Dunia Penyihir

Desersi (Bagian 1)



Desersi (Bagian 1)

0Setelah dua jam, proses simulasi pembuatan ramuan akhirnya telah selesai. Angele berdiri di dekat meja, mengukur bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan hasil simulasi, memasukkan semua bahan ke dalam gelas beker, dan memanaskan campuran itu di atas tungku minyak.     

Tungku pemanas di dunia ini sangat mirip dengan pembakar Bunsen, namun pemanas ini menggunakan bahan bakar minyak, bukan spiritus, dan menghasilkan api biru yang jauh lebih panas ketimbang api biasa. Angele menambahkan air ke dalam campuran itu hingga semua bahan terendam, kemudian menutup gelas beker tersebut. Membutuhkan waktu sekitar dua menit sebelum air mendidih, berubah menjadi ungu muda, dan mengeluarkan asap berbau masam yang menjalar ke seluruh ruangan.     

Dia melihat ramuan yang mendidih itu dengan seksama, sembari melirik ke arah jam kristal di sisi samping meja. Ia tetap tenang dan diam, hingga tidak terdengar suara apapun selain suara air mendidih. Setelah 10 menit, dia mengambil sedikit kapas dan membuka tutup gelas beker, sehingga asap putih membumbung tinggi keluar.     

Angele fokus menatap ramuan dalam gelas beker itu dan memerintahkan Zero untuk menampilkan semua informasi kandungan larutan di dalamnya. Muncul hologram gelas beker berwarna biru di udara, disertai dengan data-data di sampingnya. Data tersebut terus berganti, menampilkan perubahan suhu, reaksi, dan pergantian elemen.     

Tiba-tiba, Angele menjentikkan jarinya, meneteskan darahnya ke larutan itu, dan mengucapkan mantra dengan bibir yang gemetaran. Suaranya berubah-ubah, terkadang tinggi dan terkadang rendah, sehingga air di dalam gelas beker itu mulai berubah-ubah juga. Tiba-tiba, larutan itu berhenti mendidih. Gelembung dan asap dari larutan itu menghilang, dan warnanya juga berhenti berubah,     

Walaupun api biru masih membara, permukaan larutan itu mulai membeku. 10 menit berlalu, dan api di bawah larutan itu menghilang begitu saja. Angele pun berhenti mengucapkan mantra. Dia menggigit bibirnya, mengernyitkan alisnya, dan menatap gelas beker itu. Air di dalamnya mulai mendidih lagi, namun warnanya tidak berubah.     

"Apa aku gagal?" gumamnya sembari mengambil gelas itu dan membuang seluruh isinya ke wastafel. Di tempat ini, kamar mandi dan toilet dipisahkan menjadi dua ruangan, dan meja kamar sangat dekat dengan kamar mandi.     

'Zero, beritahu aku alasan kegagalanku,' perintah Angele.     

'Keadaan mental Anda kurang selaras dengan kecepatan reaksi material,' lapor Zero.     

'Yah, ayo coba lagi saja,' Angele menghela nafas, dan kembali meletakkan gelas bekernya di atas tungku.     

Siang berganti malam, dan Angele memegang dua tabung reaksi berisi cairan hijau sambil tersenyum kecut. Setelah 8 jam mencoba membuat ramuan, hanya dua dari sepuluh kali percobaan yang berhasil dilakukannya.     

"Satu botol Ramuan Pembeku Darah bisa dijual dengan harga minimal 10 magic stone. Aku membayar 2 magic stone untuk semua peralatan ini, tetapi aku bisa mendapatkan 20 magic stone, jadi untungnya sebesar 90%. Namun, walaupun dibantu Zero, aku baru bisa berhasil melakukan dua dari sepuluh kali percobaan." gumamnya sembari menggelengkan kepala. Walaupun ia sedikit kecewa, sekarang ia mengerti mengapa harga ramuan sangat mahal dan sulit didapat.     

'Aku beruntung Zero sangat membantu dalam kegiatan seperti ini. Jika aku terus belajar, aku bisa mendapatkan banyak magic stone dengan semua ramuan yang berhasil kubuat.' pikirnya dengan senang. Sebentar lagi ia tidak akan kekurangan magic stone.     

