preman itu sadar, jika ia tidak bisa memenuhi permintaan Angele, ia akan menjadi mayat seperti anak buahnya.     

"Tuan Penyihir, aku masih punya banyak bunga palsu yang kumakan itu. Anda mau melihatnya?" tanyanya.     

"Kau masih punya bunga itu?" tanya Angele.     

"Iya, aku menyimpannya di kotak ini." jawab pria itu dengan jujur.     

Angele melihat sekelilingnya. Ruangan itu sangat gelap dan berbau busuk. Ada tempat tidur kayu yang sudah rusak di dalamnya. Lantainya gelap dan basah dibanjiri darah, dan sudut-sudut ruangan dihiasi oleh sarang laba-laba. Pria itu berjalan ke arah kotak besi berwarna abu-abu di dekat jendela dan membukanya. Angele mengambil salah satu bunga. Bunga itu berbau wangi, bertekstur lembut, dan memiliki putik hitam dan kelopak putih, namun bentuknya sedikit berbeda dari Dragon Scale Flower yang sebenarnya.     

Dragon Scale Flower memiliki tepi kelopak yang tajam, sementara tepi kelopak bunga ini berbentuk lonjong. Jika ia tidak melihat dari dekat, akan sangat sulit menyadari perbedaan antara keduanya.     

"Ini palsu…" Angele sedikit kecewa. Ia tidak dapat membayangkan akan secepat apa kemajuannya jika kotak itu penuh dengan bunga yang asli.     

'Mencari data… Spesimen cocok dengan data Lizard Flower,' lapor Zero. Angele meraba isi seluruh kotak itu, dan memastikan hanya ada Lizard Flower di sana. Raut wajahnya terlihat kecewa.     

Angele berdiri, meninggalkan ketua preman yang masih ketakutan di lantai kamar, dan mendekati preman yang berusaha menyerangnya lewat jendela. Akhirnya, ia tahu seperti apa preman itu.     

Dia mengenakan kemeja hitam. Kepalanya botak, dan wajahnya tertutup dengan topeng hitam. Warna kulitnya hijau keabu-abuan seperti jamur dan lumut. Kepala pria itu nyaris putus, dan luka tusuk menembus dadanya.     

Angele mengernyitkan alisnya, dan mulai mencari barang-barang berharga dari mayat pria itu. Dia mengambil sebuah kantong kecil di pinggang mayat tersebut, dan menemukan koin emas, koin perak, dan selembar kertas bertuliskan bahasa Anmag di dalamnya.     

'Tanggal 18… Siang… Saat bayangan matahari menghilang…' Angele menyadari jika kertas itu bertuliskan rencana misterius. Ada tanda pisau berwarna merah di bawah kalimat itu.     

"Sepertinya, mereka ingin membunuh seseorang dengan rencana ini, namun ketua preman itu terpaksa menggunakan rencana ini padaku. Itulah mengapa mereka mengajakku kesini dengan umpan bunga palsu," gumam Angele, sembari membaca rencana itu.     

'Lizard Flower dan Dragon Scale Flower terlihat sangat mirip, namun bunga pertama hanyalah bunga biasa, sementara bunga kedua adalah bahan yang bagus untuk Penyihir. Bau bola itu hanya imitasi buatan ahli rempah-rempah. Seharusnya aku menyuruh Zero memeriksa bunga itu terlebih dahulu.' pikir Angele. Ia berdiri dengan ekspresi wajah kecewa.     

"Ini hanya sebagian dari rencana kalian, kan?" tanyanya kepada ketua preman.     

"Iya… Ada sepuluh titik penyerangan di kota ini. Hanya itu yang aku tahu. Aku tidak tahu kalau kau adalah seorang penyihir." jawabnya.     

"Jadi, kau hanya mencari orang kaya yang mampu membeli Dragon Scale Flower, dan menggunakan bunga palsu ini untuk memancing mereka ke titik penyerangan?" Angele melemparkan kertas itu ke lantai.     

"Benar. Kukira kau adalah petualang kaya…" jawab pria itu dengan wajah yang penuh penyesalan.     

"Aku tidak peduli padamu. Aku hanya mau tahu di mana Dragon Scale Flower yang asli, dan bagaimana cara pria berbaju hitam ini bisa bersembunyi tanpa ketahuan," kata Angele sambil tersenyum dingin.     

Sepuluh menit kemudian…     

Angele berjalan keluar dari gang yang telah menjadi sepi itu, sembari memandang gulungan di tangannya dengan wajah puas. Sepertinya, orang-orang sekitar berlari ketakutan setelah mendengar keributan dari tempat itu. Gulungan kecil berisi teknik persembunyian rahasia kelompok 'Snake of the Sand Forest' tersebut diberikan oleh ketua preman, tepat sebelum ia mati terbunuh. Teknik inilah yang digunakan pria berbaju hitam tadi. Bahkan Angele tak dapat mendeteksi keberadaannya.     

'Rencana ini dibuat oleh Snake of the Sand Forest, dan tidak ada hubungannya denganku. Walaupun sekarang aku tidak mendapatkan Dragon Scale Flower, aku mendapatkan teknik rahasia,' pikir Angele seraya memasukkan gulungan itu ke dalam kantongnya dengan hati-hati.     

'Peringatan! Kerumunan orang mendekati tempat ini. Mohon waspada. 150 meter… 148 meter… 145 meter…' Zero mengingatkan. Angele melihat sekeliling sebelum menghilang ke salah satu gang kecil.     

Sepuluh detik kemudian, sekelompok pengawal berkumpul di bangunan itu. Nyaris semua pria itu berbadan tambun, mengenakan baju zirah kulit lengkap berwarna putih, dan berjalan dengan sangat perlahan. Sangat jelas bahwa hanya dua orang di barisan terdepan yang memiliki kemampuan bertarung.     

"Ini dia tempatnya," kata seorang pria bersenjatakan palu dengan santai.     

"Namun, ada yang sudah menyelesaikan masalah di sini," lanjutnya sembari menendang salah satu mayat yang tergeletak di sana dengan keras, hingga darahnya tumpah kemana-mana.     

"Ayo kita periksa saja tempat ini," kata salah satu pria di barisan terdepan, seraya berjalan masuk.     

"Ikuti aku!" teriaknya.     

Beberapa menit kemudian, kedua ketua itu berdiri mengelilingi mayat si pembunuh bayaran. Ekspresi wajah mereka terlihat serius.     

"Dia adalah pembunuh bayaran Black Mask Assassin, bagian dari Snake of Sand Forest. Sepertinya mereka mencari masalah dengan orang yang salah," kata salah satu ketua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.