'Tapi, Ansett akan datang besok, jadi ia pasti akan tahu hal ini. Seorang calon penyihir biasa tak mungkin memiliki tingkat kesuksesan setinggi ini, jadi dia akan menyebarkan gosip agar reputasi keluarganya semakin tinggi. Aku harus mencari tempat lain untuk belajar meramu… Apa sebaiknya aku larang dia untuk masuk ke dalam kamarku? Atau aku meminta tempat untuk belajar meramu di laboratorium sekolah saja?' Angele berpikir.     

Dia menggelengkan kepalanya. Saat ini, solusi terbaik adalah menyembunyikan kedua ramuan yang berhasil itu dan memikirkan rencana yang lebih baik. Jika ada orang yang tahu bahwa dia bisa meramu obat tanpa belajar dari seorang peramu professional, para pembunuh akan mengincarnya hanya untuk mendapatkan resep ramuan itu. Angele tidak ingin terlalu menarik perhatian, dan tidak ingin ada yang sadar bahwa ia memiliki chip rahasia.     

'Lebih baik aku menyembunyikan kedua ramuan ini dan menjualnya nanti. Membutuhkan perjuangan selama bertahun-tahun dan banyak bahan-bahan agar seorang calon penyihir bisa meramu obat dengan benar. Aku akan menunggu selama beberapa tahun sebelum menunjukkan kemampuan ini, sembari berlatih membuat Ramuan Penguat Mental dan mencari bahan-bahannya,' pikir Angele,     

Ia memasukkan kedua ramuan itu ke dalam tasnya, dan membaca kontrak pemberian Ansett. Setelah memastikan bahwa tidak ada bagian kontrak yang aneh ataupun merugikan, ia langsung menandatanganinya, dan membuka surat Yuri di samping kontrak itu.     

'Angele, bagaimana kehidupanmu di Ramsoda? Kudengar, sekolahmu adalah tempat kejam yang terkenal dengan Nekromansi. Kuharap tidak ada tengkorak hidup atau mayat yang mengganggu mimpimu…' Angele tertawa dan terus membaca surat itu.     

'Aku tidak menyangka jika keadaan Kastil Taring Putih akan sejelek ini. Setelah aku belajar keras untuk bisa masuk, aku diberitahu bahwa hubungan organisasi ini dengan dua organisasi tingkat atas lainnya sangatlah buruk. Hanya kau yang bisa menerima suratku karena surat-surat lain yang kukirim semuanya 'hilang'. Mungkin kita tidak akan bisa bertemu karena kita terpisah oleh dua negara di antara kita. Saat surat ini sampai ke tanganmu, mungkin aku sudah meninggalkan kastil untuk mengerjakan misi. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk mendapatkan bahan-bahan di sini. Aku tidak tahu kapan aku akan pergi menjalankan misi lagi, namun kuharap kita akan bertemu lagi di masa depan.' Surat itu hanya sampai di sana, namun muncul titik perak di ujung bawah yang menggambarkan tanda tangan 'Yuri Safeco'.     

'Penanda Sihir.' Trik ini sangat mudah dilakukan, Yuri hanya perlu meninggalkan partikel energi di kertas itu, yang akan muncul saat kondisi tertentu telah dipenuhi. Hampir semua calon penyihir tingkat 1 ataupun 2 bisa melakukannya. Angele melipat surat itu dan mengembalikannya ke amplop. kemudian ia duduk termenung selama beberapa saat sebelum akhirnya tidur.     

Keesokan paginya.     

Hari masih sangat pagi, namun Ansett sudah mengetuk pintu kamar Angele.     

Angele membuka matanya yang masih sangat mengantuk. Jam kristal di sebelahnya menunjukkan pukul 7 pagi. Jam itulah satu-satunya penunjuk waktu baginya, karena tidak ada perbedaan siang dan malam di sebuah bangunan bawah tanah. Dia segera mengenakan bajunya, kemudian membuka pintu.     

Ansett berdiri di depan kamar dengan senyuman tersungging di wajahnya. Terlihat banyak calon penyihir yang berlalu-lalang di lorong.     

"Apakah aku mengganggu mimpi indahmu?" kata Ansett sambil melihat Angele. Ia pun masuk ke kamar Angele dan menutup pintunya,     

"Sudahkah kau tandatangani kontrak itu?" lanjutnya.     

"Sudah." Angele mengambil secarik kertas dari mejanya dan menyerahkannya kepada gadis itu.     

Ansett menerima kontrak itu dengan wajah yang sangat bahagia. Gadis itu masih mengenakan pakaian berburu kemarin, namun celana kulit yang ia kenakan kemarin telah diganti dengan rok pendek. Kakinya yang panjang dan kurus terlihat sangat indah karena dibalut sepatu bot tinggi berwarna hitam.     

"Kau menginginkanku sekarang?" Ansett memeluk Angele, dan menggerakkan tangan remaja itu ke arah dadanya.     

"Aku harus pergi ke Kelas Refleksi milik Profesor Vivian beberapa menit lagi." Angele berusaha menenangkan dirinya dan berbisik lirih.     

"Kita akan punya banyak waktu malam ini," lanjutnya sembari meremas bokong gadis itu.     

"Aku tahu jika kau akan memilih kelasmu ketimbang diriku. Aku suka pria bertanggung jawab yang bisa mengendalikan diri." kata Ansett sambil tersenyum.     

"Yah, terima kasih," Angele mendorong gadis itu perlahan.     

Ansett tidur di kamar Angele malam itu. Ruangan mereka cukup kedap suara, sehingga tidak ada yang mendengar mereka bercinta. Saat bangun, Angele merasa sangat puas, namun ia memutuskan untuk tidak terlalu sering bercinta, karena ia mempunyai banyak tugas. Ia pun mengambil lebih banyak kelas.     

Selama 10 hari ke depan, Angele menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai kelas gratis, seperti halnya calon penyihir lainnya. Ia pun pergi ke perpustakaan untuk mencari informasi dan bergabung dengan kelas laboratorium mantra untuk melatih sihirnya. Ia melakukan kewajibannya dan meningkatkan kekuatan mentalnya,     

Sebagai seorang calon penyihir, potensi sihir Angele memang biasa saja, namun dengan bantuan chip-nya, ia mampu mengingat dan menyimpan semua informasi yang ia butuhkan, sementara para calon penyihir lain membutuhkan waktu yang lama untuk mengingat dan memahami semua materi yang mereka dapatkan.     

Ada beberapa calon penyihir yang mampu mempelajari satu bahasa dalam sebulan penuh, namun ada juga yang membutuhkan lebih dari setahun. Walaupun kebanyakan dari mereka memiliki mana dan kekuatan mental yang cukup, mereka gagal mencapai tingkat selanjutnya karena tidak memiliki pengetahuan dasar dan kesulitan menghadapi perubahan saat bermeditasi. Mereka tidak mengetahui cara memperbaiki kesalahan tersebut, karena itulah mereka gagal mencapai tahap selanjutnya.     

Seperti halnya calon penyihir pada umumnya, Angele menghabiskan siangnya untuk melakukan semua kewajiban sebagai murid, sementara ia menghabiskan malamnya untuk percobaan membuat berbagai macam ramuan. Dengan bantuan chip-nya, ia telah berhasil mempelajari satu pola mantra lagi. Tanpa menunjukkan pencapaian ini saja, dia sudah menjadi salah satu calon penyihir terbaik di Perguruan Ramsoda.     

Chip-nya bisa menyimpan satu pola mantra, sehingga Angele bisa menggunakan mantra itu secara instan seperti halnya memiliki benda sihir sekali pakai. Jika memungkinkan, Angele bisa menggunakan pola sihir yang tersimpan itu secara instan. Ia tidak perlu mengucapkan mantranya, sehingga proses mantra itu jauh lebih cepat ketimbang mengaktifkan benda sihir.     

Hanya penyihir sejati yang mampu melakukan mantra instan. Walaupun Angele bisa melakukan itu dengan bantuan chip-nya, ia hanya bisa menyimpan satu pola mantra untuk digunakan secara instan. Angele pernah mencoba menyimpan dua energi, tapi ia gagal menggabungkannya, hingga menyisakan energi murni saja. Namun, chip-nya tetap sangat berguna, karena benda itu bisa ia gunakan untuk menyimpan mantra.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.